Instrumen
Pmk 46/2015 SIAP 219
BAB 1
ADMEN BAB 1 ADMEN
BAB 2
KMP
BAB 4
UKM BAB 2
UKM
BAB 5
UKM
BAB 7 BAB 3 UKP
UKP
BAB 8 UKPP
UKM BAB 6
BAB 5 PMP
UKP BAB 9
UKP – Pmk 46/2015 UKPP– SIAP 219
Standar Isi Standar Isi
7.1 Proses pendaftaran pasien 3.1 Hak dan kewajiban
7.2 Pengkajian 3.2 Proses pendaftaran
7.3 Keputusan layanan klinis 3.3 Pengkajian, rencana asuhan, dan
pemberian asuhan
7.4 Rencana layanan klinis
7.5 Rencana rujukan 3.7 Rujukan
7.6 Pelaksanaan layanan Audit Klinis
7.7 Pelayanan anestesi lokal, sedasi, dan 3.4 Pelayanan anestesi lokal dan
pembedahan pembedahan minor
7.8 Penyuluhan/pendidikan kesehatan
dan konseling
7.9 Makanan dan terapi nutrisi 3.5 Pemberian makanan dan terapi gizi
7.10 Pemulangan dan tindak lanjut 3.6 Pemulangan dan tindak lanjut
UKP – Pmk 46/2015 UKPP– SIAP 219
Standar Isi Standar Isi
8.1 Pelayanan LABORATORIUM 3.9 Pelayanan LABORATORIUM
8.2 Pelayanan OBAT 3.10 Pelayanan OBAT
8.3 Pelayanan RADIODIAGNOSTIK 3.11 Pelayanan RADIODIAGNOSTIK
8.4 Manajemen informasi – REKAM MEDIS 3.8 Manajemen REKAM MEDIS
8.5 Manajemen Keamanan Lingkungan 1.4 MFK
8.6 Manajemen Peralatan 1.4 MFK
8.7 Manajemen SDM 1.5 Manajemen SDM
Proses Perjalanan
Pasien
Hak dan Audit
kewajiban Klinis
pasien
Rencana Pelayanan
Pendaftaran Pemulangan
layanan anestesi,
klinis sedasi, bedah
Pelaksanaa Makanan
Pengkajian
n dan terapi
Kompetensilayanan Rencana nutrisi
pelaksana rujukan
asuhan
Rujuk
Sistem balik
koordinasi
BAB-3
PENYELENGGARAAN
UPAYA
KESEHATAN
PERSEORANGAN dan
PENUNJANG
BAB 3 : PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
BERORIENTASI PASIEN ( UKP-BP )
3.1 • HAK & KEWAJIBAN PASIEN
3.7 • RUJUKAN
KRITERIA 3.1.1
Hak dan kewajiban pasien, keluarga, dan petugas
dipertimbangkan dan diinformasikan pada saat
pendaftaran
KRITERIA 3.1.2
Seluruh petugas kesehatan memperhatikan dan
menghargai kebutuhan dan hak pasien selama
pelaksanaan layanan
HAK PASIEN:
MENYAMPAIKAN UMPAN
BALIK/KELUHAN
Pelaksanaan
Asaesmen Asuhan
nyeri Memperhatika
n Umpan
Hak pasien: tata nilai Penanganan balik
Kepercayaan, privasi, keluhan/ Umpan Terhada
Paritipasi dlm balik p
3.1.2
ELEMEN
1. PENILAIAN:
Pemberi asuhan memperhatikan hak pasien/keluarga termasuk tata nilai
dan kepercayaan pasien selama proses asuhan. (O,W)
2. Privasi pasien dan kebutuhan pasien akan privasi diidentifikasi dan
diperhatikan pada waktu melakukan anamnesis, pemeriksaan,
pelaksanaan asuhan, pemberian tindakan, dan transportasi/
pemindahan pasien. (D, O,W)
3. Pasien dimotivasi untuk berpartisipasi dalam proses asuhan. (O,W)
4. Pemberi asuhan melakukan kajian dan penanganan nyeri. (D,O,W)
5. Pasien diberi informasi tentang proses untuk menyampaikan keluhan
pasien/keluarga pasien (D,O,W)
6. Keluhan pasien diidentifikasi, dievaluasi dan ditindaklanjuti. (D,O,W)
Standar
3.1.
KRITERIA 3.1.3
Persetujuan tindakan medik diminta sebelum
pelaksanaan tindakan bagi yang membutuhkan
persetujuan tindakan medik
• Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang
diterimanya adalah dengan cara memberikan informed consent/informed choice. Setiap
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien, harus mendapatkan
persetujuan Untuk menyetujui/memilih tindakan, pasien harus diberi
penjelasan/konseling tentang hal yang berhubungan dengan pelayanan yang
direncanakan, karena diperlukan untuk suatu keputusan persetujuan.
• Penjelasan tentang tindakan kedokteran minimal mencakup :
• diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran
• tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan
• alternatif tindakan lainnya dan risikonya
• risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
• prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
• perkiraan pembiayaan
POKOK PIKIRAN
• lnformed consent dapat diperoleh pada berbagai titik waktu dalam proses pelayanan. Misalnya,
informed consent diperoleh ketika pasien masuk rawat inap dan sebelum suatu tindakan atau
pengobatan tertentu yang berisiko. Proses persetujuan ditetapkan dengan jelas oleh Puskesmas
dalam kebijakan dan prosedur, yang mengacu kepada undang-undang dan peraturan yang
berlaku.
• Pasien dan keluarga dijelaskan tentang tes/tindakan, prosedur, dan pengobatan mana yang
memerlukan persetujuan dan bagaimana mereka dapat memberikan persetujuan (misalnya,
diberikan secara lisan, dengan menandatangani formulir persetujuan, atau dengan cara lain).
Pasien dan keluarga memahami siapa yang dapat memberikan persetujuan selain pasien.
Petugas pelaksana tindakan yang diberi kewenangan telah terlatih untuk memberikan
penjelasan kepada pasien dan mendokumentasikan persetujuan tersebut.
• Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat memutuskan untuk
tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan yang direncanakan atau meneruskan pelayanan
atau pengobatan setelah kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih memadai.
3.1.3. INFORMED
CONSENT
Menolak
Konsekuensi
Hak untuk
Tanggung
menolak jawab
Alternatif
KRITERIA 3.2.1
Pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan pelanggan, informasi tentang pendaftaran
dan fasilitas rujukan tersedia pada waktu pendaftaran
Pendaftaran
Cara &
Bahasa
dipahami
• Jenis pelayanan
• Jadwal pelayanan
• Proses-alur Pendaftaran Identifikasi Pasien
• Proses-alur Pelayanan (SKP 1)
• Sarana yang tersedia min 2 ( nama legkap,
• Kerjasama rujukan tgl lahir, no RM)
• Hak dan
kewajiban pasien
3.2.1
ELEMEN
PENILAIAN:
1. Ditetapkan kebijakan, pedoman dan prosedur pendaftaran (R)
2. Tersedia bagan alur pendaftaran yang dapat diakses oleh
pelanggan. (D, O, W)
3. Tersedia informasi tentang pendaftaran, jenis pelayanan, prosedur
dan alur pelayanan yang efisien, serta jadwal pelayanan dan
informasi lain tentang sarana pelayanan yang dapat diakses oleh
pelanggan (D, O, W)
4. Tersedia informasi tentang kerjasama dengan fasilitas rujukan untuk
menjamin kesinambungan pelayanan klinis (D,O)
5. Pendaftaran dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
dengan memperhatikan keselamatan pasien (O,W,S)
Standar
3.2.
KRITERIA 3.2.2
Pasien dengan kendala dan/ atau
berkebutuhan khusus diidentifikasi dan
difasilitasi agar dapat memperoleh pelayanan
klinis yang optimal
Identifikasi
Analisis
Tindak
lanjut
KRITERIA 3.2.3
Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk
asesmen dan pengobatan
Pasien Pasien
Emergens Risiko
i Tingi
Proses Pelaksanaan
Kajian asuhan
(SOAP)
Diagnosis
3.2.3
ELEMEN
PENILAIAN:
1. Ditetapkan kebijakan, pedoman dan prosedur tentang pelaksanaan
proses triase dalam memprioritaskan pasien dengan
kebutuhan gawat darurat. (R)
2. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawat daruratannya seperti yang
tercantum di pokok pikiran. (D,O,S)
3. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke fasilitas layanan yang
lebih tinggi, diperiksa dan dibuat stabil terlebih dahulu sesuai
kemampuan Puskesmas dan dipastikan dapat diterima di fasilitas
kesehatan rujukan(D,O)
4. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan triase (D.W)
STANDAR
3.3.
3.3.4
• Standar Pelayanan Klinis dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan klinis
3.3.6
• Renc. asuhan klinis disusun dg memperhatikan keb biologis, psikologis, sosial, spiritual n tata nilai pasien
• Pelaksanaan asuhan terpadu dikoordinir oleh dokter dan dilaksanakan sesuai rencana asuhan terpadu
3.3.8
3.3.9
• Penanganan, penggunaan, dan pemberian obat dan/atau cairan intravena
3.3.10
• Pasien/keluarga memperoleh edukasi kesehatan dengan pendekatan yang komunikatif
Proses Kajian Pelaksanaan Koordinasi
Awal asuhan
SOA
P
Isi
Hak & Kewajiban Kajia Prosedur
Pasien n
awal
Cara &
Bahasa
dipahami
Kebutuhan: Rencana
Kompeten
Privasi pemulangan
Partisipasi
Asuhan
3.3.2 REKAM MEDIS Asesmen lanjutan
• MEDIS 3.3.6 dan asuhan
• KEPERAWATAN 3.3.8 lanjutan
• KEBIDANAN
• PPA lain
• TIM ANTAR PROFESI Acuan
Penyusunan
3.3.1 PPK
3.3.8
& SOP klinis
Proses Kajian Pelaksanaan asuhan
(SOAP)
Diagnosis
3.3.4 Catatan
Perkembanga
n Pasien
Pd RM
(termasuk
Pemberian obat/cairan
Pelimpahan wewenang
PELATIHAN Intra vena (3.3.9)
medis PPK dan SOP
Standar
3.3.
KRITERIA 3.3.1
Proses kajian awal dilakukan secara paripurna,
mencakup berbagai kebutuhan dan harapan
pasien/keluarga
• Pada saat pasien pertama kali diterima dilakukan kajian awal, untuk selanjutnya
dilakukan kajian ulang secara berkesinambungan baik pada pasien rawat jalan maupun
pasien rawat inap sesuai dengan perkembangan kondisi kesehatannya.
3.3.1
POKOK PIKIRAN
• Ketika pasien diterima di Puskesmas untuk memperoleh pelayanan klinis perlu dilakukan kajian awal
yang paripurna oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan dan disiplin yang lain meliputi : status
fisis/neurologis/mental, psikososiospiritual, ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat alergi, asesmen
nyeri, asesmen risiko jatuh, asesmen fungsional (gangguan fungsi tubuh), asesmen risiko nutrisi,
kebutuhan edukasi, dan rencana pemulangan.
• Kajian awal hanya dapat dilakukan oleh dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan yang lain
sesuai dengan rincian kewenangan klinis.
• Kajian awal sampai pada penegakan diagnosa dan penetapanpelayanan/tindakan sesuai
kebutuhan serta rencana tindak lanjut dan evaluasinya.
• Kajian awal juga dapat digunakan untuk membuat keputusan perlu atau tidaknya dilaksanakan
review/kajian ulang pada situasi yang meragukan,dengankajian medis, kajian penunjang medis,
kajian keperawatan/kebidanan dan kajian lain wajib didokumentasikan dengan baik. Hasil kajian
tersebut harus dapat dengan cepat dan mudah ditemukan kembali dalam rekam medis atau dari
lokasi lain yang ditentukan untuk dapat digunakan oleh petugas yang melayani pasien
3.3.1
ELEMEN
1. PENILAIAN:
Ditetapkan jenis dan isi kajian awal dalam rekam medis secara
kolaboratif antar praktisi klinis. (R)
2. Terdapat prosedur kajian awal untuk mengidentifikasi berbagai
kebutuhan dan harapan pasien dan keluarga pasien, mencakup
pelayanan medis, penunjang medis, keperawatan/kebidanan, dan
pelayanan klinis yang lain. (R)
3. Dilakukan kajian awal oleh tenaga yang kompeten mengacu pada standar
profesi, dicatat dalam rekam medis, digunakan untuk penyusunan
rencana asuhan, koordinasi dalam pemberian asuhan, dan rencana
pemulangan. (D, O, W)
4. Disusun rencana pemulangan untuk pasien yang memerlukan
rencana pemulangan sesuai dengan hasil kajian awal (D, W)
Standar
3.3.
KRITERIA 3.3.2
Tim kesehatan antar profesi yang profesional
melakukan kajian pasien
KRITERIA 3.3.3
Terdapat prosedur yang efektif untuk menyusun
rencana asuhan
Koordinasi,
monev Pelayanan
Terpadu/
Terintegrasi
SOAP
Rek
am
med
ik
RENCANA
ASUHAN/ PELAKSANAAN
ASUHAN ASUHAN/ ASUHAN
TERINTEGRASI TERPADU
KETERLIBATA (dilakukan secara kolaboratif)
N PASIEN (TERMASUK EDUKASI
(TERMASUK DAN EDUKASI RISIKO/
3.3.3
ELEMEN
PENILAIAN:
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur penyusunan rencana asuhan
klinis dan rencana asuhan terpadu (R)
2. Rencana asuhan klinis dan/atau rencana asuhan terpadu disusun
sesuai dengan kebutuhan pasien dan kebijakan serta prosedur yang
ditetapkan (D)
3. Dilakukan perbaikan, evaluasi dan tindak lanjut kepatuhan tenaga
kesehatan terhadap kebijakan dan prosedur penyusunan rencana
asuhan klinis dan/atau rencana asuhan terpadu. (D)
Standar
3.3.
KRITERIA 3.3.4
Standar Pelayanan Klinis dipakai sebagai dasar untuk
melaksanakan asuhan klinis
KRITERIA 3.3.5
Pelaksanaan layanan bagi pasien gawat darurat dan/atau
berisiko tinggi
KRITERIA 3.3.6
Rencana asuhan klinis disusun bersama pasien dg
memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, sosial,
spiritual n tata nilai pasien
Pasien Pasien
Emergensi Risiko Tinggi
KRITERIA 3.3.7
Asuhan diberikan oleh tenaga sesuai kompetensi lulusan
2. Asuhan medis dan pelayanan penunjang dilakukan berdasar rencana asuhan dan
panduan praktik klinis dan/atau prosedur pelayanan medis, dan tidak terjadi
pengulangan yang tidak perlu, serta dicatat dalam rekam medis pasien(D, W)
3. Asuhan keperawatan/kebidanan dan asuhan praktisi klinis lain diberikan oleh
petugas yang kompeten, dan berdasar rencana asuhan dan panduan praktik
klinis/prosedur pelayanan klinis (D)
4. Asuhan medis, Asuhan keperawatan/kebidanan dan asuhan praktisi klinis lain dan
perkembangan kondisi pasien serta perbaikan kemajuan pemberian asuhan dicatat
dalam rekam medis pasien (D)
Standar
3.3.
KRITERIA 3.3.8
Pelaksanaan asuhan terpadu dikoordinir oleh dokter dan
dilaksanakan sesuai rencana asuhan terpadu
KRITERIA 3.3.9
Penanganan, penggunaan, dan pemberian obat dan/atau
cairan intravena
KRITERIA 3.3.10
Pasien/keluarga memperoleh edukasi kesehatan dengan
pendekatan yang komunikatif
Pasien Pasien
Emergens Risiko
i Tingi
Proses Pelaksanaan
Kajian asuhan
(SOAP)
Diagnosis
3.3.10
ELEMEN
PENILAIAN:
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur penyuluhan/ pendidikan
kesehatan bagi pasien dan keluarga. (R)
2. Dilakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan bagi pasien dan
keluarga dengan metoda yang dapat dipahami oleh pasien
dan keluarga. (D,O)
3. Dilakukan penilaian terhadap efektivitas penyampaian
informasi kepada pasien/keluarga pasien agar mereka dapat
berperan aktif dalam proses layanan dan memahami
konsekuensi layananyang diberikan.(D)
STANDAR
3.4.
Informed Monitoring
Asesmen pra Rencana anestesi consent kondisi Vital
bedah Rencana Asuhan pasien
bedah Penjelasan pada
- Risiko
pasien:
- Manfaat
- Komplikas
Tindakan bedah
i
minor Rekam
- Alternatif
Standar
3.4.
KRITERIA 3.4.1
Pelayanan anestesi lokal di Puskesmas dilaksanakan
memenuhi standar di Puskesmas, standar nasional, undang-
undang, dan peraturan serta standar profesi sesuai dengan
kebutuhan pasien
KRITERIA 3.4.2
Pelayanan bedah di Puskesmas direncanakan dan
dilaksanakan memenuhi standar di Puskesmas, standar
nasional, undang-undang, dan peraturan serta standar profesi
sesuai dengan kebutuhan pasien
Pemberian makanan dan terapi gizi diberikan sesuai dengan status gizi pasien
secara regular, sesuai dengan rencana asuhan, umur, budayadan bila
dimungkinkan pilihan menu makanan. Pasien berperan serta dalam
perencanaan dan seleksi makanan
S TA N D A R 3 . 5
• Pilihan berbagai variasi makanan yang sesuai dengan status gizi pasien
dan konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara reguler
3.5.
1
dapur
order
Asesmen
Asuhan gizi
Edukasi
pasien
distribusi
Tepat waktu
Sesuai
kebutuhan diit
Standar
3.5.
KRITERIA 3.5.1
Pilihan berbagai variasi makanan yang sesuai dengan status
gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara
reguler
KRITERIA 3.5.2
Pemberian makanan sesuai dengan status gizi pasien dan
konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara reguler
KRITERIA 3.6.1
Pemulangan dan tindak lanjut pasien yang bertujuan untuk
kelangsungan layanan dipandu oleh prosedur yang baku
Discharge
planning
RUJUKAN
• Selama proses rujukan pasien secara langsung, pemberi asuhan yang kompeten terus
memantau kondisi pasien, dan Fasilitas kesehatan penerima rujukan diberi resume tertulis
3.7. mengenai kondisi klinis pasien dan tindakan yang telah dilakukan.
2
Discharge planning
Rencana rujukan
Edukasi ttg rujukan
Persetujuan/penolakan
rujukan
PPA
pendamping
monitoring
Kebijakan &
Prosedur rujukan
komunikasi
Hand over
Kebijakan &
Prosedur
Asuhan
rujuk balik
KRITERIA 3.7.1
Terdapat kebijakan dan prosedur rujukan yang jelas
KRITERIA 3.7.2
Selama proses rujukan pasien secara langsung, pemberi asuhan yang
kompeten terus memantau kondisi pasien, dan Fasilitas kesehatan
penerima rujukan diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan
tindakan yang telah dilakukan.
KRITERIA 3.7.3
Dilakukan terhadap rujukan balik dari FKRTL
KRITERIA 3.7.4
Dilakukan audit klinis secara periodik untuk mengevaluasi
kesesuaian penyelenggaraan asuhan dengan panduan dan prosedur
praktik klinis
3.8.1.
Pembakuan kode klasifikasi
diagnosis, kode prosedur,
3.8.4.
simbol, dan istilah yang
dipakai Adanya sistem yang
memandu penyimpanan dan
pemrosesan rekam medis
3.8.2.
Petugas memiliki akses 3.8.3.
informasi sesuai dengan
Adanya sistem pengisian
kebutuhan dan tanggung
informasi klinis secara
jawab pekerjaan
lengkap dan jelas didalam
rekam medis
3.8. Rekam Medis
3.8.1.
Pembakuan kode
klasifikasi diagnosis,
kode prosedur,
simbol, dan istilah
yang dipakai
s
3.8.1
POKOK PIKIRAN
• Standarisasi terminologi, definisi, kosakata dan penamaan
memfasilitasi pembandingan data dan informasi di dalam maupun di
luar Puskesmas (fasilitas kesehatan rujukan). Keseragaman
penggunaan kode diagnosa dan kode prosedur/tindakan mendukung
pengumpulan dan analisis data.
• Singkatan dan simbol juga distandarisasi dan termasuk daftar
“yang tidak boleh digunakan”. Standarisasi tersebut konsisten
dengan standar lokal, nasional, dan internasional.
3.8.1 Kepala puskesmas
1. Ditetapkan
standarisasi/pembakuan kode
klasifikasi diagnosis, kode
klasifikasi tindakan, terminologi
lain, singkatan-singkatan yang
boleh dan tidak boleh digunakan
dalam pelayanan klinis. (R)
2. Kode klasifikasi diagnosis, kode
klasifikasi tindakan,
terminologi lain, dan singkatan
digunakan dalam pelayanan
klinis sesuai dengan yang
ditetapkan. (D)
3.8. Rekam Medis
3.8.2.
Petugas memiliki akses
informasi sesuai dengan
kebutuhan dan tanggung
jawab pekerjaan
3.8.2
POKOK PIKIRAN
• Kelengkapan isi rekam medis diperlukan untuk menjamin kesinambungan
pelayanan, memantau kemajuan respons pasien terhadap asuhan yang
diberikan. Puskesmas menetapkan kebijakan dan prosedur kelengkapan rekam
medis.
• Dokter, perawat, bidan, dan petugas pemberi asuhan yang lain bersama-sama
menyepakati isi rekam medis sesuai dengan kebutuhan informasi yang
perlu ada dalam pelaksanaan asuhan pasien.
• Rekam medis diisi oleh setiap Dokter, Dokter gigi, dan/atau Tenaga Kesehatan
yang melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan
• Apabila terdapat lebih dari satu tenaga Dokter, Dokter gigi dan/atau Tenaga
Kesehatan dalam satu fasilitas pelayanan kesehatan, maka rekam medis
dibuat secara terintegrasi
3.8.2.Petugas memiliki akses informasi sesuai dengan kebutuhan
dan tanggung jawab pekerjaan
3.8.3.
Adanya sistem pengisian
informasi klinis secara lengkap
dan jelas didalam rekam
3.8.3
POKOK PIKIRAN
• Berkas rekam medis pasien adalah suatu sumber informasi utama mengenai
proses asuhan dan perkembangan pasien, sehingga merupakan alat komunikasi
yang penting. Agar informasi ini berguna dan mendukung asuhan pasien
keberlanjutan, maka perlu tersedia selama pelaksanaan asuhan pasien
dan setiap saat
dibutuhkan, serta dijaga selalu diperbaharui (up to date).
• Catatan medis keperawatan dan catatan pelayanan pasien lainnya tersedia untuk
semua praktisi kesehatan pasien tersebut. Kebijakan Puskesmas
mengidentifikasi praktisi kesehatan mana saja yang mempunyai akses ke
berkas rekam medis pasien untuk menjamin kerahasiaan informasi pasien.
• Privasi dan kerahasiaan data serta informasi wajib dijaga, terutama data dan
informasi yang sensitif. Penggunaan data rekam medis untuk keperluan
selain pelayanan pasien, misalnya untuk penelitian perlu diatur untuk
menjaga kerahasian informasi rekam medis. ( Lihat juga
3.8.3. Adanya sistem pengisian informasi klinis secara lengkap dan jelas
didalam rekam medis
3.8.4.
Adanya sistem yang
memandu
penyimpanan dan
pemrosesan rekam
medis
3.8.4
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menetapkan dan melaksanakan suatu kebijakan yang menjadi pedoman
retensi berkas rekam medis pasien dan data serta informasi lainnya. Berkas rekam
medis klinis pasien, serta data dan informasi lainnya disimpan (retensi) untuk suatu
jangka waktu yang cukup dan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku guna mendukung asuhan pasien, manajemen, dokumentasi yang sah secara
hukum, riset dan pendidikan. Kebijakan tentang penyimpanan (retensi) konsisten
dengan kerahasiaan dan keamanan informasi tersebut. Ketika periode retensi yang
ditetapkan terpenuhi, maka berkas rekam medis klinis pasien dan catatan lain
pasien, data serta informasi dapat dimusnahkan dengan semestinya kecuali
ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik dalam jangka waktu tertentu
sesuai peraturan yang berlaku
3.8.4. Adanya sistem yang memandu penyimpanan dan pemrosesan
rekam medis
Obat, dan bahan medis habis pakai tersedia dan dikelola sesuai ketentuan untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
3.10.1.
Berbagai jenis obat dan bahan medis habis pakai yang sesuai dengan
kebutuhan tersedia dalam jumlah yang memadai
2. Efek obat, efek samping obat, dan kejadian alergi ditindak lanjuti
serta didokumentasikan dalam rekam medis. (D)
3.10.5.
Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana disimpan di luar farmasi
3.11.2.
Staf yang kompeten dan memiliki kewenangan
melaksanakan pemeriksaan radiodiagnostik,
menginterpretasi hasil, dan
melaporkan hasil pemeriksaan tepat waktu
sesuai ketentuan yang ditetapkan
• Pelayanan radiodiagnostik disediakan untuk memenuhi
kebutuhan pasien, dan memenuhi standar nasional,
peraturan perundangan yang berlaku
• Ada program pengamanan radiasi, dilaksanakan dan
didokumentasi
• Staf yang kompeten dengan pengalaman memadai,
melaksanakan pemeriksaan radiodiagnostik
menginterpretasi hasil, dan melaporkan hasilpemeriksaan
• Hasil pemeriksaan radiologi tersedia tepat waktu sesuai
ketentuan yang ditetapkan
• Semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan
radiodiagnostik diperiksa, dirawat dan dikalibrasi secara
teratur, dan disertai catatan memadai yang dipelihara
dengan baik
• Film X-ray dan perbekalan lain tersedia secara teratur
• Ada prosedur kontrol mutu, dilaksanakan dan
didokumentasikan
3.11.1 Pelayanan radiodiagnostik disediakan untuk memenuhi
kebutuhan pasien, dan memenuhi standar nasional, peraturan
perundangan yang berlaku
ELEMEN PENILAIAN:
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur pelayanan radiodiagnostik
sebagaimana dimaksud pada pokok pikiran. (D, O, W)
2. Pelayanan radiodiagnostik dilakukan sesuai dengan kebijakan
dan prosedur yang telah ditetapkan. (D, O, W)
3.11.2 Staf yang kompeten dan memiliki kewenangan melaksanakan
pemeriksaan radiodiagnostik, menginterpretasi hasil, dan melaporkan
hasil pemeriksaan tepat waktu sesuai ketentuan yang ditetapkan
ELEMEN PENILAIAN:
TERIMA