II. Tujuan
1. TujuanUmum
Sebagai acuan dan standar bagi petugas laboratorium Puskesmas dalam menjaga
keselamatan dan keamanan kerja.
2. TujuanKhusus
a) Mencegah terjadinya kecelakaan Kerja.
b) Mencegah Penularan Penyakit baik kepada Petugas,pasien Maupun Masyarakat.
c) Menigkatkan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan Keselamatan dan
keamanan kegiatan Unit laboratorium
III. Manfaat
Kerangka acuan ini menjadi Pedoman Kerja Petugas laboratorium dalam
meningkatkan program keselamatan dan keamanan pelaksanaan kegiatan di Unit
Laboratorium Puskesmas Benda Baru:
a. Mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.
b. Mengelolah bahan infeksinis secara baik untuk menghindari penularan.
c. Mengurangi Pencemaran Lingkungan.
IV. Pelaksanaan
A. Waktu dan Lokasi
Tempat : Puskesmas Benda Baru
Waktu Pelaksanaan : Senin s/d Sabtu
Sasaran : Semua Pegawai Puskesmas Benda Baru
B. Pelaksana
a. Petugas laboratorium
b. Semua Petugas Puskesmas Benda Baru
VII. Pembiayaan
Biaya Kesehatan dan Keselamata Kerja di bebankan pada APBD Tangerang selatan untuk
wilayah Kota Tangerang Selatan dan Pasien BPJS.
VIII. Penutup
I. Pendahuluan
Bahwa Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan Stara pertama dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada Masyarakat mempunyai peranan penting dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.
Bahwa dalam rangka mengoptimalisasikan dan mengitegrasikan semua upaya
keperawatan kesehatan di Puskesmas agar pelayanan ynag di berikan bermutu dan
kopherhsensif perlu adannya Pedoman yang di susun sebagai panduan Keselamatan
pasien di Puskesmas Benda Baru.
Keselamatan pasien di Puskesmas adalah suatu sistem dimana
Puskesmasmembuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi pengurangan resiko
terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi pada pasien selama perawatan di puskesmas
Benda Baru. Melakukan identifikasi dan penanganan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, sistem pencatatan dan pelaporan dan analisis insiden, sehingga
memberikan penmbelajaran bagi petugas dalam penanganan insiden dantindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkantimbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan olehkesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan yang dapat
mengancam nyawa pasien.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmasbertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
A. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dankemampuan hidup
sehat;
B. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
C. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
D. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,kelompok dan
masyarakat.
Panduan ini di buat dengan harapan dapat menjadi pedoman dalam program
keselamatan pasien di Puskesmas Benda Baru.
A. Tujuan Umum : Sebagai Pedoman kerja bagi semua petugas di puskesmas
Benda Baru dalam upaya keselamata pasien di Puskesmas Benda Baru.
B. Tujuan Khusus :
a. Sebagai Pedoman dalam Program Keselamatan pasien Di Puskesmas.
b. Meningkatkan Mutu Pelayanan.
c. Mencegah terjadinya kecelakaankerja bagi petugas,pasien maupun keluarga.
StandartKeselamatanpasien Di Puskesmas Meliputi:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukanevaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatanPasien
Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasitentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinyainsiden,sehingga
dokter sebagai penanggung jawab layanan Klinis wajib membuat rencana layanan
klinik bagi pasien yang di rawat di Puskesmas Benda Baru dan Dokter
penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas dan
benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil
pelayanan,pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya insiden yang tidak di harapkan selama pasien di rawat di Puskesmas
Benda Baru.
2. Mendidik Pasien
Petugas Pelayanan klinis harus mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.Keselamatan dalam
pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien yang
merupakan partner dalam proses pelayanan,Karena itu, di Puskesmas harus ada
sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.Dengan pendidikan tersebut
diharapkan pasien dan keluarga dapat :
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan Puskesmas Benda Baru.
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
PenilaianSasaran III
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat prose identifikasi,
menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpananelektrolit konsentrat.
2. Implementasi kebijakan dan prosedur.
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-
hati di area tersebut sesuai kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harusdiberi label
yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat(restricted)
IV.Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien bedah Minor.
Puskesmas Benda Baru mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan
tepatlokasi,tepat-prosedur, dan tepat- pasien.
Maksud dan Tujuan Sasaran IV:
Salah lokasi, salah-prosedur, pasien-salah pada tindakan bedah minor, adalah
sesuatuyang mengkhawatirkan dan tidak mungkin dapat terjadi di Puskesmas Benda
Baru. Kesalahan iniadalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak
adekuatantara anggota tim kerja, kurang/tidak melibatkan pasien di dalampenandaan
lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasilokasi bedah minor. Di
samping itu, asesmen pasien yang tidak adekuat,penelaahan ulang catatan medis
tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim,
permasalahanyang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca
(illegiblehandwritting) dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor kontribusi
yangsering terjadi.
Puskesmas Benda Baru perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan
suatukebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalahyang
mengkhawatirkan ini. Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penanganan
bedah minor di Puskesmas maka perlu di lakukan:
1. Puskesmas Benda Baru menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti
untukidentifikasi lokasi bedah minor dan melibatkan pasien di dalam
prosespenandaan.
2. Puskesmas Benda baru menggunakan suatu checklist atau proses lain
untukmemverifikasi saat prebedah minor tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepatpasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,tepat,
dan fungsional.
3. Tim yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebeluminsisi/time-out”
tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakanbedah minor.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yangseragam
untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepatpasien, termasuk
prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luarruang tindakan.
V. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanankesehatan
Puskesmas Benda Baru mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi
risikoinfeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Maksud dan Tujuan Sasaran V:
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar
dalamtatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasiinfeksi
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakankeprihatinan besar bagi
pasien maupun para profesional pelayanankesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam
semua bentuk pelayanankesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran
darah (bloodstream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan
ventilasimekanis).Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah
cucitangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibacadi Standart
Operasional yang tersedia.
Puskesmas Benda baru mempunyai proses kolaboratif untuk
mengembangkankebijakan dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi
petunjuk mencuci tangan yang benar dan wajib dilakukan semua staf.
. Elemen Penilaian Sasaran V:
1. Puskesmas Benda Baru mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHOPatient
Safety)
2. Puskesmas Benda Baru menerapkan program mencuci tanganyang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkanpengurangan
secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkaitpelayanan kesehatan.
VI.Pengurangan risiko pasien jatuh
Puskesmas Benda baru mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi
risikopasien dari cedera karena jatuh di ruang rawat inap
Maksud dan Tujuan Sasaran VI:
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasienrawat
inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang disediakan,
dan fasilitasnya, Puskesmas Benda Baru perlu mengevaluasi risikopasien jatuh dan
mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bilasampai jatuh. Evaluasi bisa
termasuk riwayat jatuh, obat dan telaahterhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan
keseimbangan, serta alat bantuberjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut
harus diterapkan Puskesmas Benda Baru.
Elemen Penilaian Sasaran VI
1. Puskesmas Benda Baru menerapkan proses asesmen awal atas pasien
terhadaprisiko jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikanterjadi
perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-lain.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi merekayang pada
hasil asesmen dianggap berisiko jatuh dengan mengusulkan pengadaan tempat
tidur yang mengurangi resiko pasien jatuh.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangancedera akibat
jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkanpengurangan
berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di Ruang perawatan
PENUTUP
Tujuh langkah keselamatan pasien Puskesmas Benda Baru merupakan panduan
yangkomprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkahtersebut secara
menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap orang yang bekerja diI puskesmas Benda Baru.
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dantidak harus
serentak. Pilih langkah-langkah yang paling strategis dan palingmudah dilaksanakan di
Puskesmas Benda Baru. Bila langkah-langkah ini berhasilmaka kembangkan langkah-
langkah yang belum dilaksanakan. Bila tujuhlangkah ini telah dilaksanakan dengan baik
Puskesmas Benda Baru dapat menambahpenggunaan metoda-metoda lainnya sesuai
Tenaga dan sarana Prasarana yang tersedia.
Demikian pedoman Keselamatan pasien di Puskesmas Benda Baru ini di buat untuk
menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan kepada Pasien.
KERANGKA ACUAN KERJA
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM