Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Ilmu fisika dan ilmu biologi pada awalnya terlihat sangat bertolak belakang dan sulit untuk
disatukan. Tapi lain halnya ketika berada dalam ruang lingkup bidang medis. Ternyata kedua
ilmu tersebut dapat disatukan, terutama dalam penggunaan aplikasinya berupa alat-alat medis
yang memegang peranan penting dalam bidang meedis.

Alat-alat medis dibutuhkan dalam menangani pasien penderita suatu penyakit, seperti aritmia
jantung, fibrilasi ventricular dan takikardia ventrikal yang tidak mempunyai nadi. Ketiga contoh
penyakit tersebut pada umumnya memiliki kesamaan yaitu berakibat besar pada jantung dimana
denyut jantung yang seharusnya beritme normal menjadi denyut yang ritmenya tidak stabil.
Untuk itu diperlukan adanya proses defibrilasi yang secara umum proses tersebut dilakukan
untuk membuat ritme denyut jantung yang acak menjadi denyut jantung yang stabil.

Dalam melakukan proses defibrilasi sangat diperlukan alat medis yang disebut defibrillator untuk
melakukan proses defibrilasi. Defibrillator dapat eksternal, transvenous, atau implan, tergantung
pada jenis perangkat yang digunakan atau dibutuhkan.beberapa unit eksternal yang dikenal
dengan defibrillator eksternal otomatis (AED), alat ini bisa digunakan oleh orang bahkan tidak
ada pelatihan sama sekali.

B. RumusanMasalah

1. Apa pengertian defibrillator?

2. Apa saja jenis-jenis defibrillator ?

3. Bagaimana prinsip dasar defibrillator?

4. Bagaimana Metode defibrillator?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian defibrillator

2. Untuk mengetahui jenis-jenis defibrillator

3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip defibrillator


4. Untuk mengetahui prinsip defibrillator

D. Manfaat Penulisan

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

2. Menjadi sumber inspirasi bagi pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Defibrillator

Defibrillator adalah peralatan elektronik yang dirancang untuk memberikan kejut listrik dengan
waktu yang relatif singkat dan intensitas yang tinggi kepada pasien penyakit jantung.

Pengulangan pemberian kejut listrik paling lama 45 detik sejak jantung berhenti. Energi
Externalyang diberikan antara 50 sampai 400 Joule. Energi Internal yang diberikan maximum
1/10 External

Posisi elektroda (paddles) : anterior - anterior (apex - sternum) atau anterior posterior. Diameter
elektroda antara 8 - 10 cm untuk dewasa. Pengaturan energi, dan pemeberian energi di kontrol
oleh mikrokontroler. Energi yang tersimpan pada C : W = 1⁄2 CV2

Sebelum Pemberian pulse defibrillator pada permukaan elektroda diberikan gel elektrolit. Ada
dua jenis defibrillator: a.c defibrillator dan d.c defibrillator. Untuk a.c defibrillator sudah tidak
digunakan lagi. Mempunyai elektroda (paddles) yang mempunyai diameter 8 - 10 cm (untuk
dewasa). Energi yang diberikan berkisar antara : 50- 400 Joules. Pemberian defibrillator dapat
dilakukan dengan cara sinkronisasi atau asinkronisasi. Posisi elektroda (Paddles) dapat
diletakkan pada posisi anterior - anterior (Apex-sternum) atau posterior anterior. Pada saat
pemberian defibrillator hindari bersentuhan antara pengguna alat dengan pasien. Energi yang
tersimpan pada C : W = 1⁄2 CV2

Paduan d.c defibrillator terdiri dari trafo berkekuatan besar dan pada sekundernya terdapat
penyearah dan capastor.Penyearah ini akan megisi energi listrik pada kapasitor, besarnya energi
listrik akan dikontrol oleh mikrokontrol. Pada saat discharge (pemberian) energi pada pasien

dengan menekan switch yang berada pada ujung elektroda. Bila memilih

jenis sinkron, dapat dilakukan dengan menekan key board (sinkron). \


B. Jenis-jenisdefibrillator

a. DC Defibrillator DC defibrillator selalu dikalibrasi dalam satuan watt-detik atau


joule sebagai ukuran dari energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor.

b. Advisory Defibrillator Mampu dengan akurat menganalisis ECG dan membuat


keputusan menyalurkan kejutan yang handal.

c. Implan Defibrillator Bisa digunakan oleh pasien yang beresiko tinggi mengalami
ventricular fibrillation.

C. Pada Prinsipnya Prosedur Pengoperasian Defibrillator Dibagi Dalam Tiga Tahap

1. 2. 3.

Pemilihan besarnya energi dan mode pengoperasian Pengisian energi (charge) pada kapasitor
Pembuangan energi dari kapasitor ke pasien (discharge).

D. Prinsip Dasar Defibrillator

1. Besarnya energi dilakukan dengan memutar selector pemilihan energi R3, set Level yang akan
mengatur besarnya tegangan yang akan timbul pada pengisian kapasitor C1.
2. Bila tombol charge ditekan maka akan terjadi pengisian kapasitor C1, dan tegangan pada
kapasitor C1, dideteksi oleh detector A1 melalui pembagi tegangan R1 dan R2yang
bersesuaian dengan tegangan pada C1.

3. Bila tegangan pada pembagi tegangan telah lebih besar dari tegangan R3, maka A1
keluarannya akan menyebabkan High-voltage DC supply tidak lagi mensupply tegangan
ke kapasitror C1.

4. Bila ditekan tombol discharge tegangan pada kapasitor C1 akan berpindah sehingga tubuh atau
jantung akan mendapatkan energi listrik dari kapasitor C1. Bentuk tegangan yang
diberikan pada pasien dipengaruhi oleh adanya induktor

E. Bentuk Energi Yang Diberikan Ke Pasien 1. Satu phase (Monophasic)

2. Dua phase (Biphasic)

Untuk besarnya energi listrik Biphasic yang diberikannya berkisar 2 sampai dengan 200 joule

Mempunyai 2 buah elektroda yang telah terpasang pada dada pasien (pads electrode)

a. Strenum b. Apeks
F. Metode defibrillator

1. AsinkronPemberian shock listrik jika jantung sudah tidak berkontraksi

lagi, secara manual setelah pulsa R. 2. Sinkron

Pemberian shock listrik harus disinkornkan dengan signal ECG dalam keadaan berfibrasi, jadi
bila tombol discharge ditekan kapanpun maka akan membuang setelah pulsa R secara otomatis.

DEFIBRILATOR “DEFIGARD 5000 SCHILLER”

Pada alat ini terdapat beberapa indicator pengukuran

 Monitor :SPO2, NIBP, ECG, Trend Display

 Defibrilasi  Pacemaker

Paddle
F. Petunjuk Operasional

1. 2. 3. 4. 5. 6.

7. 8.

9. 10.

Ambil paddles dari sisi samping alat Yakinkan dalam keadaan kering Beri krim pada permukaan
paddle

Tempelkan paddle pada pasien diposisi apeks dan sternum Tekan tombol energyLakukan
pengisian dengan menekan satu tombol pada paddle,

lalu proses pengisian dapat dilihat di monitor Jangan menyentuh pasien

Setelah proses pengisiian selesai maka akan terdengar suara

“beep”, pada display muncul tulisan “Defibrillator Ready” dan

pada tombol paddle akan menyalaTekan paddle agak menekan ke tengkorak

Untuk pengosongan tekan kedua tombol pada paddle secara

bersamaan11. Lihat pada monitor

12. Setelah selesai pilih switch pada tombol energy menunjukkan angka “0”

13. Tekan tombol power

G. Petunjuk Pengamanan

Selama terapi kejut ada yang harus diperhatikan, yaitu Pasien harus :1. Tidak ada kontak dengan
orang lain.2. Tidak ada kontak dengan barang berbahan metal atau konduktor.3. Saat paddle
kontak dengan pasien, pastikan juga paddle tidak terhubung

dengan barang berbahan metal.4. Pastikan dada pasien kering5. Karena dialiri arus yang besar,
kemungkinan terjadi luka bakar pastikan

peletakkan paddle yang tepat

H. Siklus Pemeliharaan

1. Maintenance ( pemeliharaan )

Pengecekan secara fisik1. Apakah chasing dalam keadaan baik 2. Kabel elektroda rusak

3. Pengepakan elektroda yang sudah kadaluarsa

 Pengetesan Defiblirator Pengecekan pada paddle


1. Hubungkan kabel paddle dan gabungkan

2. Set ke energy level 90 joule

3. Tahan paddle dan lakukkan trigger

4. Lalu lihat pada monitor apakah tertulis “OK”

2. Cleaning (pembersihan )

Pastikan alat dalam keadaan mati dan tidak terhubung dengan listrik, Pembersihan dapat
dilakukan dengan cara :

Usap penutup dengan menggunakan kain halus dan bersih, beri cairan disinfektan
(alcohol 70 %). Pastikan tidak ada cairan yang masuk ke dalam alat

Musnahkan aksesoris sekali pakai sesegera mungkin untuk mencegah penggunaan


kembali ,

Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan disinfektan atau air sabun,
pastikan sampai kering

Spoon electrode dapat dibersihkan dengan cara penguapan, radiasi, dan memakai
ethylene oxide

Untuk membersihkan lead sensor dapat menggunakan disifektan juga, tapi pastikan
celah terlepas dari alatnya

A, Kesimpulan

BAB III PENUTUP

Defibrillator adalah peralatan elektronik yang dirancang untuk memberikan kejut listrik dengan
waktu yang relatif singkat dan intensitas yang tinggi kepada pasien penyakit jantung.

Pengulangan pemberian kejut listrik paling lama 45 detik sejak jantung berhenti. Energi
Externalyang diberikan antara 50 sampai 400 Joule. Energi Internal yang diberikan maximum
1/10 External

Sebelum Pemberian pulse defibrillator pada permukaan elektroda diberikan gel elektrolit. Ada
dua jenis defibrillator: a.c defibrillator dan d.c defibrillator. Untuk a.c defibrillator sudah tidak
digunakan lagi. Mempunyai elektroda (paddles) yang mempunyai diameter 8 - 10 cm (untuk
dewasa). Energi yang diberikan berkisar antara : 50- 400 Joules. Pemberian defibrillator dapat
dilakukan dengan cara sinkronisasi atau asinkronisasi. Posisi elektroda (Paddles) dapat
diletakkan pada posisi anterior - anterior (Apex-sternum) atau posterior anterior. Pada saat
pemberian defibrillator hindari bersentuhan antara pengguna alat dengan pasien. Energi yang
tersimpan pada C : W = 1⁄2 CV2

B. Saran

Defibrillator merupakan salah satu peralatanyang tergolong teknologi canggih, dalam


pengoperasiannya pun harus memakai prosedur yang telah ada.Maka dari itu kita sebagai
operator hendaklah mengutamakan keamanan dalam pengoperasiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Gabriel, J.F. (1996). FisikaKedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai