AGUS KOMARUDIN
DEWAN PENGURUS PUSAT
IKATAN ELEKTROMEDIS INDONESIA
2016
DATA DIRI Riwayat Pendidikan :
1. D.III ATEM Depkes Jakarta, 1988.
2. S1 Teknik Elektro ISTN Jakarta, 1997
3. Akta Mengajar IV IKIP Bandung 1998
4. S2 Teknik Biomedika ITB Bandung 2003
Riwayat Pekerjaan :
5. Sekretaris Jurusan 2004-2006
6. Sekretaris Jurusan 2006-2010
7. Ketua Jurusan 2010-2014
Riwayat Organisasi :
1. Ketua Umum IKATEMI 2008-2013
2. Ketua Umum IKATEMI 2013-2018
DASAR HUKUM
3
HARAPAN DI BIDANG PERUMAHSAKITAN
4
Model Patient Centered Care Pada
mode
l
hanya ini terkond
poten 1 isi
(Interdisciplinary Team Model – Interprofessional Collaboration) si kon Kubu,
f l ik r e
ndah
DPJP
Perawat Apoteker
• Clinical/Team Leader
• Review Asuhan Fisio Ahli
Pasien,
1. Patient Centered Care (PCC) Pasien adalah pusat asuhan, Pasien adalah bagian
dari tim
2. Tenaga Kesehatan Profesional Pemberi Asuhan Pasien(TKPPAP) diposisikan
di sekitar pasien, dgn kompetensi yg memadai, sama pentingnya pada kontribusi profesinya, tugas
mandiri, delegatif, kolaboratif, merupakan Tim Interdisiplin
3. Peran & fungsi DPJP : sebagai Clinical Leader, melakukan Koordinasi, Review, Sintesa,
Integrasi asuhan pasien
4. PCC merupakan pendekatan modern, inovatif, sudah menjadi trend global dalam pelayanan
QUALITY
& SAFETY
MFK
ELEKTROMEDIS
MUTU
KINERJA
ALAT
SIAP PAKAI
AMAN
PATIENT
RS YANKES CENTERED
6
UU NO. 36/2009,
TENTANG KESEHATAN
Pasal 1
6. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Pasal 22
7
(1) Tenaga Kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum.
UU NO. 36/2009,
TENTANG KESEHATAN
Pasal 23
(1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
(2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin
dari Pemerintah.
(4) Ketentuan mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam
Peraturan Menteri.
(5) Ketentuan mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam
Peraturan Menteri.
Pasal 34
(2) Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan
tenaga kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan izin untuk
melakukan pekerjaan profesi.
9
UU NO. 44/2009,
TENTANG RUMAH SAKIT
Pasal 7
(1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber
daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
Pasal 12
(2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki izin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien. 10
UU NO. 44/2009,
TENTANG RUMAH SAKIT
Pasal 14
(1) Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan
kebutuhan pelayanan.
(2) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan alih teknologi dan
ilmu pengetahuan serta ketersediaan tenaga kesehatan setempat.
(3) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dilakukan bagi tenaga kesehatan asing yang telah memiliki Surat Tanda
Registrasi dan Surat Ijin Praktik
11
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN
Pasal 1
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Pasal 1
9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga Kesehatan yang telah
memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai
kualifikasi tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara hukum untuk
menjalankan praktik.
10. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan kepada Tenaga
Kesehatan yang telah diregistrasi.
11. Surat Izin Praktik yang selanjutnya disingkat SIP adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Tenaga Kesehatan
sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik.
13
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN
Pasal 9
(1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a harus memiliki
kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.
Pasal 11
(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
k. tenaga teknik biomedika;
(12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik
biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terdiri atas
radiografer, elektromedis, ahli teknoiogi laboratorium medik, fisikawan
14
medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN
Pasal 17
(2) Pengadaan Tenaga Kesehatan dilakukan melalui pendidikan tinggi bidang
kesehatan.
(3) Pendidikan tinggi bidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diarahkan untuk menghasilkan Tenaga Kesehatan yang bermutu sesuai dengan
Standar Profesi dan Standar Pelayanan profesi.
Pasal 20
(3) Standar Nasional Pendidikan Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun secara bersama oleh kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan, kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan, asosiasi 15
institusi pendidikan, dan Organisasi Profesi.
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN
Pasal 44
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR.
(2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diberikan oleh konsil masing-
masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyaratan.
Pasal 46
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan
kesehatan wajib memiliki izin.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIP.
(3) SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
16
kabupaten/kota tempat Tenaga Kesehatan menjalankan praktiknya.
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN
Pasal 46
(5) SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masing-masing berlaku hanya untuk
1 (satu) tempat.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (
1) diatur dengan Peraturan Menteri.
17
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN
Pasal 53
18
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN
Pasal 83
Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan melakukan praktik seolah-olah sebagai
Tenaga Kesehatan yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Pasal 85
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yarlg dengan sengaja menjalankan praktik tanpa
memiliki STR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (I) dipidana dengan
pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 86
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik tanpa memiliki izin19
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) dipidana dengan pidana denda
paling banyak Rp100.000,000,00 (seratus juta rupiah).
1. UU No.36/2009, tentang
KESEHATAN
2. UU No.44/2009, tentang TENAGA KESEHATAN
RUMAH SAKIT
3. UU No.5/2014, tentang ASN ELEKTROMEDIS
4. UU 36/2014, tentang
TENAGA KESEHATAN
DIK
DIK IJAZAH SERT REGIST
Penilaian
Penilaian Uji
Uji Kompetensi
Kompetensi
Pencapaian
Pencapaian Ijin Kerja
Kompetensi
Kompetensi
-- PPK
PPK
(( Hsl
Hsl belajar
belajar )) UU No. 36/2009, tentang Kesehatan,
UU No.44/2009, tentang Rumah Sakit,
UU No.20/2003, Sisdiknas UU No.5/2014, tentang ASN
UU No.12/2012, Dikti UU No. 36/20014, ttg Tenaga Kesehatan
21 RDH-IKATEMI
STANDAR STANDAR
PENDIDIKAN KOMPETENSI
SIP/ STANDAR
KEWENANGAN PELAYANAN
ELEKTROMEDIS 22
PERMENKES NO.45/2015
Tentang
Izin dan Penyelenggaraan
Praktik elektromedis
DASAR PERTIMBANGAN
ELEKTROMEDIS
UU No.36/2009 pasal
23
UU No.36/2014, psl
TENAGA 8,9,11 angka 12.
KESEHATAN
Berwenang Untuk
Menyelenggarakan Atau
Menjalankan Praktik
Di Bidang Pelayanan
Kesehatan Sesuai Dengan
Bidang Keahlian Yang
Dimiliki
BIDANG
ELEKTROMEDIK
DASAR PERTIMBANGAN
UU No.36/2014,
pasal 46
ELEKTROMEDIS
PemerintahKa
b/Kota
IZIN
SIP
KEWENANGAN
DASAR HUKUM
Permenkes
UU No.36/2009
No.1144/Menkes/Per/VIII/2010
Kesehatan Org dan Tata Kerja Kemenkes
Permenkes
UU No.23/2014
No.46/Menkes/Per/VIII/2013
Pem - Da Registrasi Tenaga Kesehatan
PERMENKES
NO.45/2015
KETENTUAN UMUM
Elektromedis Adalah Setiap Orang Yang Telah Lulus Dari Pendidikan Teknik
1 Elektromedik Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
3 Alat elektromedik adalah alat kesehatan yang menggunakan catu daya listrik
Surat Izin Praktik Elektromedis Yang Selanjutnya Disingkat SIP-E Adalah Bukti
4 Tertulis Yang Diberikan Oleh Pemerintah Kabupaten/Kota Kepada Elektromedis
Sebagai Pemberian Kewenangan untuk Menjalankan Praktik
AHLI MADYA
DIPLOMA III
TEKNIK ELEKTROMEDIK
STR-E
Lulusan
ELEKTROMEDIS
Luar Negeri
1 tempat/orang
1.Evaluasi Kompetensi Berlaku selama
2.Penilaian Admisitrasi STR-E masih SIP-E
berlaku
WNA
1 tahun x 2
SYARAT PERMOHONAN SIP-E
DIAJUKAN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
3 Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin praktik
4
Surat keterangan bekerja dari fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan
yang bersangkutan
31
1. Tanggung jawab Elektromedis
secara umum adalah menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan
siap pakai peralatan elektromedik dengan tingkat keakurasian
dan keamanan serta mutu yang standar.
2. Senantiasa meningkatkan mutu pelayanan elektromedis, dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.
32
HAK ELEKTROMEDIS
1
Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional.
2
Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang
pemeriksaan, asuhan, dan tindakan yang dilakukan.
Meningkatkan mutu
PEMBINAAN
pelayanan elektromedis
ELEKTROMEDIS IKATEMI
PELAPORAN TENAGA ELEKTROMEDIS
Elektromedis
Setiap
Bekerja atau
berhenti tahun
Pimpinan
Dinkes Kab/Kota Dinkes Provinsi
fasyankes/faskes
Tembusan
IKATEMI
SANGSI ADMINISTRATIF
1. Menteri
2. Gubernur
3. Dinkes
Elektromedis
provinsi
4. Dinkes
Kab/Kota
Sangsi
1. Teguran lisan.
2. Teguran Pelanggaran praktik
tertulis. Pelayanan elektromedis
3. Pencabutan
SIP.
SANGSI ADMINISTRATIF
1. Bupati/
Walikota
Konsil Nakes
2. Ka. Dinkes
Kab/Kota
Memberikan atau
mengusulkan Elektromedis praktik
rekomendasi Tanpa SIP-E
pencabutan STR-E
SANGSI ADMINISTRATIF
1. Gubernur
2. Bupati Fasyankes
3. Walkota
Sangsi
1. Teguran lisan. Mempekerjakan
2. Teguran tertulis. Elektromedis tanpa
3. Pencabutan izin SIP-E
fasyankes
KETENTUAN PERALIHAN
Elektromedis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah memiliki SIP-E
2 berdasarkan peraturan menteri ini paling lambat 1 (satu) tahun sejak peraturan
menteri ini diundangkan.
NOMENKLATUR ELEKTROMEDIS
TENAGA
TENAGA KESEHATAN
PROFESIONAL PROFESIONAL
TERIMA KASIH
43