BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa kesehatan
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, dimana
penyelenggaraannya harus berdasarkan kode etik dan standar pelayanan profesi
yang telah ditetapkan.
Pelayanan anak merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien bayi
usia 29 hari sampai dengan anak remaja usia 18 tahun, dimana pasien
memerlukan tindakan yang cepat, dan tepat serta pelayanan yang emergency
untuk pasien dengan kondisi yang kritis dan memerlukan observasi khusus
dengan menggunakan peralatan yang lengkap. Pelayanan anak dibagi menjadi
tiga kategori yaitu: poliklinik anak, rawat inap anak, dan PICU.
Rumah Sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang
mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan anak yang
profesional dan berkualitas dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada
anak, perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga
profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim.
Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan
keselamatan pasien. Selain itu dukungan sarana prasarana serta peralatan juga
diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan anak. Oleh karena itu,
mengingat diperlukannya tenaga-tenaga khusus, terbatasnya sarana dan
prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi keberadaan pelayanan
anak perlu dikonsentrasikan. Pedoman ini adalah pedoman minimal dan dapat
dikembangkan kapanpun seiring dengan kemajuan teknologi di bidang
kesehatan.
B. TUJUAN
Pedoman Pelayanan Anak di Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru
dimaksudkan untuk memberikan panduan dalam melaksanakan perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan penyelenggaraan pelayanan anak.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan anak di Rumah Sakit Daerah Madani Kota
Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan, meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia
di ruangan PICU, Rawat Jalan Anak, dan Rawat Inap Anak.
b. Meningkatkan sarana prasarana pelayanan anak.
c. Memiliki standar keselamatan pasien di ruangan PICU, Poliklinik Anak,
dan Rawat Inap Anak.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Poliklinik Anak
Poliklinik anak adalah layanan pemeriksaan dan pengobatan tehadap bayi
usia 29 hari sampai dengan anak remaja usia 18 tahun dimana didalamnya
mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa dan pengobatan
rawat jalan anak. Dokter yang melayani adalah dokter spesialis anak.
2. Rawat Inap Anak
Rawat inap anak adalah satu bentuk layanan perawatan kesehatan rumah
sakit dimana pasien akan menginap sedikitnya satu hari dengan alasan
medik dan menggunakan sarana prasarana rumah sakit dengan . Pelayanan
kesehatan diberikan secara perseorangan yang meliputi observasi,
diagnose, pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi medik.
3. Pediatric Intensive Care Unit (PICU)
PICU adalah ruang perawatan intensif di rumah sakit, bagi anak dengan
gangguan kesehatan serius atau yang berada dalam kondisi kritis. Kategori
pasien yang dirawat di PICU adalah dari bayi berusia 29 hari sampai
anak remaja berusia 18 tahun.
4. Pelayanan Administrasi
Pelayanan administrasi adalah pelayanan yang memiliki tugas mendaftarkan
pasien,
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
3. Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran.
4. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.32 tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 834/MENKES/SK/VII/2010 Tentang
Pedoman Tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyelenggaraan Pelayanan
High Pelayanan High Care Unit Care Unit (HCU) Di Rumah Sakit.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2018
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2017
Tentang Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2018.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014
Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit.
14. Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C. Departemen
Kesehatan Ri Sekretariat Jenderal Pusat Sarana, Prasarana Dan Peralatan
Kesehatan Tahun 2007.
15. Standar Kelas Rawat Inap di Rumah Sakit, Direktorat Pelayanan Kesehatan
Rujukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2020.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Perhitungan :
A x B x 313
TP =
(365-92) x Jam Kerja / Hari
Keterangan:
A = Jam keperawatan/24 jam (Standar 6 jam)
B = sensus harian (BOR x Jumlah tempat tidur)
Jumlah tempat tidur :10 bed
BOR : 70 x 10 /100 = 7
E = Jam kerja efektif per hari (standar 6 jam)
b. Perhitungan :
6 x 7 x 365
TP ruang rawat inap anak =
255 x 6
Keterangan:
A = Jam keperawatan/24 jam (Standar 6 jam)
B = sensus harian (BOR x Jumlah tempat tidur)
Jumlah tempat tidur :10 bed
BOR : 70 x 10 /100 = 7
E = Jam kerja efektif per hari (standar 6 jam)
b. Perhitungan :
6 x 7 x 365
TP ruangan PICU =
255 x 6
TP ruangan PICU = 10
C. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan Jaga Tim Medis
a. Dokter Spesialis Konsulen
1) Pengaturan dokter spesialis konsulen sesuai dengan disiplin ilmu
masing - masing
2) Dokter spesialis konsulen harus bisa dihubungi sewaktu - waktu jika
diperlukan.
3) Jika salah satu dokter konsulen berhalangan hadir maka wajib
memberitahu 1 hari sebelumnya dan kemudian dialihkan ke dokter
konsulen lainnya
b. Dokter jaga
1) Pengaturan jadwal dokter jaga sesuai dengan jadwal jaga dokter
2. Pengaturan Jaga Tenaga Keperawatan
a. Pengaturan jadwal dinas perawat / bidan di ruang anak dibuat dan di
pertanggung jawabkan oleh Kepala Ruang Anak dan disetujui oleh
Kepala bidang pelayanan
b. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, sore, malam, lepas malam, libur dan
cuti
c. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana anak setiap satu bulan.
d. Jika ada keperluan penting pada hari tertentu (direncanakan), maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan.
e. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa
bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan,
maka permintaan disetujui)
f. Setiap tugas jaga/shift harus ada perawat penanggung jawab shift
(Incharge) dengan syarat pendidikan minimal D III
Keperawatan/kebidanan dan masa kerja minimal 2 tahun, serta memiliki
sertifikat BHD/BLS.
g. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka perawat yang
bersangkutan harus memberikan informasi kepada Kepala Ruangan
minimal 1 hari sebelumnya, hal ini dimaksudkan untuk memberikan waktu
penanggung jawab mengatur personil yang jaga saat itu.
h. Apabila ada tenaga perawat tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah di
tetapkan (tidak terencana) karena sakit / anak sakit dan sebagainya maka
perawat tersebut harus memberikan informasi kepada Kepala seksi
keperawatan minimal 4 jam sebelum jam dinas dimulai, hal ini di
maksudkan untuk memberikan waktu untuk mencarikan perawat
pengganti saat itu.
i. Apabila ada tenaga perawat yang tiba - tiba tidak bisa jaga sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan karena ada kejadian yang mendadak (± 1jam
sebelum jam dinas dimulai) maka penanggung jawab wajib mencarikan
perawat pengganti.
c. Ruang PICU
1) BTCLS
2) PICU dasar
3) Dasar-dasar Intensive Care
4) Askep Ventilator dan CPAP
5) Suction endotracheal
6) Perawatan tracheostomi
7) Kegawatan kardiovaskuler
8) Penanganan shock
9) Pengukuran CVP
10) ECG 12 lead
11) Pemasangan CVC
12) Pemasangan ETT
13) Penatalaksanaan sumbatan jalan nafas
14) Program pengendalian infeksi
15) Program keselamatan dan kesehatan kerja.
16) Penggunaan peralatan secara benar, efektif dan aman
4. Pelaksanaan diklat dibawah koordinasi TIM DIKLAT dan bagian terkait
5. Monitoring pasca pelatihan dilakukan Kepala Instalasi dan Kepala Ruangan
Anak untuk melihat implementasi pelatihan di perina.
6. Evaluasi pasca pelatihan dilakukan terhadap peserta oleh Kepala instalasi
dan atau Kasi Keperawatan, sedangkan tindak lanjut dilakukan berdasarkan
evaluasi dari hasil koordinasi perina, Kasiterkait dengan TIM DIKLAT Rumah
Sakit.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. STANDAR RUANGAN
1. Poliklinik Anak
a. Luas ruangan 12 - 25 m2
b. Letak poliklinik anak harus mudah diakses dari pintu masuk utama rumah
sakit dan memiliki akses yang mudah ke ruang rekam medis, ruang farmasi,
ruang radiologi, dan ruang laboratorium.
c. Memiliki ruang tunggu dengan kapasitas yang memadai dan sesuai kajian
kebutuhan pelayanan.
d. Desain ruangan pemeriksaan harus dapat menjamin privasi pasien.
e. Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan.
f. Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan tidak boleh ada
percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan arus.
g. Poli anak tidak diletakkan berdekatan dengan Poli Paru, sebaiknya Poli Anak
dekat dengan Poli Kebidanan.
A. Poliklinik Anak
Tatalaksana pelayanan rawat jalan atau poliklinik pada umumnya dikerjakan
secara team work, dilakukan sesuai asuhan keperawatan dan terdokumentasi
dengan baik. Berikut tatalaksana poliklinik anak :
1. Pasien mengambil nomer antrian dan mendaftar ke bagian registrasi rawat
jalan.
2. Pada pasien yang baru berobat pertama kali akan diberikan kartu berobat,
sementara pada pasien lama yang sudah pernah berobat di Rumah Sakit
Daerah Madani Kota Pekanbaru harus menyertakan kartu berobat pasien.
3. Pasien yang menggunakan jaminan kesehatan BPJS harus membawa surat
rujukan dari FKTP, kartu BPJS, Kartu Keluarga dan KTP yang kemudian akan
diverifikasi dan petugas pendaftaran akan membuatkan SEP.
4. Pasien umum akan diarahkan menuju poliklinik yang dituju dengan membawa
register pasien.
5. Pasien dengan jaminan kesehatan BPJS akan diarahkan menuju poliklinik yang
dituju dengan membawa register pasien, BPJS, dan SEP.
6. Petugas mengantarkan rekam medis pasien ke Poliklinik yang dituju.
7. Pasien akan dipanggil oleh petugas untuk masuk ke dalam poliklinik sesuai
dengan nomor urut yang di dapat.
8. Pasien diarahkan masuk ke dalam ruang poliklinik dan kemudian akan
dilakukan anamnesa awal serta pemeriksaan tanda-tanda vital oleh perawat.
9. Setelah dilakukan anamnesa awal oleh perawat, dokter spesialis anak akan
melakukan pemeriksaan terhadap pasien.
10. Apabila membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan labor atau
pemeriksaan radiologi, pasien akan diarahkan menuju ruang pemeriksaan.
11. Jika pemeriksaan penunjang telah selesai, pasien akan diarahkan untuk
melakukan konsultasi lanjutan dengan dokter spesialis anak.
12. Apabila terdapat indikasi untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis lainnya,
maka pasien akan didaftarkan oleh perawat dan diarahkan menuju ruang dokter
spesialis tersebut.
13. Apabila pasien dengan jaminan kesehatan BPJS terdapat indikasi untuk
berkonsultasi dengan dokter spesialis lainnya, maka pasien akan didaftarkan
oleh perawat di pendaftaran pasien BPJS dan diarahkan menuju ruang dokter
spesialis tersebut.
14. Apabila pasien memiliki indikasi untuk menjalani rawat inap, maka pasien
diarahkan untuk mendaftar ke pendaftaran rawat inap dan perawat akan
berkoordinasi dengan perawat ruangan sesegera mungkin untuk
mempersiapkan ruangan sehingga dapat dilakukan transfer pasien.
15. Pada pasien memiliki indikasi untuk menjalani tindakan operasi akan dilakukan
penjadwalan operasi efektif dan perawat akan melakukan konfirmasi dengan
petugas Kamar Operasi dan dokter spesialis anastesi yang bertugas pada
waktu operasi akan dilakukan.
16. Pengisian perkiraan biaya operasi dan surat izin operasi akan dilakukan oleh
dokter spesialis pada saat merencanakan operasi efektif.
17. Jika jadwal operasi sudah ditentukan, maka pasien akan diarahkan untuk
melakukan pemeriksaan penunjang persiapan operasi.
18. Jika tindakan operasi dilakukan pada hari yang sama, maka pasien diarahkan
untuk mendaftar di pendaftaran rawat inap.
19. Jika tindakan operasi dilakukan pada hari yang berbeda maka pasien diarahkan
untuk datang dan mendaftar di pendaftaran rawat inap satu hari sebelum
dilakukan operasi.
20. Jika pasien membutuhkan penangan khusus yang tidak tersedia di RSD Madani
maka pasien akan dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang lebih lengkap.
21. Jika pasien membutuhkan kontrol ulang pertemuan selanjutnya, dokter akan
membuatkan surat kontrol pasien.
22. Dokter spesialis menginput data pasien ke SIM RS setelah penanganan pasien
selesai dilakukan.
23. Jika pasien dipulangkan, dokter spesialis anak akan mengisi resume medis
pasien.
24. Pasien umum akan diarahkan menuju kasir untuk menyelesaikan administrasi.
25. Pasien diarahkan menuju apotek untuk pengambilan obat dan mendapatkan
edukasi cara mengkonsumsi obat.
Pelaksana Ka Ru Bagian
Sarana Anak farmasi
2. Perencanaan
Petugas mendata kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai setiap
hari dan mengajukan kebutuhan tersebut ke bagian farmasi.
3. Permintaan
Permintaan obat-obatan dan bahan habis pakai dilakukan setiap hari
sesuai dengan kebutuhan. Apabila ada kebutuhan mendesak dan stok
barang kosong maka permintaan barang dapat langsung diajukan.
4. Penyimpanan
Penyimpanan bahan habis pakai dan obat-obatan dilakukan dalam
tempat/lemari yang sudah.
5. Penggunaan
Penggunaan bahan habis pakai dan obat-obatan disesuaikan dengan
kebutuhan pasien setiap harinya.
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan bahan habis pakai dan obat-obatan dilakukan
pada saat laporan bulanan dan dilakukan pengecekan setiap satu minggu
sekali.
A. Pengertian
Keselamatan pasient (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi: asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Tercapainya budaya keselamatan keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang
dilakukan melalui asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko. Di RSD Madani kegiatan ini dilakukan
melalui monitoring indikator mutu pelayanan tiap unit kerja terutama yang
terkait dengan pelaksanaan patient safety, tindakan preventif, pengendalian
proses/ produk tidak sesuai, tindakan korektif dan audit mutasi internal.
1. Monitoring indikator mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan asesmen resiko, indikator mutu
pelayanan rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada pedoman
mutu pelayanan. Pedoman mutu pelayanan unit Ruang Anak secara rinci
ada pada bab pengendalian mutu. Indikator mutu pelayanan yang
menyangkut patient safety secara rinci dapat dilihat pada format indikator
mutu pelayanan pada pedoman mutu pelayanan. Indikator tersebut
merupakan milik unit kerja, menentukan periode pengambilan data dan
analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian tidak diinginkan
pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen seperti diatur pada
tindakan preventif.
2. Tindakan preventif
Tindakan preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan. Tindakan preventif dilakukan melalui pencegahan
kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang memenuhi K3 dan pertemuan
rutin di rapat struktural seminggu sekali, morning report, evaluasi prosedur
tiap 3 bulan dan audit internal.
3. Pengendalian proses/ produk tidak sesuai
Pengendalian adalah identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien. Kejadian tidak diinginkan yang
menyangkut keselamatan pasien juga merupakan salah satu mekanisme
pengendalian proses/produk tidak sesuai. Identifikasinya melalui audit mutu
internal, audit mutu eksternal, temuan oleh manajemen, dan laporan
pelanggan. Laporan identifikasi tersebut ditindaklanjuti melalui rapat tertutup
direksi dan kepala seksi, ketua komite dan unit terkait untuk menemukan
akar permasalahan dan jalan keluarnya. Kepala seksi melakukan perbaikan
sesuai dengan tindakan korektif.
4. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Tindakan korektif dilakukan terhadap laporan yang
diputuskan dalam pertemuan tertutup oleh kepala seksi melului inspeksi
atau verifikasi. Hasil inspeksi harus menunjukkan telah dilakukannya
tindakan koreksi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA