Anda di halaman 1dari 62

DINAS KESEHATAN

PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGUATAN IMPLEMENTASI RUJUKAN BERJENJANG DAN


PROGRAM RUJUK BALIK DI PROVINSI SUMATERA BARAT
PADA ERA JKN

OLEH :
Dr.HJ. ROSNINI SAVITRI. MKes
KEPALA DINAS KESEHATAN PROV.SUMBAR
Sistematika
1. Pendahuluan
UU no 44
• pasal 24 : Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang
dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit. …
•Pasal 29…salah satu dari 20 kewajiban…adalah: melaksanakan sistem rujukan..
pelanggaran …teguran; teguran tertulis; atau denda dan pencabutan izin Rumah
Sakit ...
•pasal 41 jejaring dan rujukan ... Pemerintah dan asosiasi Rumah Sakit membentuk
jejaring dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dan  Jejaring sebagaimana
dimaksud meliputi informasi, sarana prasarana, pelayanan, rujukan, penyediaan alat,
dan pendidikan tenaga.
•Pasal 42 … (1)Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal, maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau
masalah penyakit atau permasalahan kesehatan. (2)  Setiap Rumah Sakit mempunyai
kewajiban merujuk pasien yang memerlukan pelayanan di luar kemampuan pelayanan
rumah sakit.
Permenkes 59 tahun 2014
Pasal 3
•Tarif Kapitasi sebagaimana dimaksud dalam tarif kapitasi diberlakukan pada FKTP yang
melakukan pelayanan:
• administrasi pelayanan;
• pelayanan promotif dan preventif;
• pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
• tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
• pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, termasuk pil dan kondom untuk
pelayanan Keluarga Berencana;
• pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama.
•(2)  Tarif Non Kapitasi sebagaimana dimaksud dalam tarif non kapitasi diberlakukan pada
FKTP yang melakukan pelayanan kesehatan di luar lingkup pembayaran kapitasi yang
meliputi salah satunya; pelayanan obat rujuk balik; , pemeriksaan penunjang pelayanan
rujuk balik;
Pasal 6
• Obat program rujuk balik diberikan untuk penyakit Diabetes Melitus,
hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK),
epilepsi, gangguan kesehatan jiwa kronik, stroke, dan Sistemik Lupus
Eritematosus (SLE)dan penyakit kronis lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan bersama organisasi profesi terkait.
• Peresepan obat program rujuk balik harus sesuai dengan obat rujuk balik
yang tercantum dalam Formularium Nasional.
• Harga Obat Program Rujuk Balik yang ditagihkan kepada BPJS
• Pasal 8... Pelayanan pemeriksaan penunjang rujuk balik di FKTP terdiri
dari:
• pemeriksaan gula darah sewaktu;
• pemeriksaan gula darah puasa (GDP); dan
• pemeriksaan gula darah Post Prandial (GDPP).
•Permenkes 001/2012
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
•Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan wewenang tugas dan tanggungjawab
pelayanan kesehatan secara timbal balik vertikal maupun
horizontal
•Pergub no 29 tahun 2014 tentang sistem regionalisasi
rujukan di Sumatera Barat
2. VISI, MISI, dan TUJUAN DINKES SUMBAR

MISI
MISI
VISI TUJUAN

1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat


Melalui Pemberdayaan Masyarakat,
Termasuk Swasta Dan Masyarakat Madani
2. Melindungi Kesehatan Masyarakat Dengan
Menjamin Tersedianya Upaya Kesehatan Terwujudnya TERSELENGGARANYA PEMB.
Yang Paripurna, Merata, Bermutu Dan KESEHATAN BERHASIL GUNA
Masyarakat & BERDAYA GUNA DALAM
Berkeadilan. Sumbar Peduli RANGKA MENCAPAI DERAJAT
3. Menjamin Ketersediaan Dan Pemerataan Sehat , Mandiri, KESEHATAN YG SETINGGI-
Sumber Daya Kesehatan. Berkualitas dan TINGGINYA
4. Menciptakan Tatakelola Kepemerintahan Berkeadilan
Yang Baik
3. ANALISA SITUASI
Pkm Poned : 87 unit GEOGRAFIS 42.229.730 km2
PKm dtp : 29 unit
Puskesmas : 262 bh
JUMLAH PENDUDUK 2013 5.098.780. Jiwa

RS/RS PONEK : 69/19


KEPADATAN PENDUDUK 115 Jw/km²
Pustu : 907 unit
Polindes : 1761 unit
TFR 2.8 (2.1)

Poskesdes : 2379 unit


Angka KEMATIAN IBU th 2012 212 (102)
Pos Yandu : 6905 unit

KABUPATEN : 12 Angka KEMATIAN BAYI 2012 27 (23)


KOTA : 7
KEPESERTAAN KB (CPR) 74.9 (80)
NAGARI : 1122
KELURAHAN : 257 UHH 70.02 (71)
Ketenagaan di Sumatera Barat tahun 2014
Ketenagaan Jumlah
Jumlah dokter Umum 2115

Dokter di Puskesmas dan dinkes 508

Dokter umum di Rumah Sakit 264

Bidan 4968

Perawat 3462

Dokter Spesialis anak 54

Dokter spesialis obgyn 65

Dokter spesialis lainnya 246


4. Rujukan Berjenjang SISTEM RUJUKAN NASIONAL:
Regionalisasi dan Gate Keeper
Panduan Klinis

Proses Rujukan PROFESI

Layanan Kesehatan
Layanan Kesehatan Rujukan
Primer
/Rumah Sakit
Penurunan Tingkat
Kematian di RS

Penurunan Beban
Kapasitas RS

Gatekeeper Regionalisasi
SIAPA PROVIDER JKN 1 JANUARI 2014 ?

PROVIDERDI
PPK1
SDM FASKES

TENAGA

GATE KEEPER
PRIMER
KESEHATAN

PUSKESMAS, KLINIK PRATAMA, DOKTER


DOKTER, DOKTER GIGI, BIDAN,
PRAKTIK MANDIRI, DOKTER GIGI PRAKTIK
PERAWAT, NAKES LAINNYA ( TIM) MANDIRI
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

DOKTER LAYANAN
PRIMER DLP

UKM UKP

Peningkatan dan Pencegahan Pengobatan dan pemulihan


1. Pelayanan peningkatan
2. Pelayanan pencegahan 1. Pelayanan pengobatan
3. Pengobatan 2. Pelayanan Pemulihan
4. Pemulihan 3. Pelayanan peningkatan & pencegahan
4. Gaya hidup sehat (healthy life style)
Kelompok & Masyarakat Perorangan & Keluarga

TITIK BERAT PELAYANAN PRIMER


UKM dan tidak ada pelayanan spesialistik
PERAN PUSKESMAS & FASKES PRIMER LAINNYA DI ERA
JKN

GATE KEEPER &


PRINSIP PPK PRIMER
PELAYANAN UKP

PEMERINTAH

PUSKESMAS

SWASTA

KLINIK PRATAMA
DOKTER/DRG PRAKTIK MANDIRI
APA FUNGSI PPK PRIMER APA TUGAS PPK
? PRIMER ?

GATEKEEPER

• Menyelenggarakan pelayanan kesehatan


Penyelenggara pelayanan dasar untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan dasar sebagai kontak kesehatan peserta secara paripurna,
terpadu dan bermutu.
pertama pada pelayanan
• Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan
kesehatan formal dan penapis
melalui sistem rujukan.
rujukan sesuai dengan standar
• Penasehat, konselor, dan pendidik untuk
pelayanan medik. mewujudkan keluarga sehat.

• Manajer sumber daya

14
Peserta Kapitasi

rujukan
Puskesmas/
Klinik, Dr/Drg Praktik INA-CBG’s
Penguatan pada pelayanan primer Mandiri
Fungsi preventif dan promotif

resep obat
darurat
Rumah Sakit
Rujuk balik

resep obat rujuk balik


Apotek
UU SJSN pasal 22 dan 23
DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

5. PROGRAM RUJUK BALIK


PENDEKATAN PROGRAM
PESERTA

SAKIT SEHAT

MENURUNKAN/ MANAJEMEN
MENCEGAH PENGOBATAN
MENJAGA AGAR TETAP
KOMPLIKASI DENGAN BAIK SEHAT

GATE KEEPER CONCEPT


PROMOTIF
MANAJEMEN KASUS &
PROGRAM RUJUK BALIK
PREVENTIF
PROLANIS

OUTCOME KESEHATAN

PMBIAYAAN EFEKTIF & EFISIEN

SUSTAINIBILITAS JAMINAN
FILOSOFI PROGRAM RUJUK BALIK
TUJUAN PROGRAM RUJUK BALIK

3
MANFAAT PROGRAM RUJUK BALIK
IDENTIFIKASI MASALAH

1
CLINICAL CASE -
PATHWAY MIX

2 SISTIM RUJUK – RUJUK BALIK

RS Pusat/provinsi (tipe A)
RS Daerah (tipe B)
Puskesmas
REGULASI

KESUKSESAN
PROGRAM RUJUK
BALIK

PELAYANAN KESEHATAN
YANG BERMUTU, EFEKTIF
DAN EFISIEN
DUKUNGAN ORGANISASI PROFESI
CAKUPAN PROGRAM RUJUK
BALIK
A. JENIS PENYAKIT (SESUAI DENGAN SE MENKES
HK/MENKES/31/I/2014)
1.DIABETES MELLITUS 6. EPILEPS
2.HIPERTENSI 7. SCHIZOPHRENIA
3.JANTUNG 8. STROKE
4.ASTMA 9. SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS
(SLE)
5.PPOK

B. OBAT PROGRAM RUJUK BALIK


1.OBAT UTAMA, YAITU OBAT KRONIS YANG DIRESEPKAN OLEH DOKTER
SPESIALIS/SUB SPESIALIS DI FASKES TINGKAT LANJUTAN
2.OBAT TAMBAHAN, YAITU OBAT YANG MUTLAK DIBERIKAN BERSAMA
OBAT UTAMA DAN DIRESEPKAN OLEH DOKTER SPESIALIS/SUB SPESIALIS
DI FASKES TINGKAT LANJUTAN UNTUK MENGATASI PENYAKIT
PENYERTA ATAU MENGURANGI EFEK SAMPING AKIBAT OBAT UTAMA.
MEKANISME PROGRAM RUJUK
BALIK

 PENDAFTARAN PRB  DILAKUKAN DI


• PESERTA YANG FASKES TINGKAT
MENDERITA DILAKUKAN DI POJOK
PERTAMA TEMPAT
PENYAKIT KRONIS PRB DGN
PESETA TERDAFTAR
(9 PENYAKIT MENUNJUKKAN:  DOKTER LAYANAN
CAKUPAN PRB) a. KARTU IDENTITAS PRIMER MELAKUKAN
• KONDISI TELAH PESERTA a. PEMERIKSAAN
DITETAPKAN b.SRB b. MEMBERIKAN
STABIL OLEH c. SEP RESEP
DOKTER d.LEMBAR /SALINAN c. MENCATAT PADA
SPESIALIS/SUB RESEP BUKU KONTROL
SPESIALIS  PESERTA MENGISI PRB
• MENUNJUKKAN FORMULIR  OBAT DIAMBIL DI
SURAT RUJUKAN PENDAFTARAN APOTEK/DEPO
PESERTA PRB FARMASI PRB YANG
BALIK (SRB)
 PESERTA MENERIMA BEKERJA SAMA
BUKU KONTROL DENGAN BPJS
KESEHATAN
MEKANISME PELAYANAN PROGRAM RUJUK BALIK
FAKES TINGKAT BPJS CENTER/ FASKES TINGKAT IFRS/APOTEK
PERTAMA POJOK PRB LANJUTAN

PELAYANAN
PESERTA SEP SPESIALIS/
(SURAT
ELIGIBILITAS
SUB SPESIALIS
PESERTA)
DIAGNOSA
SURAT PENYAKIT KRONIS
RUJUKAN

PENDAFTARAN
KONDISI
PESERTA TIDAK
STABIL ?

• VERIFIKASI DATA YA
• LEGALISASI RESEP
OBAT KRONIS • SURAT RUJUKAN PENERIMAAN
• DOKUMENTASI OBAT KRONIS
BALIK
• RESEP OBAT KRONIS
• SEP
BUKU KONTROL PRB • INDENTITAS
PESERTA
A
ALUR PELAYANAN OBAT PROGRAM RUJUK BALIK
PESERTA FASKES TINGKAT APOTEK / DEPO BPJS KESEHATAN
PERTAMA FARMASI PRB

A PELAYANAN
RUJUK PEMERIKSAAN
BALIK/MONITO RESEP VERIFIKASI KLAIM
OBAT KRONIS RING PENYAKIT
HABIS

KUNJUNGAN
PENYERAHAN
> 3 BULAN
• INDENTITAS OBAT PRB + PEMBAYARAN
PESERTA PEMBERIAN
• SURAT INFORMASI OBAT
RUJUKAN BALIK YA TIDAK
• BUKU KONTROL
PRB PENGAJUAN
RESEP KLAIM + SELESAI
OBAT PRB DOKUMEN
PENDUKUNG
RUJUKAN KE RS
UNTUK DILAKUKAN
EVALUASI
KETENTUAN OBAT PROGRAM RUJUK
BALIK
PENYEDIAAN OBAT PRB

PUSKESMAS

28
PEMBIAYAAN OBAT PROGRAM RUJUK
BALIK

DIBAYAR SECARA FFS TERMASUK


DALAM
OLEH BPJS KESEHATAN
KOMPONEN
KAPITASI

HARGA OBAT MENGACU PADA


HARGA YANG DITETAPKAN OLEH MENTERI 29
PELAYANAN PEMERIKSAAN PENUNJANG RUJUK
BALIK
(SE MENKES NOMOR HK/MENKES/31/I/2014)

1. TARIF PEMERIKSAAN GULA DARAH ADALAH RP 10.000,00 – RP 20.000,00


2. TARIF PEMERIKSAAN GULA DARAH ADALAH TARIF FEE FOR SERVICE
PER JENIS PEMERIKSAAN :
a. GDP (GULA DARAH PUASA)
b. GDPP (GULA DARAH POST PRANDIAL)
c. GDS (GULA DARAH SEWAKTU)
3. PEMERIKSAAN GDP DAN GDPP DILAKUKAN 1 KALI DALAM SEBULAN.
4. DALAM KONDISI TERTENTU, PEMERIKSAAN GDS DILAKUKAN SESUAI
INDIKASI MEDIS
5. PEMERIKSAAN GULA DARAH DI FASKES TINGKAT PERTAMA HANYA
UNTUK PESERTA PRB
6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM SELAIN YANG TERMASUK DALAM
PAKET KAPITASI, SERTA SELAIN GDS, GDP, DAN GDPP, DILAKUKAN DI
FASKES TINGKAT LANJUTAN. CONTOH: HBA1C, HBSAG, DAN
PEMERIKSAAN LAINNYA.
DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

6. STRATEGI PENGUATAN SISTEM RUJUKAN BERJENJANG


RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN
GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2014
REGIONALISASI

1. Pemetaan Sarkes (PUSKEMAS, RS) Per


Penetapan Regional: Provinsi

1. Tidak terbatas pada struktur organisasi 2. Pemetaan Tenaga Kesehatan di Sarana


dan administrasi Kesehatan

2. Mempertimbangkan fungsi dan geografis 3. Menetapkan referal tenaga medis spesialist


(jarak tempuh)
4. Menetapkan daerah/wilayah binaan sebagai
3. Mempertimbangkan klas RS pusat rujukan Regional
5. Menetapkan RS Kab/Kota sebagai Pusat
Rujukan Regional dari beberapa sarana
kesehatan disekitarnya

Menjamin Sistem Rujukan yang Efektif dan Efisien


PERGUB NO 29 TAHUN 2014
SISTIM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN

12 B
37 P
Kesiapan Sistem dan Pedoman Pelayanan
MENTERI KESEHATAN

1. Program Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan


Primer
• Promotif & Preventif
2. Panduan Praktek Klinik
• Panduan Praktek Klinik
3. Modul PLJJ:
• e-learning & e-training

34
155
MENTERI KESEHATAN
155
MENTERI KESEHATAN
• 5 buku Panduan :
1. Panduan Standar Pengelolaan Penyakit Berdasarkan Kewenangan
Tingkat Pelayanan Kesehatan
2. Panduan Standar Obat-obatan Berdasarkan Kewenangan Pemberi
Pelayanan Kesehatan
3. Panduan Standar Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Berdasarkan
Kewenangan Pemberi Pelayanan Kesehatan
4. Panduan Standar Minimal Alat Kesehatan Pemberi Pelayanan
Kesehatan
5. PNPK
6. Panduan Clinical Pathway

1. Penguatan Fasyankes sebagai Provider agar Sistem


Rujukan terjaga kendali mutu dan biaya

2. PNPK DAN Panduan CP sesuai klasifikasi dan


kemampuan RS
Prioritas Penguatan Layanan Kesehatan

TUNTUTAN PENGEMBANGAN
PERAN DAERAH DAN FASKES
SOSIALISASI DAN PEMAHAMAN 5 BUKU PEDOMAN PANDUAN PRAKTEK KLINIK TK LANJUTAN DAN CLINICAL PATHWAY
YANG DIPAKAI DI SELURUH PKM & RS SEBAGAI DASAR AUDIT SISTEM RUJUKAN

PEDOMAN STANDAR PENGELOLAAN PENYAKIT


BERDASARKAN KEWENANGAN
TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN

PANDUAN STANDAR MINIMAL ALAT KESEHATAN


PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN DI PROVINSI

PANDUAN STANDAR PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK


BERDASARKAN KEWENANGAN PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN DI PROVINSI

PEDOMAN STANDAR OBAT-OBATAN


BERDASARKAN KEWENANGAN PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN
DI PROVINSI
DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

7. KONDISI SAAT INI

Dari 12 BAB dan 37 Pasal yang ada di Pergub no 29 tahun 2014:


rujukan berjenjang dan rujukan balik 7 BAB (58,3%) , 28 Pasal (75.7%)
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN GUBERNUR
NOMOR 29 TAHUN 2014
No BAB Pasal Variabel Out Put (%)

1 III 4 a. Rujukan pasien ke Faskes yang lengkap b.Rujukan 90 % puskesmas


Kegiatan spesimen dan atau penunjang sudah
rujukan diagnostik lainnyac.Rujukan pengetahuan melaksanakan
7 PASAL dan keterampilan
5 Pemberi Yankes wajib memeriksa pasien yg akan dirujuk dan Ambulance
pada keadaan Gadar pasien dirujuk dengan ambulance yang puskesmas belum
terstandar semua sesuai
standar

6 Pemberi rujukan sebelum merujuk harus melakukan 50 % PUSKESMAS


pertolongan pertama/stabilisasi pasien sesuai kemampuan YANG
dan melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan MELAKSANAKAN,
memastikan penerima rujukan dapat menerima pasien
Gadar dan membuat surat rujukan
7 Rujukan pasien dilakukan apabila: Sudah terlaksana
-fasyankes memastikan tidak mampu memberikan
pelayanan
-atau setelah pelayanan danpengobatan, pasien
memerlukan pemeriksaan ke yankes yg lebih mampu
Sarana/ Nakes mampu gawat darurat maternal dan neonatal
No Variabel Total

1 Puskesmas PONED (unit) 69

2 RS PONEK 19

3 Bidan APN (org) 974

4 Nakes Mampu asfiksia/BBLR (org) 1387

5 BIDAN MAMPU PONED 131

6 BIDAN MAMPU PONEK 58

7 BIDAN MAMPU ASFIKSIA 375


RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN
GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2014

No BAB Pasal Variabel Out Put (%)

1 III. 8 Fasyankes penerima rujukan PELAKSANAAN RUJUK


Kegiatan rujukan harus merujuk kembali pasien ke BALIK DARI RUMAH SAKIT
7 PASAL asal rujukan setelah memberikan ± 35 %
pelayanan

9 Pengiriman rujukan berupa Belum ada kesepakatan


spesimen atau penunjang
diagnostik

10 Fasyankes bisa mengajukan Berlum berjalan


permintaan rujukan
pengetahuan/keterampilan
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN
GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2014

No BAB Pasal Variabel Out Put (%)

2 IV. JENJANG 11 Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai Sudah dilaksanakan
RUJUKAN kebutuhan medis dan dimulai dari pemberi pelayanan kesehatan
tingkat pertama
4 PASAL 12 Pengiriman rujukan dilakukan secara berjenjang dengan ketentuan Sudah berjalan

13 Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas, pemerataan dan Belum berjalan dg


peningkatan efektifitas pelayanan kesehatan, rujukan diutamakan optimal
ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat sesuai dengan
Regionalisasi Sistim Rujukan.

14 Pemberi pelayanan kesehatan, pasien peserta jaminan, dan Sudah berjalan


tetapi masih ada
penjamin pembiayaan kesehatan wajib mengikuti jenjang rujukan kekeliruan
kecuali dalam keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan administrasi
permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan geografis dan
pertimbangan ketersediaan fasilitas.
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN
GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2014
No BAB Pasal Variabel Out Put (%)

3 V. 15 1. Rujukan harus dibuat oleh petugas yang mempunyai Berjalan 80%


SYARAT kompetensi dan wewenang untuk merujuk.
RUJUKAN 2. Surat rujukan harus memenuhi syarat-syarat
(8 Pasal)
16 Pasien jaminan kesehatan harus dirujuk ke Rumah Sakit yang mengadakan Berjalan baik
kerjasama dengan penyelenggara jaminan kesehatan

17 Pemberi pelayanan kesehatan dilarang merujuk dan menentukan tujuan Perlu SK daerah
rujukan, atau menerima rujukan atas dasar kompensasi/imbalan dari fasilitas
pelayanan kesehatan.
18 1. Penerima rujukan dapat merujuk balik atau mengarahkan rujukan ke Terlaksana
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai jenjang pelayanannya, apabila ternyata:
a. dapat dilakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan perujuk; atau
b. tidak sesuai dengan jenjang pelayanan penerima rujukan.
2. Penerima rujukan dapat melaporkan rujukan yang tidak memenuhi syarat
kepada Dinas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, instansi, atau lembaga
yang menangani pengaduan pelayanan publik..
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN
GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2014
No BAB Pasal Variabel Out Put (%)

3 V 19 Dalam hal belum tersedianya fasilitas atau tempat bagi BELUM BERJALAN
SYARAT RUJUKAN pasien rujukan, fasilitas pelayanan kesehatan yang DENGAN BAIK
(8 Pasal) merujuk harus tetap memberikan perawatan dan
menjaga stabilitas kesehatan pasien sampai
memperoleh tempat rujukan

20 Dalam hal belum tersedianya fasilitas atau tempat bagi BELUM BERJALAN
pasien rujukan, fasilitas pelayanan kesehatan yang DENGAN BAIK
merujuk harus tetap memberikan perawatan dan
menjaga stabilitas kesehatan pasien sampai
memperoleh tempat rujukan
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN
GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2014
No BAB Pasal Variabel Out Put (%)

3 V. 21 Untuk pasien yang berdomisili di daerah perbatasan Mulai


SYARAT RUJUKAN dengan Provinsi tetangga, dimana RSUD dilaksanakan
(8 Pasal) Kabupaten/Kota tempat rujukannya jauh dari lokasi
tempat tinggal, maka rujukan bisa dilaksanakan ke
RSUD di Provinsi tetangga dengan syarat adanya nota
kesepakatan (MoU) antara Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota tempat asal rujukan dengan RSUD di
Provinsi tetangga

22 Pelaksanaan sistem rujukan sebagaimana tercantum SUDAH DIATUR


dalam Lampiran, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN
GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2014
No BAB Pasal Variabel Out Put (%)

4 VI. 23 Pengirim rujukan belum optimal


KEWAJIBAN PENGIRIM DAN
PENERIMA RUJUKAN
(2 Pasal)
24 Penerima rujukan Belum optimal

5 VII 25 Regionalisasi Rujukan Sudah ada MOU


WILAYAH REGIONALISASI meliputi:
RUJUKAN a.Regionalisasi Rujukan
(6 Pasal) Tenaga Medis Spesialis; dan
b. Regionalisasi Rujukan
Pasien
PELANGGARAN BAB VII
WILAYAH REGIONALISASI RUJUKAN

REFERAL DOKTER YANG MASIH TIDAK SESUAI DENGAN


PERGUB
1.RS LUBUK SIKAPING REFERAL BEDAH DARI RS PARIT
MALINTANG SEHARUSNYA DARI RS AM
2.RS AROSUKO REFERAL BEDAH DARI SIJUNJUNG
SEHARUSNYA DARI RSUD SOLOK
3.RS AROSUKO REFERAL BEDAH DARI SAWAHLUNTO
SEHARUSNYA DARI RSUD SOLOK
4.RS ADNAN WD REFERAL SPESIALIS ANAK DARI M JAMIL
SEHARUSNYA DARI RSAM
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN
GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2014
No BAB Pasal Variabel Out Put (%)

6 VII 26 Regionalisasi Rujukan Tenaga Medis Spesialis dapat belum optimal


dilaksanakan oleh
WILAYAH
REGIONALISASI
RUJUKAN

(6 Pasal) 27 Rujukan pasien dilaksanakan berdasarkan sistim


regional yang meliputi
28 Khusus untuk Kota Bukittingi dan Kota Solok yang
tidak mempunyai RSUD Kelas C, maka rujukan
dapat dilaksanakan ke RSUD Kelas B di Kota
yang bersangkutan.
2. Rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan membuat nota kesepakatan
(MoU) antara Dinas Kesehatan Kota dengan
Rumah Sakit Rujukan.
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2014
No BAB Pasal Variabel Out Put (%)

6 VII 29 1 Seluruh Puskesmas harus terlebih dahulu merujuk pasien SUDAH BERJALAN
WILAYAH ke Rumah Sakit Kabupaten/Kotanya masing- masing
REGIONALISASI kecuali Kota Solok, Kota Bukittinggi dan Agam Timur.
2 Rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
RUJUKAN
dilakukan oleh Puskesmas ke Rumah Sakit lain di luar
wilayah rujukan apabila RSUD Kabupaten/ Kota tidak dapat
(6 Pasal) memberikan pertolongan.
3 Rumah Sakit Paru Lubuk Alung dapat menerima rujukan
dari Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, apabila Rumah
Sakit Kabupaten/Kotanya tidak mampu memberikan
pertolongan.

30 (1)Seluruh Rumah Sakit yang menjadi pusat regional harus • 80 % rs pusat


mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan regional sudah
sebagai Rumah Sakit Pusat Regional. meningkatkan
(2)Rumah Sakit Pusat Regional harus memberikan informasi sarana, prasarana
tentang jenis pelayanan yang tersedia kepada seluruh Rumah dan sdm dalam
Sakit di Wilayah Regionalnya. pelaksanaan jkn
• Belum semua rs
pusat regional
memberikan
informasi tentang
jenis layanan yang
tersedia
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PERATURAN
GUBERNUR NOMOR 29 TAHUN 2014
No BAB Pasal Variabel Out Put (%)

7 BAB VIII 31 (1)Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota harus Sedang dibangun


INFORMASI DAN mengembangkan sistem informasi rujukan yang sistim rujukan on line
bersifat
KOMUNIKASI RUJUKAN dinamis dan online serta tersedia di semua fasilitas Sijari emas (rujukan
pelayanan kesehatan yang memuat informasi tentang : maternal neonatal) di
a. jenis dan kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan; kab. Sijunjung
b. jenis dan kemampuan tenaga medis yang tersedia Direncanakan sistim
pada saat tersebut;
c. keberadaan tempat tidur yang kosong di semua kelas rujukan on line dari
rumah sakit pusat
regional ke rumah sakit
jejaring ---- dana dari
masing 2 rumah sakit
2. Fasilitas pelayanan kesehatan di daerah harus
mengakses sistem informasi rujukan untuk
mengetahui kondisi fasilitas pelayanan kesehatan
yang akan dirujuk.

(3)Pemerintah Daerah dan Kabupaten/Kota wajib untuk


mengkomunikasikan sistem rujukan pelayanan
kesehatan
kepada masyarakat melalui berbagai media.
DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

15%
DINAS KESEHATAN DATA TINGKAT SEVERITAS INA CBGS
PROVINSI SUMATERA BARAT
PADA RS DENGAN BIAYA KLAIM TERTINGGI
1) Kepala Dinkes Kab/Kota dan organisasi profesi bertanggung jawab atas
pembinaan dan pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
2) Kepala Dinkes provinsi dan organisasi profesi bertanggung jawab atas
pembinaan dan pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat
kedua.
3) Menteri bertanggung jawab atas pembinaan dan pengawasan rujukan
pada pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
UU No 44 pasal 56
• Pemilik Rumah Sakit dapat membentuk Dewan Pengawas Rumah Sakit.
• Dewan Pengawas Rumah Sakit sebagaimana dimaksud merupakan suatu unit nonstruktural yang
bersifat independen dan bertanggung jawab kepada pemilik Rumah Sakit.
• Keanggotaan Dewan Pengawas Rumah Sakit terdiri
• dari unsur pemilik Rumah Sakit, organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan, dan tokoh masyarakat.
• Keanggotaan Dewan Pengawas Rumah Sakit berjumlah maksimal 5 (lima) terdiri dari 1 (satu) orang
ketua merangkap anggota dan 4 (empat) orang anggota.
• Dewan Pengawas Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas :
• menentukan arah kebijakan Rumah Sakit;
• menyetujui dan mengawasi pelaksanaan rencana strategis;
• menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana anggaran;
• mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
• mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;
• mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit; dan
• mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi, dan peraturan perundang-
undangan;
1. Apakah pasien yang tidak mengikuti rujukan berjenjang dapat dijamin
oleh BPJS Kesehatan?
Peserta yang ingin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem
rujukan dapat dimasukkan dalam kategori pelayanan yang tidak sesuai
dengan prosedur sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS Kesehatan,
kecuali dalam kondisi tertentu yaitu kondisi gawat darurat, bencana,
kekhususan permasalahan pasien, pertimbangan geografis, dan
pertimbangan ketersediaan fasilitas.

2. Untuk pasien di perbatasan, apakah diperbolehkan untuk merujuk


pasien lintas kabupaten?
Jika atas pertimbangan geografis dan keselamatan pasien tidak
memungkinkan untuk dilakukan rujukan dalam satu kabupaten, maka
diperbolehkan rujukan lintas kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai