Anda di halaman 1dari 49

PROSEDUR PELAYANAN RUJUKAN

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Fitriyah Kusumawati
Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer
BPJS Kesehatan Cabang Gresik

www.bpjs-kesehatan.go.id

www.bpjs-kesehatan.go.id
AGENDA

PENDAHULUAN

PELAYANAN KESEHATAN TK PERTAMA

PROSEDUR PELAYANAN RUJUKAN BERJENJANG

www.bpjs-kesehatan.go.id
I
PENDAHULUAN

www.bpjs-kesehatan.go.id
DASAR HUKUM
2 UU No. 40 tahun 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional
3 UU No. 24 tahun 2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
4 Perpres No. 12 tahun 2013 Jaminan Kesehatan
5 Perpres No. 111 tahun 2013 Perubahan atas PerpresNo. 12 tahun 2013

STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA


FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DAN
6 Permenkes No. 69 tahun 2013
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN DALAM
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN
KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
7 Permenkes No. 71 tahun 2013
Nasional
8 Per BPJS No. 1 tahun 2014 Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
9 Permenkes No. 28 Tahun 2014 Pedoman Pelaksanaan Program JKN
10 Permenkes No. 1 tahun 2012 Sistem Rujukan

www.bpjs-kesehatan.go.id
II
PELAYANAN KESEHATAN TK PERTAMA

www.bpjs-kesehatan.go.id
Pelayanan Kesehatan Primer JKN
Pelayanan Sistem
Pemberi Pelayanan Manfaat Pelayanan Dasar Hukum
Kesehatan Pembayaran
Puskesmas, DPP, KP, RSD
Pelayanan Kesehatan Non Kapitasi
Pratama, DRG
Spesialistik
RJTP Puskesmas, DRG, Klinik
Pelayanan Gigi Kapitasi
Pratama, RSD Pratama
Puskesmas, Klinik Pratama, Pelayanan
RSD Pratama Kebidanan Kapitasi
(Bidan sebagai Jejaring) Pelayanan Kebidanan Non Kapitasi
Puskesmas, Klinik
RITP
Pratama, RSD Pratama Pelayanan Per diem (Rp. 100.000/hari)
Permenkes No. 71 Tahun 2013,
Seluruh FKTP Penyuluhan Kapitasi
Permenkes No. 69 tahun2013,
Skrining (DM, Hipertensi,
Non Kapitasi Peraturan BPJS No. 1 Tahun 2014
Seluruh FKTP Ca Mammae, Ca Cervix)
Seluruh FKTP
Pelayanan Promotif Kapitasi (di luar
(berkoordinasi dengan
Preventif Vaksin)
Dinkes) Imunisasi
Seluruh FKTP Kapitasi dan Non
(berkoordinasi dengan Kapitasi di luar Alkon
BKKBN) KB *
Penanganan Penyakit
Program Rujuk Balik Seluruh FKTP* Kapitasi (di luar obat)
Kronis di FKTP

www.bpjs-kesehatan.go.id
Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan BPJS Kesehatan 2018:


1. Tingkat Kepuasan Peserta 82%
2. Indeks Kualitas Pelayanan oleh Faskes 84%

Upaya mencapai indikator keberhasilan :


1. Credentialing FKTP
2. WTA
1. Tim Kendali Mutu Kendali Biaya

www.bpjs-kesehatan.go.id
MUTU PELAYANAN PRIMER

KUALITAS 1. Panduan Praktik Klinik


1. P Care
2. Indikator Kinerja FKTP
2. Family Folder (KBPKP)
Mutu
Mutu Medik 3. Promotif Preventif &
Dokumen PROLANIS

MUTU
KUANTITAS Mutu Layanan Non
Medik

1. Ketersediaan FKTP
2. Distribusi peserta merata

www.bpjs-kesehatan.go.id
MUTU PELAYANAN PRIMER

KUALITAS 1. Indikator Kinerja FKTP


1. P Care 2. Pelaksanaan Prolanis
2. Family Folder 3. Optimalisasi fungsi
Mutu Mutu utama pelayanan primer
Dokumen Medik oleh FKTP

MUTU
KUANTITAS
Mutu Layanan
Non Medik
KBPKP
1. Jumlah FKTP cukup (sarana memadai :
jejaring pelayanan lengkap, ruang tunggu,
tempat parkir, sistem antrian)
2. Distribusi peserta terdaftar merata

www.bpjs-kesehatan.go.id
Model Sistem Pelayanan Kesehatan BPJS
FOKUS PADA PELAYANAN PRIMER

Penanganan
Tersier subspesialistik
Biaya sgt mhl DRG/INA CBG’S
(BERJENJANG)
Koordinasi Timbal Balik
(Dukungan IT, Regulasi)
Penanganan
Sekunder spesialistik
Biaya mahal DRG/INA CBG’S

Gatekeeper
Primer
Equity besar (aksesibel bagi Pengelolaan keluhan
semua golongan) kesehatan, promotif,
Biaya terjangkau preventif, survailans

Kapitasi

www.bpjs-kesehatan.go.id
III
PROSEDUR PELAYANAN RUJUKAN
BERJENJANG

www.bpjs-kesehatan.go.id
LOGICAL FRAMEWORK
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS PELAYANAN PRIMER
DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Pola Pencarian Layanan Kesehatan Strata Fasilitas Kesehatan Peran dan Fungsi
0,1% ke TERSIER • CENTER OF EXCELLENCE untuk mengatasi
strata Sub Sp masalah khusus, juga pusat penelitian &
tersier
pengembangan ilmu kedokteran
Kendali 50% Kendali
• BACK-UP untuk mengatasi masalah
3-5% ke Biaya Mutu
strata SEKUNDER kesehatan yang tidak dapat diselesaikan
sekunder RS, Klinik Sp Dokter Pelayanan Primer (DPP)
PRIMER • GATEKEEPER untuk memenuhi sebagian
besar kebutuhan kesehatan warga
25-33% ke 50% (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)
strata primer Klinik/Praktik Mandiri • 1 DPP mengayomi + 2500 warga
Dokter Pelayanan Primer • Rerata kontak per orang per tahun + 4 kali
di tengah masyarakat • Sekitar 10-12% dirujuk ke strata sekunder
SETIAP WARGA diajak berpola hidup sehat,
75-80% punya gejala Fasilitas pendukung Self-Care mampu mengobati diri sendiri (SELF-CARE)
dan faktor risiko & tahu saat yang tepat berkunjung ke dokter

Gambaran peristiwa kesakitan Integrasi dan rayonisasi fasilitas kesehatan SETIAP WARGA wajib mendaftarkan diri ke 1
per 1000 orang dalam sebulan untuk menjamin ketersediaan, keadilan, mutu, klinik/praktik mandiri strata primer yang
keterjangkauan, kesinambungan & keamanan berada di wilayahnya
Source: Lord Dawson's Report on Future Provision of Medical and Allied Services 1920. Green, The Ecology of medical care revisited 2001. Starfield, Primary Care, Balancing
Health Needs, Service, and Technology 1998. Modified by Gatot Soetono

Sumber: materi paparan PB IDI

www.bpjs-kesehatan.go.id
Alur Pelayanan Kesehatan

Peserta
Rujukan / Rujuk Balik
Faskes Primer

Emergency Rumah Sakit

Klaim

BPJS Kesehatan
Branch Office

www.bpjs-kesehatan.go.id
PROSEDUR PELAYANAN
PERMENKES No 71 Tahun 2013
Pasal 14 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
1) Pelayanan kesehatan bagi Peserta dilaksanakan
secara berjenjang sesuai kebutuhan medis
dimulai dari Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
2) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama bagi
Peserta diselenggarakan oleh Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama tempat Peserta terdaftar.

www.bpjs-kesehatan.go.id
Lanjutan...
Pasal 14
4) Dalam keadaan tertentu, ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi Peserta yang:
a. berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama tempat Peserta terdaftar; atau
b. dalam keadaan kedaruratan medis.
5) Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
memilih Fasilitas Kesehatan tingkat pertama selain
Fasilitas Kesehatan tempat Peserta terdaftar pertama
kali setelah jangka waktu 3 (tiga) bulan atau lebih.

www.bpjs-kesehatan.go.id
PERMENKES No 71 Tahun 2013
Pasal 15 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN

1) Dalam hal Peserta memerlukan Pelayanan


Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan atas indikasi
medis, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama harus
merujuk ke Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat
lanjutan terdekat sesuai dengan Sistem Rujukan
yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat
diberikan atas rujukan dari Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama.
www.bpjs-kesehatan.go.id
PERMENKES No 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
Pasal 15
3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat
diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan
tingkat kedua atau tingkat pertama.
4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) dikecualikan pada keadaan gawat darurat,
bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien,
pertimbangan geografis, dan pertimbangan
ketersediaan fasilitas.
5) Tata cara rujukan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
www.bpjs-kesehatan.go.id
Permenkes No. 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pasal 3, 7
• Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal.
• Rujukan vertikal: rujukan antar pelayanan kesehatan yang
berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan
yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi
atau sebaliknya.
• Rujukan horizontal: rujukan antar pelayanan kesehatan
dalam satu tingkatan.

www.bpjs-kesehatan.go.id
Permenkes No 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pasal 5
• Sistem rujukan diwajibkan bagi:
1) pasien yang merupakan peserta jaminan
kesehatan atau asuransi kesehatan sosial
2) pemberi pelayanan kesehatan.

www.bpjs-kesehatan.go.id
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 20
• Ka Dinkes Kab/Kota dan organisasi profesi bertanggung
jawab atas pembinaan dan pengawasan rujukan pada
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
• Ka Dinkes provinsi dan organisasi profesi bertanggung
jawab atas pembinaan dan pengawasan rujukan pada
pelayanan kesehatan tingkat kedua.
• Menteri bertanggung jawab atas pembinaan dan
pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat
ketiga.

www.bpjs-kesehatan.go.id
PENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATAN
PERMENKES No 71 Tahun 2013
Pasal 2
1) Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas
Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan berupa
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dan Fasilitas Kesehatan
rujukan tingkat lanjutan.

2) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dapat berupa:
a. Puskesmas atau yang setara;
b. praktik dokter;
c. praktik dokter gigi; dan
d. klinik pratama atau yang setara
e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara.

www.bpjs-kesehatan.go.id
Cakupan Pelayanan
PERMENKES No. 71 tahun 2013
Pasal 17
(1) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 untuk pelayanan medis mencakup:
a. kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
b. kasus medis yang membutuhkan penanganan awal
sebelum dilakukan rujukan;
c. kasus medis rujuk balik;
d. pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan
kesehatan gigi tingkat pertama;
e. pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak
balita oleh bidan atau dokter; dan
f. rehabilitasi medik dasar.

www.bpjs-kesehatan.go.id
Lanjutan....
Pasal 17

(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilakukan sesuai dengan panduan klinis.
(3) Panduan klinis pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

www.bpjs-kesehatan.go.id
Berlaku mulai 1 Januari 2018
KETENTUAN RUJUKAN
1. Surat rujukan ke FKRTL berlaku 1 (satu) kali untuk diagnosa
dan tujuan rujukan yang sama.
2. Pasien dengan Diagnosa Program Rujuk Balik (PRB) tunggal
tanpa komplikasi, maksimal kunjungan yang dapat dilakukan
adalah 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
3. Peserta yang dirujuk baik penyakit akut atau kronis yang
sudah stabil atau termasuk diagnosa Program Rujuk Balik
(PRB) tunggal tanpa komplikasi, maka FKRTL wajib merujuk
kembali peserta ke FKTP
4. Kontrol ulang dapat dilakukan maksimal 3 (tiga bulan) sejak
tanggal rujukan awal dikeluarkan.
a. Contoh surat rujukan awal dikeluarkan tanggal 1 jan 18, SEP kontrol berikutnya
dapat diterbitkan maksimal tanggal 31 Mar 18 dengan melampirkan surat kontrol
ulang sesuai syarat
b. Tanggal Rujukan awal dapat berasal dari FKTP (Nomor rujukan Pcare) atau dari
FKRTL (Nomor Rujukan SEP) yang diinput kedalam sistem
www.bpjs-kesehatan.go.id
5. Syarat penjaminan kontrol ulang
• Dokter spesialis/subspesialis memberikan surat
keterangan bahwa pasien masih memerlukan perawatan di
FKRTL dan
• Merupakan Diagnosa PRB atau Penyakit kronis lain yang
masih memerlukan perawatan lanjutan (belum stabil) atau
• Membutuhkan konsultasi dengan pelayanan spesialistik
lain yang terkait dengan penyakitnya atau
• Membutuhkan penanganan berkelanjutan seperti
penanganan kasus dengan diagnosa thalassemia,
hemophilia, kanker dan gagal ginjal kronik yang
memerlukan hemodialisa

www.bpjs-kesehatan.go.id
MEKANISME RUJUKAN

Cost
Penanganan
subspesialistik dan
Kasus penelitian
Tersier tertentu : DRG/INA CBG’S
RS TIPE B Pendidikan di
propinsi atau RS tipe A Sub spesialis
yang ada di
Sekunder RS Tipe A Penanganan spesialistik
RS Tipe D, C dan B DRG/INA CBG’S

Gatekeeper
Tapisan rujukan
Primer 155 Diagnosa
Puskesmas, praktek dokter
umum/gigi, klinik

Quantity
Sumber: Starfield; 1999

www.bpjs-kesehatan.go.id
Cakupan Pelayanan

Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 11 tahun


2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Tingkat Kemampuan 4A:


mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara
mandiri dan tuntas

Tingkat Kemampuan 4A.


Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

144 Jenis Penyakit


www.bpjs-kesehatan.go.id
• Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan
penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip
dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi


tertinggi adalah 4A

www.bpjs-kesehatan.go.id
Penguatan
Perkonsil

• Faskes Tingkat Pertama dengan tenaga


medis (Dokter) harus mampu membuat
diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit secara
mandiri dan tuntas sebanyak 144 daftar
penyakit
• Perlu evaluasi, monitoring dan feedback
terhadap pelaksanaannya
www.bpjs-kesehatan.go.id
KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA
PERMENKES No 71 Tahun 2013
Pasal 33

www.bpjs-kesehatan.go.id
KINERJA FASILITAS KESEHATAN
PerPres Nomor 12 Tahun 2013
Pasal 42
Pelayanan kesehatan kepada
Peserta Jaminan Kesehatan
harus memperhatikan
PENILAIAN
1. mutu pelayanan,
KINERJA
2. berorientasi pada aspek Faskes
keamanan pasien, (komponen
3. Efektifitas tindakan, utama
recredentialing)
4. kesesuaian dengan
kebutuhan pasien,
5. efisiensi biaya.

www.bpjs-kesehatan.go.id
SISTEM RUJUKAN MEDIK DI LAYANAN PRIMER

Dokter merujuk pasien pada kasus penyakit dengan tingkat


kemampuan 4A pada kondisi :
T :Time  lama perjalanan penyakit
A : Age  umur pasien
C : Complication  komplikasi dari penyakitnya, tingkatan
kesulitan
C : Comorbidity  ada/tidaknya penyakit penyerta

www.bpjs-kesehatan.go.id
1. TIME
• Jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi
kronis atau melewati Golden Time Standard
• Contoh pada demam tifoid
Pasien dirujuk bila setelah mendapat terapi selama 5 hari
belum tampak perbaikan.
2. AGE
• Jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan
meningkatkan risiko komplikasi serta kondisi penyakit lebih
berat
• Contoh pada penyakit pneumonia aspirasi.
Pasien anak, berumur kurang dari 6 bulan, indikasi dirujuk ke
layanan sekunder.
www.bpjs-kesehatan.go.id
3. COMPLICATION
• Jika komplikasi yg ditemui dapat memperberat kondisi pasien
• Contoh pada penyakit influenza dengan tanda-tanda
pneumonia.
Pasien dirujuk bila didapatkan tanda-tanda pneumonia (panas
tidak turun 5 hari disertai batuk purulen dan sesak nafas).

4. COMORBIDITY
• Jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
memperberat kondisi pasien.
• Contoh: penyakit TB pada orang dengan HIV, TB dengan
penyakit metabolik perlu dirujuk ke layanan sekunder. Setelah
mendapat advis di layanan sekunder dapat melanjutkan
pengobatan kembali di fasilitas pelayanan primer.
www.bpjs-kesehatan.go.id
Pelaksanaan Rujukan
1. Harus luaran P’Care
2. Sesuai kompetensi RS Rujukan
3. Satu Rujukan dan satu RS (Kecuali diag yang
berbeda yang tidak dapat ditangani rawat
bersama di satu RS)

www.bpjs-kesehatan.go.id
HARAPAN
1.Berkomitmen untuk mensukseskan program JKN.
2.Secara konsisten menerapkan pelayanan yang efisien,
efektif dan berkualitas melalui penerapan kaidah-kaidah
evidence based.
3.Peningkatan ketersediaan dan kompetensi tenaga
kesehatan.
4.Mengisi kebutuhan Fasilitas Kesehatan dan tenaga
kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
5.Ikut mensosialisasikan program JKN.

www.bpjs-kesehatan.go.id
Kami yakin dengan pertolongan
Tuhan Yang Maha Esa kami dapat
mencapai cakupan Semesta
sebagai warisan untuk INDONESIA
YANG LEBIH BAIK

37
www.bpjs-kesehatan.go.id
Diskusi
• Rujukan jika sudah ada SKDP maka dterbitkan
rujukan kembali stlh 3 bulan. Kasus di lapangan, RS
melayani pasien 2x lalu kembali ke FKTP untuk minta
rujukan namun belum sampai 3 bulan. Bagaimana
dengan kasus tsb?
• Bagaimana kasus SKDP jika pasien membutuhkan 2
poli spesialis? Kasus stroke dan jantung koroner.
• Mohon RS apabila SKDP sudah berakhir maka ada
informasi kepada FKTP berupa rujuk balik (berisi
informasi obat dan terapi yang perlu dilakukan di
FKTP).
• Mengapa obat tidak langsung diberikan 1 bulan?
www.bpjs-kesehatan.go.id
Jawaban
• Post MRS maka akan muncul Surat Kontrol, bukan SKDP.
Surat kontrol tsb berlaku maks 2 kali kunjungan.
• Jika ada 2 SKDP pada 2 poli berbeda, maka masing-
masing SKDP tersebut berlaku sesuai dg kebutuhan
pelayanan pada pasien. SKDP dikeluarkan oleh masing-
masing Poli RS.
• SRB (Surat Rujuk Balik) : berisi resep obat (ditulis dengan
jelas dan dapat terbaca) dan terapi yang diberikan dokter
spesialis kepada Pasien.
• Pemberian obat diberikan kepada pasien selama 30 hari
(bukan 7 hari). Hal ini untuk memudahkan pasien agar
tidak riwa riwi ke RS hanya u/ mengambil obat.

www.bpjs-kesehatan.go.id
• Pasien cukup membawa resume tanpa meminta
rujukan dari FKTP jika masuk dari IGD RS.
• Jika diagnosa saling berkaitan, maka internal poli RS
akan membuatkan rujukan antar poli (bukan
meminta rujukan dari FKTP).
• Kecuali untuk kasus diagnosa yg slg tdk berkaitan,
misal penyakit mata dg fraktur, maka hal itu
dbuatkan rujukan masing2 oleh FKTP.
• Perbedaan obat untuk penyakit kronis dan non
kronis  berkaitan juga dengan pemberian obat
kepada pasien dn klaim obat dari RS kepada BPJS.
www.bpjs-kesehatan.go.id
Diskusi dan Jawaban
• Pasien meminta rujukan atas anjuran dari dokter
spesialis RS. Bagaimana menindaklanjuti hal tsb?
• Mohon bantuan rekan2 FKTL untuk dapat
mengedukasi pasien bahwa FKTP bukan hanya untuk
mengambil rujukan, melainkan sebagai gate keeper.
Ada 144 diagnosa (sesuai KMK 514 thn 2015) dimana
harus tuntas d FKTP.

www.bpjs-kesehatan.go.id
• Pasien Post MRS dg hematemesis melena. Apakah
butuh kontrol ke RS atau tidak perlu diinformasikan
kepada pasien ybs. Untuk kemoterapi belum ada di
Pcare. Apakah itu menggunakan rujukan manual?
• Diagnosa Melena bukan masuk kronis. Diagnosa
tersebut jika kondisi pasien sudah stabil maka mohon
Dokter Spesialis di RS untuk dapat mengedukasi
kepada pasien bahwa pengobatan selanjutnya bisa
dilakukan di FKTP, tidak perlu kontrol ulang ke RS.
• RS bisa membuatkan SRB untuk pasien dengan kasus
kronis dan kondisi stabil.
www.bpjs-kesehatan.go.id
Diskusi dan Jawaban
• RS Semen Gresik, RS Petrokimia, dan RS Ibnu Sina
bisa menangani kasus keganasan ringan.
• Adapun kasus keganasan berat, FKTP bisa
membuatkan rujukan ke RS tersier (RS Soetomo).
Secara Pcare belum muncul maka dpilih dl RS area
setempat. Lalu cetak rujukan luaran Pcare, coret RS
ganti RS Tersier, Paraf dan Stempel FKTP.

www.bpjs-kesehatan.go.id
Diskusi dan Jawaban
• Pelayanan bagi peserta JKN-KIS dari luar faskes namun dalam
1 wilayah kabupaten yang sama, sudah dilayani lebih dari 3
kali namun tidak segera melakukan pergantian faskes.
Sehingga FKTP membuat kebijakan bahwa peserta selanjutnya
menjadi pasien umum. Mohon BPJS Kesehatan dapat
menjelaskan dan membuat surat resmi perihal mekanisme
pelayanan bagi peserta dari faskes luar tsb.
• Pembatasan pelayanan bagi Peserta JKN tidak bisa dilakukan,
karena hal tsb akan membatasi. Maka bisa digunakan
beberapa option dalam pindah faskes :
1. Mobile JKN
2. Care Center 1500 400 (bebas pulsa untuk telepon domestic)
3. Stand resmi BPJS Kesehatan dg jadwal bergantian di tiap
Kecamatan
www.bpjs-kesehatan.go.id
Diskusi dan Jawaban
• Untuk STR bagi dokter spesialis tidak ada tanda
pengurusan. Apa yang dilampirkan?
• Yang dilampirkan adalah capture dari pengajuan
kepada konsil (capture email) serta dari IDI
Kabupaten setempat.
• Bagaimana perhitungan 3x24 jam disesuaikan
dengan jadwal kerja BPJS Kesehatan (Senin-Sabtu)?
• Hal ini utamanya untuk kasus denda pelayanan. Bagi
pasien yang ada tunggakan iuran maka setelah
melunasi akan muncul denda pelayanan. Mohon
pasien diedukasi untuk segera melakukan
pengurusan.
www.bpjs-kesehatan.go.id
Diskusi dan Jawaban
• Kasus kecelakaan lalu lintas/KLL tunggal (rawat jalan)
(kasus di jalan raya, bukan jalan kampung) di FKTP
maka hal tersebut masuk kapitasi.
• Jika butuh rawat inap, maka pasien perlu untuk
melapor ke kepolisian. Dari kepolisian akan dapat
surat penjaminan dimana itu nanti dilampirkan oleh
FKTP pada saat pengajuan klaim ke BPJS.
• Jika butuh rujukan, maka pasien perlu untuk melapor
ke kepolisian. Rujukan dibuat dari luaran Pcare. Pada
bagian diagnosa rujukan dituliskan tambahan
keterangan (kecelakaan karena apa). Hal ini untuk
kepaduan informasi dari pasien kepada FKTP dan
FKTL.
www.bpjs-kesehatan.go.id
Diskusi dan Jawaban
• U/ kasus kecelakaan tunggal di kampung (perifer)
maka pasien tidak perlu melaporkan ke kepolisian.
Cukup surat kronologis bermaterai 6000 yang dibuat
oleh pasien ybs.
• U/ kasus kecelakaan ada lawan/ganda (non tunggal)
di kampung (perifer) maka pasien tetap melaporkan
ke kepolisian.

www.bpjs-kesehatan.go.id
Diskusi dan Jawaban
• Saat akan rawat inap, disampaikan kondisi kamar full.
Lalu ada penawaran kepada pasien apakah menjadi
pasien JKN atau sebagai pasien umum.
• Pada FKTL yang sudah bekerjasama dengan BPJS ybs
mengisi APLICARES. Aplikasi tsb dapat memantau
kondisi jumlah bed yang kosong pada RS tsb.
Informasi yang disampaikan adalah info
terupdate/terkini.
• Apabila ada keluhan terkait layanan baik d FKTP
maupun FKTL, maka dapat dikonfirmasi lgsng di Grup
WA FKTL-FKRTL Lamongan.

www.bpjs-kesehatan.go.id
Diskusi dan Jawaban
• Apakah ada perbedaan antara One Day Care (ODC)
dengan rawat inap 1 hari?
• U/ ODC tidak ada tarif pada permenkes. Maka ODC
masuk rawat jalan (kapitasi)
• Apabila ada pasien rawat inap dg diagnosa sering
kambuh, bagaimana perihal klaim rawat inap nya?
• U/ PKM dan klinik, rawat inap di Permenkes maks 5
hari.

www.bpjs-kesehatan.go.id

Anda mungkin juga menyukai