Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BENDA BARU
Komplek Vila Dago Telp. (021) 74645873 email: Pkmbendabaru@yahoo.com
Kel. Benda Baru Kec. Pamulang Kota Tangerang Selatan

KEPUTUSAN
KEPALA UPT. PUSKESMAS BENDA BARU
Nomor : 445.4/028/SK/PKMBB-2017
TENTANG
PELAYANAN KLINIS
DI UPT. PUSKESMAS BENDA BARU
KEPALA UPT. PUSKESMAS BENDA BARU

Menimbang : a. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai kebutuhan


pasien;
b. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien;
c. Bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai kebutuhan
pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan pasien, maka perlu
disusun kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Benda Baru;

Mengingat : 1. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran;


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014, tentang Puskesmas;
4. UU No. 38 / 2014 Tentang Keperawatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS BENDA BARU
Kesatu : Kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Benda Baru sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tangerang Selatan


pada tanggal : 14 Maret 2017

KEPALA PUSKESMAS BENDA BARU,

ENDANG KURNIAWAN
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 445.4/028/SK/PKMBB-2017
TANGGAL : 14 Maret 2017
TENTANG : PELAYANAN KLINIS YANG TERSEDIA DI UPT. PUSKESMAS BENDA BARU

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
2.2 Mempunyai STR untuk D3 Rekam Medis
2.3 Mempunyai SIK untuk D3 Rekam Medis
2.4 Untuk SMK/SMA dan sederajat memiliki sertifikat pelatihan yang berkenaan
dengan pendaftaran
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan
nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, jadwal pelayanan dan
informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftaran
7. Hak-hak pasien meliputi:
7.1 Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Puskesmas.
7.2 Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
7.3 Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
7.4 Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
7.5 Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
7.6 Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7.7 Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Puskesmas.
7.8 Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
(second opinion) yang memiliki Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di
luar Puskesmas.
7.9 Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
7.10 Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
7.11 Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
7.12 Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
7.13 Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
7.14 Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Puskesmas
7.15 Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap
dirinya.
7.16 Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
7.17 Menggugat dan atau menuntut Puskesmas apabila Puskesmas itu diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
7.18 Mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8 Kewajiban pasien meliputi:
8.1 Memberi informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya.
8.2 Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi, serta perawat,
8.3 Mematuhi ketentuan yang berlaku di Puskesmas.
8.4 Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
9 Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian
lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan meperhatikan
efisiensi sumber daya
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien
C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung
jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed
consent
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan

D. KEHARUSAN PRAKTISI KLINIS UNTUK TIDAK MELAKUKAN PENGULANGAN


YANG TIDAK PERLU EP. 7.2.2.3
(SOP pengkajian mencerminkan pencegahan pengulangan yang tidak perlu) BELUM
ADA SOP
E. KOORDINASI DAN KOMUNIKASI TENTANG INFORMASI KAJIAN KEPADA
PETUGAS/ UNIT TERKAIT
1. Petugas pendaftaran mengadakan rapat internal kepada petugas medis lain
2. Petugas pendaftaran mensosialisasikan alur pelayanan
3. Petugas pendaftaran menerima umpan balik dari semua unit penunjang
4. Kepala puskesmas atau ketua Tim UKP mengevaluasi dan memutuskan hasil
rapat
5. Petugas Pendaftaran dan semua unit penunjang lain menjalankan keputusan
rapat.
F. PEMBENTUKAN TIM KESEHATAN ANTAR PROFESI DIBENTUK
1. Kepala puskesmas mengidentifikasi kebutuhan pembentukan tim interprofesi
2. Kepala puskesmas merencanakan pertemuan untuk membentuk tim interprofesi
3. Kepala puskesmas meminta kepala subag TU untuk mengundang masing-masing
koordinator program dalam pertemuan pembentukan tim interprofesi
4. Koordinator menghadiri pertemuan pembentukan tim interprofesi
5. Kepala puskesmas dan peserta pertemuan menganalisa kompetensi masing-
masing petugas klinis
6. Kepala puskesmas dan peserta pertemuan menentukan susunan tim interprofesi
7. Notulis mendokumentasikan hasil pertemuan
8. Kepala puskesmas meminta kepala subag TU untuk membuat undangan untuk
anggota tim interprofesi yang sudah dibentuk
9. Kepala puskesmas dan tim interprofesi menghadir pertemuan
10. Kepala puskesmas mensosialisasikan mengenai susunan tim interprofesi
11. Ketua tim memimpin pertemuan untuk membahas tugas dari tim interprofesi
12. Petugas melakukan kajian jika dibutuhkan secara penanganan secara team
13. Petugas melakukan inventaris kasus – kasus yang dibutuhkan penanganan secara
tim
14. Petugas melakukan inventarisir petugas professional yang masuk dalam team
15. Ketua tim membagi tugas masing-masing anggota
16. Tim mendokumentasikan hasil pertemuan
G. PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN MEDIS DAN RENCANA LAYANAN TERPADU
1. Dokter/Dokter gigi menyusun rencana pelayanan klinis sesuai kebutuhan pasien
dari hasil kajian awal masing-masing nakes
2. Dokter/Dokter gigi membuat penatalaksanaan
- Hasil laboratorium sudah dikaji
- Pembuatan resep
- Pasien beresiko tinggi kontrol ke bagian gizi dan promkes
3. Dokter/Dokter gigi membuat resume klinis
H. PROSES PENYUSUNAN LAYANAN KLINIS MEMPERTIMBANGKAN KEBUTUHAN
BIOLOGIS, PSIKOLOGIS, SOSIAL, SPIRITUAL DAN TATA NILAI BUDAYA PASIEN
(MASUKAN LANGKAH-LANGKAH SOP) BELUM ADA SOP EP. 7.4.2.3
I. KEWAJIBAN MELAKUKAN IDENTIFIKASI RESIKO YANG MUNGKIN TERJADI
PADA PASIEN EP.7.4.3.4 (MASUKAN LANGKAH-LANGKAH SOP)
J. PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT
1. Petugas menerima pasien
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas memakai alat pelindung diri (APD) sesuai dengan kebutuhan (seperti
handscoon, masker)
4. Petugas menempatkan pasien pada tempat yang disediakan
5. Jika pasien lebih dari satu, petugas mengidentifikasikan pasien berdasarkan
prioritas perorangan (pasien gawat darurat, pasien darurat tidak gawat, pasien
tidak darurat)
6. Petugas menilai kesadaran pasien
7. Petugas mengecek airway (kelancaran jalan nafas) dan melakukan tindakan bila
terjadi sumbatan jalan nafas
8. Petugas memastikan pernafasan tidak terganggu, apabila terjadi gangguan,
petugas memberikan bantuan nafas.
9. Petugas mengecek adanya pendarahan, jika ada pendarahan, petugas melakukan
tindakan untuk menghentikan pendarahan
10. Jika terjadi tanda – tanda kekurangan cairan , petuga smemasang IV line
11. Jika terjadi henti jantung petuga smelakukan resusitasi jantung pada usis > 1
tahun , rasio pijat: nafas = 30 :2, bayi < 1 tahun rasio pijat : nafas= 15 :2, setelah
tiga siklus pijat nafas, evaluasi sirkulasi.
12. Petugas memeriksa pada seluruh tubuh penderita untuk melihat tanda – tanda
kegawatan yang mungkin tidak terlihat.
13. Petugas memberikan obat sesuai kebutuhan pasien
14. Petugas memastikan pasien dalam kondisi stabil
15. Petugas melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi apabila
diperlukan
16. Petugas mendokumentasikan alat dan bahan pakai yang digunakan
17. Petugas mendokumentasikan kegiatan dalam rekam medis
K. PENANGANAN PASIEN BERISIKO TINGGI
1. Petugas menerima status pasien dari petugas pendaftaran.
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang pemeriksaan.
3. Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien, apabila didapatkan bahwa pasien
tersebut merupakan pasien resiko tinggi maka pada saat melakukan pemeriksaan
fisik harus menggunakan Alat Pelindung Diri ( masker, sarung tangan, kaca mata ).
4. Dokter melaksanakan pemeriksaan fisik kepada pasien.
5. Dokter mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien.
6. Dokter menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan
pasien.
7. Dokter menjelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarganya.
8. Dokter meminta tanda tangan pada inform consent persetujuan tindakan kepada
pasien.
9. Dokter melakukan tindakan sesuai rencana.
10. Dokter / petugas menjelaskan kepada pasien dan keluarganya bahwa pasien
harus dirujuk ke Rumah Sakit ( bila ada indikasi ).
11. Dokter membuat surat rujukan ke Rumah Sakit, kemudian perawat menghubungi
Rumah Sakit rujukan yang dituju.
12. Petugas mempersiapkan ambulance, perawat mempersiapkan set emergency.
13. Perawat mendampingi pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit yang dituju.
14. Petugas mendokumentasikan kegiatan dan tindakan yang dilakukan ke status
pasien
L. KEWAJIBAN UNTUK MENGHINDARI PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU.
(PENULISAN LENGKAP DALAM RM, PEMERIKSAAN PENUNJANG,
PENGOBATAN)
1. Petugas menerima status pasien dari petugas pendaftaran.
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang pemeriksaan.
3. Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien, apabila didapatkan bahwa pasien
tersebut merupakan pasien resiko tinggi maka pada saat melakukan pemeriksaan
fisik harus menggunakan Alat Pelindung Diri ( masker, sarung tangan, kaca mata ).
4. Dokter melaksanakan pemeriksaan fisik kepada pasien.
5. Dokter mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien.
6. Dokter menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan
pasien.
7. Dokter menjelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarganya.
8. Dokter meminta tanda tangan pada inform consent persetujuan tindakan kepada
pasien.
9. Dokter melakukan tindakan sesuai rencana.
10. Dokter / petugas menjelaskan kepada pasien dan keluarganya bahwa pasien
harus dirujuk ke Rumah Sakit ( bila ada indikasi ).
11. Dokter membuat surat rujukan ke Rumah Sakit, kemudian perawat menghubungi
Rumah Sakit rujukan yang dituju.
12. Petugas mempersiapkan ambulance, perawat mempersiapkan set emergency.
13. Perawat mendampingi pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit yang dituju.
14. Petugas mendokumentasikan kegiatan dan tindakan yang dilakukan ke status
pasien
M. MEMUAT SIAPA YANG BERTANGGUNGJAWAB MEMULANGKAN PASIEN
EP.7.10.1.1
N. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN EP.7.5.1.1
1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis`.
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, ondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
9. Kriteria merujuk pasien meliputi:
9.1Kriteria Umum
a. Pasien yang masih dapat disembuhkan (Reversibel)
b. Pasien yang layak angkut (Transportable)
9.2Kriteria khusus
a. Pasien yang brlum diketahui diagnosisnya oleh pihak Puskesmas Benda
Baru
b. Pasien yang penyakitnya sudah terdiagnosis tetapi fasilitas pengobatan
belum memadai didalam Puskesmas Benda Baru
c. Penyakit yang bisa dirujuk bisa menghasilkan peningkatan kwalitas hidup
yang lebih baik
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang
tindak lanjut layanan

Ditetapkan di : Tangerang Selatan


pada tanggal : 14 Maret 2017

KEPALA PUSKESMAS BENDA BARU,

ENDANG KURNIAWAN
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 445.4/028/SK/PKMBB-2017
TANGGAL : 14 Maret 2017
TENTANG : PENANGGUNGJAWAB DAN KOORDINATOR LAYANAN DI UPT.
PUSKESMAS BENDA BARU

PERIODE
NO NAMA PELAKSANAAN LAPORAN

1. Kepala Puskesmas Drg. Endang Kurniawan

2. Kepala Tata Usaha Dr. Prima Sesari P

3. Bendahara Operasional Kurniasih S F, Amd.Kep

4. Bendahara JKN Parmah, Amd. Kep

5. Pengelola BOK Rias Anassauri Bulanan

Bendahara Barang/Rumah
6. Tangga Evie Ervina R Bulanan

Sistem Informasi
7. Puskesmas dan Loket David Sulistio Bulanan

8. Petugas P Care Rizkia Nur Fauziana Harian

Evie Ervina R ,David Sulistio,


9. Admin Umum Rizkia Nur Fauziana Bulanan

10 Kepegawaian Suci Masrurroh

UPAYA KESEHATAN PERORANGAN, KEFARMASIAN, LABORATORIUM

KORDINATOR DR. NOVITA

1     Koordinator Ranap Ika Anggiani

2     IGD Siska Susanti

3     Poli Umum Dr. Dita A


4     Poli Anak/Lansia Dr. Novita

5     Poli KIA Mulyati, S.ST

Pelaksana Gudang Obat Bulanan


6 Raisani Rusli
dan Apotik

Asuransi Kesehatan Bulanan


7 Euis Umayati
( Jamkesmas/ BPJS )

8 Prolanis Nia Kaniasari Jumat Minggu Ke 3

9 TB paru Septi Indriani Setiap Hari Kamis

10 Unit Laboratorium Hilda Muwafiqoh K Bulanan

11 Poli Gizi Galuh Pradnya Bulanan

12 Fisioterapi Riaz Anas Sauri Harian

Ditetapkan di : Tangerang Selatan


pada tanggal : 14 Maret 2017

KEPALA PUSKESMAS BENDA BARU,

ENDANG KURNIAWAN

Anda mungkin juga menyukai