Anda di halaman 1dari 5

Jenis-jenis Defibrilator

Secara umum, defibrilator yang penggunaannya di rumah sakit adalah M-series monophasic dan juga
defibrilator biphasic. Defibrilator ini juga digabungkan dengan NTP (Non-Invasive Transcutaneous
Pacing), ECG, serta fungsi lainnya yang biasa memantau pasien. Supaya dapat mengetahui seperti
apa defibrilator itu, di bawah ini adalah sejumlah jenis defibrilator yang bisa dikenali.

1. Implan Defibrilator

Pasien dengan potensi atau risiko tinggi menderita ventricular fibrillation akan menggunakan implan
defibrilator ini. Ada rekaman sinyak jantung penderita yang disimpan oleh jenis defibrilator ini, berikut
juga data diagnostik serta sejarah terapi gagal jantung penderita. Volume yang diketahui pada jenis
implan ini adalah tidak lebih dari 70 cc.

Pada jenis defibrilator ini transistor di dalamnya pun ada lebih dari 30 juta dan yang disalurkan adalah
sekitar 20 micro ampere selama bekerja memantau secara terus-menerus. Jenis implan ini
mendapatkan sumber energi dari baterai LISVO (Lithium Perak Vanadium Oksida) untuk bisa
bekerja. Kemampuan bertahan di suhu 30-60 derajat Celsius adalah keunggulan lain dari defibrilator
yang tertutup rapat ini.

2. DC Defibrilator

Kalibrasi dari DC defibrilator selalu pada satuan joule atau watt-detik di mana ini adalah ukuran
tenaga listrik di dalam kapasitor. Dalam watt-detik, energi yang di dalamnya setara dengan 1
kapasitansi yang ada pada farad dan kemudian dikalikan dengan tegangan volt kuadrat.

Defibrilator dapat bekerja secara sukses tergantung dari jumlah tenaga/energi yang diberikan
tentunya. Asumsi nilai resistansi yang penempatannya antara electrode yang menjadi alat simulasi
resistansi dari pasien adalah yang menjadi faktor untuk memperkirakan pemberian energi kepada
pasien. 60-80 persen adalah jumlah dari energi yang diberikan oleh rata-rata defibrilator.

Defibrilasi internal Ukuran dari alat ini terbilang besar dengan bentuk menyerupai sendok elektroda.
Defibrilasi eksternal Piringan logam dengan diameter 3-5 cm ini mampu memroduksi arus besar
supaya simultan dan kontraksi seragam dari serat otot jantung dapat terstimulasi. Energi listrik hanya
dapat disalurkan oleh kapasitor yang tersimpan ketika hasil kontak defibrilator dengan tubuh pasien
sudah tercapai dengan baik.

3. Advisory Defibrilasi

Pada jenis ini, defibrilator memiliki kemampuan super tinggi dan akurat dalam proses analisa ECG
dan memutuskan penyaluran kejutan secara optimal. Untuk mendeteksi fibrilasi ventrikel, memang
alat ini dirancang khusus dan yang mengejutkan adalah spesifisifitas dan sensitivitasnya diketahui
sebanding dengan paramedis yang sudah profesional dan terpercaya. Alat ini jugalah yang
melakukan rekomendasi serta pemberian energi di mana energi disesuaikan dengan kejutan dari
defibrilasi.

Jenis Gelombang Defibrilator


Pada alat defibrilator sendiri, gelombangnya pun memiliki jenis-jenis yang berbeda di bawah ini
adalah ulasan sekilas tentang tipe defibrilator apa saja yang pada umumnya digunakan:

Biphasic Tipe atau mode gelombang ini diketahui mempunyai 2 sentakan di mana juga sering
disebut dengan arus bolak-balik atau 1 siklus. Oleh karena itu, pemberian energi kepada pasien pun
menjadi jauh lebih kecil sehingga kerusakan sel myocardial juga berkurang ketika proses pemberian
kejutan pada pasien berlangsung.
Monophasic Tipe atau mode gelombang ini berkebalikan dari mode yang sebelumnya disebutkan
karena intinya adalah memiliki gelombang sentakan yang hanya searah sa
Mode Pengoperasian Defibrilator
Pada proses pengoperasian defibrilator, ada mode-mode yang biasa dilakukan, yakni mode internal
dan eksternal seperti yang telah dideskripsikan singkat sebelumnya. Berikut adalah ulasan singkat
mengenai mode-mode tersebut:

Defibrilasi internal

Pada pasien yang sedang menempuh operasi terbuka, maka mode defibrilasi internal inilah yang
dilakukan dan pemberiannya langsung kepada jantung. Energi maksimum yang digunakan termasuk
kecil, yakni 50 J yang biasa digunakan dengan tujuan sebagai pencegahan luka atau kerusakan otot
jantung. Sementara itu, diketahui bahwa ukuran diameter paddle-nya adalah 50 mm.

Defibrilasi Eksternal

Pada mode satu ini, pemakaian atau pengoperasian dari defibrilator adalah dengan menempelkan
kedua paddle atau electrode ke dada pasien. Barulah sesudah itu dilanjutkan dengan menekan
tombol push di mana bisa ditemukan pada electrode. Tombol tersebut bisa ditekan supaya tegangan
kejutan bisa diberikan dan sewaktu proses tersebut kapasitor ada pada keadaan charge. Dengan
energi 100-200 J, 20 MS adalah waktu lamanya discharge dari kapasitor.

Perbedaan Defibrilasi dan Kardioversi


Bila defibrilasi adalah metode atau tindakan medis untuk mengobati pasien yang bermasalah dengan
jantung menggunakan aliran listrik, bukankah kardioversi adalah hal yang sama? Mungkin ada
beberapa orang yang memerlukan informasi perbedaan keduanya.

Defibrilasi

Untuk lebih tepatnya, defibrilasi merupakan metode pengobatan melalui aliran listrik secara singkat
dan dilakukan secara asinkron. Indikasi semacam VT polymorphyc yang diketahui tak stabil, VT
tanda nadi, dan VF adalah indikasi dari kebutuhan pasien akan bantuan defibrilasi.

Ada beberapa alasan mengapa defibrilasi dibutuhkan seawal mungkin bagi pasien, yaitu:

1. Ketika defibrilasi seharusnya didapatkan di awal tapi terlambat, maka kemungkinan keberhasilan pun
menjadi berkurang.
2. Defibrilasi menjadi salah satu pengobatan paling efektif, terutama dalam menangani masalah
ventrikel fibrilasi.
3. Hanya dalam hitungan menit, ada kecenderungan ventrikel fibrilasi bisa berubah menjadi asistol.
4. VF atau ventrikel fibrilasi adalah irama yang umumnya didapat di permulaan henti jantung.

Selain dari defibrilator, jeli diketahui adalah alat yang banyak digunakan untuk masalah ini.
Penggunaan jeli ini pada umumnya adalah untuk membuat tahanan dada berkurang dan membantu
agar aliran listrik ke jantung terhantarkan dengan baik. Biasanya, jeli ini digunakan dengan cara
dioles pada paddle (keduanya).

Kardioversi

Berbeda dari defibrilasi, kardioversi adalah metode pengobatan yang memang sama-sama memakai
aliran listrik dengan waktu yang termasuk singkat, hanya saja dilakukan secara sinkron. Apabila
sebelumnya defibrilasi dilakukan secara asinkron, kardioversi justru sebaliknya.

Dan pada umumnya, kardioversi ini dilakukan ketika ditemukan indikasi-indikasi seperti atrial fibrilasi,
atrial flutter, supra ventrikel takikardi, dan ventrikel takikardi. Sedangkan untuk alat-alat yang
digunakan dalam prosedurnya, defibrilator dengan modus sinkron, troli emergensi, jeli, alat bantu
nafas, elektrode EKG dan juga obat jenis sedatif dan analgesik adalah yang paling diperlukan.
Pada kardioversi, energi awal untuk Atrial Flutter dan SVT adalah 50 J dan jika tak sukses maka
energi mampu dinaikkan menjadi 360, 300, 200, atau paling tidak 100 J. Pada atrial fibrilasi dan VT
monomorphic, energi yang digunakan di awal berada pada 100 J namun bisa juga bila ingin
meningkatkannya menjadi 360 J.

Besarnya modus dan energi pada VT polymorphic pada dasarnya justru sama seperti yang dipakai
ketika melakukan proses defibrilasi. Bahkan untuk prosedur penggunaan dan tindakan dari
kardioversi juga tak jauh beda dari tindakan defibrilasi.

Meski sama dengan tindakan defibrilasi, ketika menekan tombol discharge penekanan kedua
tombolnya harus cukup lama. Ini dikarenakan penggunaan modulnya merupakan jenis sinkron
sehingga pemberian energi adalah beberapa milidetik pasca penangkapan gelombang QRS oleh
defibrilator. Itu artinya, energi tak akan keluar apabila defibrilator tak mampu melakukan
penamgkapan gelombang QRS tadi.

Tindakan medis seperti kardioversi ini dibutuhkan oleh pasien yang mengalami takikardi meski
kondisinya kemungkinan tidaklah stabil. Hanya saja, jika pasien masih dalam kondisi sadar, tindakan
kardioversi perlu untuk menjadi pertolongan bagi pasien tersebut. Dengan demikian, pasien juga
artinya perlu diberi obat sedasi entah itu memakai analgesik atau tidak.

BAGIAN BAGIAN ALAT ( STANDAR )

1. Paddle/Elektroda
Sebagai perantara dalam pemberian kejutan energy kejantung pasien.
2. Control Panel
Untukmengatur keluaran energi yang akan dikeluarkan dan menampilkan hasil
dalam bentuk display. Yang terdiri dari :
a) Main Swicth Power:
Sebagai saklar on/off
b) EnergySelector:
Untuk mengatur besarnya energy yang akandikeluarkan.
c) Display:
Untuk menampilkan hasil mode pengukuran dalambentuk grafik.
d) Contrast :
Untuk mengatur terang cahaya pada display.
e) Sycn :
Untuk menghubungkan antara paddle dengan display panel.
f) PaddleButton :
untuk membuang energi kejut berupa muatan listrikYang terdiri dari Strenum
(jantung bagianatas) dan Apex (jantung bagian bawah)
3. GEL:
Sebagai media konduktif/perantara antara elektrodadantubuh.
4. Kabel EKG:
Untuk memberikan informasi sinyal jantung pada pasien.
Blog Diagram

Secara garis besar cara kerja blog diagram diatas adalah tegangan PLN masuk memberikan tegangan
pada blok power supply, outputan dari power supply digunakan untuk mengisi battery sehingga
outputanya berupa tegangan DC. Tegangan DC ini digunakan pada rangkaian driver relay dan
pembangkit tegangan. Pada blog driver relay berfungsi sebagai control waktu discharge. Dimana
kontrol waktu discharge ini berfungsi sebagai timer atau lamanya pembuangan muatan pada
kapasitor yang mana akan dibuang menuju padlle atau elektroda.

Untuk pengisian kapasitor, selector atau swich diarahkan ke charge, maka arus dari battery akan
masuk ke oscillator sehingga dapat menimbulkan frekwensi, frekwensi tersebut dimanfaatkan untuk
memberi input ke transformer stepUP,output dari transformer stepUP tersebut berupa voltage yang
akan dilipat gandakan dan di searahkan menggunakan multiplier. Multiplier disini selain di gunakan
untuk penyearah juga digunakan untuk pelipat ganda tegangan yang akan dimasukkan ke kapasitor,
setelah kapasitor terisi penuh, maka luapan kapasitor akan dimanfaatkan untuk
nonaktifkan oscillator sehingga pengisian berhenti.

Untuk pengurangan muatan kapasitor, selector diarahkan ke discharge,


maka supply battery akan masuk kerangkaian discharge, rangkaian tersebut akan menberikan beban
pada kapasitor sehingga muatan kapasitor akan berkurang secara perlahan lahan, setelah tampilan
menunjukkan dosis yang di inginkan tercapai,selector langsung dipindah secara manual keposisi
normal.

Pastikan kedua elektroda terhubung pada pasien tanpa ada celah sedikitpun, karena dapat
menimbulkan aliran energi kurang maksimal, set duration berfungsi sebagai pengatur lamanya
saat triger. Jika triger button keduanya di tekan secara bersamaan, maka muatan dalam kapasitor
akan di teruskan ke elektroda melalui kontaktor relay yang terdapat pada rangkaian set duration.

Keterangan
Battery di sini berfungsi untuk supply rangkaian dan untuk pengisi muatan capasitor.

Oscillator berfungsi sebagai pembangkit frekwensi gelomgang sinusioda yang akan di inputkan
ke transformer stepUP.

Transformer stepUP berfungsi untuk melipat gandakan tegangan daribattery.

Multiplier berfungsi untuk melipat gandakan lagi tegangan yang di keluarkan dari transformer
stepUP.

Kapasitor berfungsi sebagai penampung muatan tegangan sementara yang akan di hubungkan
ke pasien melalui elektroda.
TROUBLE SHOOTING

Table 3.6 Kesalahan yang dapat dideteksi alat.

Tindakan Alat Kesalahan Tindakan Manual

Alat tidak bisa kapasitor, Periksa kontaktor pada


mentriger, relay, tegangan baterai.
Selector carger ,

Indikator lowbatt Baterai, carger Periksa


terus menyala baterai, konektor baterai, bersihkan
carger baterai. konektor carger baterai,
periksa carger baterai.

Penunjuk meter konektor paddle, Periksa konektor paddle,


menunjukkan muatan konektor relay, TR5. bersihkan konektor relai,
kapasitor tapi tidak periksa TR5.
bisa mentriger

Semua lampu Baterai kosong, SW1 Periksa baterai, dan


indikator tidak tidak terhubung. SW1.
menyala.

Semua lampu baterai masih bisa Lakukan pengisian ulang


indikator menyala. untuk pengisian pada baterai lampu hijau
kapasitor sampai mulai padam.
lampu hijau padam.

Anda mungkin juga menyukai