Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BALITA

Dosen Pengampu: Ariska Putri Hidayatillah, S.Kep., Ns., M.Epid

Disusun Oleh:
1. Andriani Nifera (181141002)
2. Lailatun Ni’mah (181141019)
3. Refi Rizki Sugiyaumi (181141030)
4. Roynaldi Iqbal Ramadhan (181141032)
5. Vrizca Dwi Aprilina (181141043)
6. Ardila Tsenawatme (2011425088)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN & BISNIS SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Balita”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini dan selanjutnya.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu Ariska
Putri Hidayatillah, S.Kep., Ns., M.Epid dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.

Surabaya, 17 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 3
2.1 Konsep Keluarga ...............................................................................................................3
2.1.1 Definisi Keluarga ........................................................................................................3
2.1.2 Fungsi Keluarga .........................................................................................................3
2.1.3 Stress dan Koping pada Keluarga...............................................................................5
2.1.4 Tahap Perkembangan Keluarga dengan Balita ..........................................................5
2.1.5 Peran Perawat dalam Pe mberian Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga ...........6
2.2 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan pada Balita......................................................7
2.2.1 Konsep Pertumbuhan .................................................................................................7
2.2.2 Konsep Perkembangan ...............................................................................................8
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Balita................................................................. 10
2.3.1 Pengkajian ................................................................................................................ 10
2.3.2 Analisa Data ............................................................................................................. 21
2.3.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan: ............................................................................. 23
2.3.4 Intervensi Keperawatan............................................................................................ 24
2.3.4 Implementasi Keperawatan ...................................................................................... 28
2.3.5 Evaluasi Keperawatan .............................................................................................. 31
BAB III ......................................................................................................................................... 33
PENUTUP..................................................................................................................................... 33
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 33
3.1 Saran ............................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 34

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga membentuk unit dasar dari masyarakat kita, maka lembaga sosial
yang paling banyak memiliki efek-efek yang paling menonjol tehadap anggotanya. Unit
dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembengan seorang individu yang
dapat menetukan berhasil tidaknya kehidupan individu tersebut. Setiap anggota keluarga
memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi dan sosial. Keluarga harus berfungsi menjadi
perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan dari semua individu yang ada dalam
unit tersebut. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan dari orang tua dan anak-anak, ini menjadi satu tugas yang sulit
karena harus memprioritaskan kebutuhan individu yang beraneka ragam pada saat tertentu.
Di lain pihak, masyarakat mengharapkan setiap anggotanya memenuhi kewajiban-
kewajibannya dan tuntutannya. Sebab itu keluarga harus menjadi perantara bagi kebutuhan
dan tuntutan dari anggota keluarganya dengan kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat.
Dalam suatu keluarga tentunya terdapat orang dewasa dan anak-anak. Di dunia yang
semakin modern ini, yang kita kenal dengan era post modern, ada begitu banyak tantangan
yang harus dihadapi oleh setiap individu dan keluarga. Apalagi bicara soal kesehatan.
Kesehatan sangat penting bagi kelangsungan hidup keluarga, termasuk kesehatan anak-anak,
terutama anak-anak yang berusia 5 tahun ke bawah. Di usia ini anak-anak rentan dengan
sakit penyakit, karena itu orang tua perlu ekstra waspada dengan situasi dan kondisi anak-
anaknya.
Untuk itu pada kesempatan ini, akan dibahas mengenai asuhan keperawatan keluarga
dengan BALITA. Didalamnya juga dapat melibatkan perawat untuk melaksanakan proses
keperawatan, guna membantu dan membimbing keluarga menjadi keluarga yang
mandiridalam mengatasi masalah-masalah kesehatan berkaitan dengan anak yang berusia di
bawah lima tahun (BALITA).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari keluarga?
2. Apa fungsi dari keluarga?
3. Bagaimana stress dan koping pada keluarga?
4. Bagaimana peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga?
5. Bagaimana konsep pertumbuhan pada balita?
6. Bagaimana konsep perkembangan pada balita?
7. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan balita?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan memperoleh informasi dan gambaran
tentang Askep Keperawatan Keluarga dengan Balita.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari keluarga.
b. Untuk mengetahui fungsi dari keluarga.
c. Untuk menjelaskan stess dan koping paa keluarga.
d. Untuk menjelaskan peran perawat dalam pemberian askep kesehatan keluarga..
e. Untuk mengetahui konsep dari pertumbuhan balita.
f. Untuk mengetahui konsep dari perkembangan balita.
g. Untuk mejelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan balita.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan (WHO, dikutip oleh Setiadi 2008).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam
peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989
dikutip oleh Setiadi 2008).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988 dikutip oleh Setiadi 2008).
2.1.2 Fungsi Keluarga
Lima fungsi dasar keluarga (Friedman 1986 dikutip oleh Sri Setyowati dan Arita
Murwani 2008) sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuha n
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan
dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian,
keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individ u,
Yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan social
(Friedmann 1986 dikutip oleh Sri Setyowati dan Arita murwani 2008).

3
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individ u
untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah,
ibu, dan orang-orang yang di sekitarnya. Kemudian beranjak balita dia belajar
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan
penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya,
dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk
meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memnuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak
seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada
perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga
yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti
sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. rujung pada perceraian.

4
2.1.3 Stress dan Koping pada Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaia n
dalam waktu kurang lebih 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerluka n
penyelesaian lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
c. Strategi koping yang digunakan.
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d. Strategi adaptasi disfungsional.
Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi masalah.
2.1.4 Tahap Perkembangan Keluarga dengan Balita
1. Tahap Keluarga dengan Childbearing/melahirkan:
a. Dimulai dengan kelahiran s/d umur 30 bln
b. Orang tua menjalankan peran baru
c. Peran ini awalnya sulit karena:
• Perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru
• Kurangnya bantuan dari keluarga
• Nasehat yang menimbulkan konflikTidur kurang karena anak rewel
2. Faktor yang menyulitkan (Bradt 1988):
a. Banyaknya wanita yang bekerja
b. Naiknya angka perceraian dan masalah perkawinan
c. Penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang sudah lazim
d. Meningkatnya biaya perawatan anak
3. Masalah yang sering terjadi:
a. Kesulitan dalam perawatan anak
b. Suami merasa diabaikan
c. Terdapat peningkatan perselisihan
d. Interupsi dalam jadwal yang terus menerus
e. Kehidupan sosial dan seksual terganggu

5
4. Tugas perkembangan keluarga dengan tahap Childbearing/ melahirkan:
a. Membentuk keluarga muda yang bahagia
b. Penyesuaian tugas baru
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar/teman
e. Mendidik anak berdasar agama
5. Masalah kesehatan pada keluarga dengan Childbearing:
a. Perawatan bayi yang baik
b. Imunisasi
c. KB
d. Penyakit infeksi
e. Masalah transisi pada orang tua
f. Sibling rivalry
g. Tempertantrum
h. Negativisme
i. Tumbuh kembang
6. Tahap Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
a. Anak I berumur 2,5 th s/d 5 th
b. Keluarga menjadi majemuk
c. Kesibukan orangtua meningkat
d. Kelompok bermain sangat membantu dalam perkembangan anak
2.1.5 Peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang
dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah:
b. Pengenal kesehatan (health monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal
tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat
keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam perkembangan keluarga.
c. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan asuhan
keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

6
d. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga, yaitu
berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga baik secara
berkelompok maupun individu.
e. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahnnya.
f. Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat
menjadi perilaku sehat.
g. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
keperawatan dasar dalam keluarga.
Perawat bekerja sama secara tim dan bekerja sama dengan profesi lain untuk mencapai
asuhan keperawatan keluarga dengan baik (Setiadi, 2008).

2.2 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan pada Balita


2.2.1 Konsep Pertumbuhan
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang sejak
saat kontrasepsi sampai berakhirnya masa remaja.Hal ini adalah yang membedakan anak
dari orang dewasa.Jadi anak tidak bisa diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk kecil.
Ilmu pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) merupakan dasar ilmu
kesehatan anak dan kedua istilah itu disatukan menjadi ilmu tumbuh-kembang, meskipun
merupakan proses yang berbeda keduanya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan satu
sama lain (IDAI, 2002).
Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran sel berarti
ada pertambahan secara kuantatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi (IDAI,
2002). Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang,
yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat
badan, tinggi badan, dan lingkar kepala (Nursalam, 2005).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang
dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam
satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang
berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang

7
lain. Peristiwa pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumla h,
ukuran, di dalam tingkat sel, organ maupun individu, sedangkan peritiwa perkembanga n
pada anak dapat terjadi perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek
sosial, emosional, dan intelektual (Hidayat, 2012).
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar dikelompokkan ke
dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)
2. Kebutuhan akan kasih sayang (asih)
3. Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)
Kebutuhan akan asuh, yaitu kebutuhan akan nutrisi yang adekuat dan seimbang. Nutrisi
termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan dimana anak sedang
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertumbuhan otak (IDAI, 2002).
2.2.2 Konsep Perkembangan
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh agian tubuh
yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan bertambah sempurnanya
fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalle y
dan Wong, 2000 dalam Hidayat, 2005).
Menurut soetjiningasih (1995), perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangk ut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing- masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya.Perkembangan merupakan hasil interaksi penting
antara kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga
perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan manusia.
Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan kemampuan/kepanda ia n
anak sesuai dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan pedoman Deteksi Tumbuh
Kembang Balita, skor yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila
menggunakan kalender balita (KMS), maka kemampuan anak sesuai usia yang terdapat

8
pada gambar. Ada 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembanga n
anak, antara lain (Kyle & Carman, 2015).
1. Perkembangan kemampuan gerak kasar
Berakan (motorik) adalah semua gerakan yang mungkin dilakukan oleh seluruh
tubuh, sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh,
dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat di otak.
Disebut gerak kasar karena gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian
tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih
besar. Contoh: gerakan membalik dari terlungkup menjadi terlentang atau sebaliknya,
gerakan berjalan, berlari dan sebagainya.
2. Perkembangan kemampuan gerak halus
Dikatan gerak halus karena hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu sada dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan tenaga. Contoh:
gerakan mengambil sesuatu benda dengan hanya menggunakan Universitas Sumatera
Utara ibu jari dan telunjuk tangan, memasukkan benda kedalam lubang, menari,
menggambar, dan gerakan lainnya.
3. Perkembangan kemampuan bicara, bahasa, dan kecerdasan.
Kemampuan anak terhadap respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
sopan.Pada balita kemampuan berpikir mula-mula berkembang melalui kelima
inderanya, misalnya melihat warna-warna, mengenal rasa, dan lain-lain. Melalui kata-
kata yang didengar dan diajarkan, ia mengerti bahwa segala sesuatu itu ada namanya.
Daya fikir dan pengertian mula-mula terbatas pada apa yang nyata (konkrit), yang
dapat dilihat dan dipegang atau dimainkan.
4. Perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan
semakin mampunya anak melakukan gerakan motorik (berdiri, berjalan, dan
berbicara) anak terdorong untuk melakukan sendiri berbagai hal dan terdorong untuk
bergaul dengan orang lain selain anggota keluarganya sendiri.

9
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Balita
2.3.1 Pengkajian
1. Data Umum
Tanggal Pengkajian : Sabtu, 19 Juni 2020, jam 09.00 WIB
Nama Perawat : Ners A
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. F
Usia : 25 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Alamat : RT.10/RW.01 Kelurahan Karangroto
b. Tabel Komposisi Keluarga
Status Imunisasi
B Polio DPT Hepatitis Campak
No Nama JK Hub Umur Pend Ket
C 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
G
1 Tn. F L Orangtua 25 Th SMA        

2 Ny. J P Orangtua 24 Th SMA        

3 An. S L Anak 2,5 Th -        

10
c. Genogram

d. Tipe Keluarga
Jenis type keluarganya adalah the nuclear family: keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak (kandung ataupun anak angkat)
e. Suku dan Bangsa
Asal suku bangsa: Jawa, An.M minum ASI ekslusif selama 4 bulan dan pada
umur 4 bulan itu neneknya memberi An.M makan bubur dari umur 4 tahun
emberian ASI nya tidak ASI ekslusif lagi tapi terkadang dicampur dengan susu
formula, An.M setiap hari senin sampai jumat di asuh oleh neneknya, karena
kedua orang tuanya bekerja berangkat jam 6 pagi pulang sampai jam 5 sore. Pada
umur 10 bulan An.M pernah dibawa ke dokter dan puskesmas. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa jawa.
f. Agama dan Kepercayaan
Anggota keluarga Tn. F menganut agama islam, namun keluarga Tn. F jarang
sholat di masjid hanya sholat di rumah, keluarga Tn. F jarang ikut pengajian rutin
warga-warga, dikarenakan tuntuan pekerjaan.

11
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Yang memenuhi kebutuhan keluarga adalah suaminya tetapi istrinya juga ikut
bekerja, pendapatan keluarga hanya 1.350.000,- /bulannya. Pendapatan dengan
pengeluarkan hampir imbang namun masih bisa menabung untuk kebutuhan
mendadak walaupun tidak banyak. Jika ada anggota keluarga yang sakit mereka
membawanya ke puskesmas karena biayanya yang masih terjangkau. Pernah
juga anaknya dibawa ke dokter anak biayanya pun dari milik sendiri.
h. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Jika ada waktu liburan hanya digunakan untuk berkumpul bersama keluarga dan
nonton tv, terkadang si anak juga ingin jalan-jalan naik odong-odong. Keluarga
tidak mengetahui bahwa rekreasi sangat penting untuk tumbuh kembang
anaknya.
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Saat Ini
Keluarga Tn. F baru mempunyai satu anak laki-laki yang berusia 2,5 tahun.
Dalam tahap tumbuh kembangnnya An.M mengalami masalah dalam usianya
yang sudah mencapai 2,5 tahun An.M belum bisa berjalan, dalam pengucapan
kata-katanya juga belum jelas hanya bisa mengucap kata mama dan bapak. An.M
hanya baru bisa merangkak dan berdiri sembari berpegangan dengan orang tua /
yang mengasuhnya. Keluarga Tn. F termasuk dalam tipe keluarga produktif
tahap perkembangan anaknya adalah usia balita.
b. Tahap Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah masalah tumbuh kembang
anaknya, keluarga Tn. F khawatir dalam usia yang sudah dua tahun lebih
anaknya belum bisa berjalan. Dulu pada waktu umur 1 tahun lebih anaknya
pernah dibawa ke dinas kesehatan semarang dan rumah gizi dan mendapatkan
terapi pijat namun stelah mengikuti program tersebut anaknya belum bisa
berjalan juga dan akhirnya tidak membawanya lagi. Kemampuan berbicaranya
juga masih belum berkembang banyak. Tn.F mengatakan pernah membawa
anaknya ke dokter spesialis anak, dari keterangan dokter anaknya menderita
resiko kekurangan gizi.

12
c. Riwayat Kesehatan Inti
• Riwayat Kesehatan Kepala Keluarga: sebelumnya Tn. F tidak pernah
menderita penyakit berat hanya batuk pilek dan demam saja. Tn. F juga
mengerti jika dirinya sakit dia tidak bisa bekerja maka dari itu dia juga
menjaga kondisi kesehatannya. Dia tidak pernah mendapat penyuluha n
kesehatan dari dinas kesehatan atau puskesmas, hanya dari dokter saja
ketika dia dan anaknya sakit.
• Riwayat Kesehatan Istri: Ny. J juga tidak menderita riwayat penyakit berat,
hanya batuk pilek dan demam saja. Dia juga mengerti bahwa menjaga
kesehatan agar tidak sakit itu penting karenanya dia selalu makan teratur.
• Riwayat Kesehatan Anak: penyakit yang pernah diderita An.M adalah diare
demam batuk pilek dan pernah dibawa ke rumah gizi pada umur satu tahun.
Tumbuh kembang An.M tidak baik karena belum bisa berjalan berbicaranya
pun hanya bisa menyebut mama dan papa namun An.M suka dengan
permainan puzzel dia belum bisa menulis atau menggambar. Pada usia 4
bulan An.M diberi makan bubur tim oleh neneknya dan sampai saat ini
An.M masih diberikan susu formula.
3. Lingkungan
a. Denah Rumah

13
b. Karakteristik Lingkungan Rumah
• Data Objektif
Luas rumah 80 M², tipe rumah semi permanen, lantai keramik dan tidak
licin, status kepemilikan rumah adalah kontrak, jumlah kamar tidur 1,
ventilasi dan penerangan cahaya udara cukup, septic tank ada di belakang
rumah, sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya berasal dari artetis, WC
dan kamar mandi jadi satu, tidak ada tempat sampah di depan rumah,
terdapat got saluran pembuangan air, dalam keluarga yang merokok cuma
Tn.F saja, tidak ada bau yang menyengat di dalam rumah.
• Data Subjektif
Tn. F mengatakan dia dan istrinya mengalami kesulitan dalam mengur us
kebersihan rumah, tuntutan kerja menjadi salah satu alasan kurang
terawatnya perawatan rumah.
c. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Tempat tinggal kelurga Tn. F adalah di Kelurahan Karangroto RW.01, jenis
huniannya adalah semi permanen, jalan dikelurahan terbuat dari cor-coran atau
semen dan paping blok namun ada juga sebagian yang masih berbentuk jalan
setapak dari tanah, sebagian besar jalannya termasuk dalam kategori layak.
Saluran pembuangan air limbah pada lingkungan Tn. F ada disepanjang jalan.
Terkadang setiap sebulan sekali warga sekitar gotong royong membersihka n
selohkan. Di RW.01 terdapat satu balai RW yang digunakan untuk pertemuan
warga-warga dan posyandu baik balita ataupun lansia, terdapat satu puskesmas
pembantu tetapi berada di RW lain.
d. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. F tinggal disini semenjak 3,5 tahun yang lalu, Tn. F belum pernah
pindah-pindah tempat. Sebelum Tn. F mengontrak tempat tinggal disini
dahulunya dia tinggal di daerah sawah besar kemudian pindah kesini setelah
menikah.

14
e. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Tn. F mengatakan bahwa bersosialisasi sangatlah penting namun karena dia
bekerja dari pagi sampai sore dia jarang ketemu dengan warga, Tn. F dan Ny. J
bisa bertemu dengan warga hanya pada waktu jam pulang kerja/jam 6 sore dan
hari libur (sabtu minggu).
f. System Pendukung Keluarga
Yang menjaga An.M ketika kedua orang tuanya bekerja adalah neneknya (Ny.
S) ketika An.M sakitpun kadang yang mengantar dia. Tempat Ny. S
memeriksaan anggota keluarga yang sakit yaitu di puskesmas Bangetayu.
Terkadang dari kader kesehatan kelurahan juga sering menyarankan agar An.M
rutin ikut posyandu balita setiap bulannya.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi berjalan dengan baik antar sesama angota keluarga namun
komunikasi kepada anaknya belum berjalan dengan baik karena An.M belum
bisa bicara banyak. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa kromo dan
terkadang bahasa Indonesia.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Yang berperan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah adalah Tn.F
dia lebih dominan tetapi dia juga bermusyawarah dengan ibu mertua dan istrinya
sebelum pengambilan keputusan tersebut. sedangkan yang mengatur keuangan
keluarga adalah Ny.J.
c. Struktur Peran (Formal & Informal)
Peran formal keluarga Tn. F:
• Tn. F sebagai kepala keluarga
• Ny. J sebagai Ibu Rumah tangga
• An.M anak pertama dan baru berusia 2,5 tahun.
• Ny. S adalah nenek dari An.M dia yang mengasuh An.M ketika kedua orang
tuanya bekerja.

15
Peran informal keluarga Tn. F:
• Menurut Ny. J, Tn. F adalah orang yang baik dia menjadi penutan
keluarganya
• Ny. J adalah ibu yang selalu memberikan kasih sayang pada anaknya, Ny. S
juga selalu setia menemani anaknya berusaha agar tumbuh kembang
anaknya normal.
d. Nilai dan Fungsi Norma Keluarga
Keluarga Tn. F memegang erat norma-norma yang berlaku dimasyarakat, seperti
selalu menghormati yang lebih tua, tidak boleh berbohong dan selalu berusaha
menjaga kebersihan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Sesama anggota keluarga saling menyayangi, ketika salah satu anggota
keluarga mereka ada yang sakit, maka perhatian lebih akan tertuju pada
anggota yang sakit tersebut. Orang tua Keluarga Tn. F juga selalu mensuport
anak-anaknya agar semangat dalam mendidik dan merawat anaknya.
b. Fungsi Sosial
An.M adalah anak pertama yang baru berusia 2,5 th tetapi kedua orang tuanya
juga sudah melatih anak agar anak bisa berteman dengan anak-anak yang lain
namun hal ini belum bisa berjalan baik karena An.M belum bisa berjalan
dengan normal. Keluarga Tn. F mengatakan bahwa rumah yang dihuninya
tidak begitu besar jadi tempat bermain anaknya juga sempit.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
• Kemampuan Keluarga Mengenal Masalah
Keluarga Tn. F tidak mengerti tentang masalah kesehatan yang ada, ketika
ada anggota keluarga yang sakit keluarga Tn. F akan langsung membawa
ke puskesmas atau ke RS terdekat dan menyerahkan semua masalah
kesehatan kepada petugas yang menanganinya.
• Kemampuan keluarga Mengambil keputusan

16
Keluarga Tn. F tidak tahu apa yang harus dilakukan agar anaknya bisa
tumbuh sehat, yang dilakukan keluarga adalah selalu membawa anggota
keluarga yang sakit ke puskesmas atau dokter terdekat.
• Kemampuan keluarga Merawat anggota yang sakit
Keluarga Tn. F sering melakukan rangsangan untuk berjlana pada anaknya
seperti melakukan titah dan membelikan kursi berjalan. Sebelumnya juga
An.M pernah di bawa ke rumah gizi selama kurang lebih 1 tahun terjadi
peningkatan gizi tetapi An.M masih belum bisa berjalan dan akhirnya
An.M Cuma di rawat oleh neneknya saja dirumah.
• Kemampuan keluarga dalam Memelihara lingkungan yang sehat
Tempat tinggal Tn. F adalah kelurahan yang tata letak rumahnya cukup
bagus seperti perumahan, setiap sebulan sekali Tn.F ikut warga sekitar
kerja bakti membersihkan saluran got.
• Kemampuan keluarga Menggunakan fasilitas kesehatan
Setiap sebulan sekali An.M selalu rutin dibawa neneknya untuk mengik uti
posyandu balita.
Kebutuhan Nutrisi Keluarga
Umur An.M adalah 2,5 th namun berat badanya masih 8,5 kg. setiap
hari An.M selalu mengkonsumsi susu formula. Frekuensi makan An.M
tidak teratur, An.M tidak suka sayuran dia lebih suka ngemil. Terlihat
tanda-tanda kekurangan gizi pada An.M seperti bentuk kaki yang kecil,
bentuk kepala yang lebih besar.
Kebiasaan Tidur Istirahat Dan Latihan
Untuk masalah Tidur, An.M sering tidur siang dan malam harinya
pun tidur kembali, An.M tidak pernah berolahraga setiap pagi An.m diajak
untuk berjemur di matahari pagi oleh nenek atau orang tuanya. Tn. F atau
Ny. J juga tidak pernah berolahraga karena kesibukan bekerja.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. F termasuk keluarga produktif, Keluarga Tn. F menginginka n
ingin punya dua anak nantinya, ketika terjadi menstruasi Ny. J tidak mengala mi
sakit berlebih dan Tn. F juga tidak ada keluhan untuk masalah reproduksinya.

17
e. Fungsi Ekonomi
Tn. F dan Ny. J bekerja sebagai karyawan pabrik penghasilan yang didapatkan
sudah bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, setiap bulannya keluarga
Tn.F mengaku bisa menabung uang walapun cuma sedikit. Pengeluran dan
pendapatan masih besar pendapatannya.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Masalah yang sedang dihadapi keluarga Tn. F adalah berfokus pada anaknya
yang belum bisa berjalan, ini menjadi kekawatiran yang besar karena Tn. F
takut terjadi apa-apa dengan anaknya.
b. Kemampuan Keluarga Dalam Merespon Situasi Dan Stressor
Ketika mengetahui anaknya belum bisa bejalan Tn. F berusaha membawa
anaknya ke balai kesehatan yang ada, namun sampai saat ini beum bisa berjalan
juga. Tn. F hanya bisa pasrah, bersabar dan berharap anaknya bisa dapat
tumbuh kembang secara normal.
c. Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga Tn. F biasanya bermusyawarah kepada orang tua mereka untuk
pengambilan keputusan yang harus dilakukan Tn. F namun terkadang jika
masalahnya mendadak dan penting Tn. F mengambil keputusan sendiri karena
tidak ingin masalahnya menjadi semakin parah jika tidak segera ditangani.
d. Strategi Adaptasi Disfungsional
Ketika An.M sakit Tn. F tidak pernah memarahi istri atau mertuanya, tidak
pernah menggunakan kekerasan atau ancaman jika sedang da masalah, yang
terjadi sekarang adalah karena orang tua mungkin kurang banyak waktu dengan
anaknya.

18
7. Pemeriksaan Fisik
No Jenis Nama Anggota Keluarga
Pemeriksaan Tn. F Ny. J An.M
1. Kesadaran CM CM CM
2. TTV:
TD 120/90 mmHg 120/80mmHg -
Suhu 37˚C 36,7 ˚C 36,7˚C
Nadi 77 kali/menit 85 kali/menit 102 kali/menit
Pernafasan 20 kali/menit 22 kali/menit 28 kali/menit
3. BB dan TB BB: 55 kg BB: 47 kg BB: 8,5 kg
TB: 160 cm TB: 155 cm TB: 60 cm
4. Kepala Mesochepal, Mesochepal, Sedikit lonjong
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
5. Mata Konjungtiva an Konjungtiva an Konjungtiva an
anemis, sclera non anemis, sclera non anemis, sclera non
ikterik, ikterik ikterik
7. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
8. Telinga Bersih, bentuk Bersih, bentuk Bersih, bentuk
simetris, fungs i simetris, fungs i simetris, fungs i
pendengaran baik pendengaan baik pendengaran baik
9. Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab,
gigi ompong pada
bagian depan
10. Hidung fungsi penciuman baik fungsi penciuman baik fungsi penciuman baik
11. Paru-paru Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk
simetris simetris simetris
palpasi: taktil fremitus palpasi: taktil fremitus palpasi: taktil fremitus
sama sama sama
perkusi: sonor

19
auskultasi: vesikuler perkusi: sonor, perkusi: sonor
auskultasi: vesikuler auskultasi: vesikuler
12. Jantung Inspeksi: kedua belah Inspeksi: kedua belah Inspeksi: kedua belah
dada simetris, ictus dada simetris, ictus dada simetris, ictus
kordis tampak. kordis tampak. kordis tampak.
Palpasi: terdapat Palpasi: terdapat Palpasi: terdapat
pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus kordis
teraba teraba teraba
Perkusi: redup (pekak) Perkusi: redup (pekak) Perkusi: redup (pekak)
Auskultasi: tidak ada Auskultasi: tidak ada Auskultasi: tidak ada
suara tambahan suara tambahan suara tambahan

13. Abdomen Inspeksi: tidak ada Inspeksi: tidak ada Inspeksi: tidak ada
bekas luka bekas luka bekas luka
Auskultasi: bising Auskultasi: bising Auskultasi: bising
usus 16x/menit usus 18x/menit usus 23x/menit
Palpasi: tidak ada Palpasi: tidak ada Palpasi: tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Perkusi: timpani Perkusi: timpani Perkusi: timpani
14. Kulit dan kuku Turgor kulit < 3 detik, Turgor kulit < 3 detik, Turgor kulit < 3 detik,
CRT < 3 detik, kuku CRT< 3 detik, kuku CRT < 3 detik, kuku
bersih dan tidak bersih dan tidak bersih dan tidak
panjang Panjang panjang
15 Ekstremitas Alat ekstremtias Alat ekstremtias Alat ekstremtias
lengkap, Tidak ada lengkap, Tidak ada lengkap,
masalah, tidak ada masalah, tidak ada Bentuk kaki kecil
oedema oedema
16 Keadaan mampu melakukan mampu melakukan Tumbuh kembang
Umum aktifitas mandiri aktifitas mandiri terganggu,
bisa berdiri tetapi
Belum bisa berjalan

20
8. Harapan Keluarga
Keluarga Tn. F berharap bisa mengetahui penyebab anaknya belum bisa berjalan,
Ny. J juga berharap ada bantuan kesehatan dari pemerintah dalam hal keringana n
biaya dan segera mendapatkan jalan keluar atas masalah yang terjadi pada anaknya.
2.3.2 Analisa Data
No Data Diagnosa Keperawatann
1. Ds: Keterlambatan Pertumbuhan dan
- Tn. F mengatakan anaknya belum bisa Perkembangan pada Keluarga
berjalan, An.M cumba bisa berdiri dan Tn. F khususnya pada An.M
merangkak saja.
- Tn. F mengatakan anaknya pernah dibawa ke
rumah gizi dan dirawat jalan oleh petugas
kesehatan disana.
- Ny. J mengatakan pemberian ASI ekslusif
pada anak selama empat bulan setelah itu
pemberian ASInya dicampur dengan susu
formula.
- Ny. J mengatakan sering melatih anaknya
untuk berjalan tetapi ketika anaknya menangis
latihan itupun dihentikan.
- Tn. F dan Ny. J mengatakan setiap hari senin
sampai jumat anaknya diasuh oleh neneknya itu
dilakukan karena tuntuan kerja. Dan pulang
kerja pada jam 17.00 WIB.
- Tn. F mengatakan pernah membawa anaknya
ke dokter spesialis anak, dari keterangan dokter
anaknya menderita resiko kekurangan gizi.
- Ny. J mengatakan pada usia empat bulan
anaknya pernah dikasih bubur tim-tim oleh
neneknya.

21
- Ny. F mengatakan anaknya tidak suka makan
sayur.
- Tn. F mengatakan anaknya belum bisa
ngomong hanya bisa mengucapkan mamah dan
bapak.
Do:
- An.M terlihat merangkak
- An.M tidak mampu berjalan
- BB: 8,5Kg
- TB: 70 cm
- Kaki terlihat kecil
- Kepala terlihat besar dan lonjong
- Gigi tampak ompong
- Anak tidak bisa bicara lancar

2. Ds: Kurang Pengetahuan Informas i


- Tn. F mengatakan tidak mengerti apa yang Kesehatan Pada Keluarga Tn. F
harus dilakukan ketika anaknya sakit, yang dia
lakukan adalah langsung membawa ke
puskesmas.
- Keluarga Tn. F mengatakan tidak tahu
penyakit yang diderita anaknya.
- Keluarga Tn. F mengatakan tidak tahu cara
menstimulus tumbuh kembang anak.
- Ny. J mengatakan Perkembangan An.M lebih
lambat daripada anak seusianya.
Do:
- Saat diwawancara tentang gizi keluarga Tn. F
tidak bisa menjawab.
- Keluarga Tn. F juga tidak mengetahui apa
yang harus dilakukan ketika mengetahui

22
anaknya belum bisa berjalan, dia hanya melatih
anaknya dengan cara di titah.
- An.M mengalami keterlambatan tumbuh
kembang dalam sector berjalan dan berbicara

2.3.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan:


1. Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Keluarga Tn. F khususnya
pada An.M.
2. Kurangnya Pengetahuan Informasi Kesehatan Pada Keluarga Tn. F

23
2.3.4 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standart
1. Keterlambatan Setelah dilakukan - Setelah dilakuka n Keluarga Tn. F 1. Ajarkan cara menstimulasi tingkat
Pertumbuhan tindakan 6x pertemuan mampu perkembangan sesuai dengan usia
Dan keperawatan diharapkan mengetahi cara- klien.
Perkembangan selama 2 minggu, keluarga Tn. F: cara menstimulasi 2. Ajarkan kepada orang tua tentang
pada Keluarga pertumbuhan dan 1. Tahu dan tumbuh kembang standar pertumbuhan fisik dan
Tn. F khususnya perkembangan mampu anak khusunya tugas-tugas perkembangan sesuai
pada An.M. pada keluarga Tn. menstimulasi dalam hal cara usia anak.
F khususnya tumbung Psikomotor berjalan dan 3. Berikan makanan sedikit tapi
An.M membaik kembang anak berbicara sering dengan menu makanan
sesuai dengan khusunya yang menarik anak.
tingkat usia dalam hal 4. Berbicara sambil bermain dengan
berjalan alat untuk mempercepat persepsi
anak tentang suatu hal
2. Tahu tentang Keluarga Tn. F 5. Lakukan scrining lanjutan dengan
standar tahu tentang memperkenalkan test Denver II
pertumbuhan informasi dan 6. Anjurkan keluarga untuk selalu
Kognitif standar
fisik menurut datang pada pos pelayanan
usianya pertumbuhan dan kesehatan balita secara rutin

24
perkembangan 7. Lakukan komunikasi secara
anak usia 1-5 komprehensif baik verbal maupun
tahun nonverbal

3. Keluarga bisa Keluarga Tn. F


berkreasi dalam bisa membuat
pemberian Psikomotor menu makanan
menu makanan yang menarik
yang menarik untuk anaknya.
pada anaknya

4. Keluarga bisa Keluarga Tn. F


menstimulasi tahu cara
komunikasi menstimulasi agar
An.M Psikomotor anak bisa
berbicara lebih
banyak kata.
2. Kurang Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan klien dan diskusi
Pengetahuan tindakan 6x pertemuan bersama tentang masalah kesehatan
Informasi keperawatan diharapkan yang sedang dialaminya.
selama 2 minggu keluarga Tn. F:

25
Kesehatan Pada pengetahuan 1. Mengetahui Keluarga Tn. F 2. Berikan penkes tentang nutrisi dan
Keluarga Tn. F tentang informasi informasi tentang Kognitif mengetahui gizi yang baik untuk balita
kesehatan pada gizi dan nutrsisi tentang nutrisi 3. Jelaskan kepada keluarga tahapan
keluarga Tn.F pada balita yang baik, cara tumbuh kembang pada An.M
bertambah atau meningkatkan seharusnya dicapai oleh An.M
meningkat gizi, akibat 4. Ajarkan keluarga tentang cara
kurang gizi. menstimulasi tumbuh kembang anak
(motoric dan kemampuan berbicara)
2. Mengetahui Keluarga Tn. F
informasi tubuh Kognitif mengerti standar
kembang yang tumbuh kembang
normal pada anak yang normal,
penyebab tumbuh
kembang tidak
normal, cara
penanganan dan
mengerti cara
menstimulasi
anak agar cepat
berjalan.

26
3. Mengetahui Kognitif Keluarga Tn. F
tentang apa yang mengetahui
terjadi pada penyebab
anaknya anaknya telat
dalam hal
tumbangnya

4. Keluarga Keluarga Tn. F


mengetahui cara tahu cara
menstimulasi Kognitif menstimulasi
kemampuan kemampuan
berbicara dan motoric dan
kemampuan kemampuan
motoriknya berbicaranya

27
2.3.4 Implementasi Keperawatan

NO DX IMPLEMENTASI RESPON KELUARGA


1 Keterlambatan 1. Memberikan pendidikan kesehatan S:
Pertumbuhan Dan nutrisi dan tumbuh kembang pada anak - Keluarga Tn. F mengatakan sangat senang bisa diberi
Perkembangan informasi kesehatan
pada Keluarga Tn. - Keluarga Tn. F mengatakan sudah mulai tahu tentang
F khususnya pada konsep tumbuh kembang anak dan nutrisi pada
An.M. anaknya.
O:
- Keluarga Tn. F tampak memperhatikan penjelasan
yang diberikan pereawat
- Keluarga Tn. F kooperatif

2 Keterlambatan 2. Mengajarkan menstimulas i S:


Pertumbuhan Dan perkembangan (berjalan) dengan cara pijat - Keluarga Tn. F mengatakan sangat senang
Perkembangan pada kaki - Keluarga Tn. F mengatakan belum mengerti teknik
pada Keluarga Tn. pijat bayi dan kegunaanya.
F khususnya pada O:
An.M. - Keluarga Tn. F tampak memperhatikan dan mau
melakukan terapi tersebut pada anaknya

28
- Keluarga Tn.F mendemonstrasikan ulang teknik
tersebut.

3 Keterlambatan 3. Mengajarkan kepada orang tua tentang S:


Pertumbuhan Dan standar pertumbuhan fisik dan tugas-tugas - Keluarga Tn. F mengatakan sangat senang diajarkan
Perkembangan perkembangan sesuai usia anak. standar pertumbuhan pada anaknya
pada Keluarga O:
Tn.F khususnya - Keluarga Tn. F terlihat mau mempelajari lembar
pada An.M. Denver
- Keluarga Tn.F tampak memperahtikan penjelasan
perawat.
Kurang 1. Kaji pengetahuan klien dan diskusi S:
Pengetahuan bersama tentang masalah kesehatan yang - Keluarga Tn. F mengatakan senang sekali bisa
Informasi sedang dialaminya. berdiskusi masalah kesehatan dengan perawat
Kesehatan Pada - Keluarga Tn. F mengatakan belum ada petugas
Keluarga Tn. F kesehatan yang berdiskusi langsung seperti ini.
O:
- Keluarga Tn. F aktif bertanya seputar masalah
kesehatan yang berkaitan dengan anaknya

29
Kurang 2. Memberikan pendidikan kesehatan S:
Pengetahuan terkait masalah kesehatan yang dialami - Keluarga Tn. F mengatakan merasa senang bisa
Informasi An.M diberi informasi kesehatan
Kesehatan Pada O:
Keluarga Tn.F - Keluarga Tn. F tampak memperhatikan penjelasan
dri perawat

Kurang 3. Menjelaskan kepada Keluarga Tn.F, S:


Pengetahuan penyebab terlambatnya tumbuh kembang, - Keluarga Tn. F mengatakan mengerti penjelasan dari
Informasi cara memperbaiki status gizi dan cara perawat
Kesehatan Pada menstimulasi agar anak cepat berjalan. O:
Keluarga Tn.F -

30
2.3.5 Evaluasi Keperawatan

NO TANGGAL DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN


1 Keterlambatan Pertumbuhan Dan S:
Perkembangan pada Keluarga - Keluarga Tn.F mengatakan sangat senang sudah mengerti
Tn.F khususnya pada An.M. standar pertumbuhan pada anaknya
- Keluarga Tn.F mengatakan sangat senang
- Keluarga Tn.F mengatakan belum mengerti teknkik pijat bayi
dan kegunaanya.
- Keluarga Tn.F mengatakan sangat senang bisa diberi
informasi kesehatan
- Keluarga Tn.F mengatakan sudah mulai tahu tentang konsep
tumbuh kembang anak dan nutrisi pada anaknya.

O:
- Keluarga Tn.F terlihat mau mempelajari lembar Denver
- Keluarga Tn.F tampak memperahatikan
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan penjelasan yang
diberikan perawat
- Keluarga Tn.F kooperatif
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan dan mau melakukan
terapi pijat pada anaknya

31
- Keluarga Tn.F mendemonstrasikan ulang teknik tersebut
A: Masalah Belum Teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
2 Kurang Pengetahuan Informas i S:
Kesehatan Pada Keluarga Tn.F - Keluarga Tn.F mengatakan merasa senang bisa diberi
informasi kesehatan
- Keluarga Tn.F mengatakan senang sekali bisa berdiskusi
masalah kesehatan dengan perawat
- Keluarga Tn.F mengatakan belum ada petugas kesehatan yang
berdiskusi langsung seperti ini
O:
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan penjelasan dri perawat
- Keluarga Tn.F aktif bertanya seputar masalah kesehatan yang
berkaitan dengan anaknya
A: Masalah Teratasi
P: Lanjutkan Intervensi

32
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam
peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989
dikutip oleh Setiadi 2008).
Peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga Dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain adalah: b. Pengenal kesehatan (health monitor) Perawat
membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal tentang
kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan
akibat masalah tersebut dalam perkembangan keluarga.
Konsep Pertumbuhan Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh
dan berkembang sejak saat kontrasepsi sampai berakhirnya masa remaja.Hal ini adalah yang
membedakan anak dari orang dewasa.Jadi anak tidak bisa diidentikkan dengan dewasa
dalam bentuk kecil.
Konsep Perkembangan Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel
di seluruh agian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan
dan belajar (Whalley dan Wong, 2000 dalam Hidayat, 2005).

3.1 Saran
1. Bagi perawat Perawat yang menjalankan perawatan komunitas hendaknya sudah
memiliki SIP, harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
2. Bagi pasien dan keluarga Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka
terhadap perawat, mengikuti anjuran dari perawat, membantu dalam proses tindakan
keperawatan, dan dapat bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.

33
DAFTAR PUSTAKA

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/8727/132500023.pdf?sequence=1&isAllo
wed=y
https://id.scribd.com/doc/77763462/Askep-Keluarga-Dengan-Balita
https://www.academia.edu/37986804/ASKEP_KELUARGA_ARIP_SP_doc
Judith M. Wilkinson. (2012) Buku Saku Diagnosis Keperawatan, NANDA NIC NOC. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC.
Laurent, Su. 2011. Ensiklopedia Perkembangan Bayi. Jakarta: Esensi
Marmi, Kukuh raharjo. 2012. Asuhan neonates bayi, balita, dan anak prasekolah. Yogyakarta:
pustaka pelajar
Muhlisin, Abi. (2012) Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Read more: http://yayannerz.blogspot.com/2011/03/askep-keluarga-denganbalita.
Wikinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan: diagnose NANDA, intervensi NIC,
kriteria hasil: NOC; alih bahasa Indonesia, Dwi Widiarti. Edidsi 7. Jakarta: EGC.

34

Anda mungkin juga menyukai