Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

KRITIS PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN
ENDOKRIN:
(TIROTOKSIKOSIS)

Selamat belajar !
Nama SGD 2:
1. Haniki Rosadi (181141014)
2. Elisabeth de Rosa Soares (181141009)
3. Maulana Anang Ramadhan (181141024)
4. Nadzifatul Laila Barikfi (181141026)
5. Nurul hakim (181141028)
6. Serly rosa agustin (181141034)
7. Siti Aisyah (181141036)
8. Syafiqah Tsabitah Sari (181141038)
9. Uswatun Hasanah (181141042)
10. Anisa oktavianis (171141005)
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang
biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita
setelah melahirkan, yang beberapa bulan
kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar
akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah
pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau
setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi
tidak berfungi atau terambil semua oleh operasi
mata akan timbul gejala hipotiroid (Manurung,
2017 : 181)

Krisis tiroid adalah penyakit yang jarang


terjadi, yaitu hanya terjadi sekitar 1-2% pasien
hypertiroidisme. Sedangkan insidensi
keseluruhan hipertiroidisme sendiri hanya
berkisar antara 0,05-1,3% dimana
kebanyakannya bersifat subklinis. Namun,
krisis tiroid yang tidak dikenali dan tidak
ditangani dapat berakibat sangat fatal.

Bahkan beberapa laporan


penelitian menyebutkan
hingga setinggi 75% dari
populasi pasien yang dirawat
inap.Dengan tirotoksikosis
yang terkendali dan
penanganan dini krisis tiroid,
angka kematian dapat
diturunkan hingga kurang dari
20%.

Patofisiologi
Pada kasus krisis tiroid adanya peningkatan pada
produksi tiroid diakibatkan oleh beberapa factor yaitu
adanya perubahan pada sel – sel pada kelenjar tiroid
sendiri atau adanya gangguan pada produksi TSH pada
hipofisis anterior seperti adanya produksi LATS (Long
Acting Thyroid Stimulator) pada penyakit autoimun
– penyakit Graves, tumor tiroid dengan hipersekresi
serta sekunder karena sekresi berlebihan hipotalamus
atau hipofisis anterior, membawa penderita dengan
gangguan tiroid ini mengalami kondisi tirotoksikosis,
dimana gejala tersebut berupa gejala akibat peningkatan
metabolisme basal.

Next...
Krisis tiroid timbul saat
terjadi dekompensasi sel-sel
tubuh dalam merespon
hormon tiroid yang
menyebabkan
hipermetabolisme berat
yang melibatkan banyak
sistem organ dan
merupakan bentuk paling
berat dari tirotoksikosis.

Farmakologi
Pasien harus diberitahu bahwa ada beberapa modalitas
terapi tirotoksikosis. Terapi yang diberikan menyesuaikan
keadaan pasien dan fasilitas yang tersedia, berikut terpai
farmakologi meliputi :

1. Obat antitiroid
Propiltiourasil (PTU) diberikan dengan dosis awal 300-600mg/hari, dosis maksimal 2.000mg/hari
Metimazol dosis awal 20-40mg/hari
Indikasi pemberian antitiroid adalah mendapatkan remisi yang menetap atau meperpanjang remisi pada pasien
muda dengan struma ringan-sedang dan tirotoksikosis, mengendalikan tirotoksikosis pada fase sebelum atau sesudah
pengobatan iodium radioaktif, persiapan tiroidektomi, pasien hamil dan lanjut usia, dan pasien dengan krisis tiroid.

2. Penyekat adrenergik beta


pada awal terapi diberikan propranolol 40-200mg dalam 2-3 dosis. Fase ini dilakukan sambil menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah pemberian antitiroid selama 6-12 minggu.
Pasien dievaluasi setelah 4-6 minggu setelah pemberian antitiroid. Setelah keadaan eutorid tercapai,
pemantauan dilakukan setiap 3-6 bulan sekali. Pemantauan dilakukan dengan melihat tanda klinis, serta
pemeriksaan kadar FT4 dan TSH dalam darah. Antitiroid dikurangi bertahap dan dipertahankan pada dosis
terkecil selama 12-24 bulan, lalu pengobatan dihentikan.
Pasien dikatakan mengalami remisi apabila setelah 1 tahun penghentian antitiroid, pasien masih dalam

keadaan eutiroid. Setelah fase ini, pasien masih mungkin mengalami keadaan hipertiroid kembali.

Terapi diet pada pasien dengan


kasus krisis tirotosik
Suatu penelitian dalam jurnal Nutrition & Metabolism tahun 2014 melaporkan bahwa orang yang
mengalami hipotiroid sebaiknya mengonsumsi lebih banyak protein. Asupan protein yang tinggi
ternyata bisa mempercepat metabolisme dalam tubuh. Selain mengatur jumlah protein yang
dimakan, perhatikan juga zat gizi lainnya seperti:
1. Yodium
Yodium adalah mineral yang sangat penting dalam tubuh untuk membuat hormon tiroid. Jika
seseorang kekurangan yodium maka risiko mengalami hipotiroidisme akan semakin tinggi.Jika
hipotirodisme Anda akibat mengalami kekurangan yodium, tambahkan garam meja beryodium ke
makanan Anda atau makan lebih banyak makanan yang mengandung yodium tinggi, seperti ikan,
susu, dan telur.

Terapi diet pada pasien dengan


kasus krisis tirotosik
2. Selenium
Selenium yang selanjutnya akan membantu tubuh mengaktifkan hormon tiroid sehingga bisa
digunakan dengan optimal dalam tubuh. Mineral selenium ini juga memiliki manfaat antioksidan,
yang berarti mineral ini bisa melindungi kelenjar tiroid dari radikal bebas. Tambahkanlah dalam
makanan Anda ekstra selenium. Selenium bisa didapatkan dari kacang-kacangan, ikan tuna,dan
ikan sarden. Suplemen selenium hanya boleh diminum sesuai dengan anjuran dokter, sebaiknya
tidak menggunakannya secara mandiri.

Terapi diet pada pasien dengan


kasus krisis tirotosik
3. Zink
Bekerja sama dengan selenium, zink yang akan membantu tubuh mengaktifkan hormon tiroid.
Suatu penelitian juga ada yang menunjukkan bahwa zink bisa membantu mengontrol TSH. TSH
adalah hormon yang memberitahu kelenjar tiroid untuk mengeluarkan hormon tiroid. Zink banyak
ditemukan dalam kerang-kerangan, daging sapi, daging dan hati ayam.

Asuhan Keperawatan
In the next file

Next....

Anda mungkin juga menyukai