Anda di halaman 1dari 4

Kasus 2: Hipertiroid

Seorang wanita berusia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis Hipertiroid.
Pasien mengeluh diare, sering merasa baal, merasa panas, dan sering gemetar. Pasien
menyatakan berat badan menurun drastic tiga bulan terakhir, nafsu makan meningkat. TD 140/90
mmHg, frekuensi napas: 20 x/menit, frekuensi nadi: 85 x/menit, IMT 1

Tugas 2:

4. Buatlah perencanaan pendidikan kesehatan yang tepat untuk pasien di atas!

Pendidikan Kesehatan pasien yang mengalami hipertiroid yaitu:

1. Mendorong pasien untuk merencanakan diet yang sehat meliputi ikan dan makanan yang
dilengkapi dengan yodium seperti garam beryodium.

2. Promosi kesehatan untuk pasien dengan gangguan tiroid memerlukan perhatian yang cermat
untuk pemberian obatyang diresepkan seperti terapi penggantian hormon atauobat antitiroid.

3.Gejala hipo-atau kumpulan hipermetabolik akan terulangkembali jika kadar hormon yang
normal tidakdipertahankan.

4.Pasien disarankan untuk menghindari stres saat mengalamipenyakit tiroid akut sampai saat
kondisi mereka stabil.

5.Untuk lebih lanjut tentang hipertiroidisme pada populasi tertentu, lihat Pertimbangan Budaya
dan kotak Pertimbangan Genetik

6. Yodium Radioaktif

Salah satu cara untuk atasi hipertiroid dengan meminum zat radioaktif berupa yodium. Minuman
ini dapat diserap oleh kelenjar tiroid yang membuat bagian tersebut menyusut.

Gejalanya dapat mereda dalam beberapa bulan dan kelebihan zat yodium radioaktif dapat
menghilang dalam beberapa minggu hingga bulan. Meski begitu, kamu mungkin perlu minum
obat setiap hari untuk mengganti tiroksin.

7. Obat Anti-Tiroid

Beberapa obat-obatan anti-tiroid juga dapat dikonsumsi secara bertahap untuk mengurangi gejala
dari hipertiroid. Hal ini ampuh untuk mencegah kelenjar tiroid dalam memproduksi hormon
dalam jumlah berlebih. Gejalanya dapat mulai membaik dalam beberapa minggu hingga
hitungan bulan.

Namun, pengobatan ini perlu dilakukan paling tidak satu tahun meski masalahnya sudah
membaik. Selain itu, pengobatan yang dilakukan memiliki risiko untuk menyebabkan efek
samping, seperti kerusakan hati yang serius dan bahkan kematian. Maka dari itu, penting untuk
mendapatkan persetujuan dari dokter tentang konsumsi obat ini.

Kamu juga dapat melakukan pemeriksaan kelenjar tiroid di beberapa rumah sakit yang bekerja
sama dengan Halodoc. Hanya dengan download aplikasi Halodoc, bukan hanya pemesanan
untuk pemeriksaan kesehatan, tetapi juga berinteraksi dengan ahli medis melalui smartphone.
Unduh aplikasinya sekarang juga!

8. Beta Blocker

Beta blocker adalah pengobatan yang dilakukan untuk meredakan gejala hipertiroid, seperti
tremor, detak jantung cepat, dan palpitasi. Namun, cara ini tidak dapat memengaruhi kadar tiroid
yang berlebih di dalam tubuh. Dokter mungkin meresepkannya hingga kadar tiroid mendekati
normal.

9. Pembedahan

Metode pembedahan yang disebut juga tiroidektomi, yang merupakan salah satu cara untuk atasi
hipertiroid. Pembedahan ini dapat dilakukan pada seluruh atau sebagian kelenjar tiroid. Cara ini
merupakan pilihan pada seseorang yang tidak dapat menerima pengobatan lainnya. Dokter akan
mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid agar masalah dapat selesai.

Namun, ada risiko saat melakukan operasi ini, termasuk kerusakan pada pita suara dan kelenjar
paratiroid yang berguna untuk membantu tubuh mengontrol kadar kalsium dalam darah. Selain
itu, kamu perlu mengonsumsi obat untuk memasok hormon tiroid agar metabolisme tubuh tetap
normal. Obat pengontrol kadar kalsium darah juga perlu dikonsumsi.

10. Obat Antitiroid

Obat antitiroid yang digunakan adalah propylthiouracil, carbimazole, dan methimazole.


Mekanisme kerja golongan obat ini adalah menghambat oksidasi dan organifikasi iodine melalui
inhibisi enzim tiroid peroksidase dan menghambat proses coupling iodotirosin menjadi T4 dan
T3. Khusus propylthiouracil mempunyai keuntungan lainnya yakni mampu mengurangi konversi
T4 menjadi T3 di jaringan perifer.

Pedoman European Thyroid Association merekomendasikan carbimazole dan methimazole


sebagai obat pilihan pertama pada pasien Grave’s disease yang tidak hamil.

Efek samping ringan terapi antitiroid adalah pruritus, artralgia dan gangguan ringan saluran
pencernaan. Sedangkan efek samping serius pada terapi ini adalah agranulositosis, hepatitis, dan
vaskulitis.

Dosis propylthiouracil yang direkomendasikan adalah 50-300 mg per oral setiap 8 jam. Dosis
methimazole adalah 5-120 mg per oral per hari.
11. Terapi Ablasi Radioaktif Iodine

Terapi ablasi radioaktif iodine bisa digunakan sebagai terapi pilihan pertama untuk
penatalaksanaan Grave’s disease, toksik adenoma, dan toksik multinodular goitre. Kontraindikasi
absolut terapi ini adalah kehamilan, menyusui, sedang program hamil, ketidakmampuan untuk
mematuhi rekomendasi keamanan radiasi, dan pada kasus active moderate-to-severe or sight-
threatening Graves’ orbitopathy.

Dosis optimal terapi radioaktif iodine menggunakan pendekatan dosis tetap dan dosis kalkulasi
sesuai data tes radioaktif iodine uptake. Sejumlah penelitian menemukan tidak ada perubahan
signifikan pada hasil terapi dengan dua pendekatan tersebut. Pada umumnya, dosis tetap 10-
15mCi digunakan untuk Grave’s disease sedangkan 10-20 mCi untuk toksik nodular goitre.

Efek samping akibat terapi radioaktif adalah memperburuk Graves orbitopathy dan menimbulkan
tiroiditis akut. Tiroiditis akut akibat terapi radioaktif hanya bersifat sementara dan cukup diterapi
dengan obat anti inflamasi, steroid, dan beta adrenergik bloker.

12. Tiroidektomi

Hingga saat ini, tiroidektomi merupakan terapi paling sukses dalam mengobati hipertiroid akibat
Grave’s disease dan toksik nodular goitre. Teknik near-total atau total thyroidectomy merupakan
prosedur pilihan sesuai rekomendasi pedoman klinis.

Tiroidektomi disarankan bagi pasien-pasien dengan karakteristik seperti ukuran goitre yang
besar, low uptake of radioactive iodine, atau kombinasi keduanya. Tiroidektomi juga disarankan
pada pasien suspek kanker tiroid, dan moderate-to-severe Graves orbitopathy. Kontraindikasi
terapi ini adalah kehamilan. Efek samping tiroidektomi meliputi hipokalsemia akibat
terangkatnya kelenjar paratiroid dan cedera pada recurrent laryngeal nerve.

13. Penghambat Beta Adrenergik

Penghambat beta adrenergik yang biasa digunakan adalah atenolol atau propranolol. Penghambat
beta adrenergik tidak mempengaruhi sintesis hormon tiroid, namun digunakan untuk mengontrol
gejala seperti palpitasi dan aritmia. Penghambat beta adrenergik direkomendasikan pada semua
pasien simptomatik, terutama pasien usia tua dengan denyut nadi istirahat > 90 kali per menit
atau ada disertai kondisi kardiovaskuler. Propanolol lebih dipilih karena memiliki kemampuan
menghambat konversi T3 menjadi T4 di perifer.

Dosis propanolol yang dapat digunakan adalah 10-40 mg per oral setiap 8 jam. Sedangkan dosis
atenolol yang dapat digunakan adalah 25-100 mg per oral sekali sehari.

14. Agen Iodine

Pada pasien yang alergi terhadap thionamide, agen iodine eliksir seperti saturated solution of
potassium iodide (SSKI) dan potassium iodide-iodine atau Lugol solution bisa digunakan. Terapi
ini memanfaatkan fenomena Wolff-Chaikoff, dimana pemberian dosis iodine dalam jumlah
tertentu dapat menyebabkan inhibisi temporer organifikasi iodine pada kelenjar tiroid sehingga
mengurangi sintesis hormon tiroid. Akan tetapi, efek tersebut hanya bertahan sekitar 10 hari saja.

15. Glukokortikoid

Glukokortikoid mampu menghambat konversi T4 ke T3 di jaringan perifer. Glukokortikoid dapat


digunakan pada kasus hipertiroid yang berat atau badai tiroid. Glukokortikoid yang dapat
digunakan adalah prednison 20-40 mg per oral per hari selama maksimal 4 minggu.

5. Identifikasi potensi untuk penerapan EBNP, mana yang bisa di terapkan untuk intervensi
keperawatan

JUDUL JURNAL: Lithium karbonat sebagai terapi tambahan untuk radioiodine dalam
pengobatan hipertiroidisme: tinjauan sistematis dan meta-analisis

Link : https://bmcendocrdisord.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12902-021-00729-2

Patient / Intervensi Comparison/ Outcome Timeframe


population kelompok
pembanding
Sampling diambil Pemberian •Pemberian LiCO3 Selama pasien
pada titik sample terapi lithium sebagai terapi dalam masa
477 pasien pada karbonat tambahan dengan pengobatan
kelompok (LiCO3)sebagai yodium radioaktif hipertiroid
intervensi dan 451 terapi untuk
pasien kontrol tambahan meningkatkan
penyembuhan dan
menurunkan kadar
T4 pada pasien

Anda mungkin juga menyukai