Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam era globalisasi, tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di fasilitas pelayanan kesehatan semakin tinggi.
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas kesehatan dari pemerintah
merupakan tempat kerja yang kompleks untuk menyediakan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi
Puskesmas tersebut, maka akan semakin kompleks peralatan dan bahan
yang dibutuhkan. Kerumitan tersebut menyebabkan Puskesmas
mempunyai potensi bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan
petugas tetapi pengunjung Puskesmas.
Potensi bahaya di Puskesmas, selain Penyakit Akibat Kerja (PAK)
juga ada potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di
Puskesmas yaitu Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), kecelakaan yang
berhubungan dengan instalasi listrik dan sumber cidera lainnya, radiasi,
bahan-bahan kimia berbahaya, gas-gas anestesi, psikososial dan ergonomi.
Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang No. 23 tahun
1992 tentang Kesehatan pasal 23, bahwa Upaya Kesehatan Kerja harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai pekerja paling sedikit 10 orang.
Oleh karena itu, sudah seharusnya Puskesmas menerapkan
program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Agar penyelenggaraan K3
di Puskesmas lebih efektif dan efisien diperlukan sebuah pedoman
managemen K3, baik untuk pasien, pengunjung, petugas dan masyarakat
sekitar Puskesmas. Selain dituntut mampu memberikan pelayanan dan
pengobatan yang bermutu, Puskesmas harus menjadi patien & provider
safety sehingga mampu melindungi pasien, pengunjung, petugas dan
masyarakat sekitar Puskesmas dari berbagai potensi bahaya yang
ditimbulkan

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1/20


B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk pekerja, aman
dan sehat untuk pasien, pengunjung, petugas dan masyarakat di lingkungan sekitar
Puskesmas. Sehingga proses pelayanan di Puskesmas berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Puskesmas
b. Meningkatkan profesionalisme dalam hal Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) untuk manajemen, pelaksana dan
pendukung program.
c. Terpenuhi syarat-syarat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
setiap unit kerja.
d. Terlindunginya petugas dan mencegah terjadinya Penyakit Akibat
Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
e. Terselenggaranya program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
di Puskesmas secara optimal dan menyeluruh.
f. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Puskesmas.

C. SASARAN PEDOMAN
1. Karyawan/Petugas Kesehatan Puskesmas
2. Pasien dan Pengunjung Puskesmas
3. Masyarakat sekitar Puskesmas

D. RUANG LINGKUP
1. Prinsip, Kebijakan pelaksanaan dan Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Puskesmas
2. Standar pelayanan K3 di Puskesmas
3. Standar sarana prasarana dan peralatan K3 di Puskesmas
4. Pengelolaan jasa dan barang berbahaya di Puskesmas
5. Standar sumber daya manusia K3 di Puskesmas
6. Pembinaan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan K3 di Puskesmas

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Prinsip, Kebijakan pelaksanaan dan Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2/20


a) Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Adalah perlindungan terhadap petugas, pasien, pengunjung
dan masyarakat sekitar atas keselamatan dan kesehatan
mereka dari segala aktifitas kerja yang ada di Puskesmas
b) Kebijakan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Adalah komitmen dari organisasi untuk menjamin adanya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada seluruh Petugas dan
pihak pihak yang berkaitan dengan aktifitas kerja yang ada
di Puskesmas
c) Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Adalah suatu rencana kerj dan pelaksanaan prosedur yang
memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses
pengendalian resiko dan paparan bahaya termasuk
kesalahan manusia dalam tindakan tidak aman
2. Standar Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Adalah persyaratan pelayanan minimal yang telah disepakati dan
harus dipenuhi sebelum melakukan aktifitas kerja untuk
mengendalikan/meminimalisasi resiko dan paparan akibat
aktifitas kerja
3. Standar Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Adalah persyaratan Sarana, Prasarana dan Peralatan minimal
yang telah disepakati dan harus dipenuhi sebelum melakukan
aktifitas kerja untuk mengendalikan/meminimalisasi resiko dan
paparan akibat aktifitas kerja
4. Pengelolaan jasa dan barang berbahaya
Adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi penyelenggaraan jasa dan barang berbahaya
5. Standar Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Adalah persyaratan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Keselamatan Kerja minimal yang telah disepakati dan harus
dipenuhi sebelum melakukan aktifitas kerja di Puskesmas
6. Pembinaan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
a) Pembinaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 3/20


Adalah kegiatan untuk meningkatkan pemahaman,
kemampuan dan keterampilan tentang pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Puskesmas
d) Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Adalah kegiatan memantau dan menetapkan ukuran kinerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
e) Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Adalah suatu kegiatan mencatat dan melapor yang bisa
dijadikan indikator keberhasilan pelaksanaan Kesehatan dan
Keelamatan Kerja

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 4/20


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


Semua karyawan UPTD Puskesmas Kalikajar 2 wajib berpartisipasi
dari kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dimulai dari Kepala
UPTD Puskesmas Kalikajar 2, Kepala Tata Usaha dan seluruh karyawan
baik tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.
Pengelolaan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
hendaknya dilakukan oleh koordinator yang mempunyai kapasitas di
bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Jika tidak tersedia tenaga
khusus Kesehatan dan Keselamatann Kerja dapat dipilih dari semua
tenaga kesehatan UPTD Puskesmas Kalikajar 2 yang berbakat dan
memiliki kemampuan serta keterampilan untuk melakukan tugas.
Semua tenaga kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas Kalikajar
2 hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jika pengetahuan dan
nhjketerampilan ini ternyata belum dimiliki, maka harus
diselenggarakan program pelatihan/kursus.
Sesuai Surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kesehatan lingkungan di Daerah disebutkan bahwa standar tenaga khusus
kesehatan lingkungan untuk UPTD Puskesmas Kalikajar 2 adalah sebagai berikut :
Kualifikasi Jumlah Kompetensi Umum
Minimal D3 Kesehatan 1 orang a. Membantu tenaga
+ minat dan bakat di kesehatan lain merancang
bidang kesehatan dan melakukan kegiatan
lingkungan pengamatan, pengawasan,
pemeriksaan, pembinaan
dan pemberdayaan
b. Melakukan konseling pada
klinik kesehatan
lingkungan.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 5/20


Tenaga Kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Kalikajar 2
Kalikajar 2 dipegang oleh 1 orang Penanggungjawab dan pelaksana
kegiatan Upaya Kesehatan lingkungan. Dan dalam tugasnya petugas
berkoordinasi dengan lintas sektoral dan kerjasama dengan Kepala UPTD
Puskesmas Kalikajar 2, bidan Pembina wilayah desa/kelurahan,
perawat, laboratorium, karyawan/wati UPTD Puskesmas Kalikajar 2
Kalikajar 2 dan desa/kelurahan dan kader kesehatan lingkungan
Tenaga upaya kesehatan lingkungan UPTD Puskesmas Kalikajar 2 Kalikajar 2 saat ini adalah
STRATA
NO TUGAS NAMA PENDIDIKAN
1 Penanggung Jawab Ferdian Bulan Purbayu D3
Program
2 Pelaksana kebersihan Slamet Supriyadi SMA
lingkungan
3 Lintas program Bidan Desa, P2PM, D3, S1
Promkes

C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan Kesehatan lingkungan disepakati dan
disusun bersama dengan upaya dan sektor terkait di awal tahun setelah
Rencana Pelaksanaan Kegiatan telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
NO KEGIATAN WAKTU LOKASI PENANGGUNGJAWAB
KEGIATAN
A KEGIATAN DALAM GEDUNG
1 Pengawasan Setiap hari UPTD Sanitarian
kebersihan Puskesmas
Ruangan Kalikajar 2
2 Pengelolaan Setiap hari UPTD Sanitarian
Limbah padat Puskesmas
dan Cair Kalikajar 2
3 Klinik sanitasi Setiap hari UPTD Sanitarian
Puskesmas
Kalikajar 2
B LUAR GEDUNG
Pemicuan 5 Pilar Maret-Mei Desa Sanitarian
Stbm

Monev Stbm November Desa Sanitarian


Surveilans Air Januari Desa Sanitarian
Bersih
Pembinaan Tpm Januari Desa Sanitarian
Inspeksi Sanitasi Maret- Sekolah Sanitarian

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 6/20


Sd April
Inspeksi Sanitasi Februari Sekolah Sanitarian
Smp
Penyuluhan Februari - Sekolah Sanitarian
Jajanan Anak
April
Sekolah
Februari Kecamatan Sanitarian
Minlok Stbm dan
September
Pembinaan Juli Desa Sanitarian
Pengelolaan
Sampah
April UPTD Sanitarian
Pelatihan Wusan Puskesmas
Kalikajar 2
September Desa Sanitarian
Inspeksi Ttu
Verivikasi Dusun Agustus Desa Sanitarian
Odf
Oktober UPTD Sanitarian
Evaluasi Is Sd
Puskesmas
Dan Smp
Kalikajar 2
Maret, Dinas Sanitarian
Validasi Data Juni, Kesehatan
Jamban Ke Dkk September, Kabupaten
Desember

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 7/20


BAB III

STANDAR FASILITAS

A. PETA WILAYAH

B. STANDAR FASILITAS
Sesuai permenkes 75 tahun 2014 tentang UPTD Puskesmas Kalikajar 2,
Sarana dan prasarana yang harusnya ada dan diperlukan dalam
pelayanan Upaya Kesehatan lingkungan adalah sbb:

JUMLAH
NO JENIS PERALATAN PERALATAN KETERSEDIAAN
MINIMAL (BUAH)
I. Set Kesehatan Lingkungan
1 5000 photo meter 1 1
Botol sampel air bermulut
2 1 -
lebar
3 Botol sampel air berpemberat 1 -
Cakram (kekeruhan kolam
4 1 -
renang)
Comparator untuk mengukur (
iron, magnese, nitrat, nitrit,
5 1 1
total hardness, total dissolve
solid )
6 Digital chlorin test kit 1 -
7 Digital Ph meter 1 1
8 Termometer 1 1
9 Turbidity meter 1 -
10 Tabung pengukur kekeruhan 1 1
Komparator untuk mengukur
11 1 1
chlor (chlor meter)

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 8/20


Pengukur cholinesterase
12 1 -
(cholisterase kit)
Pengukur kelembaban
13 1 1
(hygrometer)
Alat untuk pengukur jumlah
14 cacing dalam tanah (Soil test 1 -
kit)
Alat pengukur kebutuhan
15 1 -
nutrisi rumah tangga
Alat pengukur kontaminasi
16 makanan dan minuman (food 1 1
sanitation kit)
17 Fly sweep net (fly grill) 1 -
18 Pipet tetes 1 1
19 Pisau pemotong steril 1 -
Penangkap nyamuk dan larva
20 1 -
(surveilence vector kit)
21 Alat pemberantasan sarang 1 -
II. Perlengkapan
1 Sendok tahan karat 1 1
Boks pendingin, tahan dingin
2 1 1
selama 7 hari (cool box)
Selang pipa plastik diameter
3 1 -
0,25 inchi
4 Jerigen (wadah sampel) 1 -
5 Tas tahan air tempat kit 1 3
III. Bahan Habis Pakai
sesuai √
1 Cairan desinfektan tangan
kebutuhan
sesuai √
2 Cairan desinfektan ruangan
kebutuhan
3 Sarung tangan 1 √

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 9/20


BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Upaya Kesehatan Lingkungan Dalam Gedung
a. Klinik Sanitasi meliputi konsultasi, penyuluhan/sosialisasi
pemberian informasi pengetahuan kesehatan lingkungan dan
faktor-faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya penyakit berbasis
lingkungan dan keracunan serta keluhan terjadinya kecelakaan
kerja dengan disertai cara-cara pengendalian.
b. Pengawasan kebersihan ruang dan lingkungan UPTD Puskesmas
Kalikajar 2 meliputi :
1) Dalam Gedung :
a) Ruang pendaftaran
b) Ruang pelayanan
c) Ruang Persalinan
d) Laboratorium
e) Apotik
f) Gudang obat
g) Ruang Kepala Puskesmas
h) Ruang Kantor
i) Gudang
j) Dapur
k) WC dan kamar mandi
l) Aula
2) Luar Gedung
a) Halaman/Tempat Parkir
c. Pengawasan pengelolalan Limbah
1) Pengelolaan Limbah padat
a) Non Medis
o Organik dan Anorganik : Dibuang ke TPS
b) Medis
o Jarum, spuit, dimasukan ke kotak sampah
disposable.

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10/20


o Bekas tindakan, cairan tubuh, darah, botol
infuse kapas, kasa dimasukan di tempat
sampah medis berkresek kuning.
2) Pengelolaan Limbah cair
Pengelolaan limbah dari ruang pelayanan, laboratorium, ,
ruang bersalin, rawat inap masuk ke resapan dan septik
tank.

2. Upaya Kesehatan Lingkungan Luar Gedung


1 Pemicuan 5 Pilar Stbm

2 Monev Stbm
3 Surveilans Air Bersih
4 Pembinaan Tpm
5 Inspeksi Sanitasi Sd
6 Inspeksi Sanitasi Smp
7 Penyuluhan Jajanan Anak Sekolah
8 Minlok Stbm
9 Pembinaan Pengelolaan Sampah
10 Pelatihan Wusan
11 Inspeksi Ttu
12 Verivikasi Dusun Odf
13 Evaluasi Is Sd Dan Smp

B. METODE
Metode yang dimaksud di sini adalah metode pelaksanaan kegiatan
upaya kesehatan lingkungan. Pada prinsipnya, baik pengamatan,
pengawasan pemeriksaan,pembinaan pemberdayaan, adalah proses
kegiatan kesehatan lingkungan. Oleh sebab itu, perlu ditentukan metode
yang tepat dalam proses tersebut. Pemilihan metode harus dilakukan
dengan memperhatikan apa kegiatannya, keadaan penerima pelayanan
(termasuk sarana prasarana, lingkungan dan perilaku pelaku kegiatan),
dan hal-hal lain seperti sumber daya manusianya.
Metode yang di pilih adalah :
N Kegiatan Metode

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 11/20


o
1 Klinik Sanitasi 1. Konseling
2. Tanya jawab
3. Wawancara
4. Pengamatan dengan mencatat pada
form
5. Pemberian perbaikan hasil inspeksi
sanitasi
6. Pemeriksaan fisik lingkungan
7. Penyuluhan
8. Pemberdayaan

2 Pengawasan Monitoring dan Evaluasi dengan


kebersihan ruang menggunakan Formulir Kebersihan
dan lingkungan Keamanan Lingkungan
3 Pengawasan Monitoring dan Evaluasi dengan
pengelolalan menggunakan Formulir Pengelolaan Limbah
Limbah

4 Pemicuan 5 Pilar Pertemuan


Stbm

5 Monev Stbm Kunjungan Langsung ke Lapangan


6 Pengambilan sampel air bersih dan inspeksi
Surveilans Air
Bersih sarana air bersih
7 Inspeksi Sanitasi dengan menggunakan
Pembinaan Tpm
formulir Inspeksi Sanitasi TPM
8 Inspeksi Sanitasi dengan menggunakan
Inspeksi Sanitasi
SD formulir Inspeksi Sanitasi Sekolah
9 Inspeksi Sanitasi dengan menggunakan
Inspeksi Sanitasi
SMP formulir Inspeksi Sanitasi Sekolah
1 Penyuluhan Penyuluhan atau sosialisasi langsung
0 Jajanan Anak
dengan siswa/siswi
Sekolah
1 Pertemuan dengan Tim STBM Kecamatan
Minlok Stbm
1
1 Pembinaan Pertemuan dengan pengurus persampahan
2 Pengelolaan
di desa
Sampah
1 Pelatihan Wusan Pertemuan Pelatihan dengan narasumber

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 12/20


3 dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Inspeksi Sanitasi dengan menggunakan
1 Inspeksi TTU formulir Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat
4 Umum
1 Kunjungan Langsung ke lapangan untuk
Verivikasi Dusun
5 ODF verivikasi dengan formulir verivikasi
1 Pertemuan dengan Kepala Sekolah
Evaluasi IS SD dan
6 SMP

C. LANGKAH KEGIATAN (PDCA)


1. Perencanaan
a. Menentukan prioritas masalah
b. Menentukan tujuan
c. Menentukan kegiatan
d. Dengan membuat alternatif kegiatan, kemudian dipilih kegiatan
yang mana yang bisa dilakukan dikaitkan dengan ketersediaan
sumberdaya
e. Menyusun jadwal kegiatan

2. Pelaksanaan
Penggerakan dan pelaksanaan merupakan upaya yang dilakukan
sesuai rencana kegiatan, kegiatannya merupakan implementasi dari
kegiatan terpilih.

3. Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring atau pemantauan adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengetahui sejauhmana pencapaian dan pelaksanaan
upaya kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Kalikajar 2
Pemantauan dapat dilakukan pada pelaksanaan program aksi
di UPTD Puskesmas Kalikajar 2 maupun di lapangan dan juga
pembinaan serta membantu memecahkan masalah-masalah
yang ada
Mekanisme pemantauan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu :

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 13/20


1) Pelaporan yang bersih dan realisasi pelaksanaan dan
pencapaian program kesehatan lingkungan di UPTD
Puskesmas Kalikajar 2, yang disampaikan oleh pengelola
kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Kalikajar 2
kepada kepala UPTD Puskesmas Kalikajar 2 setiap
bulannya
2) Kunjungan/peninjauan lapangan dilakukan ke beberapa
lokasi/daerah terpilih
b. Evaluasi sebaiknya dilakukan di setiap tahapan manajerial
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil. Evaluasi
dilakukan pada setiap pertemuan evaluasi kegiatan UKM
untuk menilai proses dan hasil pelaksanaan upaya kesehatan
Lingkungan di UPTD Puskesmas Kalikajar 2 .hal tersebut
dimaksudkan untuk menilai sejauh mana kemajuan kegiatan
dan hasil yang dicapai.

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 14/20


BAB V

LOGISTIK

Manajemen logistik alat kesehatan adalah suatu pengetahuan atau seni


serta proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan,
penyimanan, pemeliharaan serta penghapusan material atau alat-alat
kesehatan. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap
saat dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang
dibutuhkan secara efisien. Dengan demikian manajemen logistik dapat
dipahami sebagai proses penggerakan dan pemberdayaan semua sumber daya
yang dimiliki dan atau potensial untuk menilai apakah pengelolaan logistik
sudah memadai adalah dengan menilai apakah sering terjadi keterlambatan
dan atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia, berapa kali frekuensinya,
berapa banyak persediaan yang menganggur dan berapa lama hal itu terjadi.
Berapa banyak bahan yang kadaluarsa atau rusak atau tidak dapat dipakai
lagi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan UKM
Kesehatan Lingkungan direncanakan di awal tahun sesuai dengan
perencanaan jadwal kegiatan.

NO NAMA BARANG JUMLAH PENYIMPANA DISTRIBU DANA


N SI
1 ATK (sesuai Almari kering UPTD BLUD
kebutuhan) Puskesmas
Kalikajar 2
ke Petugas

2 Media sosialisasi (sesuai Almari kering UPTD BLUD


(leaflet, banner, kebutuhan) Puskesmas
poster) Kalikajar 2
ke Petugas

3 Buku Panduan 1 Almari kering UPTD BLUD


Kesehatan Puskesmas
Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 15/20
Lingkungan Kalikajar 2
ke Petugas

4 Peralatan (sesuai Almari UPTD BLUD


Kebersihan kebutuhan) Puskesmas
Sapu Kalikajar 2
Lap pel ke Petugas
Lap
Sabun cuci tangan
Sabun cuci perlatan
rumah tangga
Sabun pel
Tempat sampah
Serok
Kemoceng
Selang

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 16/20


BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM


Kesehatan Lingkungan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi dan manajemen resiko terhadap segala kemungkinan
yang akan terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan sehingga hal – hal yang
tidak diinginkan bisa diminimalisir.
Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus di lakukan tiap-tiap
kegiatan yang akan di laksanakan :

1. Pengawasan kebersihan ruang dan lingkungan UPTD Puskesmas Kalikajar


2 meliputi :
a. Dalam gedung : yang perlu diperhatikan adalah buat ruangan kerja
nyaman, tidak licin, bersih, berhawa segar, penempatan tempat cuci
tangan pakai sabun untuk pasien dan karyawan, penempatan sampah
organik dan anorganik, penempatan
b. Luar gedung memperhatikan kebersihan, penempatan tempat sampah,
tidak ada genangan air, jalan atau lantai tidak licin.
2. Pengawasan pengelolalan Limbah
Limbah di tempatkan pada tempat yang telah disediakan, tidak tercecer,
tidak berbekas dan tidak menimbulkan bau atau perindukan vektor, tidak
menyebabkan kecelakaan kerja ( misal tertusuk jarum dll).
3. Inspeksi Sanitasi/kunjungan rumah
Yang perlu diperhatikan adalah petugas harus ramah, salam sapa sopan
santun menerangkan maksud tujuan kedatangan petugas, ijin pemilik,
mengamati, mengawasi dan memeriksa dengan didampingi pemilik,
menerangkan kondisi hasil, menjelaskan potensi yang di miliki dan faktor

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 17/20


resiko penyebab sakit, keracunan dan kecelakaaan kerja, memberikan
solusi pemecahan sederhana pada pemilik.
4. Pemberdayaan
Yang perlu diperhatikan adalah petugas harus ramah, salam sapa sopan
santun mengenalkan diri, menerangkan maksud tujuan kedatangan
petugas, menyampaikan pemberdayaan, tanya jawab/ diskusi.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam keselamatan kerja Upaya kesehatan Lingkungan, sanitarian


harus dapat menerapkan hidup sehat sesuai dengan menjalankan pedoman
yanag ada. Dan mampu memberikan tauladan kepada masyarakat.

Dari perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan upaya dan pelaksanaan


progam sampai dengan monitoring evaluasi kesehatan lingkungan di UPTD
Puskesmas Kalikajar 2 Kalikajar 2 perlu diperhatikan keselamatan kerja
petugas, karyawan UPTD Puskesmas Kalikajar 2 dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan terhadap
resiko harus dilakukan untuk tiap –tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Upaya pencegahan resiko kerja yang dapat dilakukan antara laian, pemakaian
APD petugas (masker, sarung tangan), Selalu cuci tangan pakai sabun sebelum
dan sesudah menjalankan tugas.

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 18/20


BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian Mutu dalam Kegiatan upaya Kesehatan Lingkungan


dilakukan dengan menentukan Indikator setiap kegiatan yang dilaksanakan
berdasarkan dari Renstra, SPM dan dari Capaian kegiatan sebelumnya. Dari
hasil kegiatan yang dilakukan maka dianalisis sesuai target yang telah
ditetapkan. Apabila target belum tercapai maka dievaluasi dan dibuat Rencana
Perbaikan. Rencana Perbaikan yang sudah dilakukan akan dievaluasi kembali,
bila masih belum mencapai target akan dilakukan kembali Rencana Perbaikan
dengan inovasi kegiatan yang lain.
Pelaksanaan UKM Kesehatan Lingkungan dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan beberapa indikator, antara lain :

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal


2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Tercapainya indikator upaya dan pelaksanaan progam kesehatan
lingkungan UPTD Puskesmas Kalikajar 2 Kalikajar 2,

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 19/20


BAB IX.

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Lingkungan bertujuan
untuk memberikan acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola
dan melaksanakan Program Kesehatan Lingkungan yang tepat sesuai
kebutuhan dan harapan sasaran. Selain itu pedoman ini juga akan
bermanfaat bagi pengelola Upaya Kesehatan Lingkungan dalam
mengimplementasikan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah
direncanakan, sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
untuk menjamin perilaku yang sehat yang merupakan landasan bagi
peningkatan lingkungan yang bermutu sehingga bisa meningkatkan
kualitas manusia seutuhnya.

2. Saran
Untuk mencapai tujuan pedoman UKM Kesehatan Lingkungan
harus melakukan kegiatan sesuai pedoman yang ada. Selain dengan
menggunakan pedoman pelayanan kesehatan lingkungan, petugas
kesehatan juga harus memberdayakan masyarakat agar masyarakat
lebih sadar akan pentingnya kesehatan .

Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 20/20

Anda mungkin juga menyukai