PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berlebihan oleh kelenjar tiroid. Penyakit ini ditemukan pada 2% wanita dan
berkisar antara 44-48% dari seluruh kelainan kelenjar tiroid yang ditemui pada
tahun 1990.2
pasien dapat berupa gangguan psikiatrik seperti rasa cemas berlebihan dan
1
emosi yang mudah berubah, gangguan pencernaan berupa diare, hingga
akan berisiko penurunan kualitas hidup, atrial fibrilasi dan osteoporosis. Pada
dengan pemberian obat anti tiroid maupun terapi pengurangan atau ablasi
kelenjar tiroid) yang disesuaikan dengan etiologi penyakit dan pilihan pasien.
Dari ketiga pilihan terapi tersebut, terapi dengan obat anti tiroid merupakan
salah satu terapi yang banyak digunakan. Obat anti tiroid yang digunakan secara
luas sebagai lini pertama adalah golongan thionamide, yang terdiri dari
pada pasien yang akan menerima terapi radioiodine dan tiroidektomi (Bahn et
obat anti tiroid dapat mengembalikan fungsi tiroid karena adanya sifat
2
Obat anti tiroid umumnya digunakan selama lebih dari enam bulan
menggunakan obat anti tiroid pasien dapat mengalami efek samping berupa
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
FARMASI – FARMAKOLOGI
zat kristal putih yang memiliki rasa pahit dan sangat sedikit larut dalam air.
Propylthiouracil adalah obat antitiroid yang diberikan secara oral. Setiap tablet
laktosa monohidrat, pati jagung, silikon dioksida koloid, povidone, pati jagung
B. Farmasi Umum
1. Dosis
diberikan dengan dosis 100 mg setiap 8 jam. Dosis awal adalah 300 mg
setiap hari. Pada pasien dengan hipertiroidisme berat, gondok yang sangat
besar, atau keduanya, dosis awal dapat ditingkatkan menjadi 400 mg setiap
hari; seorang pasien sesekali akan membutuhkan 600 hingga 900 mg setiap
4
hari pada awalnya. Dosis pemeliharaan biasa adalah 100 hingga 150 mg
setiap hari.
pasien anak kecuali dalam kasus yang jarang terjadi dimana terapi alternatif
lain tidak sesuai pilihan. Studi yang mengevaluasi rejimen dosis yang tepat
menyarankan inisiasi terapi pada pasien 6 tahun atau lebih pada dosis 50
mg setiap hari dengan titrasi ke atas yang hati-hati berdasarkan respon klinis
dan evaluasi TSH dan T4. Meskipun kasus penyakit hati berat telah
dikaitkan dengan dosis 300 mg/hari dan lebih tinggi. Jangka waktu
perbaikan yang bertahan cukup lama. Apabila dalam waktu 3 bulan tidak
C. Farmakologi Umum
baru dapat terkapsulai setelah terapi selama 2 - 4 bulan. PTU diabsorpsi dengan
5
cepat dari pencernaan. Pada pemberian per oral, konsentrasi puncak
terkonsentrasi dalam kelenjar tiroid, dan karena efek kerjanya lebih ditentukan
antitiroidnya. Oleh sebab itu, interval dosis dapat 8 jam atau lebih, bahkan
dapat diberikan dalam dosis tunggal harian. Fraksiterikat protein dari PTU
cukup besar, yaitu sekitar 70-80%, dan sebagian besar terionisasi pada pH
air susu tidak sebesar obat antiroid lain, misalnya methimazole. Waktu paruh
plasma sekitar 1-2 jam. Waktu paruh eliminasi kemungkinan akan bertambah
apabila terdapat gangguan fungsi hati atau ginjal. Kurang dari 10% PTU yang
glukuronidasi.
1. Khasiat
pada umumnya reversible, sehingga obat ini bisa diberikan sebagai terapi
6
Guna menghindarkan hyperplasia dan kemungkinan hipotirosis,
radioaktif.5
Selain itu, anti tiroid dapat digunakan untuk terapi hipertiroid yang
Efek terapi pada umumnya tampak setelah 3-6 minggu terapi. Dosis terapi
buruk pada kehamilan, tetapi sebaiknya dosis obat ini dikurangi terutama
fetus.6
7
pasien dewasa dan anak-anak. Tidak ada kasus gagal hati yang dilaporkan
mata tidak kering dengan salep mata atau larutan metil selulose 5%;
dalam keadaan yang berat bisa diberikan prednison peroral tiap hari.
kombinasi dengan dosis tinggi misalnya PTU 300 mg tiap 6 jam, KJ 10 tetes
tiap 6 jam, propranolol 80 mg tiap 6 jam (IV 2 - 4 mg tiap 4 jam) dan dapat
8
Tindakan hams secepatnya karena angka kematian penderita ini cukup
besar.
D. Farmakodinamik
ini.5
dengan mencegah pengikatan iod pada tirosin atau penggandengan mono- dan
perifer dihambat. Kelenjar masih tetap aktif, pelepasan hormon yang tersedia
E. Farmakokinetik
zat anti tiroid pertama (1945). Khasiat tiroistatiknya lebih kurang 10 kali leih
9
diekskresi melalui urine dan air susu ibu, tetapi tidak melalui tinja.
Propylthiouracil pada dosis 100 mg mempunyai masa kerja 6-8 jam, sedangkan
Volume distribusi 20 L 40 L
gangguan hati
plasenta
F. Toksisitas
hilang rasa pengecap, nyeri sendi dan otot, sakit kepala. Yang jarang terjadi
10
trombositopenia, kerusakan hati berat dan kegagalan hati sehingga
samping ini tidak tergantung dosis. Reaksi yang paling sering timbul antara lain
purpura dan popular rush yang kadang-kadang hilang sendiri. Gejala lain yang
jarang timbul antara lain nyeri dan kaku sendi, terutama pada tangan dan
pergelangan.5
11
BAB III
penggunaan obat anti tiroid pada pasien hipertiroid. Hasil penelitian yang dilakukan
terkait studi penggunaan obat anti tiroid pada pasien hipertiroid di Poli Tiroid Unit
Penyakit Dalam instalasi rawat jalan RSUD Dr. Soetomo Surabaya ditemukan 2 jenis
DRP yang teridentifikasi yaitu dosis dan frekuensi penggunaan yang tidak tepat sebesar
12,7% dan interaksi obat potensial sebesar 5,4% (Sagitha IGE, 2013). Penelitian lain
yang dilakukan terhadap pola pengunaan anti tiroid pada pasien hipertiroid di Rumkital
Dr. Ramelan Surabaya ditemukan bahwa propylthiouracil sebesar 71% lebih banyak
dari methimazole yaitu 38% serta penggunaan methimazole pada pasien hamil dengan
Penelitian yang dilakukan Dian Ayu dkk pada tahun 2018 yang dilakukan di
RSUP Dr. M. Djamil Padang menunjukkan banyaknya pasien hipertiroid yang berjenis
kelamin perempuan karena adanya pengaruh hormone estrogen yang bersifat dominan
timbulnya reaksi autoimun yang dikenal sebagai penyebab hipertiroid. Dari hasil
penelitian terlihat bahwa dari 887 kali kunjungan, penggunaan obat PTU sebanyak 734
12
obat (82,75%) lebih banyak dari penggunaan thyrozol (dengan zat aktif methimazole)
Secara umum, obat anti tiroid digunakan dalam dua cara, yaitu sebagai
pengobatan utama untuk hipertiroid atau sebagai terapi persiapan sebelum radioterapi
atau pembedahan. Obat anti tiroid juga digunakan dalam terapi primer pada pasien
dalam kehamilan, anak, maupun orang dewasa. Mekanisme utama obat anti tiroid
peroksidase tiroid dari kelenjar tiroid. PTU menghambat konversi perifer T4 menjadi
dikontraindikasikan terhadap methimazole dan hamil. PTU tidak menjadi terapi lini
pertama pada pengobatan hipertiroid karena kepatuhan pasien yang rendah dan efek
hipertiroid karena efek samping yang relative lebih rendah dari propylthiouracil.9
disease sekitar 0,1% - 0,4% dari kehamilan. PTU dianggap sebagai obat plihan selama
kekhawatiran tentang efek teratogenik dari MMI. MMI yang diberikan pada ibu hamil
semester pertama dilaporkan dapat menyebabkan kelainan janin, berupa kelainan pada
kulit. Oleh sebab itu pada ibu hamil semester pertama tersebut, obat anti tiroid diganti
dengan PTU untuk sementara. Dosis obat PTU selama kehamilan yang digunakan
adalah dosis terendah untuk mengendalikan gejala klinis dan mempertahankan T4 ibu
13
pada kisaran normal dengan tujuan memulihkan fungsi tiroid ibu, tetapi memastikan
BAB VI
DISKUSI
ini didasari pada mekanisme kerja yang dapat menghambat secara langsung sintesa
hormon tiroid dengan mencegah pengikatan iod pada tirosin atau penggandengan
hipertiroid di Poli Tiroid Unit Penyakit Dalam instalasi rawat jalan RSUD Dr. Soetomo
Surabaya ditemukan 2 jenis DRP dan pengunaan anti tiroid pada pasien hipertiroid di
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya ditemukan bahwa propylthiouracil sebesar 71% lebih
Secara umum, obat anti tiroid digunakan dalam dua cara, yaitu sebagai
pengobatan utama untuk hipertiroid atau sebagai terapi persiapan sebelum radioterapi
atau pembedahan. Obat anti tiroid juga digunakan dalam terapi primer pada pasien
14
Efektivitas obat ini bervariatif dapat dipengaruhi oleh penggunaan yang tidak
rasional. Dimulai dari belum tepatnya pemilihan obat antitiroid yang spesifik untuk
kasus tertentu, penentuan dosis yang kurang atau berlebihan, pemilihan sediaan yang
tidak sesuai, waktu pemberian obat yang belum jelas, dan tidak tepat pada indikasi
penderita. Maka hendaknya harus mengetahui lebih spesifik target penggunaan obat
15
BAB V
pengobatan pada kasus peningkatan hormon tiroid adalah penggunaan obat anti tiroid
mencegah pengikatan iod pada tirosin atau penggandengan mono- dan diiodtirosin
Kelenjar masih tetap aktif, pelepasan hormon yang tersedia tidak dihambat, hanya
produksinya terhenti.
16
BAB VI
One of the most conservative treatments used for treatment in cases of increased
thyroid hormone is use of thionamide anti-thyroid drugs was called Propyltiouracil and
Methimazole. And several studies describe the drugs that often used, namely
peripheral tissues is inhibited. The gland still remains active, available hormone release
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Fumarola, A., A. Di Fiore, M. Dainelli, G. Grani., dan A. Calvanese, 2010,
Medical Treatment of Hyperthyroidism: State of the Art, Exp Clin Endocrinol
Diabetes
2. Dian Ayu Juwita, Suhati, Risa H. 2018. Evaluasi penggunaan obat antitiroid
pada pasien hipertiroid di RSUP Dr. M. Djamil Padang Indonesia. Vol. 5
No.1 (April 2018), pp. 49-54.
3. Bahn, R.S., Burch, H.B., Cooper, D.S., Garber, J.R., Greenlee, M.C., Klein,
Laurberg, P., McDougall, I.R., Montori, V.M., Rivkees, S.A., Ross, D.S.,
Sosa, J.A., dan Stan, M.N. 2011. Hyperthyroidism and Other Causes of
Thyrotoxicosis; Management Guidelines of The american Thyroid
Association and American Association of Clinical Endocrinologists. Endocr
Pract. 17 (No.3)
11. Sagitha IGE. 2013. Studi penggunaan obat anti tiroid pada pasien hipertiroid.
12. Robbins J, Rall JE, Gordon P. 2000. The Thyroid and Iodine Metabolism, In:
Duncan’s Diseases of Metabolism. Bondy PK, Rosenberg LE. Eds. 7th. Ed.
Philadelphia, London, Toronto. WB Saunders Co. Tokyo: Igaku Shoin Ltd; p.
1009.
18
13. Werner, SC., Inghar, SH. 2000. Hyperthyroidism; Introduction. In: The
Thyroid, a fundamental and clinical text. Eds. 4th Ed. Maryland; Harper and
Row. P: 591.
19