Anda di halaman 1dari 61

Defibrillator

By Tiar Prilian S.T


Teknologi Elektro-medis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
defibrillator
TUJUAN
1. Menentukan defibrilasi.
2. Menjelaskan Kebutuhan dan sejarah defibrilasi.
3. Menjelaskan prinsip dan mekanisme defibrilasi.
4. Jenis dan kelas defibrillator
5. Menjelaskan defibrillator eksternal otomatis
6. Mengidentifikasi tindakan pencegahan dan
risiko
7. Troubleshooting dari defibrillator
• Selama jaringan jantung berkontraksi secara bersamaan, maka
jantung akan berfungsi sebagai pemompa darah yang efektif. Tetapi
ketika hal itu tidak terjadi, beberapa masalah mulai muncul.

• Salah satu masalah jantung tersebut adalah gangguan irama


jantung yang disebut fibrilasi. Pada fibrilasi, serat otot jantung
berkontraksi secara acak dan tidak teratur alih-alih berkontraksi
dengan mulus. Jika ventrikel jantung dalam keadaan fibrilasi
disebut fibrilasi ventrikel dan jika atrium jantung dalam keadaan
fibrilasi disebut fibrilasi atrium.

• Jika jantung berada dalam fibrilasi atrium, jantung dapat terus


memompa darah karena ventrikel terus berkontraksi untuk
mempertahankan tekanan darah. Tetapi jika sudah dalam fibrilasi
ventrikel maka tidak bisa terus memompa darah. Dalam situasi ini
pasien dapat meninggal setelah beberapa menit jika tidak ada
tindakan pencegahan yang diambil.
Gambaran Gangguan Pada Jantung

Normal Sinus Rhythm

Atrial Fibrilation

Venticular Fibrilation
Normal Sinus Rhythm

Jantung bekerja secara normal dan tidak mengalami


gangguan
Gambaran Gangguan Pada Jantung

Atrial Fibrilation

Keadaan Jantung jika atrium jantung dalam keadaan fibrilasi

Jika jantung berada dalam fibrilasi atrium, jantung dapat terus


memompa darah karena ventrikel terus berkontraksi (Gelombang
R pada grafik ECG masih nampak) untuk memompa darah dan
mempertahankan tekanan darah.
Gambaran Gangguan Pada Jantung

Venticular Fibrilation

Keadaan saat ventrikel jantung dalam keadaan fibrilasi.

Apabila jantung sudah dalam fibrilasi ventrikel maka jantung


tidak bisa terus memompa darah. Dalam situasi ini pasien dapat
meninggal setelah beberapa menit jika tidak ada tindakan
pencegahan yang diambil.
Salah satu tindakan yang diambil adalah Electrical Shock (
Deibrilasi)

By Tiar Prilian S.T


Teknologi Elektro-medis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
• Aritmia (ketidak normalan jantung) ini dapat
tangani dengan memberikan sengatan listrik ke
jantung. Sengatan listrik memaksa semua serat
otot jantung berkontraksi pada saat yang sama
(merestart kontraksi otot jantung) menyebabkan
serat otot jantung memasuki periode relaksasi
bersama. Akibatnya ritme jantung dikoreksi ke
ritme normal.

Electrical shock Dengan Defibrilator


Definisi:

Defibrilasi adalah suatu tindakan terapi dengan


cara memberikan aliran listrik yang kuat dengan
metode singkron maupun asinkron ke jantung
pasien melalui elektroda yang ditempatkan pada
permukaan dada pasien.
Defibrillator adalah alat yang digunakan untuk
mengalirkan sengatan listrik ke otot jantung untuk
memulihkan ritme jantung normal dari keadaan
aritmia.
• Tujuannya adalah untuk menormalkan
koordinasi aktivitas listrik jantung dan
mekanisme pemompaan darah, ditunjukkan
dengan membaiknya cardiac output, perfusi
jaringan dan oksigenasi.
• American Heart Association (AHA)
merekomendasikan agar defibrilasi diberikan
secepat mungkin saat pasien mengalami
gambaran VT non-pulse atau VF, yaitu 3 menit
atau kurang untuk perawatan dirumah sakit dan
dalam waktu 5 menit atau kurang dalam
perawatan di luar rumah sakit.

By Tiar Prilian S.T


Teknologi Elektro-medis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
• Defibrilasi dapat dilakukan diluar rumah
sakit karena sekarang ini sudah ada
defibrillator yang bisa dioperasikan oleh
orang awam yang disebut automatic external
defibrillation (AED).
• AED adalah defibrillator yang menggunakan
system computer yang dapat menganalisa
irama jantung, mengisi tingkat energi yang
sesuai dan mampu memberikan petunjuk
bagi penolong dengan memberikan petunjuk
secara visual untuk peletakan ekektroda
Indikasi defibrilasi .
Sejarah Defebrilasi

Defibrilasi diciptakan pada tahun 1899 oleh


Prevost dan Batelli, dua ahli fisiologi Italia.
Mereka menemukan bahwa sengatan listrik
bisa mengkonversi fibrilasi ventrikel ke irama
sinus di anjing. Satu kasus pertama dari
kehidupan manusia diselamatkan oleh
defibrilasi dilaporkan oleh Beck pada tahun
1947.
Perkembangan Defibrilator
• Perangkat pertama menggunakan arus AC, namun
dalam penggunaannya tidak efisien.
• Karena dengan menggunakan arus AC tidak dapat
digunakan pada fibrilasi atrium
• Mencoba mengobati fibrilasi atrium dengan shock AC
biasanya menyebabkan fibrilasi ventrikel yang lebih
berbahaya.

• Untuk mengatasi masalah tersebut,


dikembangkanlah defibrillator DC atau biasa
dikenal dengan DC Shock. Perangkat ini
mengirimkan bentuk gelombang arus DC (Kejutan
DC) ke pasien untuk mengobati fibrilasi.
Principle Of Defibrillation
Prinsip Defibrilasi / Pemberian kejut listrik pada jantung
yaitu memberikan energi dalam jumlah banyak dalam waktu
yang sangat singkat (beberapa mili detik) melalui pedal
positif dan negative yang ditekankan pada dinding dada
sternum dan apex atau melalui adhesive pads yang
ditempelkan pada sensing dada pasien.

Arus listrik yang mengalir sangat singkat ini bukan


merupakan loncatan awal bagi jantung untuk berdetak,
tetapi mekanismenya adalah aliran listrik yang sangat
singkat ini akan mendepolarisasi semua miokard (sel otot
jantung), menyebabkan berhentinya aktivitas listrik jantung
atau biasa disebut asistole.
Principle Of Defibrillation
Beberapa saat setelah berhentinya aktivitas listrik ini, sel-
sel pace maker akan berrepolarisasi secara spontan dan
memungkinkan jantung untuk pulih kembali. Siklus
depolarisasi secara spontan dan repolarisasi sel-sel
pacemaker yang reguler ini memungkinkan jantung untuk
mengkoordinasi miokard untuk memulai aktivitas
kontraksi kembali.
Bagian Alat
Defibrilator
Responder 2000
DEFIBRILLATOR ELECTRODES
Jenis elektroda Defibrillator:

Sendok berbentuk elektroda


Diaplikasikan langsung ke jantung.

Paddle jenis elektroda


Diterapkan terhadap dinding dada

Jenis pad elektroda


Diaplikasikan langsung pada
dinding dada
DEFIBRILLATOR ELECTRODES

fig: Electrodes used in defibrillator (a) a spoon shaped internal


electrode that is applied directly to the heart. (b) a paddle type
electrode applied against the anterior chest wall.
DEFIBRILLATOR ELECTRODES

Fig.- Pad electrode


ELECTRODE PLACEMENT OF AED
Anterior electrode pad

Apex
electrode
pad

Anterior
paddle

Apex
paddle

Fig: anterior –apex scheme of electrode placement


Pada Prinsipnya Prosedur
Pengoperasian Defibrillator Dibagi
Dalam Tiga Tahap

1. Pemilihan besarnya energi (50 – 400 Joule)


2. Pengisian energi (charge) pada kapasitor
3. Pembuangan energi dari kapasitor ke pasien
(discharge).
Block Diagram

By Tiar Prilian S.T


Teknologi Elektro-medis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Schematic Of Defibrillator

Kondisi Switch

1. Charge (Pengisi energi ke kapasitor)

2. Discharge (Penyaluran tegangan tinggi dari kapasitor ke pasien)


Cara Kerja Rangkaian
• PLN masuk ke Defibrillator sebagai sumber energi, ada juga yang
menggunakan baterai sebagai sumber energi.

• Energi Level Adjust adalah kenop yang digunakan untuk mengatur


besarnya energi (Joule) yang akan di shock ke pasien. Kenop ini mengubah
muatan beban (energi) maksimum pada kapasitor dengan mengubah
tegangan yang dihasilkan oleh catu daya tegangan tinggi.

• Charge adalah proses pengisian tegangan dari Catu daya tegangan tinggi
menuju ke kapasitor C1 16uF.

• Ketika tombol S1 (Discharge) ditekan, Relay K1 akan bekerja sehingga Com


relay K1 yaitu K1a dan K1b akan menyalurkan tegangan tinggi pada
kapasitor menuju ke Pasien.
Kapasitor C1 melepaskan bebannya ke
pasien melalui L1 dan R1. Ini terjadi
dalam 4-6 ms pertama dengan pulsa
tegangan tinggi positif ditunjukkan pada
Gambar berikut.

Medan magnet yang dihasilkan di sekitar


L1 selama pelepasan menghasilkan pulsa
negatif yang dapat dilihat dalam 5ms
Classes of discharge waveform

Ada dua gelombang discharge dalam defibrilator :

 Gelombang mono-phasic yaitu energi diberikan


dalam satu arah melalui jantung pasien

 Gelombang biphasic yaitu energi diberikan di


kedua arah melalui jantung pasien
Bentuk Gelombang Mono-phasic
• Bentuk gelombang tersebut di era modern telah dimodifikasi yang disebut
"Monopulse“ / “Mono-Phasic. Digunakan pada beberapa defibrillator
portabel. Desainnya hampir sama tetapi tidak menyertakan L1 yang
menghasilkan pulsa negatif.

• Energi yang dikirimkan melalui dada


pasien berada dalam satu arah
• arus mengalir dalam satu arah dari satu
elektroda ke elektroda lainnya
By Tiar Prilian S.T
• Tingkat energi yang tinggi
Teknologi Elektro-medis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Bentuk Gelombang Bi-phasic
• Energi yang dikirimkan melalui dada pasien dalam dua arah.

• mengirimkan arus dalam dua arah

• Bentuk gelombang Bi-phasic membalikkan arah energi listrik di titik


tengah bentuk gelombang

• Elektrik Shock bifasik berenergi rendah tetapi sama efektifnya dengan


elektrik shock monofasik berenergi tinggi

• Defibrilasi bentuk gelombang biphasic digunakan di sebagian besar


defibrilator modern, defibrilator cardioverter implan (ICD) dan
defibrilator eksternal otomatis (AED).
Classes of discharge waveform

Gelombang Bi-Phasic
 Gelombang biphasic lebih disukai dari pada gelombang
monophasic untuk defibrillate.

Mengapa?????

 Gelombang monofasik, memberikan kejutan energi


tinggi,hingga 360-400 joule dapat meningkatkan cedera
jantung dan luka bakar pada dada sekitar padle.

 Gelombang biphasic, memberikan dua jalur gelombang


secara berurutan dengan energi 120-200 joule, dengan
masing-masing bergerak dalam polaritas yang
berlawanan antara padle.
Rangkaian Dari Defibrillator Bi-Phasic
Menghitung tegangan dan
energi pada defibrilator
• Sebagai komponen utama dalam defibrilator, kapasitor
memiliki fungsi untuk menyimpan energi pada saat
charge dan memberikan energi ke pasien pada saat
discharge.
• Jumlah energi yang tersimpan pada kapasitor adalah:

• Ec : Energy (joule)
• C : Capacitance of C1 (Farad)
• V : Voltage on C1 (Volt)
Contoh Hitungan

Metode Pemberian Defibrilasi
• Metode defibrillator

1. Asinkron

Pemberian shock listrik jika jantung sudah tidak berkontraksi


lagi, secara manual setelah pulsa R.

2. Sinkron

• Pemberian shock listrik harus disinkornkan dengan


signal ECG dalam keadaan berfibrasi, jadi bila tombol
discharge ditekan kapanpun maka akan membuang setelah
pulsa R secara otomatis.
Pemberian Shock ke pasien
User memilih energi yang dikirim: 50-360 Joule
tergantung, pada :
karakteristik intrinsik dari pasien
Penyakit pasien
durasi aritmia
usia pasien
jenis aritmia (lebih banyak energi diperlukan
untuk fibrilasi.)
Mechanism
Febrilasi menyebabkan jantung untuk
memompa darah berhenti, menyebabkan
kerusakan otak.
Defibrillator memberikan kejutan listrik
singkat ke jantung, yang memungkinkan
jantung mendapatkan kembali kontrol dan
membangun irama jantung yang normal.
POWER OF DEFIBRILLATION
Tegangan yang lebih tinggi diperlukan untuk defibrilasi
eksternal daripada defibrilasi internal.

Internal External
Sebuah Shock Discharge dengan tegangan 750-800 volt
diberikan dalam sepersepuluh detik.
Itu adalah tegangan yang sama dengan tegangan 500-533
baterai AA !
Normal Cardiac Conduction

Electrical pattern ECG tracing

43
TYPES OF DEFIBRILLATORS
a) defibrillator internal : Elektroda ditempatkan langsung ke jantung , Contoh ..-
Pacemaker

a) defibrillator eksternal Elektroda ditempatkan langsung pada jantung , Contoh


..- Defibrilator dan AED

44
AUTOMATIC EXTERNAL DEFIBRILLATOR
AED
AUTOMATIC EXTERNAL DEFIBRILLATOR

AED adalah perangkat elektronik portabel yang berjalan secara


otomatisasi mendiagnosa fibrilasi ventrikel pada pasien kemudian
hasil diagnosis EKG tersebut digunakan.

Otomatisasi mengacu pada kemampuan untuk menganalisis kondisi


pasien secara.

AED adalah jenis defibrilasi eksternal.


AUTOMATIC EXTERNAL DEFIBRILLATOR

 AED memerlukan elektroda perekat bukan


tangan memegang padle.

 AED menggunakan sistem suara , indikator


dan pesan teks untuk memberitahu langkah-
langkah harus diambil
WORKING OF AED

 Hidupkan / tekan tombol AED.


 AED akan menginstruksikan pengguna untuk:

 Menghubungkan elektroda (bantalan) untuk pasien.


 Menghindari menyentuh pasien untuk menghindari
pembacaan yang tidak valid oleh unit.
 AED memeriksa output listrik dari jantung dan
menentukan kemampuan pasien dalam memberikan
kejutan listrik mampu irama atau tidak
Troubleshooting

• Pasang Elektroda eksternal dan internal jika


monitor berbunyi, "Tidak ada Elektroda."

• Periksa untuk memastikan bahwa lead terpasang


jika monitor berbunyi, "Tidak ada lead."

• Hubungkan unit ke listrik AC jika alarm / indikator


berbunyi dan display menampilkan "baterai lemah."

• Pastikan bahwa Energi yang dipilih sesuai


pengaturan kontrol yang benar .
WORKING OF AED
Ketika perangkat akan digunakan, maka kapasitor internal
akan terisi ( chargers ) dalam persiapan untuk memberikan
shock.

 Ketika digunakan, perangkat memberi instruksi agar


pengguna memastikan tidak ada yang menyentuh pasien
dan kemudian menekan tombol discharger untuk
memberikan shock.

 Banyak unit difibrlilator dengan kelengkapan AED


memiliki ' memori' yang penyimpanan; EKG dari pasien
bersama dengan rincian dari waktu unit diaktifkan dan
jumlah dan kekuatan dari setiap energi yang diberikan.
Peringatan penggunaan
 Padle ( Elektroda ) yang digunakan dalam
prosedur tidak boleh ditempatkan pada
payudara wanita
 Padle yang dipasang di internal tidak boleh
digunakan lebih dari satu pasien .
 Sebelum padle yang digunakan, gel harus
diterapkan kulit pasien
Risk in defibrillation

• Luka bakar kulit


• Risiko lainnya termasuk cedera pada otot
jantung,
• Irama jantung abnormal, dan pembekuan darah.

52
SAFETY
• Hindari melakukan DISCHARGE ke pasien pada kasur
atau meja logam
• Kenakan sarung tangan karet untuk isolasi tegangan
tinggi

• PERHATIAN: arus dan tegangan tinggi terhubung


langsung dengan sirkuit.
• Gunakan GEL pada Padle saat akan melakukan
penanganan
Preventive Maintenance
• Baterai diganti setiap 24 bulan, maksimal 48 bulan.

• Defibrillator memiliki menu selftest (Cek fungsi


defibrilator secara otomatis) yang harus dilakukan
setidaknya sebulan sekali.

By Tiar Prilian S.T


Teknologi Elektro-medis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Kerusakan umum yang sering
terjadi
• Baterai sudah lama (Waktunya diganti).

• Koneksi antara pedal dan kabel bermasalah.

• Gel menumpuk di pedal dan harus dibersihkan dengan


alkohol.
Kalibrasi Nilai Energi Pada
defibrilator
• Kalibrasi Alat Defibrilator adalah dengan
menggunakan defibrilator analyzer
By Tiar Prilian S.T
Teknologi Elektro-medis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
References

 Willis A Tacker, “External Defibrillators,” in The


Biomedical Engineering Handbook, J. Bronzino (ed)
CRC Press, 1995.
 www.google.com
 en.wikipedia.org/wiki/Defibrillation
 http://www.slideworld.org/viewslides.aspx/defibrillator
Sekian dan terimakasih
By Tiar Prilian S.T
tiarprilian@gmail.com
Teknologi Elektro-medis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai