2/2
INVENTARISASI PENGELOLAAN PENYIMPANAN
DAN PENGGUNAAN GAHAN BERBAHAYA
4.Referensi
5.Prosedur 1. Sanitarian
- Mengidentifikasi semua bahan berbahaya untuk penanganan dan penyimpanan
sesuai ketentuan
- Menerima informasi atau telah dilaksanakan pengelolaan bahan berbahaya
- Memonitor atau melakukan pengawasan pelaksanaan pengelolaan bahan
berbahaya
- Melakukan verifikasi di Check List monitoring
2. Pengelolaan Barang
- Menginventarisasi semua bahan berbahaya sesuai ketentuan yang berlaku
3. Petugas Laboratorium
- Membuat jadwal monitoring penggunaan bahan berbahaya
- Mengkoordinasikan dengan petugas terkait
a. Menginformasikan hasil monitoring ke petugas terkait
6. BaganAlir
Menyusun
jadwal &
check list Menyusun
rencana
perbaikan
Melaksanakan
perbaikan
Menyusun
laporan
Melaporkan hasil
pemantauan
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
DAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH B3
2/2
PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK
PUSKESMAS
Dokumet jadwal
Sanitarian membuat jadwal pemantauan pematauan lingkungan
lingkungan kerja kerja
Sanitarian memberitahu
Pemantauan petugas kebersihan untuk
fisik dibersihkan ualng
Dokumen check
list
Sanitarian menandatangani check list
pemantauan lingkungan kerja
pemantauan lingkungan kerja
selsai
2/3
PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK
PUSKESMAS
3/3
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN
LIMBAH BERBAHAYA
2/3
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN
LIMBAH BERBAHAYA
3/3
PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN
INSTALASI LISTRIK, AIR, VENTILASI, GAS
DAN SISTEM LAIN
7. Rekaman Historis
PENANGANAN PENYAKIT KUSTA
No. Dokumen : SOP/UKM/RJ/01
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : 03/04/2017
: 1/2
Halaman
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
1. Pengertian Penyakit Kusta Adalah penyakit kronik (menular menahun) yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium leprae yang pertama kli menyerang susanan saraf
tepi,selanjutnya menyerang kulit, mukosa (mulut), saluran pernafasan bagian
atas,sistem retikulo endoterial, mata, otot, tulang dan testis.
Penderita penyakit kusta menimbulkan gejala yang jelas pada stadium lanjut
dan cukup didiagnosis dengan pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan
bakteriologi.
Ada 3 tanda-tanda utama yang dapat menetapkan diagnosis penyakit kusta yaitu : (1)
lesi (kelainan) kulit yang mati rasa, (2) penebalan saraf tepi yang disertaigangguan
fungsi saraf, dan (3) adanya bakteri tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit.
Pemeriksaan kerokan hanya dilakukan pada kasus yang meragukan
Apabila ditemukan pada seseorang salah satu tanda-tanda utama seperti di atas maka
orang tersebut dinyatakan menderita kusta
Pelayanan pada pasien memerlukan penanganan, peraWatan dan pengawasan tenaga
medis dan paramedis
2. Tujuan 1. Terlaksananya penanganan pasien kusta sesuai SOP
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan penanganan atau perawatan
sehingga pasien mendapat pelayanan sesuai dengan yang diharapkan
3. Kebijakan Pelayanan terpatu satu pintu di puskesmas
4. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) Pedoman PenangananPenderita Kusta
di sarana Pelayanan Kesehatan, Dirjen P2PL
5. Alat dan Bahan 1. Alat :
a. Seperangkat computer
b. Meja pendaftaran
c. Buku register
d. Kipas angin.
e. Kartu pasien
f. Status pasien
g. Family folder
h. Alat tulis
i. Lemari arsip
j. Alat kebersihan
2. Bahan
Obat paket kusta
6. Langkah-langkah a. Pasien datang mendaftarkan diri di loket pendaftaran
b. Anamnase meliputi : nama, alamat, umur dan keluhan utama
c. Pemeriksaan fisik meliputi : tensi, nadi, suhu POD untuk pasien reaksi
d. Konsul dokter untuk pemberian terapi atau tindakan yang diperlukan
e. Mencatat hasil konsultasi di kartu status pasien
f. Melaksanakan instruksi sesuai advis dokter
g. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan kedaan umum pasien
h. Kerjasama dengan unit penunjang (laboratorium, fisioterafi, apotek)
i. Adapun indikasi pasien MRS :
1) Pasien dengan reaksi berat
2) Pasien dengan luka yang memerlukan perawatan khusus
3) Psaien dengan rencana tindakan operasi
3. Pasien kusta dengan komplikasi
PENANGANAN PENYAKIT KUSTA
No. Dokumen : SOP/UKM/RJ/01
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : 03/04/2017
: 2/2
Halaman
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
7. Hal-hal yang perlu 1. Melaksanakan proses pelayanan sesuai SOP sehingga tidak terjadi kesalahan
diperhatikan dalam penanganan
2. Mencatat identitas pasien/klien dalam buku registrasi kunjungan harian
3. Memberikan pelayanan dengan baik dan menjunjung tinggi kesopanan
8. Unit terkait 1. Poli umum
2. Laboratorium
3. Petugas apotek puskesmas
4. Rumah sakit rujukan
9. Dokumen terkait 1. Rekan medis
2. Catatn tindakan
3. Rekam medis dirumah sakit rujukan
2/2
PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Jalancagak Subang, Subang Jawa Barat Kode Pos 41281
Kerangka
Acuan Program
A. Pendahuluan Kusta
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan permasalahan yang sangat kompleks
dan merupakan permasalahan kemanusian yang seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari
medis saja tetapi juga adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam keadaan ini warga masyrakat
berupaya menghindari penderita. Sebagaia kibat dari masalah – masalah tersebut akan mempunyai efek atau
pengaruh terhadap kehidupan penderita, karena masalah tersebutdapat mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna
sosial, tuna wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk melakukan kejahatan atau ganguan
dilingkungan masyarakat. program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegang penyakit,
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut sehingga
memungkinkan tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit kusta adalah suatu penyakit menular
yang masih merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana berapa daerah di indonesia prevalens rate
masih tinggi dan masalah yang ditimbulkan sangat komplek. Masalah yang dimaksud bukan saja dari segi medis
tetapi meluas sampai masalah sosial ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan social. Pada umumnya penyakit
kusta terdapat di negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan ekonomi
lemah. Hal ini sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan memadai
dibidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan soasial ekonomi pada masyarakat.
B. Latar belakang
Hingga kini, kusta sering kali terabaikan. Meskipun kusta tidak secara langsung termasuk ke dalam pencapaian
millennium development goals (MDGs), namun terkait erat dengan lingkungan yaitu sanitasis. Penggunaan air
bersih dan sanitasis akan sangat membantu penurunanan angka kejadian penyakit NTD. Beban akibat penyakit
kusta bukanhanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan yang diakibatkannya,
Indonesia sudah mencapai eliminasi di tingkat nasional.
Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikian besarnya, sehingga menimbulkan keresahan yang sangat
mendalam. Tidak hanya kepada penderita sendiri, keluarga, masrakat dan negara. Hal ini yang mendasari konsep
perilaku penerimaan penderita terhadap penyakitnya, dimana untuk kondisi ini penderita masih banyak mengagap
bahwa penderita kusta merupakan penyakit menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan tuhan, dan
menyebabakan kecacatan. Akibat anggapan yang salah ini penderi kusta merasa putus asa sehingga tidak tekun
untuk berobat.
Tujuan Umum
Tujuan umum terlaksananya program kusta sesuai dengan masalah yang ada , sehingga dapatmeningkatkan
penemuan secara dini penderita kusta baru dan bisa mengobati pasien kustasecara baik dan maksimal.
Tujuan Khusus :
a. Mengupayakan peningkatan keterampilan petugas dalam mendeteksi suspect kusta.
b. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi mesyarakat dalam upaya deteksi dini kusta
c. Mempertahankan keterampilan petugas kesehatan di unit pelayanan dalam tata laksana pesien kusta.
Terlaksananya pengembangan Desa Siaga melalui pertemuan pemantapan tim Desa Siaga di Tingkat
Kabupaten dan Pembinaan Forum Kesehatan Desa (FKD).
G. Sasaran
1. Msyarakat
2. Sekolah dasar
3. Lintas program
4. Lintas sektor
H. Sumber Dana
Pendanaan dalam kegiatan program kusta dibiayai oleh dana Operasional Puskesmas.
I. Sekejul (Jadwal) Pelaksanaan Kegiatan
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Nomor :
TENTANG
PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS DAN JADWAL PELAKSANAAN
Menimbang :
a. Bahwa untuk menjamin keamanan pasien/keluarga yang berkunjung ke puskesmas, perlu dilakukan
pemantauan lingkungan fisik puskesmas, dilakukan monitoring secara rutin, pemeliharaan dan perbaikan
bila terjadi kerusakan pada fisik bangunan puskesmas.
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a, perlu ditetapkan dengan keputusan
kepala puskesmas Jalancagak.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan public (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038).
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK TENTANG PEMANTAUAN
LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS DAN JADWALPELAKSANAAN.
Kedua : Kondisi fisik puskesmas dipantau secara rutin, dipelihara dan diperbaikibila terjadi
kerusakan fisik pada bangunan puskesmas termasukdidalamnya instalasi listrik, air, dan
ventilasi.
Ketiga : Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan kondisi fisik lingkungan puskesmas dipandu
oleh kebijakan dan prosedur, dan dilakukan oleh petugas yang kompeten
Keempat : jadwal pelaksaan dari pemantauan lingkungan fisik dilakukan tiap bulan. Dan dilakukan
oleh petugas yang kompeten
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Jalancagak
Pada tanggal .....................
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Nomor :
TENTANG
PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN, PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN KEPALA
ESAKEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK
Menimbang :
a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas, penggunaan sarana dan prasarana puskesmas
perlu dioptimalkan
b. Bahwa untuk menjamin kelayakan sarana dan prasarana, perludilakukan pemantauan, pemeliharaaan dan
perbaikan sarana dan prasarana;
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 nomor 112. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038)
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan gedung.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK TENTANG PEMANTAUAN,
PEMELIHARAAN, PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN
Kedua : Sarana dan peralatan yang ada di Puskesmas Jalancagak dipantau secara ararutin,
dipelihara dan diperbaiki bila terjadi kerusakan
Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuanapabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Jalancagak
Pada tanggal .....................
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Nomor :
TENTANG
INVENTARISASI PENGELOLAAN, PENYIMPANAN, DANPENGGUNAAN BAHAN
BERBAHAYA
Menimbang :
a. Bahwa bahan karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan
manusia, kerusakan property dan atau lingkungan perlu dilakukankegiatan yang mencangkup pencatatan atau
pendaftaran, penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, penggunaan serta pengolahan bahan.
b. Bahwa sehubungan huruf a tersebut di atas maka perlumenetapkan surat keputusan kepala Puskesmas Jalancagak
tentang Inventarisasi, Pengelolaan, Penyimpanan danPenggunaan bahan Berbahaya
Mengingat:
1. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 TentangPengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
2. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 TentangPengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK TENTANG
INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
BAHAN BERBAHAY
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan iniakan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Jalancagak
Pada tanggal .....................
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Nomor :
TENTANPEN
ENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHA
Menimbang :
a. bahwa untuk mencegah timbulnya pencemaranlingkungan dan bahaya terhadap kesehatan manusia serta
makhluk hidup lainnya, limbah bahan berbahaya dan beracun harus dikelola secara khusus
b. Bahwa untuk menciptakan keamanan dan keselamatan pasien maupun petugas perlu dilakukan
penanganandan pembuangan limbah berbahaya
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan pengaturan mengenai
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Jalancagak.
Mengingat :
1. Undang-Un2ang Nomor 32 Ta4un 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1691/Menkes/Per9/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK TENTANG
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA
Kedua : Pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya harus mengikuti standar operasional
prosedur yang tersedia di Puskesmas Jalancagak
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan Ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaiakan / perubahan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Jalancagak
Pada tanggal .....................
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Nomor :
TENTANG
PENANGGUNGJAWAB PENGELOLAAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK UPTD
PUSKESMAS JALANCAGAK
Menimbang :
a. Bahwa puskesmas sebagai salah satu sarana pelayana nkesehatan tingkat pertama merupakan tempat
umum yang harus terjamin keselamatan dan keamanan bagi pasien, stap dan pengunjung
b. Bahwa untuk memelihara dan meningkatkan keselamatan dan keamanan lingkungan fisik di puskesmas
perlu adanya petugas penanggung jawab pengelolaan keamanan lingkungan fisik di UPTD Puskesmas
Jalancagak.
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK TENTANG
PENANGGUNGJAWAB PENGELOLAAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK
UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
terjadi kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Jalancagak
Pada tanggal .....................