PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan pasien
adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan dengan
waktu sesingkat-singkatnya.Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek sesungguhnya tidak hanya
memberikan pelayanan medis profesional namun juga memberikan pelayanan
umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan sebaik
baiknya, pasien dan keluarga juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan
baik dari segi petugas yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang
tidak terlalu lama, kebersihan toilet maupun dari sumber daya manusia yang
bertugas ditempat pelayanan kesehatan tersebut harus profesional. Selain itu
instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat pelayanan yang pertama, yang
diharapkan pasien maupun keluarga pasien adalah sebagai tempat pemberi
informasi yang jelas sebelum pasien mendapatkan tindakan/pelayanan berikutnya
bahkan sampai memerlukan rawat inap.
Pedoman pengorganisasian Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang mengacu
kepada Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 47 Tahun 2019 tentang
Kedudukan, Susunan organisasi, tugas, dan fungsi serta tata kerja Unit Pelaksana
Teknis Daerah Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang pada Dinas Kesehatan dan
Pencatatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan menyesuaikan pada
kebutuhan organisasi dan kondisi lingkungan yang ada.
Instalasi Rawat Jalan sebagai salah satu bagian dari pelayanan Bidang
Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang berupaya meningkatkan
kualitas pelayanannya perlu pedoman yang nantinya akan digunakan sebagai
panduan untuk mernberikan kualitas pelayanan yang baik dan sesuai dengan
tuntutan standar pelayanan
B. TUJUAN
1. Umum
Sebagai panduan/acuan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan pelayanan di
rawat jalan sehingga keselamatan pasien dan peningkatan mutu pada Rumah
Sakit Jiwa Naimata Kupang dapat tercapai
2. Khusus
a) Sebagai pedoman pelayanan yang baku yang dapat dipakai dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan pasien di rawat jalan
b) Mempermudah admistrasi pelayanan di rawat jalan
c) Tercapainya indikator mutu dan keselamatan pasien di rawat jalan
d) Tersedianya Sumber Daya Manusia/ petugas baik Medis, Tenaga
Keperawatan, Penunjang sesuai standar
e) Tersedianya sarana prasarana baik medis maupun non medis untuk
menunjang kelancaran pelayanan
f) Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
g) Meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar yang berlaku di rumah sakit:
Pedoman Praktik Klinik (PPK), Standard Pelayanan Minimal (SPM), Indikator
Mutu Klinik, Indikator Pelayanan, Standard Prosedur Operasional ( SPO )
h) Meningkatkan keselamatan pasien
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Klinik Jiwa dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan jiwa,
pemeriksaan narkoba, MCU, pemeriksaan jasmani dan rohani. Dokter yang
melayani adalah Spesialis Jiwa.
2. Pasien mampu secara mandiri, menyadari tentang sakitnya sehingga bisa
mengontrol sakitnya dengan minum obat dengan teratur.
E. LANDASAN HUKUM
C. Pengaturan Jaga
Jam kerja pegawai dalam satu minggu minimal 37,5 jam, terdistribusi sebagai
berikut:
1. Senin s/d Kamis : dari jam 07.30-16.00 WITA
2. Jumat : dari jam 07.30-16.30 WITA
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
UGD
Ruang Poliklinik Jiwa RSJ Naimata adalah sebuah ruangan berukuran 6x4m yang
didalamnya terdapat fasilitas penunjang pelayanan. Ruangan Poliklinik memiliki batas
area :
Utara : Halaman depan RSJ Naimata Kupang
Selatan : Jalur menuju ruang rawat inap
Timur : Ruangan TPP dan RM
Barat : Menuju ruangan Instalasi Gawat Darurat
B. Standar Fasilitas
Peralatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu
kelancaran pelayanan. Berikut ini adalah ketentuan umum mengenai peralatan:
a. Jumlah dan macam peralatan disesuaikan dengan standar yang berlaku.
b. Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat.
c. Peralatan dasar meliputi:
1) Tensimeter
2) Stetoskop
3) Termometer.
4) Timbangan
5) Peralatan portable untuk transportasi.
6) Lampu untuk tindakan.
7) Elektrokardiogram
8) Alat dekontaminasi
9) APD level 2 dan 3
d. Protokol dan pelatihan kerja untuk staf medik dan perawat perlu tersedia
untuk penggunaan alat-alat termasuk langkah-langkah untuk mengatasi
apabila terjadi malfungsi
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi: assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
2. Tujuan:
Mutu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan dan keluhan
dari pasiennya, lembaga sosial atau swadaya masyarakat dan bahkan pemerintah
sekalipun. Mutu akan diwujudkan jika telah ada dan berakhirnya interaksi antara
penerima pelayanan dan pemberi pelayanan. Jika pemerintah yang menyampaikan
kritikan ini dapat berarti bahwa masyarakat mendapatkan legalitas bahwa memang
benar mutu pelayanan kesehatan harus diperbaiki. Mengukur mutu pelayanan dapat
dilakukan dengan melihat indikator-indikator mutu pelayanan rumahsakit yang ada di
beberapa kebijakan pemerintah, sudahkan kita mengetahuinya. Analisa indikator akan
mengantarkan kita bagaimana sebenarnya kualitas manajemen input, manajemen proses
dan output dari proses pelayanan kesehatan secara mikro maupun makro.
Indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu pada
indikator yang relevan berkaitan dengan struktur, proses, dan outcomes.
Adapun indikator mutu meliputi:
N
Indikator Mutu Standar
o
1. Pemberi pelayanan di Poli Jiwa 100%
Minimala:
a.Napza
Ketersediaan Pelayanan di RS Jiwa
2. b.Gg. Psikotik
c. Gg. Neurotik
d.Gg. Organik
Angka Jam MulaiPelayanan Sesuai Ketentuan (Pukul
3. ≤ 5menit
08.00)
4. Waktu Tunggu Rawat Jalan ≤ 2/1000
Penegakan diagnosis TB (Tuberculosis) melalui
5. ≥ 60%
pemeriksaan mikroskopis TB
Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB
6. ≥ 60%
di rumah sakit
7. Kepuasan Pelanggan ≥ 80%
Indikator Mutu Poliklinik Rawat Jalan
17
Pedoman pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan
Sampel
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Triwulanan
Analisis Data
Nilai Ambang/ 100%
Standar
Metodologi Statistik: Run Chart Interpretasi data: Trend,
Analisis Data bandingkan dengan RS lain, dengan standar, dengan
praktik terbaik
Sumber Rekap Harian
Data/Area
Monitoring
PJ Pengumpul Penanggung jawab data mutu Instalasi Rawat
Data Jalan
Publikasi Data Internal: Laporan Kerja Instalasi
Eksternal: SISMADAK, Pemerintah Daerah
18
Pedoman pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan
19
Pedoman pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan
Metode Retrospektif
Pengumpulan SensusHarian
Data
Cakupan Total
Data
Sampel
Frekuensi Triwulanan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Triwulanan
Analisis Data
Nilai ≥ 60 %
Ambang/
Standar
Metodologi Statistik: Run Chart
Analisis Data Interpretasi data: Trend, bandingkan dengan standar
Sumber Rekam Medik
Data/Area
Monitoring
PJ Penanggungjawab data mutu Instalasi Rawat Jalan
Pengumpul
Data
Publikasi Internal: Laporan Kerja Tim TB
Data Eksternal: Dinas Kesehatan Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman, Pemerintah
20
Pedoman pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan
Metode Retrospektif
Pengumpulan SensusHarian
Data
Cakupan Total
Data
Sampel
Frekuensi Triwulanan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Triwulanan
Analisis Data
Nilai ≥ 60 %
Ambang/
Standar
Metodologi Statistik: Run Chart
Analisis Data Interpretasi data: Trend, bandingkandenganstandar
Sumber RekamMedis
Data/Area
Monitoring
PJ Penanggungjawab data mutuInstalasiRawatJalan
Pengumpul
Data
Publikasi Internal: Laporan Kerja Tim TB
Data Eksternal: Dinas Kesehatan Kependudukandan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman, Pemerintah
21
Pedoman pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan
7. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Indikator
Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi
Operasional pelanggan terhadap jasa pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan
pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang
diberikan sesuai atau melampaui harapan
pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan
melakukan survei kepuasan pelanggan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan
mengacu pada kepuasan pelanggan
berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Pemantauan dan pengukuran Kepuasan Pasien
dan Keluarga adalah kegiatan untuk mengukur
tingkatan kesenjangan pelayanan RS yang
diberikan dengan harapan pasien dan keluarga di
Instalasi Rawat Jalan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang
mampu memberikan kepuasan pelanggan
Dimensi Efektivitas dan mutu pelayanan
Mutu
Dasar Survei kepuasan pasien dan keluarga dengan IKM
Pemikiran/ menjadi bahan penilaian terhadap unsur
Alasan pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi
PemilihanIndi
pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan
kator
untuk meningkatkan kualitas pelayanannya
Numerator Total nilai persepsi per unsur
Denominator Total unsur yang terisi
Formula Σ Total nilaipersepsi per unsur x Nilaipenimbang
Pengukuran Σ Total unsur yang terisi
Metode Retrospektif
Pengumpulan SensusHarian
Data
Cakupan Total
Data Sampel
Frekuensi Triwulan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Tahunan
Analisis Data
Nilai ≥ 80%
Ambang/
Standar
Metodologi Statistik: Run Chart Interpretasi data: Bandingkan
Analisis Data dengan standar
Sumber Hasil kuesioner dan rekapitulasi hasil kuesioner
Data/Area hasil survei
Monitoring
PJ Penanggung jawab data mutu Instalasi Rawat
Pengumpul Jalan
Data
Publikasi Internal: Laporan Kerja Instalasi
Data Eksternal: SISMADAK, Pemerintah Daerah
22
Pedoman pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan
DitetapkanDi : Kupang
PadaTanggal : 14 Juli 2022
DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA NAIMATA KUPANG
23