Anda di halaman 1dari 83

RE- Akreditasi

dr. Magdalena Sitorus M.Kes


UKP – Pmk 46/2015 UKPP– SIAP 219
Standar Isi Standar Isi
7.1 Proses pendaftaran pasien 3.1 Hak dan kewajiban
7.2 Pengkajian 3.2 Proses pendaftaran
7.3 Keputusan layanan klinis 3.3 Pengkajian, rencana asuhan, dan
pemberian asuhan
7.4 Rencana layanan klinis
7.5 Rencana rujukan 3.7 Rujukan
7.6 Pelaksanaan layanan Audit Klinis

7.7 Pelayanan anestesi lokal, sedasi, dan 3.4 Pelayanan anestesi lokal dan
pembedahan pembedahan minor
7.8 Penyuluhan/pendidikan kesehatan
dan konseling
7.9 Makanan dan terapi nutrisi 3.5 Pemberian makanan dan terapi gizi
7.10 Pemulangan dan tindak lanjut 3.6 Pemulangan dan tindak lanjut
UKP – Pmk 46/2015 UKPP– SIAP 219
Standar Isi Standar Isi
8.1 Pelayanan LABORATORIUM 3.9 Pelayanan LABORATORIUM
8.2 Pelayanan OBAT 3.10 Pelayanan OBAT
8.3 Pelayanan RADIODIAGNOSTIK 3.11 Pelayanan RADIODIAGNOSTIK
8.4 Manajemen informasi – REKAM MEDIS 3.8 Manajemen REKAM MEDIS
8.5 Manajemen Keamanan Lingkungan 1.4 MFK
8.6 Manajemen Peralatan 1.4 MFK
8.7 Manajemen SDM 1.5 Manajemen SDM
ELEMEN PENILAIAN AKREDITASI FKTP
PRINSIP DOKUMEN AKREDITASI: TULIS
YANG DIKERJAKAN, KERJAKAN YANG REGULASI ( R )
DITULIS,BISA DIBUKTIKAN SERTA
DAPAT DITELUSURI DENGAN 1. Kebijakan
KBBI:: BUKTINYA 2. Rencana Lima Tahunan
DOKUMEN adalah Puskesmas
surat yang tertulis 3. Pedoman/manual mutu
atau tercetak yang 4. Pedoman/panduan teknis
dapat dipakai DOKUMEN yang terkait dengan
sebagai bukti INTERNAL manajemen
keterangan 5. SOP
6. PTP (RUK dan RPK)
5R 7. Kerangka Acuan Kegiatan
Peraturan perundang-
undangan yang dibuat oleh
kemenkes, dinkes, dan
BUKTI KEGIATAN ( D )
organisasi profesi DOKUMEN
EKSTERNAL Rekam implementasi, dokumen
Acuan FKTP dalam
menyelenggarakan manajemen pendukung lain seperti: sertifikat
dan upaya kesehatan PENILAIAN O, W, S pelatihan, kalibrasi, dll
Proses Perjalanan
Pasien
Hak dan Audit
kewajiban Klinis
pasien
Rencana Pelayanan
Pendaftaran Pemulangan
layanan anestesi,
klinis sedasi, bedah

Pelaksanaa Makanan
Pengkajian
n dan terapi
Kompetensilayanan Rencana nutrisi
pelaksana rujukan
asuhan
Rujuk
Sistem balik
koordinasi
PENYELENGGARAAN
UPAYA
KESEHATAN
PERSEORANGAN dan
PENUNJANG
PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
BERORIENTASI PASIEN ( UKP-BP )
• HAK & KEWAJIBAN PASIEN

• PROSES PENDAFTARAN

• PENGKAJIAN, RENCANA ASUHAN DAN PEMBERIAN ASUHAN SECARA


PARIPURNA
• PELAYANAN ANESTESI SEDERHANA DAN PEMBEDAHAN MINOR

• PEMBERIAN MAKANAN DAN TERAPI GIZI


• PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT PASIEN

• RUJUKAN

• PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

• PELAYANAN LABORATORIUM
• MANAJEMEN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
• PELAYANAN RADIO DIAGNOSTIK
HAK & KEWAJIBAN PASIEN
dilaksanakan dengan memperhatikan
kebutuhan pelanggan dan keselamatan
pasien
HAK PASIEN, MELIPUTI :mengacu UU no 44 tahun 2009,
tentang Rumah Sakit
• memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
• memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional;
• memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi
• memilih dokter dan dokter gigi serta kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang
berlaku di Puskesmas;
• meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter dan dokter gigi lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Puskesmas;
• mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya
• mendapatkan informasi yang diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
meliputi medis, alternative tindakan, risiko dan komplikasi
tindakan yang mungkin terjadi,
tindakan
dan prognosis
yang dilakukan
terhadap
sertya perkiraan biaya pengobatan;
• memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
HAK PASIEN, MELIPUTI:

• didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;


• menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal tersebut tidak
mengganggu pasien lainnya;
• memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Puskesmas;
• mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap dirinya;
• menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianut;
• mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk kerahasiaan rekam medik;
• mendapatkan akses terhadap isi rekam medis;
• memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam suatu penelitian kesehatan;
• menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima;
• mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai standar pelayanan melalui media cetak
dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• menggugat dan/atau menuntut Puskesmas apabila Puskesmas diduga memberikan pelayanan
KEWAJIBAN PASIEN, MELIPUTI:

• mematuhi peraturan yang berlaku di Puskesmas;


Peraturan? menggunakan fasilitas Puskesmas secara
bertanggungjawab;
• menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan Tenaga Kesehatan serta petugas lainnya
hak bekerja di Puskesmas ;
yang
• memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya
• tentang masalah kesehatannya;
memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang dimilikinya;
• mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas dan disetujui oleh
Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
• menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi yang
direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh
Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau
masalah kesehatannya; dan
• memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Hak dan Kewajiban Pasien ERA AKB:
1. Bagaimana di era AKB?yang mana kontak petugas harus
dibatasi?
2. Gunakan informasi tehnologi untuk menjelaskan hak hak dan
kewajiban pasien, leaflet,Banner, poster, tampilan TV LCD yang
bisa menjelaskan tentang hak dan kewajiban pasien
3. Medsos IG , FB, dan website

ba
Kebutuhan Pasien

• Selama proses pelaksanaan layanan pasien, petugas kesehatan


harus memperhatikan dan menghargai kebutuhan dan hak pasien.
• Kebutuhan dan keluhan pasien diidentifikasi selama proses
pelaksanaan layanan.(Di era AKB? sudah di identifikasi kah kebutuhan
dan keluhan?)
• contoh: Mereka butuh layanan yang cepat, tidak kontak lama di FKTP
karena ada rasa takut ke FKTP, kebutuhan obat obatan terpenuhi ( antar
obat ke rumah), telemedicine>> buat list identifikasi kebutuhan dan
keluhan , kemudian tindak lanjuti untuk perbaikan layanan di era AKB
• Perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan keluhan pasien/keluarga pasien,
menindaklanjuti, dan menggunakan informasitersebut
Identifikasi
keluhan

HAK PASIEN:
MENYAMPAIKAN UMPAN
BALIK/KELUHAN

Pelaksanaan
Asaesmen Asuhan
nyeri Memperhatika
n Umpan
Hak pasien: tata nilai Penanganan balik
Kepercayaan, privasi, keluhan/ Umpan Terhada
Paritipasi dlm balik p
Proses PENDAFTARAN PASIEN
dilaksanakan dengan memperhatikan
kebutuhan pelanggan dan keselamatan
pasien

Proses pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan pelanggan dan


didukung oleh sarana dan lingkungan yang memadai
Keselamatan pasien dan Petugas sudah harus di perhatikan di era AKB:
sekrining pasien oleh petugas di depan pintu masuk FKTP dan Penerapan
3M, Buat tata tertib pasien misal semua pengunjung harus menggunakan
masker
di tempat pendaftaran ada Barrier ? pembatas acrilic sehingga petugas
tidak kontak langsung ke Pasien karena kita tidak tahu kondisi semua
pasien

Ada Perubahan REGULASI DI PENDAFTARAN? Ada


Regulasi pendaftaran memuat:
inovasi Puskesmas : Tingkatkan sistem informasi Tehnologi
Proses pendaftaran (pendaftaran online), sistem antrian online
a)identifikasi kebutuhan ( melakukan pelayanan telemedicine)dan
kepuasan pelanggan ( survey kepuasan pelanggan tehnik digital,
manual, online)
b)keselamatan pasien, bagian dari SKP poin 1, bagian dari identifikasi
pasien (nama, tanggal lahir, cocokan RM, dan NIK)
c)koordinasi pendaftaran dengan unit kerja yang lain
Kebutuhan Pasien DI PENDAFTARAN:
• Kebutuhan pasien perlu diperhatikan, diupayakan dan dipenuhi sesuai dengan misi dan
sumber daya yang tersedia di Puskesmas. Keterangan yang didapat tentang kebutuhan
pasien dapat diperoleh pada saat pendaftaran. Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi,
maka dapat dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
• Keselamatan pasien dan petugas sudah harus diperhatikan sejak pertama pasien kontak
dengan Puskesmas, dengan demikian prosedur pendaftaran sudah mencerminkan
penerapan upaya keselamatan pasien, terutama dalam hal identifikasi pasien minimal
dengan 2 identitas yang relatif tidak berubah: nama lengkap pasien, tanggal lahir atau
nomor rekam medis, dan NIK
• Regulasi pendaftaran memuat:
 proses pendaftaran, identifikasi kebutuhan dan kepuasan pelanggan, keselamatan pasien, koordinasi
pendaftaran dengan unit kerja yang lain
INFORMASI :
• Pasien dan masyarakat membutuhkan informasi yang tentang sarana pelayanan, antara lain:
tarif, jenis pelayanan, alur dan proses pendaftaran, alur dan proses pelayanan, rujukan, dan
ketersediaan tempat tidur untuk Puskesmas perawatan/rawat inap. Oleh karena itu
informasi di tempat pendaftaran harus tersedia dengan jelas, mudah diakses,dan
BERKOMITMEN dengan budaya dan bahasa mudah dipahami pasien, Misal: Jam buka :
jam 8.00 sd jam 14.00, tetapi jam 8.00 petugas masih belum datang, dokter belum ada
• Pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang tahapan pelayanan klinis yang
akan dilalui mulai dari proses kajian sampai pemulangan. Informasi tentang tahapan
pelayanan yang ada di Puskesmas perlu diinformasikan kepada pasien untuk menjamin
kesinambungan pelayanan. Informasi tersebut termasuk apabila pasien perlu dirujuk ke
fasilitas yang lebih tinggi dalam upaya menjamin kesinambungan pelayanan. P_CARE dan
SISRUTE
• BPJS Kesehatan? : Rasio rujukan < 14,05%, kunjungan pasien sakit secara online bisa sbg
pembagi
• WTA > 85%
Alur pendaftaran

Hak & Kewajiban


Pasien

Pendaftaran

Cara &
Bahasa
dipahami

• Jenis pelayanan
• Jadwal pelayanan
• Proses-alur Pendaftaran Identifikasi Pasien
• Proses-alur Pelayanan (SKP 1)
• Sarana yang tersedia min 2 ( nama legkap,
• Kerjasama rujukan tgl lahir, no RM
• Hak dan ,cocokan dengan NIK)
kewajiban pasien
Pelayanan Khusus:
• Puskesmas melayani berbagai populasi masyarakat, termasuk diantaranya
pasien dengan kendala dan/ atau berkebutuhan khusus, antara lain:
disabilitas,lanjut usia, kendala bahasa, budaya, atau kendala lain yang dapat
berakibat terjadinya hambatan atau tidak optimalnya proses asesmen
maupun pemberian asuhan klinis. Kesulitan atau hambatan tersebut perlu
diantisipasi agar dapat dilakukan upaya untuk mengurangi dan
menghilangkan kesulitan atau hambatan tersebut mulai saat pendaftaran,
pemberian asuhan, sampai dengan pemulangan
• Seat khusus bagi yang berisiko dan disabilitas, Santun Lansia, Prioritas
layanan
• di era Covid 19, distancing pasien dan diberi tanda ,jarak minimal 1 Meter
Pemanfaatan
Fasilita tehnologi
si
Bantua
n
Fasilitas mudah
dijangkau Petugas
mudah dijangkau

Identifikasi
Analisis
Tindak
lanjut

Orang dg Mekanisme kerja/proses


Kebutuhan khusus pelayanan
Kebijaka
n
Pedoman
Prosedur

Pasien Pasien
Emergens Risiko
i Tingi

Proses Pelaksanaan
Kajian asuhan
(SOAP)
Diagnosis
Pengkajian, Rencana Asuhan, dan
Pemberian Asuhan dilaksanakan secara
paripurna

Kajian pasien dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana dan


pelaksanaan pelayananoleh petugas kesehatan profesional dan/atau tim
kesehatan antar profesi yang digunakan untuk menyusun keputusan layanan
klinis. Pelaksanaan asuhan dan pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan sesuai
rencana yang disusun, dipandu oleh kebijakan dan prosedur, sesuai peraturan
yang berlaku
• Proses kajian awal dilakukan secara paripurna

• tim kesehatan antar profesi yang profesional melakukan kajian pasien

• Terdapat prosedur yang efektif untuk menyusun rencana asuhan

• Standar Pelayanan Klinis dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan klinis

• Pelaksanaan layanan bagi pasien gawat darurat dan/atau berisiko tinggi

• Renc. asuhan klinis disusun dg memperhatikan keb biologis, psikologis, sosial, spiritual n tata nilai pasien

• Asuhan diberikan oleh tenaga sesuai kompetensi lulusan

• Pelaksanaan asuhan terpadu dikoordinir oleh dokter dan dilaksanakan sesuai rencana asuhan terpadu

• Penanganan, penggunaan, dan pemberian obat dan/atau cairan intravena

• Pasien/keluarga memperoleh edukasi kesehatan dengan pendekatan yang komunikatif


Proses Kajian Pelaksanaan Koordinasi
Awal asuhan

SOA
P

Isi
Hak & Kewajiban Kajia Prosedur
Pasien n
awal
Cara &
Bahasa
dipahami
Kebutuhan: Rencana
Kompeten
Privasi pemulangan
Partisipasi
Asuhan
Kajian awal REKAM MEDIS Asesmen lanjutan
• MEDIS dan asuhan
• KEPERAWATAN lanjutan
• KEBIDANAN
• PPA lain
• TIM ANTAR PROFESI Acuan
Penyusunan
PPK
& SOP klinis
Proses Kajian Pelaksanaan asuhan
(SOAP)
Diagnosis

Catatan
Perkembanga
n Pasien
Pd RM

(termasuk
Pemberian obat/cairan
Pelimpahan wewenang
PELATIHAN Intra vena
medis PPK dan SOP
Kajian Awal:
• Ketika pasien diterima pertama sekali ke Puskesmas untuk memperoleh pelayanan klinis perlu
dilakukan kajian awal yang paripurna oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan dan disiplin
yang lain meliputi : status fisis/neurologis/mental, psikososiospiritual, ekonomi, riwayat kesehatan,
riwayat alergi, asesmen nyeri, asesmen risiko jatuh, asesmen fungsional (gangguan fungsi tubuh),
asesmen risiko nutrisi, kebutuhan edukasi, dan rencana pemulangan.
• Kajian awal hanya dapat dilakukan oleh dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan yang lain
sesuai dengan rincian kewenangan klinis.
• Kajian awal sampai pada penegakan diagnosa dan penetapan pelayanan/tindakan sesuai
kebutuhan serta rencana tindak lanjut dan evaluasinya.
• Kajian awal juga dapat digunakan untuk membuat keputusan perlu atau tidaknya dilaksanakan
review/kajian ulang pada situasi yang meragukan,dengan kajian medis, kajian penunjang medis,
kajian keperawatan/kebidanan dan kajian lain wajib didokumentasikan dengan baik.
• Kajian awal berlaku untuk pasien rawat jalan yang pertama sekali dan bisa diulangi per 3 bulan
atau jika ada kondisi lain, selanjutnya ada Kajian lanjutan ( pasien Kontrol)
• Untuk pasien Rawat inap selalu dikaji awal kembali
TIM KESEHATAN ANTAR PROFESI
Kajian pasien dan penetapan diagnosis hanya boleh dilakukan oleh tenaga professional yang
kompeten. Proses kajian tersebut dapat dilakukan secara individual atau jika diperlukan oleh
tim kesehatan antar profesi yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga
kesehatan yang lain sesuai dengan kebutuhan pasien.
• Kajian pasien baik kajian awal maupun kajian ulang harus dicatat dalam rekam medis
untuk mengetahui histori dan perkembangan kondisi pasien.
• Yang dimaksud dengan tenaga professional yang kompeten adalah tenaga yang dalam
melaksanakan tugas profesinya dipandu oleh standar dan kode etik profesi, dan
mempunyai kompetensi sesuai dengan pendidikan dan pelatihan yang dimiliki, dan
dapat dibuktikan
dengan adanya sertifikat kompetensi( SIP)
• Dalam keadaan tertentu, diperbolehkan pelimpahan wewenang tertulis dari Medis ke tenaga
perawat atau bidan atau yang Nakes lainnya
Dokter Penanggung
jawab

Koordinasi,
monev Pelayanan
Terpadu/
Terintegrasi
SOAP
Rek
am
med
ik
RENCANA
ASUHAN/ PELAKSANAAN
ASUHAN ASUHAN/ ASUHAN
TERINTEGRASI TERPADU
KETERLIBATAN (dilakukan secara kolaboratif)
PASIEN (TERMASUK EDUKASI
(TERMASUK RENCANA DAN EDUKASI RISIKO/
SStandar layanan klinis
1. Dalam membuat rencana asuhan harus berdasarkan
Panduan praktik klinis dan prosedur asuhan klinis dan
disusun dengan acuan yang jelas.
2. Panduan praktik klinis dan prosedur asuhan klinis digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan rencana asuhan dan
pelaksanaan asuhan pasien. Gunakan panduan praktek
klinik yang up to date, misal : KMK 514/2017, era covid ada
pedoman tata laksana Covid 19 edisi terbaru ,ada juga buku
sakunya, Pedoman dan pencegahan Covid 19 revisi 5 / KMK
413/ 2020
Pasien Gawat darurat
PMK 47/ 2018
Sebelum Pandemi Covid Saat Pandemi Covid

Triase adalah sistem Tetap Triase berbarengan dengan


prioritas menyeleksi pasien Skrining
yang harus didulukan dalam Lakukan pemisahan ,masukan ruang
penanganan dan tindakan khusus /isolasi jika ada suspect Covid
yang mengancam nyawa.Ada Petugas dengan APD yang sesuai , Perlu
merah, kuning , hijau, hitam rekayasa Ruang UGD?

Pasien dengan risiko tinggi / comorbid


Pasien dengan risiko tetap lakukan skrining, selain etika
penularan, hanya dicurigai batuk, petugas harus menggunakan
TB APD yang sesuai paparan
APD, kita sarankan : etika
batuk
Persetujuan Tindakan medis

• Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang
diterimanya adalah dengan cara memberikan informed consent/informed choice. Setiap
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien, harus mendapatkan
persetujuan dan ingat Pasien juga berhak menolak, buat surat penolakan
• Penjelasan tentang tindakan kedokteran minimal mencakup :
• diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran
• tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan
• alternatif tindakan lainnya dan risikonya
• risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
• prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
• perkiraan pembiayaan
INFORMED
CONSENT

Menolak
Konsekuensi
Hak untuk
Tanggung
menolak jawab
Alternatif

Tindakan yang Setuj PELAKSANAAN DAN


memerlukan u DOKUMENTASI
Informed consent INFORMED
Kompetensi Petugas dalam pelaksanaan asuhan (PPA):
1. Dokter yang bertanggungjawab terhadap pasien melakukan
koordinasi pelaksanaan asuhan terpadu, disebut juga dengan DPJP
2. Asuhan terpadu dilaksanakan secara kolaboratif oleh pemberi
asuhan sesuai dengan rencana asuhan terpadu dan prosedur pelayanan
klinis dan dicatat dalam rekam medis secara terintegrasi.Rekam medis
dengan model CPPT
3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan terhadap pelaksanaan
asuhan terpadu dan kemajuan kondisi pasien.
PASIEN ( HUBUNGAN INTER PERSONAL )
Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu ada kerjasama antara petugas
kesehatan dan pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu mendapatkan penyuluhan
kesehatan dan edukasi yang terkait dengan penyakit dan kebutuhan klinis pasien, oleh
karena itu penyuluhan dan pendidikan pasien/keluarga perlu dipadukan dalam pelayanan
klinis. Pendidikan dan penyuluhan kepada pasien termasuk perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Agar penyuluhan dan pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan dengan
efektif maka dilakukan dengan pendekatan komunikasi interpersonal antara pasien dan
petugas kesehatan, dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
pasien/keluarga.
• Dalam proses memberikan penyuluhan/Pendidikan pada pasien, didorong agar
pasien/keluarga pasien untuk berbicara/bertanya terkait dengan masalah kesehatan,
pengobatan, dan pemenuhan kebutuhan pasien
Pelayanan ANESTESI SEDERHANA
dan PEMBEDAHAN MINOR di
Puskesmas dilaksanakan sesuai
standar

Tersedia pelayanan anestesi sederhana dan pembedahan minor


untuk memenuhi kebutuhan pasien
Anestesi
lokal

Informed Monitoring
Asesmen pra Rencana anestesi consent kondisi Vital
bedah Rencana Asuhan pasien
bedah Penjelasan pada
-pasien:
Risiko
- Manfaat
- Komplikas
Tindakan bedah
i
minor Rekam
- Alternatif
Pelayanan Anestesi
Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan
gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan
tindakan bedah minor yang membutuhkan lokal anestesi. Pelaksanaan lokal anestesi
tersebut harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku, serta kebijakan dan
prosedur yang berlaku di Puskesmas.
 Kebijakan dan prosedur memuat:
 a). Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa dan anak
atau pertimbangan khusus, b). Dokumentasi yang diperlukan untuk dapat bekerja dan
berkomunikasi efektif, c). persyaratan persetujuan khusus, d). frekuensi dan jenis
perbaikan pasien yang diperlukan, e). kualifikasi dan keterampilan petugas pelaksana,
f). ketersediaan dan penggunaan peralatan anestesi, g). persyaratan kompetensi, h).
teknik melakukan lokal anestesi, i). melaksanakan perbaikan yang tepat, j).
penanganan terhadap komplikasi, k). bantuan hidup dasar
Pelayanan Bedah
Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi,
dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan tindakan bedah minor yang membutuhkan anestesi.
Pelaksanaan bedah minor tersebut harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku, serta kebijakan dan
prosedur yang berlaku di Puskesmas.
 Dokter yang melakukan pembedahan wajib :
a. Menyampaikan informasi dan hasil kajian pasien
b. Menyusun rencana pembedahan berdasar kajian pasien
c. Edukasi pada pasien/keluarga terkait pembedahan yang akan dilakukan, termasuk komplikasi yang mungkin
terjadi
dan hasil yang tidak diharapkan
d. Melaksanakan prosedur pembedahan yang aman
e. Menyusun laporan operasi yang meliputi: diagnosis sesudah pembedahan, nama dokter yang melakukan
pembedahan, prosedur pembedahan yang dilakukan dan rincian temuan, ada tidaknya komplikasi, specimen
yang dikirim untuk diperiksa (jika ada), tanggal, waktu, tanda tangan dokter yang bertanggung jawab.
f. Monitoring vital sign pasien dan dicatat
g. Melakukan perbaikan pasca pembedahan termasuk memberikan instruksi pemulangan
Pemberian MAKANAN dan TERAPI GIZI
sesuai dengan kebutuhan pasien dan
ketentuan peraturan perundangan

Pemberian makanan dan terapi gizi diberikan sesuai dengan status gizi pasien
secara regular, sesuai dengan rencana asuhan, umur, budayadan bila
dimungkinkan pilihan menu makanan. Pasien berperan serta dalam
perencanaan dan seleksi makanan
Kebijakan & pedoman Asuhan
Gizi

dapur

order

Asesmen
Asuhan gizi
Edukasi
pasien

distribusi
Tepat waktu
Sesuai
kebutuhan diit
Asuhan Gizi:
• Kondisi kesehatan dan proses pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan gizi
yang memadai, oleh karena itu makanan perlu disediakan secra regular, sesuai dengan
rencana asuhan, umur, budaya, dan bila dimungkinkan pilihan menu makanan. Pasien
berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan.
• Pemesanan dan pemberian makanan atau makanan khusus yang lain hanya dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
• Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila sesuai dan
konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan dari
petugas kesehatan.
• Bila keluarga pasien atau pihak lain menyediakan makanan pasien, mereka diberikan
edukasi
tentang makanan yang dilarang/kontra
• Indikasi dengan kebutuhan dan rencana pelayanan, termasuk informasi tentang interaksi obat
dengan makanan.
TERAPI GIZI
Kondisi kesehatan dan proses pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan
gizi yang memadai, oleh karena itu makanan perlu disediakan secara regular, sesuai
dengan rencana asuhan, umur, budaya, dan bila dimungkinkan pilihan menu
makanan. Pasien berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan.
• Pemesanan dan pemberian makanan hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten.Dan petugas Gizi membuat dokumen asuhan Gizi pasien
• Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila sesuai dan
konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan
dari petugas kesehatan.Dan sesuai jadwal sesuai kebutuhan
• Bila keluarga pasien atau pihak lain menyediakan makanan pasien, mereka diberikan
edukasi tentang makanan yang dilarang/kontra indikasi dengan kebutuhan dan
rencana pelayanan, termasuk informasi tentang interaksi obat dengan makanan dan
Hygienes nya
TERAPI GIZI PASIEN:
ASUHAN GIZI OLEH TENAGA YANG KOMPETEN

STATUS GIZI PASIEN


KEBUTUHAN GIZI BERDASARKAN PENYAKIT JIKA ADA
MENU PASIEN

MENU PASIEN BISA DISIAPKAN KELUARGA, ATAU DIKELOLA FKTP


DENGAN REKOMENDASI MENU DARI PETUGAS GIZI, DENGAN SYARAT
HYGIENE TERJAMIN DAN JADWAL PEMBERIAN SESUAI DENGAN WAKTU YANG DITENTUKAN

SEMUA PROSES MULAI DARI RENCANA ASUHAN SAMPAI WAKTU


PEMBERIAN DAN RESPON PASIEN DENGAN MENU ,SEMUA DIDOKUMENTASIKAN
PEMULANGAN dan TINDAK LANJUT pasien
dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan

Pemulangan dan tindak lanjut pasien dilakukan dengan prosedur yang


tepat.Jika pasien memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lain,
rujukan dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi pasien ke sarana pelayanan
lain diatur dengan kebijakan dan prosedur yang jelas
Pemulangan Pasien: RPP
 Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, maka perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur
pemulangan pasien dan tindak lanjut.
 Dokter/dokter gigi bersama dengan tenaga kesehatan yang lain menyusun rencana pemulangan
yang berisi instruksi dan/atau dukungan yang perlu diberikan baik oleh puskesmas maupun
keluarga pasien pada saat pemulangan maupun tindak lanjut di rumah, sesuai dengan hasil
kajian yang dilakukan.(Isi lembar RPP)
 Pemulangan dilakukan oleh dokter/dokter gigi yang bertanggungjawab terhadap pasien.(DPJP)
 Pemulangan pasien dilakukan berdasar kriteria yang ditetapkan oleh dokter/dokter gigi yang
bertanggung jawab terhadap pasien untuk memastikan bahwa kondisi pasien layak untuk
dipulangkan dan akan memperoleh tindak lanjut pelayanan sesudah dipulangkan,
misalnya pasien rawat jalan yang tidak memerlukan perawatan rawat inap, pasien yang
karena kondisinya memerlukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut,
pasien yang karena kondisinya dapat dirawat di rumah atau rumah perawatan, pasien yang
menolak untuk perawatan rawat inap, pasien/keluarga yang meminta pulang atas permintaan
sendiri.
POKOK PIKIRAN
 Resume medis berisikan :
a. Riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
diagnostic
b. Indikasi pasien rawat inap, diagnosis dan kormobiditas lain
c. Prosedur tindakan dan terapi yang telah diberikan
d. Obat yang sudah diberikan dan obat untuk pulang
e. Kondisi kesehatan pasien
f. Instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien
Proses Kajian Pelaksanaan
Awal asuhan

Discharge
planning

Asesmen sebelum pulang


Tindak Rencana pemulangan (dischatrge
Lanjut planning) Edukasi tindak lanjut
RUJUKAN

Rujukan dilaksanakan apabila pasien memerlukan penanganan yang bukan


merupakan kompetensi dari fasilitas kesehatan tingkat pertama
• Terdapat kebijakan dan prosedur rujukan yang jelas

• Selama proses rujukan pasien secara langsung, pemberi asuhan yang kompeten terus
memantau kondisi pasien, dan Fasilitas kesehatan penerima rujukan diberi resume tertulis
mengenai kondisi klinis pasien dan tindakan yang telah dilakukan.

• Dilakukan tindak lanjut terhadap rujukan balik dari


FKRTL

• Dilakukan audit klinis secara periodik untuk mengevaluasi kesesuaian penyelenggaraan


asuhan dengan panduan dan prosedur praktik klinis
Proses Kajian Stabilitasi
Awal pasien Surat rujukan
Resume
Pasien

Discharge planning
Rencana rujukan
Edukasi ttg rujukan
Persetujuan/penolakan
rujukan

PPA
pendamping
monitoring
Kebijakan &
Prosedur rujukan

komunikasi
Hand over
Kebijakan &
Prosedur
Asuhan
rujuk balik

Pemulangan dari Kajian


RS Rujuk balik Asuhan Evaluasi
Ulang
Instruksi rujuk Tindak Kemajuan
balik lanjut Tindak
Lanjut
Sistem RUJUKAN
Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, maka pasien harus
dirujuk ke fasilitas kesehatan yangmampu menyediakan pelayanan yang
dibutuhkan oleh pasien. Ada persetujuan Rujukan , dan jika menolak, ada
lembar penolakan rujukan
 Komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang lebih mampu dilakukan
untuk memastikan kemampuan dan ketersediaan pelayanan di fasilitas
kesehatan rujukan.
 Pasien yang akan dirujuk dilakukan stabilisasi sesuai dengan standar
rujukan
Pokok Pikiran Era AKB ?
1. Tersedia fasilitas transportasi untuk merujuk pasien sesuai standar, Nakes dan
Driver menggunakan APD yang sesuai
2. Selama proses rujukan secara langsung semua pasien selalu dipantau
dan dicatat oleh pemberi asuhan yang kompeten dengan memperhatikan
kondisi pasien.
3. Informasi klinis pasien atau resume klinis pasien dikirim ke fasilitas kesehatan
penerima rujukan bersama pasien dan resume klinis memuat kondisi pasien,
prosedur dan tindakan-tindakan lain yang telah dilakukan serta kebutuhan
pasien akan pelayanan lebih lanjut.
4. Dilakukan serah terima pasien yang disertai dengan informasi yang lengkap
(SBAR) kepada petugas di FKRTL ketika melakukan rujukan secara langsung.
5. Donning dan Doffing Petugas harus benar
6. Do
BEDA RUJUKAN LANGSUNG dan TIDAK LANGSUNG
• Merujuk pasien secara langsung ke fasilitas kesehatan lain dapat merupakan proses
yang singkat dengan pasien yang sadar dan dapat berbicara, atau merujuk pasien koma
yang membutuhkan pengawasan keperawatan atau medis yang terus menerus. Pada
kedua kasus tersebut pasien perlu dipantau oleh petugas yang kompeten. Kompetensi
pemberi asuhan yang mendampingi selama transfer ditentukan oleh kondisi pasien.
• Yang dimaksud dengan rujukan langsung adalah proses rujukan yang dilakukan
pihak Puskemas dengan menggunakan fasilitas transportasi yang disediakan oleh
pihak puskesmas, dilakukan perbaikan oleh pemberi asuhan yang kompeten, dan
diserahkan kepada petugas di fasilitas kesehatan rujukan tujuan yang telah dihubungi
sebelumnya.
• Yang dimaksud rujukan tidak langsung adalah proses rujukan yang dilakukan
dengan proses pelaksanaannya diserahkan kepada pasien.
SISTEM RUJUK BALIK
1. Ada kebijakan dan prosedur pemberian asuhan pasien rujuk balik
dari FKRTL.
2. Dokter/dokter gigi penangggung jawab pelayanan melakukan kajian
ulang kondisi medis sebelum menindaklanjuti umpan balik dari
FKRTL sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
3. Dokter/dokter gigi penanggung jawab pelayanan melakukan tindak
lanjut terhadap rekomendasi umpan balik rujukan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
Rangkuman:
RUJUKAN LANGSUNG :rujukan emergensi
RURRJUKAN LANGSUNG:
Pasien diantar Nakes
• PERSETUJUAN RUJUKAN
• SURAT RUJUKAN (SISRUTE)
• STABILISASI TINDAKAN MEDIS
(PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS)
• RESUME KLINIS RUJUKAN (SISRUTE) BISA DITELUSUR
• PERSIAPAN AMBULANCE DI REKAM MEDIS
• LEMBAR OBSERVASI SELAMA RUJUKAN
HAND OVER/SERAH TERIMA PASIEN TELUSUR RM TERTUTUP

Rujukan tidak langsung, pasien sendiri yang ke FKRTL (P Care)


BPJS membatasi rujukan < 14 % dari total kunjungan

FKTP mendapat Umpan balik dari FKRTL


AUDIT KLINIS
Audit klinis merupakan suatu upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan klinis
yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medis pasien yang dilaksanakan
oleh profesi pemberi layanan klinis.
• Profesi pemberi layanan klinis adalah tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kepada
pasien
terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, apoteker, nutrisionis dan tenaga kesehatan lain.
• Untuk memantau mutu pelayanan klinis yang dilaksanakan di Puskesmas, tim audit klinis
melakukan audit klinis minimal 1 tahun sekali dengan mengacu panduan dan prosedur praktik
klinis yang telah ditetapkan.
• Audit Maternal Perinatal adalah serangkaian kegiatan penelusuran sebab kematian atau
kesakitan ibu, perinatal dan neonatal guna mencegah kesakitan atau kematian serupa di
masa yang
akan datang.
• Audit maternal perinatal harus dilakukan melalui investigasi kualitatif mendalam
mengenai penyebab dan situasi kematian maternal dan perinatal.
AUDIT KLINIS :MINIMAL 1 TAHUN 1X, OLEH TIM AUDIT KLINIS
TUJUAN: MELIHAT KESESUAIAN LAYANAN KLINIK TENAGA PROFESI
DENGAN PANDUAN PRAKTEK KLINIS, CLINICAL PATHWAY,STANDAR PROFESI

PROFESIONAL DATA DARI REKAM MEDIS


PASIEN
PEMBERI ASUHAN

AUDIT KLINIS

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


STANDAR PROFESI

AUDIT MATERNAL PERINATAL( AMP): KERJASAMA DENGAN DINKES


PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

Kebutuhan Data dan Informasi Asuhan bagi Petugas Kesehatan, Pengelola


Sarana, dan Pihak Terkait di Luar Organisasi Dapat Dipenuhi Melalui Proses
yang Baku
Rekam Medis

Pembakuan kode klasifikasi


diagnosis, kode prosedur,
simbol, dan istilah yang
dipakai ( ICD 10?) Adanya sistem yang
memandu penyimpanan dan
pemrosesan rekam medis
Petugas memiliki akses
informasi sesuai dengan 3.8.3.
kebutuhan dan tanggung Adanya sistem pengisian
jawab pekerjaan informasi klinis secara
lengkap dan jelas didalam
rekam medis
Kepala puskesmas

Singkatan yang digunakan


Kode Diagnosis Kode tindakan
dan yang tidak boleh
disingkat misal nama obat
PROSES PELAYANAN PASIEN

pendaftaran Pelayanan Pelayanan Pelayana


Rawat jalan/ peunjang n Farmasi
Gawat darurat
Penyimpanan rekam medis
1. Rekam medis adalah Rahasia,
sehingga tidak semua bisa
mengakses rekam medis
2. Puskesmas mempunyai rekam medis
bagi setiap pasien , bisa family Folder
atau personal Folder dengan catatan
setiap pasien mempunyai nomor
rekam medis
3. Sistem pengkodean, penyimpanan,
dilakukan sesuai regulasi Puskesmas,
dengan masa retensi berapa lama
4. Bagaimana dengan elektronik medical
record?Atau RME ? PMK 269/ 2008
pasal 2: Rekam medis harus dibuat
secara tertulis, lengkap, jelas atau
secara elektronik, dasar hukum lain
UU ITE no 11/ 2008
RM RAHASIA, PENYIMPANAN BISA FAMILY FOLDER ATAU PERSONAL FOLDER
TULISLAH APA YANG
DIKERJAKAN
KERJAKAN APA YANG •• IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN
PASIEN
DITULIS •• KAJIAN
KAJIAN AWAL RAWAT
AWAL RAWAT JALAN
JALAN UMUM,GIGI,
UMUM,GIGI,
iNFORMASI
iNFORMASI KEBIDANAN,ANAK,UGD
KEBIDANAN,ANAK,UGD (PARIPURNA)
(PARIPURNA)
•• KAJIAN
KAJIAN LANJUTAN,
LANJUTAN, (SOAP)
(SOAP)
KLINIS: •• KODE DIAGNOSA
KODE DIAGNOSA
•• CPPT
CPPT
•• RESUME
RESUME KLINIS/RESUME
KLINIS/RESUME MEDIS
MEDIS

ISI
•• INFORMED
INFORMED CONSENT
CONSENT TINDAKAN
TINDAKAN MEDIS
MEDIS
REKAM •• GENERAL
GENERAL INFORMED
INFORMED CONSENT,
CONSENT, UNTUK
UNTUK
MELIBATKAN
MELIBATKAN PASIEN
PASIEN BARU
BARU
MEDIS PASIEN ••
PASIEN PERSETUJUAN
PERSETUJUAN RUJUKAN
RUJUKAN
•• RPP/discharge
RPP/discharge Planning
Planning

LEMBAR
LEMBAR •• LEMBAR
LEMBAR TINDAKAN
TINDAKAN DAN
DAN MONITORING
MONITORING
TAMBA-
TAMBA- ANESTESI
ANESTESI
HAN:
HAN: •• LEMBAR
LEMBAR MONITORING
MONITORING RUJUKAN
RUJUKAN
•• SURAT RUJUKAN
SURAT RUJUKAN
PENYIMPANAN
(RUANG TERTUTUP
DAN SERVER)
MASA RETENSI
PEMUSNAHAN
Pelayanan LABORATORIUM dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan

Pelayanan Laboratorium Tersedia Tepat Waktu untuk Memenuhi Kebutuhan


Pengkajian Pasien, serta Mematuhi Standar, Peraturan Perundangan yang
Berlaku.
LABORATORIUM

Ditetapkan Kebijakan dan Pemantapan mutu dilakukan,


prosedur jenis pemeriksaan ditindaklanjuti dan
laboratorium didokumentasi untuk setiap
pemeriksaan laboratorium

Hasil pemeriksaan
laboratorium selesai dan
Ditetapkan rentang nilai normal
tersedia dalam waktu sesuai
dan rentang nilai rujukan yang
dengan kebijakan yang
digunakan untuk interpertasi
ditetapkan
dan pelaporan hasil
laboratorium
Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan
sehari-hari selalu tersedia dan dievaluasi untuk
memastikan akurasi dan presisi hasil.
Tersedia Kebijakan jenis pemeriksaan laboratorium yang ditetapkan dan terdapat
prosedur untuk setiap jenis pemeriksaan laboratorium

1. Tersedia kebijakan, pedoman dan prosedur pelayanan laboratorium di


Puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas

2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh analis/petugas yang kompeten


(perhatikan STR dan SIKTLM) dan dilaksanakan sesuai prosedur
3. Terdapat mekanisme rujukan spesimen dan pasien bila pemeriksaan
laboratorium tidak
dapat dilakukan di Puskesmas.
Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan

1. Pimpinan Puskesmas menetapkan waktu pelaporan


hasil pemeriksaan laboratorium.

2. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap ketepatan waktu


pelaporan hasil pemeriksaan.
Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan sehari-hari selalu
tersedia dan dievaluasi untuk memastikan akurasi dan presisi hasil

1.Ditetapkan reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia,


termasuk proses untuk menyatakan jika regen tidak tersedia.

2. Reagensia tersedia, diberi label, dan disimpan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundangan.Diberi tanda jika masuk
B3
Ditetapkan rentang nilai normal dan rentang nilai rujukan
yang digunakan untuk interpertasi dan pelaporan hasil
laboratorium

1. Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal dan rentang nilai


rujukan untuk setiap pemeriksaan yang dilaksanakan dan
disertakan dalam laporan hasil pemeriksaan laboratorium.

2. Rentang nilai normal dan rentang nilai rujukan dievaluasi secara


berkala dan direvisi jika diperlukan.
Pemantapan mutu dilakukan, ditindaklanjuti dan didokumentasi untuk
setiap pemeriksaan laboratorium

1. Tersedia kebijakan dan prosedur pemantapan mutu ( PME


dan PMI ) pelayanan laboratorium dan kalibrasi berkala

2. Terdapat bukti dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu


eksternal terhadap pelayanan laboratorium sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan dan dilakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan
LABORATORIUM ERA AKB
BAGAIMANA TATA RUANG LABORATORIUM,DAN PENCEGAHAN
INFEKSI AIRBONE
JADWAL PROGRAM K3, Pemeriksaan Nakes berkala
DI ERA PANDEMI COVID, PETUGAS BISA MELAKUKAN TEST RAPID
DAN SWAB?
BAGAIMANA DENGAN APD PETUGAS
BAGAIMANA JIKA ADA HASIL LAB KRITIS, PELAPORAN DAN
PENCATATAN
SISTEM INFORMASI LABORATORIUM TERINTEGRASI perlu
dipikirkan
MANAJEMEN OBAT dan BAHAN MEDIS
HABIS PAKAI dikelola sesuai kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan

Obat, dan bahan medis habis pakai tersedia dan dikelola sesuai ketentuan untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
Berbagai jenis obat dan bahan medis habis pakai yang sesuai dengan
kebutuhan tersedia dalam jumlah yang memadai

1. Ditetapkan Kebijakan dan prosedur Pelayanan Farmasi di


Puskesmas.
2. Disusun rencana kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai
berdasarkan kebutuhan pelayanan.
3. Dilakukan pengelolaan rantai distribusi dan pengadaan obat sesuai
dengan peraturan perundangan.
4. Tersedia pelayanan farmasi selama tujuh hari dalam seminggu dan
24 jam pada Puskesmas yang memberikan pelayanan gawat darurat.
5. Tersedia daftar formularium obat Puskesmas
6. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut kesesuaian peresepan dan
ketersediaan obat dibandingkan dengan formularium nasional.
Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat dipandu kebijakan dan
prosedur yang efektif

1. Ditetapkan kebijakan tentang petugas yang berhak memberikan resep


dan petugas yang berhak memberikan obat termasuk penggunaan obat
pasien rawat inap yang dibawa sendiri oleh pasien.
2. Peresepan dan pemberian obat dilakukan sesuai dengan kebijakan
dan prosedur yang ditetapkan.
3. Dilakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi pengawasan penggunaan dan
pengelolaan obat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan daerah
Kabupaten/Kota.
Ada jaminan kebersihan dan keamanan dalam penyimpanan,
penyiapan, dan penyampaian obat kepada pasien serta penatalaksanaan
obat kedaluwarsa/rusak

1. Persyaratan penyimpanan obat


2. Penanganan obat yang kadaluarsa/rusak/ditarik dari peredaran/Recall.
3. Pemberian obat kepada pasien disertai dengan label obat yang jelas: nama, dosis, waktu,
cara pemakaian obat, dan tanggal kadaluwarsa.
4. Pemberian obat disertai dengan informasi penggunaan obat, kemungkinan efek samping
dan efek yang tidak diharapkan, serta petunjuk penyimpanan obat di rumah dengan
bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien/keluarga pasien.
Dilakukan dokumentasi dalam rekam medis tentang efek obat dan efek samping
yang terjadi akibat pemberian obat-obat yang diresepkan atau riwayat alergi
terhadap obat-obatan tertentu

1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur untuk mencatat, memantau efek


obat, dan melaporkan bila terjadi efek samping penggunaan obat.

2. Efek obat, efek samping obat, dan kejadian alergi ditindak lanjuti
serta didokumentasikan dalam rekam medis.
Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana disimpan di luar farmasi

1. Ada kebijakan yang menetapkan bagaimana obat emergensi disimpan,


dijaga dan dilindungi dari kehilangan atau pencurian.
2. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana akan diperlukan atau
dapat terakses segera untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
emergensi.
3. Obat emergensi dimonitor dan diganti secara tepat waktu sesuai kebijakan
Puskesmas setelah digunakan atau bila kadaluwarsa atau rusak atau
ditarik dari peredaran.
FARMASI di Era AKB
SDM , APOTEKER ATAU D3 KEFARMASIAN , SIPA,/ SIKTK MASIH BERLAKU
OBAT EMERGENSI, ADA DIUNIT MANA SAJA?DAN ISINYA APA SAJA?
LIST OBAT
UNTUK ACUAN MONITORING OBAT
PERHATIKAN OBAT ELEKTROLIT CONSENTRAT (HIGH ALERT)
PENYIMPANAN OBAT : GUDANG DAN KAMAR OBAT DAN KULKAS, SUDAH DILENGKAPI MONITORING
SUHU,PENCAHAYAAN DAN KEBERSIHAN, FIFO/FEFO
DAFTAR FORMULARIUM DAN PERENCANAAN OBAT,KETERSEDIAAN OBAT DIBANDINGKAN FORMULARIUM
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT (RESTRIKSI), NORUM
BAGAIMANA DENGAN PENYIMPANAN B3
PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA SERTA PELAPORAN
LAPORAN EFEK SAMPING OBAT(MESO) DAN LAPORAN INSIDEN /MEDICATION ERROR
PENYERAHAN OBAT SUDAHKAH 5 BENAR,LABELING,DI ERA COVID PETUGAS PERLU ADA BARRIER, AGAR
TIDAK KONTAK LANGSUNG KE PASIEN KETIKA MENJELASKAN PEMAKAIAN OBAT
PELAYANAN PRB
MEKANISME DAN PELAPORAN OBAT KEDALUARSA BGMN DAN RECALL, REKONSILIASI OBAT
ADAKAH TERSEDIA OBAT PENANGANAN COVID?
Pelayanan Radiodiagnostik dilaksanakan sesuai
peraturan perundangan
Pelayanan radiodiagnostik disediakan sesuai kebutuhan pasien, dilaksanakan oleh
tenaga yang kompeten, dan mematuhi persyaratan perundangan yang berlaku
RADIO DIAGNOSTIK

Pelayanan radiodiagnostik disediakan untuk


memenuhi kebutuhan pasien, dan memenuhi
standar nasional, peraturan perundangan
yang berlaku

Staf yang kompeten dan memiliki kewenangan


melaksanakan pemeriksaan radiodiagnostik,
menginterpretasi hasil, dan
melaporkan hasil pemeriksaan tepat waktu
sesuai ketentuan yang ditetapkan
• Pelayanan radiodiagnostik disediakan untuk memenuhi
kebutuhan pasien, dan memenuhi standar nasional,
peraturan perundangan yang berlaku
• Ada program pengamanan radiasi, dilaksanakan dan
didokumentasi
• Staf yang kompeten dengan pengalaman memadai,
melaksanakan pemeriksaan radiodiagnostik
menginterpretasi hasil, dan melaporkan hasilpemeriksaan
• Hasil pemeriksaan radiologi tersedia tepat waktu sesuai
ketentuan yang ditetapkan
• Semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan
radiodiagnostik diperiksa, dirawat dan dikalibrasi secara
teratur, dan disertai catatan memadai yang dipelihara
dengan baik
• Film X-ray dan perbekalan lain tersedia secara teratur
• Ada prosedur kontrol mutu, dilaksanakan dan
didokumentasikan
MATURNUWU
N

Anda mungkin juga menyukai