Anda di halaman 1dari 24

PENANGANAN KEBAKARAN, KETERSEDIAAN

APAR, PELATIHAN PENGGUNAAN APAR,


PELATIHAN JIKA TERJADI KEBAKARAN
No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
Prosedur jika terjadi kenakaran, ketersediaan APAR, pelatihan penggunaan APAR,
pelatihan jika terjadi kebakaran dalam aktifitas yang dilakukan untuk memastikan
1. Pengertian adanya proteksi kebakaran sejak dini agar dapat dicegah atau ditangani dengan cepat,
dengan pengetahuan dan ikut aktif terhadap mitigasi kebakaran untuk kenyamanan dan
keamanan melakukan aktifitas pelayanan.
Prosedur ini bertujuan untuk menghadapi kemungkinan musibah kebakaran agar terjadi
2. Tujuan sistem proteksi kebakaran pada bangunan dan lingkungan puskesmas, sehingga proses
pelayanan berlangsung dengan nyaman dan aman.
SK Kepala Puskesmas No. 188.4/UKP/VII/JAN/2015/29 tentang pemantauan
3. Kebijakan
lingkungan fisik puskesmas.
4. Referensi
5. Petugas 1. Sanitarian
2. Koordinator Unit
3. Seluruh Karyawan
6. Alat APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Air, Selang Air, Handuk/Kain
A. Jika terjadi kebakaran
1. Jangan panik dan identifikasi titik api
2. Hubungi tim pemadam kebakaran puskesmas
3. Bila memungkinkan padamkan api dengan menggunakan APAR atau alat pemdam
yang lain
4. Jika tidak berhasil lakukan evakuasi, menghubungi pemadam kebakaran,
menyelamatkan barang/dokumen berharga jika masih memungkinkan, mematikan
sumber arus listrik.
5. Setelah sampai titik kumpul memastikan semua karyawan dan pasien/keluarga sudah
dievakuasi semua
B. Cara pemadaman api
1. Cara tradisional
Memakai : goni, handuk, keset, selimut yang dibasahi
Cara : angkat goni, handuk, keset selimut yang sudah dibasahi, angkat kedua
ujung dengan posisi ibu jari didepan, badan dan wajah dilindungi dengan goni
lalu kita berjalan miring kemudian goni ditutupkan di bagian yang terbakar, jika
7. Prosedur masih ada api tambahkan goni yang dibasahi lagi
2. Cara modern : Menggunakan APAR
APAR ini berisi : gas, powder, busa. Sebelum menggunakan kocok dulu APAR
beberapa kali
Langkah – langkah penggunaan APAR
1. Sebelum digunakan diposisikan terbalik dahulu agar tidak menggumpal
2. Peganglah APAR dan katup pemancar dengan satu tangan terkuat sedangkan
satu tangan lain memegang selang pemancar.
3. Kemudian dipanggul setelah itu alat diangkat
4. Membuka pematik untuk mengeluarkan isi APAR
5. Arahkan sesuai arah angin (sejajar dengan sumber api)
6. Semprotkan pada jarak 3-4 meter dari sumber api pada jarak yang aman.
Semprotkan selang ke arah titik pusat apai, padamkan dari api yang kecil
terlebih dahulu.
7. Semprotkan secara merata sampai api padam.
Perlu diperhatikan :
- Penempatan APAR pada ketinggian kurang lebih 1,5 meter di dinding dan
PENANGANAN KEBAKARAN, KETERSEDIAAN
APAR, PELATIHAN PENGGUNAAN APAR,
PELATIHAN JIKA TERJADI KEBAKARAN
No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 2/2
dr. Julie Triana
PUSKESMAS
NIP. 19690702 200212 2
JALANCAGAK 004
- peletakannya di tempat yang mudah terlihat.
- Isi APAR setahun sekali, jika tidak habis dan sudah jatuh tempo isi APAR bisa
digunakan untuk latihan pemadaman sehingga APAR benar – benar kosong dan
untuk diisi kembali.
3. Menggunakan selang
Penggunaan ketika memadamkan api yang sangant besar/kebakaran bisa kita
8. Unit Terkait Seluruh pelayanan dan sanitasi

2/2
INVENTARISASI PENGELOLAAN PENYIMPANAN
DAN PENGGUNAAN GAHAN BERBAHAYA

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 1/1 SOP
dr. Julie Triana
PUSKESMAS
NIP. 19690702 200212 2
JALANCAGAK
004
1.Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang mencangkup pencatatan atau pendaftaran, penyimpanan,
pengumpulan, pemanfaatan/penggunaan, pengolahan bahan yang karena sifat kimia
maupun kondisi fisiknya berfotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia,
kerusakan properti dan atau lingkungan.
2.Tujuan Untuk menerangkan mekanisme inventarisasi, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan
bahan berbahaya
3.Kebijakan 1. Inventarisasi bahan berbahaya
2. Penyimpanan bahan berbahaya
3. Monitoring penggunaan bahan berbahaya

4.Referensi
5.Prosedur 1. Sanitarian
- Mengidentifikasi semua bahan berbahaya untuk penanganan dan penyimpanan
sesuai ketentuan
- Menerima informasi atau telah dilaksanakan pengelolaan bahan berbahaya
- Memonitor atau melakukan pengawasan pelaksanaan pengelolaan bahan
berbahaya
- Melakukan verifikasi di Check List monitoring
2. Pengelolaan Barang
- Menginventarisasi semua bahan berbahaya sesuai ketentuan yang berlaku
3. Petugas Laboratorium
- Membuat jadwal monitoring penggunaan bahan berbahaya
- Mengkoordinasikan dengan petugas terkait
a. Menginformasikan hasil monitoring ke petugas terkait
6. BaganAlir

7. Hal-hal yang perlu


di perhatikan
8. Unit Terkait Petugas sanitarian
Pengelolaan barang
Petugas laboratorium
9. DokumenTerkait Buku Inventarisir Bahan Berbahaya
Form Monitoring Bahan Berbahaya
10. Rekaman Historis
perubahan No Halaman Yang dirubah Perubahan Tanggal
PANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
DAN PROSEDUR PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 1/1
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan bahan dan limbah berbahaya dalam
lingkup Puskesmas Jalan Cagak
2. Tujuan Untuk memastikan pelaksanaan penanganan bahan dan limbah berbahay tidak
menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sekitar, sehingga jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan dapat di telusuri penyebabnya.
3. Kebijakan 1. Pemantauan penanganan bahan dan limbah berbahaya dilakuka dalam periode tertentu
2. Prosedur pelaksanaan harus menikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP
4. Referensi PP RI No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
5. Prosedur A. Identifikasi Limbah Berbahaya
Sanitarian dan Petugas Terkait
a. Masing-masing unit penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis, jumlah
limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan.
b. Identifikasi ditulis dalam buku inventaris limbah berbahaya
B. Pengumpulan Limbah
Berbahaya Petugas
Laboratorium
a. Mengidentifikasi jenis, jumlah limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan
oleh unit tersebut
b. Melaporkan kepada sanitarian mengenai hasil identifikasi tersebut
c. Mengangkut limbah berbahaya dari unitnya ke tempat sampah khusus
pembuangan sementara limbah berbahaya
d. Petugas laboratorium dan snitarian memverifikasi limbah berbahaya yang sudah
ditampung dan memberikan simbol/label (dengan Check List inventaris limbah
berbahaya)
e. Masa simpan sementara adalam maksimal 90 hari sesuai persyaratan atau bila
limbah berbahaya sudah mencapai 50 kg/hari
C. Pengelolaan Limbah Berbahaya Oleh Pihak Ketiga
a. Pihak ketiga sebagai pengumpul/pengelola limbah berbahaya harus meiliki izin
dari kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia
b. Pihak transportir harus mempunyai izin dari Dirjen Perhubungan Darat
Kementrian lingkungan Hidup Republik Indonesia. Izin sesuai dengan jalur
transportasi yang dilalui limbah berbahaya
c. Adanya surat bentuk kerjasama antara puskesmas dengan pihak ketiga perihal
pembuangan limbah berbahaya
d. Berita acara serah terima limbah berbahaya harus selalu dialmpirkan setipa pihak
ketiga mengambil limbah berbahaya dari tempat penyimpanan sementara di
puskesmas
6. Unit Terkait 1. Petugas sanitarian
2. Unit laboratorium
3. Unit-unit pelayanan kesehatan di puskesmas
4. Pihak ketiga pengumpul limbahn berbahaya
7. DokumenTerkait 1. Buku inventaris bahan/limbah berbahaya
2. Check list identifikasi limbah berbahaya
3. Surat kerja sama puskesmas dengan pihak ketiga
4. Berita acara pengambilan limbah berbahaya dari tempat penampungan sementara
PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 1/1
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
1. Pengertian
Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan dalam upaya tersedianya sarana kerja dan peralatan dengan kondisi yang
sesuai dengan persyaratan kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Tersedianya sarana kerja yang nyaman dan peralatan yang berada dalam kondisi baik
serta aman
3. Kebijakan Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan dilakukan oleh unit umum
bekerja sama denga sanitarian
4. Prosedur 1. Memeriksa secara berkala sarana dan peralatan yang digunakan
2. Menerima pengaduan dari pasien maupun petugas kesehatan mengenai kerusakan
dari sarana maupun peralatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
3. Menginventarisir sarana dan peralatan yang harus dilakukan perbaikan
4. Merencanakan perbaikan sarana dan peralatan berkerjasama dengan sanitarian
5. Menusulkan perbaikan sarana dan peralatan ke Kepala Puskesmas Jalancagak
5. Unit Terkait 1. Unit Umum
2. Sanitarian
6. Rekaman Historis
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tanggal
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
DAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH B3

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 1/1
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
1. Pengertian Kegiatan pemantauan dan pemeriksaan terhadap kepatuhan petugas dalam melaksanakan
kebijakan prosedur penanganan limbah B3
2. Tujuan Menghindari terjadinya kesalahan dan kelalaian dalam melaksanakan penanganan
limbah B3
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Peratuaran Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
2. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
3. Keputusan Kepala Bappedal Nomor 01 Tahun 1995 Tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
4. Keputusan Kepala Bappedal Nomor 03 Tahun 1998 tentang Program
Kemitraan Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
5. Persiapan Alat dan Bahan :
1. Format monitoring
2. Rencana Tindak Lanjut
3. Alat Tulis
4. Buku catatan/kegiatan
6. Prosedur 1. Tim Audit menyusun jadwal dan check list pemantauan pelaksanaan kebijakan
dan prosedur
2. Tim Audit mengidentifikasi kebijakan dan prosedru terkait penanganan limbah B3
3. Tim Audit melakukan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan prosedur
4. Tim Audit melakukan analisis hasil pemantauan pelaksanaan kebijakan dan prosedur
5. Tim Audit bersama petugas pemeliharaan menyusun rencana perbaikan pelaksanaan
6. Petugas pemeliharaan melakukan tindak lanjut perbaikan
7. Tim Audit menyusun laporan hasil pemantauan
8. Tim Audit melaporkan hasil pemantauan kepada kepala Puskesmas
7. Bagan Alir
Mengidentifikasi Melakukan
Melakukan
kebijakan & prosedur pemantauan
analisis

Menyusun
jadwal &
check list Menyusun
rencana
perbaikan
Melaksanakan
perbaikan

Menyusun
laporan

Melaporkan hasil
pemantauan
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
DAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH B3

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 2/2
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
8. Hal – hal yang Kepatuhan petugas dalam melaksanakan kebijakan dan prosedur penanganan limbah
perlu diperhatikan bahan berbahaya harus dipantau dan diawasi agar tidak terjadi kesalahan dan kelalaian
dalam proses pengelolaanya.
9. Unit terkait 1. Unit Rawat jalan
2. Ruang UGD
3. Ruang Persalinan
4. Puskesmas Pembantu
10. Dokumen terkait 1. Pedoman/Manual Mutu
2. SK Kepala Puskesmas
3. Laporan Monitoring
11. Rekaman Historis No Halaman Yang dirubah Perubahan Tanggal

2/2
PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK
PUSKESMAS

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
1. Pengertian Pemantauan lingkungan Fisik Puskesmas adalah yang dilakukan utnuk memastikan
lingkungan fisik dalam kondisi bersih pada ruangan, gedung dan halaman dalam keadaan
siap untuk digunakan, hygienis dan nyaman.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam melakukan pemantauan
lingkungan fisik puskesmas
3. Kebijakan Berdasarkan SK Kepala Puskesmas Jalancagak Nomor : ...............................................
Tentang : .........................................
4. Referensi Peraturan Menteri Kesahatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang
penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

5. Alat dan Bahan


6. Prosedur 1. Memantau Lingkungan Kerja
- Sanitarian
a. Memantau semua ruangan, gedung dan halaman untuk dapat
membuat jadwal pemeliharaan lingkungan kerja
b. Membuat jadwal pemantauan sesuai identifikasi lingkungan kerja,
yaitu jadwal pemeliharaan ruangan, gedung dan halaman
c. Mengkoordinasikan dengan bagian ruangan
d. Menginformasikan jadwal kepetugas terkait
2. Melaksanakan Pemeliharaan Sesuai Jadwal
- Petugas kebersihan/pelaksanaan kebersihan
a. Menerima informasi jadwal pemantauan lingkungan
fisik/kebersihan ruangan/halaman setiap bulan dari sanitarian
3. Sanitarian dan Koordinator Unit
a. Menerima informasi telah dilaksankan pemeliharaan lingkungan
b. Memantau atau melakukan pengawasan pelaksanaan pemantauan
lingkungan fisik tempat kerja
c. Jika pemantauan lingkungan fisik sudah sesuai maka menandatangani check list
pemantauan lingkungan kerja
d. Jika pemantauan lingkungan fisik tidak sesuai, maka meminta untuk
dilaksanakan ulang
PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK
PUSKESMAS
No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01
No. Revisi 00
SOP TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 2/3

PUSKESMAS dr. Julie Triana


JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
7. Diagram Alir
Mulai

Sanitarian memantau semua ruangan, gedung dan halaman

Dokumet jadwal
Sanitarian membuat jadwal pemantauan pematauan lingkungan
lingkungan kerja kerja

Sanitarian mengkoordinasikan dengan bagian ruangan

Sanitarian menginformasikan jadwal ke petugas kebersihan

Petugas kebersihan menerima informasi jadwal pemantauan


lingkungan fisik /kebersihan ruangan/halaman dan sanitarian

Petugas kebersihan melaksanakan kebersihan sesuai jadwal

Petugas kebersihan menginformasikan telah melaksanakan


kebersihan ke sanitarian

Sanitarian memantau pelaksanaan pemantau lingkungan fisik


tempat kerja

Sanitarian memberitahu
Pemantauan petugas kebersihan untuk
fisik dibersihkan ualng

Dokumen check
list
Sanitarian menandatangani check list
pemantauan lingkungan kerja
pemantauan lingkungan kerja

selsai

8. Unit terkait Unit umum


9. Dokumen terkait SK Kepala Puskesmas

2/3
PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK
PUSKESMAS

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 3/3
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
10. Rekaman Historis Tanggal mulai
No Halaman Yang dirubah Perubahan
diberlakukan

3/3
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN
LIMBAH BERBAHAYA

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
1. Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifatnya dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsungdapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mekhluk hidup lainnya.
2. Tujuan 1. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan
hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun dan berbahaya
2. Agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar
sehingga sesuai dengan fungsinya kembali
3. Kebijakan
4. Prosedur 1. Pemilihan Limbah
Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patolog, limbah benda tajam, limbah farmasi, sitotoksi, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah container bertekanan dan dengan kandungan
logam berat yang tinggi. Kategori limbah beracun dan berbahaya berdasarkan
kriteria sebagai berikut :
- Mudah ledak
- Mudah terbakar
- Bersifat reaktif
- Beracun
- Menyebabkan infeksi
- Bersifat korosif
2. Pengumpulan Limbah Medis
- Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup
- Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 48 jam
3. Persyaratan Pewadahan Limbah Medis
- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya
fiberglass
- Disetiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan
yang terpisah dengan limbah non-medis
- Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3 bagian
telah terisi limbah
- Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus (safety
box) seperti botol atau karton yang aman
- Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung
kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan
apabila akan dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong plastik yang
telah dipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak boleh
digunakan lagi
- Tempat limbah memiliki minimal 2 macam tempat limbah, satu untuk
limbah medis (warna kuning atau merah) dan satunya lagi non medis (warna
hitam)
- Semua limbah dari ruang perawat dan Unit Gawat Darurat (UGD)
dianggap sebagai limbah medis
- Semua limbah dari akntor biasanya berupa alat-alat tulis dianggap sebagai
limbah non medis
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN
LIMBAH BERBAHAYA

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 2/3
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
- Tempat pewadahan limbah non medis sebagai berikut :
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya misalnya
fiberglass
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan
c. Terdapat minimal satu buah untuk setiap ruangan atau sesuai dengan
kebutuhan
- Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3x24 jam atau apabila
2/3 bagian kantong sudah terisi limbah maka harus diangkut supaya tidak
menjadi perindukan vector penyakit atau binatang pengganggu.
4. Tempat Penampungan Sementara
- Jika terdapat isenerator maka limbah harus dibakar selambat-lambatnya 24 jam
- Jika tidak mempunyai insenator, limbah medis harus dimusnahkan melalui
kerjasama dengan puskesmas atau pihak lain yang memiliki insenator untuk
dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu
ruang
5. Transportasi
- Pengangkutan limbah ke luar puskesmas menggunakan kendaraan khusus
- Kantong limbah medis sebelum dimasukan ke kendaraan pengangkut
harus diletakan dalam container yang kuat dan tertutup
- Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang
- Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindungdiri yang
terdiri dari topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron untuk
industry, pelindung kaki/sepatu boot dan sarung tangan khusus (diposable
gloves atau heavy duty gloves)
6. Pengolahan
6.1 Lokasi Pengolahan
Pengolahan limbah bahan bearcun dan berbahaya dapat dilakukan didalam lokasi
penghasil limbah atau diluar limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam are
penghasil harus :
- Daerah bebas banjir
- Jarak dengan fasislitas umum minimum 50 meter
- Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum
300 meter
- Jarak dengan wilayah terlindung seperti cagar alam, hutan lindung
minimum 300 meter
6.2 Fasilitas Pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem oprasi meliputi :
- Sistem keamanan fasilitas
- Sistem pencegahan terhadap kebakaran
- Sistem penanggulangan keadaan darurat
- Sistem pengujian peralatan
- Pelatihan karyawan
6.3 Pengolahan limbah
Proses insenerasi dengan cara melakukan pembakaran materi limbah
menggunakan alat khusus insenerator dengan efisisen pembakaran harus

2/3
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN
LIMBAH BERBAHAYA

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 3/3
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
mencapai 99,99% atau lebih. Artinya jika suatu materi limbah bahan beracundan
berbahaya ingin dibakar dengan berat 100kg maka abu sisa pembakaran tidak boleh
melebihi 0,01 kg atau 10gr
5. Bagan Alir

6. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
7. Dokumen terkait

3/3
PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN
INSTALASI LISTRIK, AIR, VENTILASI, GAS
DAN SISTEM LAIN

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 20/02/2017
Halaman : 1/1
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
Pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem lain
1. Pengertian merupakan inspeksi terhadap sarana dan prasarana tersebut dan dilakukan sesuai dengan
prosedur dan jadwal yang telah ditentukan
Sebagai pedoman dalam memelihara dan memantau instalasi listrik, air, ventilasi, gas
2. Tujuan dan sistem lainnya sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan pasien atau keluarga
pasien di puskesmas
3. Kabujakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Jalancagak tentang ...................................Nomor......
4. Referensi Housekeeping Manual Policy Procedure
a. Petugas membuat daftar check list pemantauan dan pemeliharaan instalasi listrik,
air, ventilasi, gas dan sitem lain
b. Petugas membuat jadwal pemantauan dan pemeliharaan instalasi listri, air, ventilasi,
gas dan sistem lain
c. Petugas membuat prosedur perbaikan instalasi listri, air, ventilasi, gas dan sistem lain
bila terjadi kerusakan
5. Langkah-langkah / d. Petugas melakukan pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem lain di
prosedur seluruh puskesmas
e. Petugas mengidentifikasi instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem lain yang
memerlukan pemeliharaan dan perbaiakn
f. Petugas melaporkan hasil pemantauan dan rencana pemeliharaan/perbaiakn
kepada Kepala Puskesmas
g. Petugas menjadwalakan perbaiakan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem
lainnya jika diperlikan
6. Unit terkait Koordinator Barang
No Halaman Yang diubah Perubahan Tanggal

7. Rekaman Historis
PENANGANAN PENYAKIT KUSTA
No. Dokumen : SOP/UKM/RJ/01
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : 03/04/2017
: 1/2
Halaman
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
1. Pengertian  Penyakit Kusta Adalah penyakit kronik (menular menahun) yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium leprae yang pertama kli menyerang susanan saraf
tepi,selanjutnya menyerang kulit, mukosa (mulut), saluran pernafasan bagian
atas,sistem retikulo endoterial, mata, otot, tulang dan testis.
 Penderita penyakit kusta menimbulkan gejala yang jelas pada stadium lanjut
dan cukup didiagnosis dengan pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan
bakteriologi.
 Ada 3 tanda-tanda utama yang dapat menetapkan diagnosis penyakit kusta yaitu : (1)
lesi (kelainan) kulit yang mati rasa, (2) penebalan saraf tepi yang disertaigangguan
fungsi saraf, dan (3) adanya bakteri tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit.
 Pemeriksaan kerokan hanya dilakukan pada kasus yang meragukan
 Apabila ditemukan pada seseorang salah satu tanda-tanda utama seperti di atas maka
orang tersebut dinyatakan menderita kusta
 Pelayanan pada pasien memerlukan penanganan, peraWatan dan pengawasan tenaga
medis dan paramedis
2. Tujuan 1. Terlaksananya penanganan pasien kusta sesuai SOP
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan penanganan atau perawatan
sehingga pasien mendapat pelayanan sesuai dengan yang diharapkan
3. Kebijakan Pelayanan terpatu satu pintu di puskesmas
4. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) Pedoman PenangananPenderita Kusta
di sarana Pelayanan Kesehatan, Dirjen P2PL
5. Alat dan Bahan 1. Alat :
a. Seperangkat computer
b. Meja pendaftaran
c. Buku register
d. Kipas angin.
e. Kartu pasien
f. Status pasien
g. Family folder
h. Alat tulis
i. Lemari arsip
j. Alat kebersihan
2. Bahan
Obat paket kusta
6. Langkah-langkah a. Pasien datang mendaftarkan diri di loket pendaftaran
b. Anamnase meliputi : nama, alamat, umur dan keluhan utama
c. Pemeriksaan fisik meliputi : tensi, nadi, suhu POD untuk pasien reaksi
d. Konsul dokter untuk pemberian terapi atau tindakan yang diperlukan
e. Mencatat hasil konsultasi di kartu status pasien
f. Melaksanakan instruksi sesuai advis dokter
g. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan kedaan umum pasien
h. Kerjasama dengan unit penunjang (laboratorium, fisioterafi, apotek)
i. Adapun indikasi pasien MRS :
1) Pasien dengan reaksi berat
2) Pasien dengan luka yang memerlukan perawatan khusus
3) Psaien dengan rencana tindakan operasi
3. Pasien kusta dengan komplikasi
PENANGANAN PENYAKIT KUSTA
No. Dokumen : SOP/UKM/RJ/01
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : 03/04/2017
: 2/2
Halaman
PUSKESMAS dr. Julie Triana
JALANCAGAK NIP. 19690702 200212 2 004
7. Hal-hal yang perlu 1. Melaksanakan proses pelayanan sesuai SOP sehingga tidak terjadi kesalahan
diperhatikan dalam penanganan
2. Mencatat identitas pasien/klien dalam buku registrasi kunjungan harian
3. Memberikan pelayanan dengan baik dan menjunjung tinggi kesopanan
8. Unit terkait 1. Poli umum
2. Laboratorium
3. Petugas apotek puskesmas
4. Rumah sakit rujukan
9. Dokumen terkait 1. Rekan medis
2. Catatn tindakan
3. Rekam medis dirumah sakit rujukan

2/2
PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Jalancagak Subang, Subang Jawa Barat Kode Pos 41281

Kerangka
Acuan Program
A. Pendahuluan Kusta
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan permasalahan yang sangat kompleks
dan merupakan permasalahan kemanusian yang seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari
medis saja tetapi juga adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam keadaan ini warga masyrakat
berupaya menghindari penderita. Sebagaia kibat dari masalah – masalah tersebut akan mempunyai efek atau
pengaruh terhadap kehidupan penderita, karena masalah tersebutdapat mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna
sosial, tuna wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk melakukan kejahatan atau ganguan
dilingkungan masyarakat. program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegang penyakit,
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut sehingga
memungkinkan tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit kusta adalah suatu penyakit menular
yang masih merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana berapa daerah di indonesia prevalens rate
masih tinggi dan masalah yang ditimbulkan sangat komplek. Masalah yang dimaksud bukan saja dari segi medis
tetapi meluas sampai masalah sosial ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan social. Pada umumnya penyakit
kusta terdapat di negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan ekonomi
lemah. Hal ini sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan memadai
dibidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan soasial ekonomi pada masyarakat.

B. Latar belakang
Hingga kini, kusta sering kali terabaikan. Meskipun kusta tidak secara langsung termasuk ke dalam pencapaian
millennium development goals (MDGs), namun terkait erat dengan lingkungan yaitu sanitasis. Penggunaan air
bersih dan sanitasis akan sangat membantu penurunanan angka kejadian penyakit NTD. Beban akibat penyakit
kusta bukanhanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan yang diakibatkannya,
Indonesia sudah mencapai eliminasi di tingkat nasional.
Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikian besarnya, sehingga menimbulkan keresahan yang sangat
mendalam. Tidak hanya kepada penderita sendiri, keluarga, masrakat dan negara. Hal ini yang mendasari konsep
perilaku penerimaan penderita terhadap penyakitnya, dimana untuk kondisi ini penderita masih banyak mengagap
bahwa penderita kusta merupakan penyakit menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan tuhan, dan
menyebabakan kecacatan. Akibat anggapan yang salah ini penderi kusta merasa putus asa sehingga tidak tekun
untuk berobat.

C. Tujuan umum dan tujuan khusus

Tujuan Umum
Tujuan umum terlaksananya program kusta sesuai dengan masalah yang ada , sehingga dapatmeningkatkan
penemuan secara dini penderita kusta baru dan bisa mengobati pasien kustasecara baik dan maksimal.

Tujuan Khusus :
a. Mengupayakan peningkatan keterampilan petugas dalam mendeteksi suspect kusta.
b. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi mesyarakat dalam upaya deteksi dini kusta
c. Mempertahankan keterampilan petugas kesehatan di unit pelayanan dalam tata laksana pesien kusta.
Terlaksananya pengembangan Desa Siaga melalui pertemuan pemantapan tim Desa Siaga di Tingkat
Kabupaten dan Pembinaan Forum Kesehatan Desa (FKD).

D. Tata Nilai Program


1. Disiplin tanpa diawasi
(bekerja sesuai dengan tata tertib yang berlaku)
2. Tanggung jawab tanpa diminta
(melakukan pekerjaan sesuai tupoksi dengan penuh tanggung jawab)
3. Bekerja tanpa diperintah
(melakukan tupoksi masing-masing tanpa diperintah atasan)
4. Pelayanan baik itu amanah
(melayani masyarakat dengan sepenuh hati tanpa diskriminasi)

E. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


No Kgiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Pemeriksaan kontak serumah 1. Untuk pasien baru, kunjungan rumah dilakukan segera
mungkin
2. Pemberian konseling sederhana dan pemeriksaan fisik,
sasarannya adalah keluarga yang tinggal serumah dengan
pasien dan tetangga sekitarnya
3. Saat melakukan kunjungan, petugas diwajibkan membawa
kartu pasien, alat pemeriksaan, dan obat MDT.
2. Pemeriksaan anak sekolah SD sederajat 1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu diberikan
penyuluhan tentang kusta kepada siswa atau guru.
2. Pemeriksaan dilakukan pada seluruh siswa kelas 1 s/d 6.
3. Pemeriksaan dilakukan oleh program kusta bekerja sama
dengan lintas program atau petugas kesehatan lainnya yang
sudah disosialisasi kusta.
4. Jumlah siswa yang diperiksa dan kasus baru yang
ditemukan dicatat
3. Special action program for elimination 1. Merupakan kegiatan khusus untuk mencapai tujuan
leprosy ( SAPEL) eliminasi kusta dan dilaksanakan pada daerah yang
mempunyai geografis yang sulit.
2. Pada kegiatan ini MDT diberikan sekaligus 1 (satu) paket
dibawah pengawasan kesehatan diwilayah
tersebut/kader/keluarga terdekat.
3. Programer kusta puskesmas melakukan monitoring
kewilayah tersebut 1 atau 2 bulan sekali. Dan atau petugas
wilayah/kader/keluarga melaporkan perkembangan pasien
ke programer kusta puskesmas tiap bulan.

F. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Ceramah dan diskusi
2. Pemeriksaan fisik
3. Pembagian brosur dan leaflet,
4. Pemasangan banner di tempat-tempat strategis
5. Monitoring dan evaluasi

G. Sasaran
1. Msyarakat
2. Sekolah dasar
3. Lintas program
4. Lintas sektor

H. Sumber Dana
Pendanaan dalam kegiatan program kusta dibiayai oleh dana Operasional Puskesmas.
I. Sekejul (Jadwal) Pelaksanaan Kegiatan

KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN RENCANA SERAPAN


ANGGARAN
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Penyuluhan
pada penderita
kusta dan
keluarga
penderita
Pemeriksaan
serumah
Sosialisasi
kusta untuk
petugas
kesehatan
Screening kusta
di masyarakat
 Sosialisasi
kusta
kesekolah
dasar dan
sekolah
lanjutan
 Screening
kusta di
sekolah

J. Evaluasi Pelaksanaan Program akan dilakukan sebagai berikut :


1. Evaluasi dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali oleh programer kusta puskesmas terhadap pelaksanaan
kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah waktu, baik pembukaan, pengisian materi maupun penutupan
dan partisipasi peserta yang tercermin dalam diskusi yang aktif.
PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Jalancagak Subang, Subang Jawa Barat Kode Pos 41281

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Nomor :

TENTANG
PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS DAN JADWAL PELAKSANAAN

Menimbang :
a. Bahwa untuk menjamin keamanan pasien/keluarga yang berkunjung ke puskesmas, perlu dilakukan
pemantauan lingkungan fisik puskesmas, dilakukan monitoring secara rutin, pemeliharaan dan perbaikan
bila terjadi kerusakan pada fisik bangunan puskesmas.
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a, perlu ditetapkan dengan keputusan
kepala puskesmas Jalancagak.

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan public (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038).
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK TENTANG PEMANTAUAN
LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS DAN JADWALPELAKSANAAN.

Kedua : Kondisi fisik puskesmas dipantau secara rutin, dipelihara dan diperbaikibila terjadi
kerusakan fisik pada bangunan puskesmas termasukdidalamnya instalasi listrik, air, dan
ventilasi.

Ketiga : Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan kondisi fisik lingkungan puskesmas dipandu
oleh kebijakan dan prosedur, dan dilakukan oleh petugas yang kompeten

Keempat : jadwal pelaksaan dari pemantauan lingkungan fisik dilakukan tiap bulan. Dan dilakukan
oleh petugas yang kompeten

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Jalancagak
Pada tanggal .....................

Kepala Puskesmas Jalancagak


dr. Julie Triana
NIP. 19690702 200212 2 004

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS KESEHATAN


UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Jalancagak Subang, Subang Jawa Barat Kode Pos 41281

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Nomor :

TENTANG
PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN, PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN KEPALA
ESAKEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK

Menimbang :
a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas, penggunaan sarana dan prasarana puskesmas
perlu dioptimalkan
b. Bahwa untuk menjamin kelayakan sarana dan prasarana, perludilakukan pemantauan, pemeliharaaan dan
perbaikan sarana dan prasarana;

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 nomor 112. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038)
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan gedung.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK TENTANG PEMANTAUAN,
PEMELIHARAAN, PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN

Kedua : Sarana dan peralatan yang ada di Puskesmas Jalancagak dipantau secara ararutin,
dipelihara dan diperbaiki bila terjadi kerusakan

Ketiga : Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan puskesmasdipandu oleh


kebijakan dan prosedur, dan dilakukan oleh petugas yangkompeten

Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuanapabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Jalancagak
Pada tanggal .....................

Kepala Puskesmas Jalancagak

dr. Julie Triana


NIP. 19690702 200212 2 004

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS KESEHATAN


UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Jalancagak Subang, Subang Jawa Barat Kode Pos 41281

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Nomor :

TENTANG
INVENTARISASI PENGELOLAAN, PENYIMPANAN, DANPENGGUNAAN BAHAN
BERBAHAYA

Menimbang :
a. Bahwa bahan karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan
manusia, kerusakan property dan atau lingkungan perlu dilakukankegiatan yang mencangkup pencatatan atau
pendaftaran, penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, penggunaan serta pengolahan bahan.
b. Bahwa sehubungan huruf a tersebut di atas maka perlumenetapkan surat keputusan kepala Puskesmas Jalancagak
tentang Inventarisasi, Pengelolaan, Penyimpanan danPenggunaan bahan Berbahaya

Mengingat:
1. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 TentangPengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
2. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 TentangPengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK TENTANG
INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
BAHAN BERBAHAY

Kedua : Kegiatan yang mencangkup pencatatan atau pendaftaran, peyimpanan, pengumpulan,


pemanfaatan/penggunaan, pengolahan bahan berbahaya yang ada di Puskesmas di
monitoring langsung oleh petugas sanitarian berdasarkan inventarisir yang dilakukan
oleh pengelola barang dan petugas Laboratorium

Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan iniakan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Jalancagak
Pada tanggal .....................

Kepala Puskesmas Jalancagak


dr. Julie Triana
NIP. 19690702 200212 2 004

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS KESEHATAN


UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Jalancagak Subang, Subang Jawa Barat Kode Pos 41281

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Nomor :

TENTANPEN
ENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHA

Menimbang :
a. bahwa untuk mencegah timbulnya pencemaranlingkungan dan bahaya terhadap kesehatan manusia serta
makhluk hidup lainnya, limbah bahan berbahaya dan beracun harus dikelola secara khusus
b. Bahwa untuk menciptakan keamanan dan keselamatan pasien maupun petugas perlu dilakukan
penanganandan pembuangan limbah berbahaya
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan pengaturan mengenai
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Jalancagak.

Mengingat :
1. Undang-Un2ang Nomor 32 Ta4un 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1691/Menkes/Per9/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK TENTANG
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA

Kedua : Pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya harus mengikuti standar operasional
prosedur yang tersedia di Puskesmas Jalancagak

Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan Ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaiakan / perubahan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Jalancagak
Pada tanggal .....................

Kepala Puskesmas Jalancagak


dr. Julie Triana
NIP. 19690702 200212 2 004

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS KESEHATAN


UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Jalancagak Subang, Subang Jawa Barat Kode Pos 41281

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK
Nomor :

TENTANG
PENANGGUNGJAWAB PENGELOLAAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK UPTD
PUSKESMAS JALANCAGAK

Menimbang :
a. Bahwa puskesmas sebagai salah satu sarana pelayana nkesehatan tingkat pertama merupakan tempat
umum yang harus terjamin keselamatan dan keamanan bagi pasien, stap dan pengunjung
b. Bahwa untuk memelihara dan meningkatkan keselamatan dan keamanan lingkungan fisik di puskesmas
perlu adanya petugas penanggung jawab pengelolaan keamanan lingkungan fisik di UPTD Puskesmas
Jalancagak.

Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JALANCAGAK TENTANG
PENANGGUNGJAWAB PENGELOLAAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK
UPTD PUSKESMAS JALANCAGAK

Melaksanakan pengelolaan keamanan lingkungan fisik Puskesmas Jalancagak

Pengelolaan keamanan lingkungan fisik Puskesmas Jalancagak dilaksanakan oleh


petugas yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas Jalancagak

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
terjadi kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Jalancagak
Pada tanggal .....................

Kepala Puskesmas Jalancagak

dr. Julie Triana


NIP. 19690702 200212 2 004

Anda mungkin juga menyukai