Anda di halaman 1dari 5

Self Assesment dan Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP),

Laboratorium, dan Kefarmasian

Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama di puskemas dilaksanakan melalui


beberapa kegiatan antara lain :
1. Rawat jalan
2. Pelayanan gawat darurat
3. Pelayanan satu hari (one day care)
4. Home care
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama ini dilaksanakan sesuai denganstandar
prosedur operasional dan standar pelayanan (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun
2014 mengenai puskesmas, sumber daya manusia yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan di puskesmas antara lain terdiri dari
dokter atau dokterlayanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, ahli teknologi
laboratorium medis, sertatenaga kefarmasian. Terdapat 10 standar penyelenggaraan
upaya kesehatan perseorangan

a. Standar 3.1 : Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan pasien


sampai dengan pemulangan dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan
mutu pelayanan. Penerimaan pasien meliputi pendaftaran pasien rawat jalan,
pendaftaran pasien rawat inap, dan menahan pasien untuk observasi atau
stabilitasi.
Elemen penelitian :
1. Pendaftaran dilakukan sesuai dengan kebijakan, pedoman dan
prosedur yang ditetapkan dengan menginformasikan hak dan
kewajiban serta memperlihatkan keselamatan pasien (R, W, O, S).
Data yang harus ada dalam elemen ini yaitu SK, SOP, dan panduan
pendaftaran
2. Pasien / keluarga pasien memperoleh informasi mengenai tindakan
medis / pengobatan tertentu yang berisiko yang akan dilakukan
sebelum memberikan persetujuan atau penolakan (informed consent)
termasuk konsekuensi dari keputusan penolakan tersebut. Data yang
harus ada yaitu informed consent sesuai dengan Permenkes nomor
290/Menkes/Per/III/2008
b. Standar 3.2 : Proses skrining dan proses kajian pasien dilakukan secara
paripurna untuk mendukung rencana dan pelaksanaan pelayanan oleh petugas
kesehatan profesional dan atau tim kesehatan antar profesi yang digunakan
untuk menyusun keputusan pelayanan klinis. Pelaksanaan asuhan dan
pendidikan pasien / keluarga dilaksanakan sesuai rencana yang disusun,
dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Elemen penelitian :
1. Dilakukan pengkajian awal secara paripurna oleh tenaga yang
kompeten untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan sesuai
panduan praktik klinis, termasuk penanganan nyeri dan dicatat dalam
rekam medis (R,D,O,W). data yang harus ada yaitu dokumen
pengkajian awal secara paripurna oleh tenaga yang kompeten dan
dokumen rencana asuhan.
2. Dalam keadaan tertentu jika tidak tersedia tenaga medis, dapat
dilakukan pelimpahan wewenang tertulis kepada perawat / bidan
yang telah mengikuti pelatihan, untuk melakukan kajian awal medis
dan pemberian asuhan medis sesuai kewenangan delegatif yang
diberikan (R,D). Tenaga medis dapat memberikan pelimpahan
wewenang untuk melakukan tindakan kedokteran / kedokteran gigi
tertentu kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan pemberi asuhan
lain secara tertulis, pelimpahan wewenang tersebut hanya dapat
dilakukan dalam keadaan tenaga medis tidak berada ditempat atau
karna keterbatasan tenaga medis sesuai Permenkes 26 tahun 2019
pasal 27.
3. Dilakukan asuhan pasien termasuk jika diperlukan asuhan secara
kolaboratif sesuai rencana asuhan dan panduan praktik klinis atau
prosedur-prosedur asuhan klinis agar tidak terjadi pengulangan yang
tidak perlu dan tercatat di rekam medis (D,W). data yang harus ada
yaitu format catatan perkembangan pasien terintegrasi.
4. Dilakukan penyuluhan / pendidikan kesehatan dan evaluasi serta
tindaklanjut bagi pasien dan keluarga dengan metode yang dapat
dipahami oleh pasien dan keluarga (D,O). Data yang harus ada format
formulir pemberian edukasi
c. Standar 3.3 : Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk assesmen dan
pelayanan sesegera mungkin sebagai bentuk pelaksanaan triase
Elemen penelitian :
1. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawatdaruratan sebagai tahap triase
sesuai dengan kebijakan, pedoman dan prosedur yang ditetapkan
(W,O,S). data yang harus ada yaitu SK dan SOP Kegawatdaruratan
2. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL diperiksa dan
dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sesuai kemampuan puskesmas dan
dipastikan dapat diterima di FKRTL sesuai dengan kebijakan,
pedoman dan prosedur yang ditetapkan (D,O). data yang harus ada
yaitu SK, SOP asien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL
d. Standar 3.4 : Pelayanan anastesi lokal di puskesmas dilaksanakan sesuai
dengan standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Elemen penelitian :
1. Pelayanan anestesi lokal dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten sesuai dengan kebijakan dan prosedur (D,O,W). data yang
harus ada yaitu SK dan SOP dalam pelayanan rawat jalan maupun
rawat inap di puskemas terutama pelayanan gawat daruratn pelayanan
gigi, dan keluarga berencana. Pelaksanaan anestesi lokal tersebut
harus memenuhi standar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Jenis, dosis, dan teknik anestesi lokal dan pemantauan status fisiologi
pasien selama pemberian anestesi lokal oleh petugas dan dicatat
dalam rekam medis pasien (D). data yang harus ada yaitu rekam
medis pasien.
e. Standar 3.5 : pemberian terapi makanan dan terapi gizi sesuai dengan status
gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara regular
Elemen penelitian :
1. Disusun rencana asuhan gizi berdasarkan kajian kebutuhan gizi pada
pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pasien. Data
yang harus ada yaitu dokumen rencana terapi gizi kepada pasien
dengan resiko gangguan gizi di puskesmas secara reguler sesuai
dengan rencana asuhan berdasarkan hasil penilaian status gizi dan
kebutuhan pasien sesuai proses asuhan gizi terstandar (PAGT) yang
tercantum di dalam pedoman pelayanan gizi di puskesmas,
menyiapkan formulir simple nutrition screening toll (SNST), formulir
asuhan gizi pada dewasa
2. Distribusikan pemberian makanan dilakukan sesuai jadwal dan
pemesanan dan didokumentasikan. Data yang harus ada yaitu jadwal
dan dokumen distribusi makanan.
f. Standar 3.6 : Pemulangan dan Tindak Lanjut Pasien yang bertujuan untuk
kelangsungan layanan dipandu oleh prosedur yang baku.
Elemen Penelitian :
1. Pemulangan 10 pasien dilakukan berdasar kriteria yang ditetapkan oleh
dokter/dokter gigi yang bertanggung jawab terhadap pasien untuk
memastikan bahwa kondisi pasien layak untuk dipulangkan dan akan
memperoleh tindak lanjut pelayanan sesudah dipulangkan, misalnya
pasien rawat jalan yang tidak memerlukan perawatan rawat inap pasien
rawat inap tidak lagi memerlukan perawatan rawat inap di
puskesmas, pasien yang karena kondisinya memerlukan rujukan ke
FKRTL pasien yang karena kondisinya dapat dirawat di
rumah atau rumah perawatan, pasien yang menolak untuk perawatan
rawat inap, pasien/ keluarga yang meminta pulang atas permintaan
sendiri. (Format Perencanaan Pulang).
2. Informasi tentang resume pasien pulang yang diberikan kepada pasien/
keluarga pada saat pemulangan atau rujukan ke fasilitas kesehatan.
yang lain diperlukan agar pasien/keluar ga memahami tindak lanjut
yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil pelayanan yang optimal
(Format Resume Medis Rawat Inap).
g. Standar 3.7 : Rujukan
Elemen Penelitian :
1. Salam proses rujukan pasien. secara langsung, pemberi asuhan yang
kompeten terus memantau kondisi pasien. dan fasilitas kesehatan
penerima rujukan diberi resume tertulis mengenal kondisi klinis pasien
dan tindakan yang telah dilakukan (Format Surat Persetujuan Rujukan)
2. Format Cek List 10 Porsiapan Pasien Rujukan, Formal Monitoring
Selama Rujukan
3. Pada saat serah terima di tempat rujukan, petugas yang mendampingi
pasien memberikan informasi secara lengkap (SBAR)
h. Standar 3.8 : Penyelenggaraan rekam medis
Elemen Penelitian :
1. Penyelenggaraan rekam medis yang meliputi a sampai dengan i
termasuk riwayat alergi obat, dilakukan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan. (D, O, W). Penyelenggara 10 an Rekam
Medis dilakukan secara berurutan dari sejak pasien masuk sampai
pasien pulang, dirujuk atau meninggal, meliputi Regulasi yang harus
disusun antara lain (1) SK Pelayanan Rekam Medis yang minimal
mengatur: bentuk rekam medis, simbol dan singkatan, registrasi
pasien, pendistribusian rekam medis, isi rekam medis dan pengisian
rekam medis, pengolahan data dan pengkodean. klaim pembiayaan,
penyimpanan rekam medi penjaminan mutu pelepasan informasi
kesehatan, pemusnahan rekam medis, koreksi pengisian rekam medis:
(2) Pedoman Pelayanan Rekam Medis (3) SOP Pelayanan rekam medis
seperti SOP Akses rekam medis, SOP Penyimpanan Rekam Medis.
Untuk Dokumen Bukti antara lain Form Rekam Medis kelengkapan
pengisian rekam medis, bukti pelaksanaan penilaian kelengkapan
rekam medis, berita acara pemusnahan rekam medis.
2. Rekam Medis diisi secara lengkap dan dengan tulisan yang terbaca
serta harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangarı Dokter, Dokter
Gigi dan atau Tenaga Kesehatan yang melaksanakan pelayanan
kesehatan perseorangan, serta apabila ada kesalahan dalam melakukan
pencatatan di rekam. medis dilakukan koreksi sesual ketentuan
peraturan perundang-undangan (D, O. W)
i. Standar 3.9 : Penyelenggaraan pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Elemen Penelitian :
1. Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan
untuk setiap jenis pemeriksaan. yang disediakan, dan nilai kritis
pemeriksaan laboratorium. (R)
2. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis
pelayanan yang ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya. termasuk
proses untuk menyatakan jika reagen tidak tersedia. (D, W)
3. Penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang meliputi a sampai
dengan, dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan. (D. O W)
4. Dilakukan pemantapan mutu intemal dan pemantapan mutu eksternal
terhadap pelayanan laboratorium sesuai ketentuan. peraturan
perundang- undangan dan dilakukan perbaikan jika terjadi
penyimpangan (D,O,W)
5. Dilakukan evaluasi dan findak lanjut waktu pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium. (D.W)
j. Standar 3.10 : Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
Elemen Penelitian :
1. Tersedia daftar formularium obat puskesmas (D)."Regulas yang
dibutukan SK, Pedoman dan SOP Pelayanan Kefarmasian yang
minimal mengatur pengelolaan sedian farmasi dan BMHP pelayanan
farmasi, peresepan obat termasuk psikotropika dan narkolika, obat
kadaluarsa, formularium obat, obat yang perlu diwasapadal, obat
emergensi. Dokumen yang dibutuhkan adalah Tersedia Formularium
Puskesmas, Formularium obat yang merupakan daftar obat terpilih
yang dibutuhkan dan harus tersedia di Puskesmas perlu disusun
sebagai acuan dalam pemberian pelayanan pada pasien, mengacu pada.
formularium nasional dan pemilihan jenis obat melalui proses
kolaboratif antar pemberi asuhan, dengan mempertimbang kan
kebutuhan pasion, keamanan, dan efisiensi
2. Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakal
oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang
telah ditetapkan. (D.O.W). Dokumen yang 10 dibutuhkan adalah
tersedianya Dokumen LPLPO serta bukli pengawasan pengelolaan dan
penggunaan obat oleh Dinas Kesehatan kartu stok, bukti penanganan
obat kadaluarsa
3. Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh lenaga
kefarmasian sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. (D.O.W).
Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingka n instruksi
pengobatan dengan Obat yang telah didapatkan pasien dengan tahapan
antara lain pengumpulan data komparasi, konfirmasi dan komunikasi
Dokumen yang dibutuhkan antara lain Ada Form rekonsiliasi obat,
bukti asuhan farmasi dalam rekam medis
4. Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap
pelayanan pemberian obat (D, O, W). Dokumen yang 10 dibutuhkan
adalah Ada dokumen bukti kajian/telaah resep.
5. Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara
penggunaan obat. (D,O,W). Dokumen yang dibutuhkan. adalah
dokumen bukli pelaksaaan PIO
6. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan dapat
diakses untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi, dipantau
dan diganti tepat waktu setelah digunakan atau bila kadaluarsa. (O. D.
W). Dokumen yang dibutuhkan adalah Ada dokumen bukti penyediaan
obat emergensi serta monitoringnya
7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, kesesuaian
peresepan dengan formulanum. (DW). Dokumen yang 10 dibutuhkan
adalah(1) Ada dokumen hasil evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan
obat terhadap formularium, (2) Hasil evaluasi dan tindak. lanjut
keseualan dengan resep dengan formularium

Anda mungkin juga menyukai