Anda di halaman 1dari 14

DEFIBRILATOR

DEFIBRILATOR
KELOMPOK 1
NAMA KELOMPOK
1. ARYA SEPTIAJI WICAKSONO
2. SUKRON KAUTSAR
3. MUHAMMAD FAIZAL
4. LIDIA RINI
1. PENGERTIAN

Defibrilator merupakan suatu alat pemulihan atau


pengobatan bagi pasien yang menderita kelainan pada
aritmia jantung, fibrilasi ventrikel, dan melemahnya
sinyal tekanan tachycardia pada dinding ventrikel. Proses
ini disebut defibrilasi. Defibrilasi adalah suatucara
penganan pasien dengan memberikan dosis terapi energi
listrik ke jantung denganperangkat yang disebut dengan
defibrillator.
2.CARA KERJA

Defibrilator bekerja dengan cara memancarkan arus listrik sebesar


kurang lebih 6 Adengan frekuensi sekitar 60 Hz untuk dapat
menembus dada pasien sehingga dapat menjangkau otot-otot
jantung yang selanjutnya akan distimulus oleh arus listrik yang
dihasilkan defibrillator tadi. Setelah arus yang dialirkan melalui
dada pasien, arus tersebut akan mengkoreksi atrial fibrilasi dengan
kata lain arus dari defibrillator tersebut menstimulus otot-otot
jantung sehingga jantung akan berkontraksi dan dapat menormalkan
kembali aritmia jantung
3. BLOK DIAGRAM
 
4. FUNGSI BLOK DIAGRAM

Secara garis besar cara kerja blog diagram diatas adalah tegangan PLN
masuk memberikan tegangan pada blok power supply, outputan dari power
supply digunakan untuk mengisi battery sehingga outputanya berupa
tegangan DC. Tegangan DC ini digunakan pada rangkaian driver relay dan
pembangkit tegangan. Pada blog driver relay berfungsi sebagai control
waktu discharge. Dimana kontrol waktu discharge ini berfungsi sebagai
timer atau lamanya pembuangan muatan pada kapasitor yang mana akan
dibuang menuju padlle atau elektroda. Sedangkan pada blog pembangkit
tegangan digunakan untuk menguatkan tegangan yang nantinyamasuk pada
blog SAG Mutltiplier.
SAG Multiplier ini berfungsi sebagai penyearah, sehingga akan
didapatkan tegangan Dcyang tinggi. Output dari SAG
Multiplier berupa tegangan DC yang tinggi. Dan akan masuk
pada blok pengisisan pada power kapasitor. Kemudian
diberikan pada elektroda yang sebelumnya diatur oleh control
waktu discharge tadi. Dan dari elektroda atau padlle akan di
exposure pada pasien efek diberikan discharge kapasitor akan
memberikan impuls yang kuat ke jantung dengan harapan agar
aktifitas jantung yang semula lemas akan timbul aktivitas
kembali dengan satuan joule
6. CARA PENGGUNAAN DEFIBRILATOR
   Deflbrilator Nyalakan
 Tentukan enerji yang diperlukan dengan cara memutar atau mengeser tombol
energi
 Paddle diberi jeli secukupnya
 Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks jantung
dan paddle sternum diletakkan pada garis sternal kanan di bawah klavikula
 Isi (Charge) enerji, tunggu sampai enerji terisi penuh, untuk mengetahui
enerji sudah penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrilator yang
dipakai, ada yang memberi tanda dengan menunjukkan angka joule yang
diset, ada pula yang memberi tanda dengan bunyi bahkan ada juga yang
memberi tanda dengan nyala lampu.
 Jika enerji sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak ada lagi anggota tim
yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk juga yang mengoperatorkan
defibrilator, sebagai contoh:
"Enerji siap "
"Saya siap "
"Tim lain siap
 Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT tanda nadi, pastikan enerji
sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah asinkron, jika semua benar,
berikan enerji tersebut dengan cara menekan kedua tombol discharge pada kedua paddle. Pastikan
paddle menempel dengan baik pada dada pasien (beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg)
 Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau tetap sama scperti sebelum
dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan RJP, jika
tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua
7. PENEMPATAN ELEKTRODA
Elektroda Resuscitation ditempatkan sesuai dengan salah satu dari dua
skema. Skema anterior-posterior (conf. gambar) adalah skema yang lebih
disukai untuk penempatan elektroda jangka panjang. Satu elektroda diletakkan
di atas precordium kiri (bagian bawah dada, di depan jantung). Elektroda
lainnya ditempatkan di belakang jantung di daerah antara skapula. Penempatan
ini disukai karena terbaik untuk mondar-mandir non-invasif.
Skema anterior-apeks dapat digunakan ketika skema anterior-posterior nyaman
atau tidak perlu. Dalam skema ini, elektroda anterior ditempatkan di sebelah
kanan, di bawah klavikula. Elektroda apex diterapkan ke sisi kiri pasien, tepat di
bawah dan ke kiri dari otot dada. Skema ini bekerja dengan baik untuk
defibrilasi dan kardioversi, serta untuk monitoring EKG.
Biasanya alat ini di gunakan di ruang ICU.
6. PERAWATAN DEFIBRILATOR
 
Usap penutup dengan mengunakan kain halus dan bersih beri
cairan desinfektan (alkohol 70 %). Pastikan tidak ada cairan yang
masuk ke dalam alat karena kalau sampai ada cairan yang masuk
ini akan sangat berbahaya saat digunakan
Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan
disinfektan atau air sabun, pastikan sampai kering
Spoon electrode dapat dibersihkan dengan cara penguapan, radiasi
dan memakai Ethylene oxide
Untuk membersihkan lead sensor dapat mengunakan disinfektan
juga, tapi pastikan celah terlepas dari alatnya
metsis-defibrilator-life-point-pro-plus.
8. SPESIFIKASI DEFIBRILATOR
 

 Energi defibrilator Biphasic harus rendah, monitor dengan perekam, memiliki kemampuan
untuk menangkap aritmia semua dalam energi maksimum dari 360 Joule.
 Harus bekerja pada Manual dan defibrilasi Automated eksternal (AED)
 Harus memonitor EKG melalui dayung, bantalan dan elektroda pemantauan dan
defibrillate melalui bantalan dan peddle.
 Harus mengkompensasi impedansi tubuh untuk berbagai 25 sampai 1500hms.
 Harus mampu melakukan kardioversi disinkronisasi.
 Seharusnya dibangun di printer 50mm strip
 Seharusnya pengisian waktu kurang dari 5 detik untuk energi maksimum
 Seharusnya peddle eksternal dengan indikator menghubungi peddle untuk kontak peddle yang baik.
 Harus memiliki fasilitas event ringkasan untuk merekam dan mencetak setidaknya 250 peristiwa dan
50 bentuk gelombang
 Harus memiliki fasilitas untuk menyimpan data pasien dalam memori internal dan kartu data yang
biasanya lebih dari 90 menit EKG pasien & kegiatan
 Jika memiliki baterai yang mampu penggunaan untuk di 90minutes setidaknya atau 40 discharge.
 Harus mampu mencetak pada ringkasan Laporan Event, konfigurasi, uji diri, kapasitas baterai dll.
 Harus memiliki fasilitas untuk uji diri / periksa sebelum penggunaan dan mengatur fungsi.
 Seharusnya fasilitas mondar-mandir SP02 dan non invasive.
 Should mampu memberikan energi dengan penambahan sebesar 1-2 joule sampai 30J dan
penambahan sebesar 50J maksimum setelahnya.
TERIMAKASIH
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai