Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKREDITASI PUSKESMAS

RESUME BAB III

Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Laboratorium,


dan Kefarmasian
KELOMPOK 3

Nama Peserta Kelompok 3 :


Ary Firman Syah Zarah Farhaini
Gracia Inyesintia Korang Nada Zahra
Parhan Aji Nabila Triana
Agustina Trapen Dheya Amelia Ginting’s
Usyhifa Asyrah Salsabila Nurul Sakinah Masra Tangse

Fasilitator :
Arma Wati, SKM., M.Kes
RESUME MATERI BAB III STANDART 3.1 - 3.10

Penyelenggaraan pelayanan klinis dimulai dari proses penerimaan pasien sampai


dengan pemulangan dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan mutu
pelayanan. Pengkajian, rencana asuhan, dan pemberian asuhan dilaksanakan secara paripurna.
Kajian pasien dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana dan pelaksanaan
pelayanan oleh petugas kesehatan profesional dan/atau tim kesehatan antarprofesi yang
digunakan untuk menyusun keputusan layanan klinis. Pelayanan gawat darurat dilaksanakan
dengan segera sebagai prioritas pelayanan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan darurat,
mendesak atau segera. Pelayanan anestesi lokal di Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan
standar dan peraturan perundang-undangan, Tersedia pelayanan anestesi lokal dan tindakan
untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pelayanan Gizi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien
dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan Gizi diberikan sesuai dengan status
gizi pasien secara reguler, sesuai dengan rencana asuhan, umur, budaya, dan bila pasien
berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan. Pemulangan dan tindak lanjut pasien
dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Jika pasien memerlukan rujukan ke
fasilitas kesehatan yang lain, rujukan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
ke sarana pelayanan lain diatur dengan kebijakan dan prosedur yang jelas. Pelayanan rujukan
dilakukan sesuai dengan ketentuan kebijakan dan prosedur. Pelayanan rujukan dilaksanakan
apabila pasien memerlukan penanganan yang bukan merupakan kompetensi dari fasilitas
kesehatan tingkat pertama. Rekam Medis diselenggarakan sesuai dengan ketentuan kebijakan
dan prosedur. Puskesmas wajib menyelenggarakan rekam medis yang berisi data dan
informasi asuhan pasien yang dibutuhkan untuk pelayanan pasien dan rekam medis itu dapat
diakses oleh petugas kesehatan pemberian asuhan, manajemen, dan pihak di luar organisasi
yang diberi hak akses terhadap rekam medis untuk kepentingan pasien, asuransi, dan
kepentingan lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan
pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
serta sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta
sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Standar 3.1 Penyelenggaraan pelayanan klinis
Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari proses penerimaan pasien sampai
dengan pemulangan dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan mutu
pelayanan. Proses penerimaan sampai dengan pemulangan pasien, dilaksanakan dengan
memenuhi kebutuhan pasien dan mutu pelayanan yang didukung oleh sarana, prasarana dan
lingkungan. Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan pasien dilaksanakan
dengan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mempertimbangkan hak dan
kewajiban pasien.
2. Standar 3.2 Pengkajian Asuhan & Pemberi Asuhan
Pengkajian, rencana asuhan, dan pemberian asuhan dilaksanakan secara paripurna.
Penapisan (skrining) dan proses kajian awal dilakukan dengan mencakup berbagai kebutuhan
dan harapan pasien/keluarga, serta dengan mencegah penularan infeksi. Elemen penilaian
berupa skrining dan pengkajian awal, pelimpahan wewenang tertulis jika tidak tersedia tenaga
medis, rencana asuhan, dilakukan asuhan pasien, dilakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan
dan evaluasi serta tindak lanjut bagi pasien dan keluarga, pasien atau keluarga pasien
memperoleh informasi mengenai tindakan medis/pengobatan.
3. Standart 3.3 Pelayanan gawat darurat
a. Kriteria 3.3.1
 Pokok Pikiran:
- Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase
- Prinsip triase dalam memberlakukan sistem prioritas dengan penentuan atau
penyeleksian pasien yang harus didahulukan untuk mendapatkan
penanganan.
- Pasien harus distabilkan terlebih dahulu sebelum dirujuk
- Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau
segera, termasuk melakukan deteksi dini tanda tanda dan gejala penyakit
menular misalnya infeksi melalui udara/airborne.
b. Elemen penilaian
 Pasien diprioritaskan atas dasar kegawatdaruratan sebagai tahap triase sesuai
dengan kebijakan, pedoman dan prosedur yang ditetapkan (R, D, O, W, S).
 Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL diperiksa dan distabilisasi
terlebih dahulu sesuai dengan kemampuan Puskesmas dan dipastikan dapat
diterima di FKRTL sesuai dengan kebijakan, pedoman dan prosedur yang
ditetapkan (R, D, O).
4. Standar 3.4 Pelayanan Anesti Lokal dan Tindakan
a. Kriteria 3.4.1
Pelayanan anestesi lokal di Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan standar dan
peraturan perundang-undangan.
● Penyusunan rencana, termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri,
dan anak atau pertimbangan khusus.
● Dokumentasi yang diperlukan untuk dapat bekerja dan berkomunikasi
efektif.
● Persyaratan persetujuan khusus.
● Kualifikasi, kompetensi dan keterampilan petugas pelaksana.
● Ketersediaan dan penggunaan peralatan anesti.
● Teknik melakukan anesti lokal
● Frekuensi dan jenis bantuan resusitasi jika diperlukan.
● Tatalaksana pemberian bantuan resusitasi yang tepat.
● Tatalaksana terhadap komplikasi dan bantuan hidup dasar.
b. Elemen Penilaian :
● Pelayanan anesti lokal dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten sesuai
dengan kebijakan dan prosedur (R, D, O, W).
● Jenis, dosis dan teknik anesti lokal dan pemantauan status fisiologi pasien
selama pemberian anesti lokal oleh petugas dicatat dalam rekam medis pasien
(D).
5. Standar 3.5 Pelayanan Gizi
Pelayanan Gizi diberikan sesuai dengan status gizi pasien secara reguler, sesuai
dengan rencana asuhan, umur, budaya, dan bila pasien berperan serta dalam perencanaan dan
seleksi makanan. Elemen Penilaian dalam Pelayanan Gizi ada 6, diantaranya yaitu :
a. Rencana asuhan gizi disususn berdasar kajian kebutuhan gizi pada pasien sesuai
dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pasien (R, D, W).
● Pada elemen penilaian dengan kode R (Regulasi), terdapat 2 regulasi terkait
yang dapatmenjadi acuan dalam pemenuhan elemen penilaian rancana asuhan
gizi yaitu SOP Konseling Gizi dan SOP Kajian Kebutuhan Pasien.
● Elemen penilaian ini juga memerlukan dokumen sebagai bukti yaitu dokumen
hasil konseling gizi kepada pasien dan dokumen hasil kajian kebutuhan gizi
pada pasien. Kode D (Dokumen).
● Pada elemen penilaian ini menilai terkait wawancara petugas gizi dan
penggalian informasi tentang rencana asuhan gizi. Kode W (Wawancara).
b. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara yang baku untuk mengurangi risiko
kontaminasi dan pembusukan (R, D, O, W).
● Pada EP ini terdapat Regulasi ( R) yang menjadi pemenuhan penilaian yaitu
SOP Penyiapan Makanan dan SOP Penyimpanan Makanan
● Dalam EP ini juga memerlukan Dokumen (D) sebagai bukti dalam pemenuhan
penilaian yaitu, form penyimpanan makanan dan catatan pemisahan makanan
yang cepat membusuk.
● EP ini akan di Observasi (O) melaui pegamatan surveior terhadap cara
penyimpanan makanan.
● Pada EP ini juga memuat proses Wawancara (W) berupa penggalian informasi
tentang cara penyimpanan makanan.
c. Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai dengan jadwal dan
pemesanan, serta hasilnya didokumentasikan (R, D, O, W).
● Pada EP ini terdapat Regulasi ( R) yang menjadi pemenuhan penilaian yaitu
SOP Distribusi Makanan dan SOP Pemberian Makanan.
● Dalam EP ini juga memerlukan Dokumen (D) sebagai bukti dalam pemenuhan
penilaian yaitu, bukti dilakukan identifikasi makanan sebelum diberikan ke
pasien, form distribusi makan, dan jadwal pemberian makan pada pasien
● EP ini akan di Observasi (O) melaui pegamatan surveior terhadap proses
distribusi dan pemberian makanan kepada pasien.
● Pada EP ini juga memuat proses Wawancara (W) berupa penggalian informasi
tentang distribusi dan pemberian makanan kepada pasien.
d. Pasien dan/atau keluarga pasien diberi edukasi tentang pembatasan diet pasien dan
keamanan/kebersihan makanan bila keluarga ikut menyediakan makanan bagi
pasien (D).
● Dalam EP ini memerlukan Dokumen (D) sebagai bukti dalam pemenuhan
penilaian yaitu, bukti dilakukanpemberian edukasi gizi kepda pasien dan/
keluarga pasienjika keluarga ikut menyediakan makanan bagi pasien.
e. Proses kolaboratif digunakan untuk merencanakan, memberikan, dan memantau
pelayanan gizi (D, W ).
● Pada EP ini memerlukan Dokumen (D) sebagai bukti dalam pemenuhan
penilaian yaitu, CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dalam
rekam medis).
● Dalam EP ini juga memuat proses Wawancara (W) berupa penggalian
informasi tentang pelaksanaan kolaboratid dalam merencanakan, memberikan
dan memantau pelayanan gizi.
f. Respons pasien pelayanan Gizi dipantau dan dicatat dalam rekam medisnya (D).
● Pada EP ini memerlukan Dokumen (D) sebagai bukti dalam pemenuhan
penilaian yaitu, CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dalam
rekam medis)
6. Standar 3.6 Pemulangan dan tindak lanjut pasien
Pada standar pemulangan dan tindak lanjut pasien terdapat 2 elemen penilaian yaitu
1. Dokter/dokter gigi, perawat/bidan, dan pemberi asuhan melaksanakan
pemulangan, rujukan, dan asuhan tindak lanjut sesuai dengan rencana yang
disusun dan kriteria pemulangan (R,D)
● Pada elemen penilaian ini terdapat kode R (Regulasi), yaitu pemenuhan
penilaian elemen penilaian ini melalui penyediaan dokumen regulasi berupa
SK pelayanan klinis tentang kriteria pemulangan pasien gawat darurat, pasien
dengan persalinan dan bayi dan SOP pemulangan dan tindak lanjut pasien
● Elemen penilain ini juga harus dibuktikan dengan penyediaan dokumen bukti
berupa rekam medis pasien/ CPPT, resume medis pasien pulang/ dirujuk, dan
catatan Tindak lanjut (Kode D)
2. Resume medis diberikan kepada pasien dan pihak yang berkepentingan saat
pemulangan atau rujukan (D, O, W)
● Pada elemen penilaian ini terdapat kode D (Dokumen), yaitu pemenuhan
dan/atau penilai EP ini melalui penyediaan dokumen bukti berupa Rekam
Medis Telaah catatan dalam resume medis yang diberikan kepada pasien,
didalam rekam medis
● Pada EP ini juga memuat kode O (Observasi), yaitu penilain EP ini melalui
proses observasi/pengamatan yaitu pengamatan surveior terhadap pemberian
resume medis oleh tenaga medis pada saat pelaksanaan pemulangan
pasien/rujukan
● Adapun penilain EP ini juga memuat penilaian terkait proses wawancara
(Kode W) berupa penggalian informasi tentang pemberian resume medis
pemulangan pasien/rujukan kepada Dokter, Perawat, Bidan
7. Standar 3.7 Pelayanan Rujukan.
a. Kriteria 3.7.1
Pelaksanaan pelayanan rujukan telah ditetapkan dan mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Jika kebutuhan pasien akan pelayanan tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, pasien
harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan.
 Pembuatan surat pengantar rujukan yang meliputi kondisi klinis pasien, prosedur,
dan pemeriksaan lebih lanjut.
 Prosedur rujukan harus diatur dengan kebijakan dan prosedur,
 Komunikasi untuk memastikan kemampuan dan ketersediaan pelayanan di FKRTL.
 Pasien/keluarga terdekat pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi
tentang rencana rujukan.
 Jika pasien perlu dirujuk wajib berjalan sesuai dengan kebutuhan dan pilihan pasien
agar pasien memperoleh kepastian dan konsekuensinya.
 Pada saat serah terima di tempat rujukan, petugas yang mendampingi pasien
memberikan informasi secara lengkap (SBAR) tentang kondisi pasien kepada
petugas penerima transfer pasien.
Elemen Penilaian:
 Pasien/keluarga terdekat pasien memperoleh informasi rujukan dan memberi untuk
menjamin kelangsungan layanan ke fasilitas kesehatan yang lain (D, W).
 Dilakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang menjadi tujuan indikasi
medis agar keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan dapat terjamin (D, W).
 Dilakukan serah terima pasien meliputi situation, background, assessment,
recomemdation (SBAR) kepada petugas (D, W).
b. Kriteria 3.7.2
Dilakukan tindak lanjut terhadap rujukan balik dari FKRTL.
 Untuk menjamin kesinambungan pelayanan dan hasilnya dicatat dalam rekam
medis.
 Jika Puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien tindak lanjut dilakukan
sesuai prosedur yang berlaku melalui proses kajian dengan memperhatikan
rekomendasi umpan balik rujukan.
 Dalam pelaksanaan rujuk balik harus dilakukan pemantauan (monitoring) dan
dokumentasi pelaksanaan rujuk balik.
Elemen Penilaian:
 Dokter/dokter gigi penangggung jawab pelayanan melakukan kajian ulang kondisi
medis (R, D, O).
 Dokter/dokter gigi penanggung jawab pelayanan melakukan tindak lanjut terhadap
rekomendasi umpan balik rujukan (D, O, W).
 Pemantauan dalam proses rujukan balik harus dicatat dalam formulir pemantauan
(D).
8. Standar 3.8 Penyelenggaraan Rekam Medis
 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
 Dokter, perawat, bidan, dan petugas pemberi asuhan yang lain bersama- sama
menyepakati isi rekam medis.
 Efek obat, efek samping obat, dan kejadian alergi didokumentasikan dalam rekam
medis. Jika dijumpai adanya riwayat alergi obat, riwayat alergi tersebut harus
didokumentasikan sebagai informasi klinis dalam rekam medis.
 Apabila terdapat lebih dari satu tenaga dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga
kesehatan dalam satu fasilitas kesehatan, rekam medis dibuat secara terintegrasi.
 Setiap catatan dalam rekam medis harus lengkap dan jelas dengan mencantumkan
nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan secara berurutan sesuai waktu pelayanan.
 Dalam hal terjadi kesalahan dalam pencatatan rekam medis, dokter, dokter gigi,
dan/atau tenaga kesehatan lain dapat melakukan koreksi dengan cara mencoret satu
garis tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan, lalu memberi paraf dan
tanggal; dalam hal diperlukan penambahan kata atau kalimat, diperlukan paraf dan
tanggal.
 Puskesmas menetapkan dan melaksanakan kebijakan penyimpanan berkas rekam
medis dan data serta informasi lainnya. Kebijakan tentang penyimpanan rekam
medis konsisten dengan kerahasiaan dan keamanan informasi tersebut. Berkas
rekam medis, data dan informasi dapat dimusnahkan setelah melampui periode
waktu.
Elemen Penilaian:
 Penyelenggaraan rekam medis dilakukan secara berurutan dari sejak pasien masuk
sampai pasien pulang, dirujuk, atau meninggal dilakukan sesuai dengan kebijakan
dan prosedur yang ditetapkan (R, D, O, W).
 Rekam medis diisi secara lengkap dan dengan tulisan yang terbaca serta harus
dibubuhi nama, waktu pemeriksanaan, dan tanda tangan dokter, dokter gigi
dan/atau tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan;
apabila ada kesalahan dalam melakukan pencatatan di rekam medis, dilakukan
koreksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (D, O, W).
9. Standar 3.9. Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium
a. Pelayanan laboratorium dikelola sesuai dengan kebijaka dan prosedur yang
ditetapkan. Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan
untuk setiap jenis pemeriksaan yang disediakan, dan nilai kritis pemeriksaan
laboratorium yang tertuang dalam SK dan SOP terkait pelayanan laboratorium dan
pengolahan limbah.
b. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis pelayanan yang
ditetapkan, pelabelan, dan penyimpanannya, termasuk proses untuk menyatakan
jika reagen tidak tersedia yang tertuang dalam SOP pelabelan dan penyimpanan
reagen esensial dan bahan lain , SOP Bahan Medis Habis pakai (bahan dan
alatnya), SOP penyampaian pelayanan laboratorium jika reagen tidak tersedia
c. Penyelenggaraan pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan kebijakan
dan prosedur yang ditetapkan
d. Pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal
e. Evaluasi dan tindak lanjut dilakukan terhadap waktu pelaporan hasil pemeriksaan
laboratorium.
10. Standar 3.10. Penyelenggara Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan. Elemen penilaian meliputi, tersedianya daftar formularium obat puskesmas,
dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga kefarmasian
sesuai dengan SK dan SOP tentang pelayanan kefarmasian dan pengelolaan sediaan farmasi
serta bahan habis pakai. Rekonsiliasi obat dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan SOP rekonsiliasi obat dan pelayanan klinik. Kajian resep dan
pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian obat sesuai dengan SOP yang
berlaku. Melakukan edukasi kepada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat
sesuai dengan SOP pemberian informasi obat. Selain itu untuk obat gawat darurat tersedia
pada unit yang diperlukan dan dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan gawat darurat, tetap
dilakukan pemantauan dan diganti tepat waktu jika kadaluwarsa. Evaluasi dan tindak lanjut
terhadap ketersediaan obat dan kesesuaian peresepan dengan formularium.

Anda mungkin juga menyukai