7.7 Pelayanan anestesi lokal, sedasi, dan 3.4 Pelayanan anestesi lokal dan
pembedahan pembedahan minor
7.8 Penyuluhan/pendidikan kesehatan
dan konseling
7.9 Makanan dan terapi nutrisi 3.5 Pemberian makanan dan terapi gizi
7.10 Pemulangan dan tindak lanjut 3.6 Pemulangan dan tindak lanjut
UKP – Pmk 46/2015 UKPP– SIAP 219
Standar Isi Standar Isi
8.1 Pelayanan LABORATORIUM 3.9 Pelayanan LABORATORIUM
8.2 Pelayanan OBAT 3.10 Pelayanan OBAT
8.3 Pelayanan RADIODIAGNOSTIK 3.11 Pelayanan RADIODIAGNOSTIK
8.4 Manajemen informasi – REKAM MEDIS 3.8 Manajemen REKAM MEDIS
8.5 Manajemen Keamanan Lingkungan 1.4 MFK
8.6 Manajemen Peralatan 1.4 MFK
8.7 Manajemen SDM 1.5 Manajemen SDM
ELEMEN PENILAIAN AKREDITASI FKTP
PRINSIP DOKUMEN AKREDITASI: TULIS
YANG DIKERJAKAN, KERJAKAN YANG REGULASI ( R )
DITULIS,BISA DIBUKTIKAN SERTA
DAPAT DITELUSURI DENGAN 1. Kebijakan
KBBI:: BUKTINYA 2. Rencana Lima Tahunan
DOKUMEN adalah Puskesmas
surat yang tertulis 3. Pedoman/manual mutu
atau tercetak yang 4. Pedoman/panduan teknis
dapat dipakai DOKUMEN yang terkait dengan
sebagai bukti INTERNAL manajemen
keterangan 5. SOP
6. PTP (RUK dan RPK)
5R 7. Kerangka Acuan Kegiatan
Peraturan perundang-
undangan yang dibuat oleh
kemenkes, dinkes, dan
BUKTI KEGIATAN ( D )
organisasi profesi DOKUMEN
EKSTERNAL Rekam implementasi, dokumen
Acuan FKTP dalam
menyelenggarakan manajemen pendukung lain seperti: sertifikat
dan upaya kesehatan PENILAIAN O, W, S pelatihan, kalibrasi, dll
Proses Perjalanan
Pasien
Hak dan Audit
kewajiban Klinis
pasien
Rencana Pelayanan
Pendaftaran Pemulangan
layanan anestesi,
klinis sedasi, bedah
Pelaksanaa Makanan
Pengkajian
n dan terapi
Kompetensilayanan Rencana nutrisi
pelaksana rujukan
asuhan
Rujuk
Sistem balik
koordinasi
PENYELENGGARAAN
UPAYA
KESEHATAN
PERSEORANGAN dan
PENUNJANG
PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
BERORIENTASI PASIEN ( UKP-BP )
• HAK & KEWAJIBAN PASIEN
• PROSES PENDAFTARAN
• RUJUKAN
• PELAYANAN LABORATORIUM
• MANAJEMEN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
• PELAYANAN RADIO DIAGNOSTIK
HAK & KEWAJIBAN PASIEN
dilaksanakan dengan memperhatikan
kebutuhan pelanggan dan keselamatan
pasien
HAK PASIEN, MELIPUTI :mengacu UU no 44 tahun 2009,
tentang Rumah Sakit
• memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
• memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional;
• memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi
• memilih dokter dan dokter gigi serta kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang
berlaku di Puskesmas;
• meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter dan dokter gigi lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Puskesmas;
• mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya
• mendapatkan informasi yang diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
meliputi medis, alternative tindakan, risiko dan komplikasi
tindakan yang mungkin terjadi,
tindakan
dan prognosis
yang dilakukan
terhadap
sertya perkiraan biaya pengobatan;
• memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
HAK PASIEN, MELIPUTI:
ba
Kebutuhan Pasien
HAK PASIEN:
MENYAMPAIKAN UMPAN
BALIK/KELUHAN
Pelaksanaan
Asaesmen Asuhan
nyeri Memperhatika
n Umpan
Hak pasien: tata nilai Penanganan balik
Kepercayaan, privasi, keluhan/ Umpan Terhada
Paritipasi dlm balik p
Proses PENDAFTARAN PASIEN
dilaksanakan dengan memperhatikan
kebutuhan pelanggan dan keselamatan
pasien
Pendaftaran
Cara &
Bahasa
dipahami
• Jenis pelayanan
• Jadwal pelayanan
• Proses-alur Pendaftaran Identifikasi Pasien
• Proses-alur Pelayanan (SKP 1)
• Sarana yang tersedia min 2 ( nama legkap,
• Kerjasama rujukan tgl lahir, no RM
• Hak dan ,cocokan dengan NIK)
kewajiban pasien
Pelayanan Khusus:
• Puskesmas melayani berbagai populasi masyarakat, termasuk diantaranya
pasien dengan kendala dan/ atau berkebutuhan khusus, antara lain:
disabilitas,lanjut usia, kendala bahasa, budaya, atau kendala lain yang dapat
berakibat terjadinya hambatan atau tidak optimalnya proses asesmen
maupun pemberian asuhan klinis. Kesulitan atau hambatan tersebut perlu
diantisipasi agar dapat dilakukan upaya untuk mengurangi dan
menghilangkan kesulitan atau hambatan tersebut mulai saat pendaftaran,
pemberian asuhan, sampai dengan pemulangan
• Seat khusus bagi yang berisiko dan disabilitas, Santun Lansia, Prioritas
layanan
• di era Covid 19, distancing pasien dan diberi tanda ,jarak minimal 1 Meter
Pemanfaatan
Fasilita tehnologi
si
Bantua
n
Fasilitas mudah
dijangkau Petugas
mudah dijangkau
Identifikasi
Analisis
Tindak
lanjut
Pasien Pasien
Emergens Risiko
i Tingi
Proses Pelaksanaan
Kajian asuhan
(SOAP)
Diagnosis
Pengkajian, Rencana Asuhan, dan
Pemberian Asuhan dilaksanakan secara
paripurna
• Standar Pelayanan Klinis dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan klinis
• Renc. asuhan klinis disusun dg memperhatikan keb biologis, psikologis, sosial, spiritual n tata nilai pasien
• Pelaksanaan asuhan terpadu dikoordinir oleh dokter dan dilaksanakan sesuai rencana asuhan terpadu
SOA
P
Isi
Hak & Kewajiban Kajia Prosedur
Pasien n
awal
Cara &
Bahasa
dipahami
Kebutuhan: Rencana
Kompeten
Privasi pemulangan
Partisipasi
Asuhan
Kajian awal REKAM MEDIS Asesmen lanjutan
• MEDIS dan asuhan
• KEPERAWATAN lanjutan
• KEBIDANAN
• PPA lain
• TIM ANTAR PROFESI Acuan
Penyusunan
PPK
& SOP klinis
Proses Kajian Pelaksanaan asuhan
(SOAP)
Diagnosis
Catatan
Perkembanga
n Pasien
Pd RM
(termasuk
Pemberian obat/cairan
Pelimpahan wewenang
PELATIHAN Intra vena
medis PPK dan SOP
Kajian Awal:
• Ketika pasien diterima pertama sekali ke Puskesmas untuk memperoleh pelayanan klinis perlu
dilakukan kajian awal yang paripurna oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan dan disiplin
yang lain meliputi : status fisis/neurologis/mental, psikososiospiritual, ekonomi, riwayat kesehatan,
riwayat alergi, asesmen nyeri, asesmen risiko jatuh, asesmen fungsional (gangguan fungsi tubuh),
asesmen risiko nutrisi, kebutuhan edukasi, dan rencana pemulangan.
• Kajian awal hanya dapat dilakukan oleh dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan yang lain
sesuai dengan rincian kewenangan klinis.
• Kajian awal sampai pada penegakan diagnosa dan penetapan pelayanan/tindakan sesuai
kebutuhan serta rencana tindak lanjut dan evaluasinya.
• Kajian awal juga dapat digunakan untuk membuat keputusan perlu atau tidaknya dilaksanakan
review/kajian ulang pada situasi yang meragukan,dengan kajian medis, kajian penunjang medis,
kajian keperawatan/kebidanan dan kajian lain wajib didokumentasikan dengan baik.
• Kajian awal berlaku untuk pasien rawat jalan yang pertama sekali dan bisa diulangi per 3 bulan
atau jika ada kondisi lain, selanjutnya ada Kajian lanjutan ( pasien Kontrol)
• Untuk pasien Rawat inap selalu dikaji awal kembali
TIM KESEHATAN ANTAR PROFESI
Kajian pasien dan penetapan diagnosis hanya boleh dilakukan oleh tenaga professional yang
kompeten. Proses kajian tersebut dapat dilakukan secara individual atau jika diperlukan oleh
tim kesehatan antar profesi yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga
kesehatan yang lain sesuai dengan kebutuhan pasien.
• Kajian pasien baik kajian awal maupun kajian ulang harus dicatat dalam rekam medis
untuk mengetahui histori dan perkembangan kondisi pasien.
• Yang dimaksud dengan tenaga professional yang kompeten adalah tenaga yang dalam
melaksanakan tugas profesinya dipandu oleh standar dan kode etik profesi, dan
mempunyai kompetensi sesuai dengan pendidikan dan pelatihan yang dimiliki, dan
dapat dibuktikan
dengan adanya sertifikat kompetensi( SIP)
• Dalam keadaan tertentu, diperbolehkan pelimpahan wewenang tertulis dari Medis ke tenaga
perawat atau bidan atau yang Nakes lainnya
Dokter Penanggung
jawab
Koordinasi,
monev Pelayanan
Terpadu/
Terintegrasi
SOAP
Rek
am
med
ik
RENCANA
ASUHAN/ PELAKSANAAN
ASUHAN ASUHAN/ ASUHAN
TERINTEGRASI TERPADU
KETERLIBATAN (dilakukan secara kolaboratif)
PASIEN (TERMASUK EDUKASI
(TERMASUK RENCANA DAN EDUKASI RISIKO/
SStandar layanan klinis
1. Dalam membuat rencana asuhan harus berdasarkan
Panduan praktik klinis dan prosedur asuhan klinis dan
disusun dengan acuan yang jelas.
2. Panduan praktik klinis dan prosedur asuhan klinis digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan rencana asuhan dan
pelaksanaan asuhan pasien. Gunakan panduan praktek
klinik yang up to date, misal : KMK 514/2017, era covid ada
pedoman tata laksana Covid 19 edisi terbaru ,ada juga buku
sakunya, Pedoman dan pencegahan Covid 19 revisi 5 / KMK
413/ 2020
Pasien Gawat darurat
PMK 47/ 2018
Sebelum Pandemi Covid Saat Pandemi Covid
• Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang
diterimanya adalah dengan cara memberikan informed consent/informed choice. Setiap
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien, harus mendapatkan
persetujuan dan ingat Pasien juga berhak menolak, buat surat penolakan
• Penjelasan tentang tindakan kedokteran minimal mencakup :
• diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran
• tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan
• alternatif tindakan lainnya dan risikonya
• risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
• prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
• perkiraan pembiayaan
INFORMED
CONSENT
Menolak
Konsekuensi
Hak untuk
Tanggung
menolak jawab
Alternatif
Informed Monitoring
Asesmen pra Rencana anestesi consent kondisi Vital
bedah Rencana Asuhan pasien
bedah Penjelasan pada
-pasien:
Risiko
- Manfaat
- Komplikas
Tindakan bedah
i
minor Rekam
- Alternatif
Pelayanan Anestesi
Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan
gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan
tindakan bedah minor yang membutuhkan lokal anestesi. Pelaksanaan lokal anestesi
tersebut harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku, serta kebijakan dan
prosedur yang berlaku di Puskesmas.
Kebijakan dan prosedur memuat:
a). Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa dan anak
atau pertimbangan khusus, b). Dokumentasi yang diperlukan untuk dapat bekerja dan
berkomunikasi efektif, c). persyaratan persetujuan khusus, d). frekuensi dan jenis
perbaikan pasien yang diperlukan, e). kualifikasi dan keterampilan petugas pelaksana,
f). ketersediaan dan penggunaan peralatan anestesi, g). persyaratan kompetensi, h).
teknik melakukan lokal anestesi, i). melaksanakan perbaikan yang tepat, j).
penanganan terhadap komplikasi, k). bantuan hidup dasar
Pelayanan Bedah
Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi,
dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan tindakan bedah minor yang membutuhkan anestesi.
Pelaksanaan bedah minor tersebut harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku, serta kebijakan dan
prosedur yang berlaku di Puskesmas.
Dokter yang melakukan pembedahan wajib :
a. Menyampaikan informasi dan hasil kajian pasien
b. Menyusun rencana pembedahan berdasar kajian pasien
c. Edukasi pada pasien/keluarga terkait pembedahan yang akan dilakukan, termasuk komplikasi yang mungkin
terjadi
dan hasil yang tidak diharapkan
d. Melaksanakan prosedur pembedahan yang aman
e. Menyusun laporan operasi yang meliputi: diagnosis sesudah pembedahan, nama dokter yang melakukan
pembedahan, prosedur pembedahan yang dilakukan dan rincian temuan, ada tidaknya komplikasi, specimen
yang dikirim untuk diperiksa (jika ada), tanggal, waktu, tanda tangan dokter yang bertanggung jawab.
f. Monitoring vital sign pasien dan dicatat
g. Melakukan perbaikan pasca pembedahan termasuk memberikan instruksi pemulangan
Pemberian MAKANAN dan TERAPI GIZI
sesuai dengan kebutuhan pasien dan
ketentuan peraturan perundangan
Pemberian makanan dan terapi gizi diberikan sesuai dengan status gizi pasien
secara regular, sesuai dengan rencana asuhan, umur, budayadan bila
dimungkinkan pilihan menu makanan. Pasien berperan serta dalam
perencanaan dan seleksi makanan
Kebijakan & pedoman Asuhan
Gizi
dapur
order
Asesmen
Asuhan gizi
Edukasi
pasien
distribusi
Tepat waktu
Sesuai
kebutuhan diit
Asuhan Gizi:
• Kondisi kesehatan dan proses pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan gizi
yang memadai, oleh karena itu makanan perlu disediakan secra regular, sesuai dengan
rencana asuhan, umur, budaya, dan bila dimungkinkan pilihan menu makanan. Pasien
berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan.
• Pemesanan dan pemberian makanan atau makanan khusus yang lain hanya dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
• Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila sesuai dan
konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan dari
petugas kesehatan.
• Bila keluarga pasien atau pihak lain menyediakan makanan pasien, mereka diberikan
edukasi
tentang makanan yang dilarang/kontra
• Indikasi dengan kebutuhan dan rencana pelayanan, termasuk informasi tentang interaksi obat
dengan makanan.
TERAPI GIZI
Kondisi kesehatan dan proses pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan
gizi yang memadai, oleh karena itu makanan perlu disediakan secara regular, sesuai
dengan rencana asuhan, umur, budaya, dan bila dimungkinkan pilihan menu
makanan. Pasien berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan.
• Pemesanan dan pemberian makanan hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten.Dan petugas Gizi membuat dokumen asuhan Gizi pasien
• Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila sesuai dan
konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan
dari petugas kesehatan.Dan sesuai jadwal sesuai kebutuhan
• Bila keluarga pasien atau pihak lain menyediakan makanan pasien, mereka diberikan
edukasi tentang makanan yang dilarang/kontra indikasi dengan kebutuhan dan
rencana pelayanan, termasuk informasi tentang interaksi obat dengan makanan dan
Hygienes nya
TERAPI GIZI PASIEN:
ASUHAN GIZI OLEH TENAGA YANG KOMPETEN
Discharge
planning
• Selama proses rujukan pasien secara langsung, pemberi asuhan yang kompeten terus
memantau kondisi pasien, dan Fasilitas kesehatan penerima rujukan diberi resume tertulis
mengenai kondisi klinis pasien dan tindakan yang telah dilakukan.
Discharge planning
Rencana rujukan
Edukasi ttg rujukan
Persetujuan/penolakan
rujukan
PPA
pendamping
monitoring
Kebijakan &
Prosedur rujukan
komunikasi
Hand over
Kebijakan &
Prosedur
Asuhan
rujuk balik
AUDIT KLINIS
ISI
•• INFORMED
INFORMED CONSENT
CONSENT TINDAKAN
TINDAKAN MEDIS
MEDIS
REKAM •• GENERAL
GENERAL INFORMED
INFORMED CONSENT,
CONSENT, UNTUK
UNTUK
MELIBATKAN
MELIBATKAN PASIEN
PASIEN BARU
BARU
MEDIS PASIEN ••
PASIEN PERSETUJUAN
PERSETUJUAN RUJUKAN
RUJUKAN
•• RPP/discharge
RPP/discharge Planning
Planning
LEMBAR
LEMBAR •• LEMBAR
LEMBAR TINDAKAN
TINDAKAN DAN
DAN MONITORING
MONITORING
TAMBA-
TAMBA- ANESTESI
ANESTESI
HAN:
HAN: •• LEMBAR
LEMBAR MONITORING
MONITORING RUJUKAN
RUJUKAN
•• SURAT RUJUKAN
SURAT RUJUKAN
PENYIMPANAN
(RUANG TERTUTUP
DAN SERVER)
MASA RETENSI
PEMUSNAHAN
Pelayanan LABORATORIUM dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan
Hasil pemeriksaan
laboratorium selesai dan
Ditetapkan rentang nilai normal
tersedia dalam waktu sesuai
dan rentang nilai rujukan yang
dengan kebijakan yang
digunakan untuk interpertasi
ditetapkan
dan pelaporan hasil
laboratorium
Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan
sehari-hari selalu tersedia dan dievaluasi untuk
memastikan akurasi dan presisi hasil.
Tersedia Kebijakan jenis pemeriksaan laboratorium yang ditetapkan dan terdapat
prosedur untuk setiap jenis pemeriksaan laboratorium
Obat, dan bahan medis habis pakai tersedia dan dikelola sesuai ketentuan untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
Berbagai jenis obat dan bahan medis habis pakai yang sesuai dengan
kebutuhan tersedia dalam jumlah yang memadai
2. Efek obat, efek samping obat, dan kejadian alergi ditindak lanjuti
serta didokumentasikan dalam rekam medis.
Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana disimpan di luar farmasi