PUSKESMAS JAYAMEKAR
A. LATAR BELAKANG
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety), yaitu : keselamatan
pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan yang
berhubungan dengan bangunan dan peralatan di Puskesmas yang bisa berdampak
terhadap pasien dan petugas, keselamatan lingungan ( green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan, dan keselamatan “bisnis” yang terkait
dengan kelangsungan hidup Puskesmas.
D. BATASAN OPERASIONAL
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana Puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tidak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan keslahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
E. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum penerapan keselamatan pasien di Puskesmas adalah :
1. Undang Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pada jam kerja (07.30-14.00) distribusi ketenagaan adalah sebagai berikut :
- Pendaftaran : 3 orang petugas
- R Pemeriksaan Umum : 1 orang dokter dan 2 orang perawat
- R. Pemeriksaan Gigi : 1 dorang okter gigi dan 1 orang perawat gigi
- R. Pemeriksaan Lansia : 1 orang dokter dan 2 orang perawat
- R. KIA : 2 orang bidan
- R. KB : 1 orang bidan
- R. Imunisasi : 1 orang bidan
- R. MTBS : 1 orang bidan dan 1 orang perawat
- R. Farmasi : 1 orang apoteker dan 1 orang asisten apoteker
- R. TB : 1 orang perawat
- R. Laboratorium : 1 orang petugas laboratorium
C. JADWAL KEGIATAN
1. Pengaturan jadwal jaga dokter, perawat dan bidan dibuat bersama-sama dan di
pertanggung jawabkan oleh Kordinator Klinis, Kordinator Bidan dan Kordinator
Perawat.
2. Jadwal dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan didistribusikan pada akhir bulan
sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Untuk tenaga dokter, bidan maupun perawat yang memiliki keperluan penting pada
hari tertentu, maka petugas perawat tersebut dapat bertukar jadwal dengan
sejawatnya dan mencatatkan perubahan jaga tersebut di lembar jadwal jaga.
BAB III
STANDAR FASILITAS
Puskesmas Jayamekar terdiri dari dua lantai. Dan satu bangunan lama di bagian depan.
Pengaturan ruang pelayanan semaksimal mungkin mengikuti Permenkes 75/2015
tentang Puskesmas yang mempersyaratkan pengaturan ruang sesuai zona risiko.
Bagian depan difungsikan sebagai ruang pendaftaran dan ruang rekam medik, yang
terhubung dengan ruang pemeriksan kajian awal, ruang pemeriksaan lansia, ruang
pemeriksaan umum, ruang pemeriksaan gigi, dan ruang pemeriksaan KIA. Sedangkan di
lantai diperuntukkan untuk ruang MTBS/SDIDTK , ruang imunisasi dan ruang KB.
Bangunan lama yang terpisah dari gedung utama difungsikan untuk ruang pengobatan
TB, ruang tindakan, ruang laboratorium, ruang sterilisasi dan ruang konseling terpadu.
Selain itu ada pula bangunan semi permanen di pojok depan untuk ruang pemeriksaan
dahak. Terpisah dari gedung tempat pelayanan.
Tidak kalah penting dalam pedoman keselamatan pasien ini adalah tentang
ketersediaan logistic, yang antara lain berupa form-form pelaporan maupun sarana yang
dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan kejadian maupun hasil diskusi adanya
potensi yang mampu mempengaruhi keselamatan pasien, meliputi :
a. Form pelaporan insiden KTD, KNC,KPC, resiko medik
b. Form petunjuk keselamatan dalam gedung
c. Petunjuk lantai basah
d. Peralatan kebersihan lingkungan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus
serentak. Pilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah dilaksanakan di
Puskesmas. Bila langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan langkah-langkah yang
belum dilaksanakan.Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik Puskesmas
dapat menambah penggunaan metoda lainnya.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain
yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3
(keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan
kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Untuk menjamin pengendalian mutu keselamatan pasien, maka yang harus dilakukan
adalah:
1. Setiap unit kerja di puskesmas mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan
pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Sentinel)
pada formulir yang sudah disediakan oleh puskesmas.
2. Setiap unit kerja melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien
(Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Sentinel) kepada
Tim Keselamatan Pasien pada formulir yang sudah disediakan.
3. Tim Keselamatan Pasien menganalisis akar penyebab masalah semua kejadian
yangdilaporkan oleh unit kerja.
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien
merekomendasikansolusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan
masalah kepada Pimpinan puskesmas.
5. Pimpinan puskesmas melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Komite
Keselamatan Pasien
setiap terjadinya insiden dan setelah melakukan analisis akar masalah yangbersifat
rahasia.
6. Pimpinan puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada unit kerja-unit kerja
di Puskesmas, terkaitdengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja
BAB IX
PENUTUP