Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radioaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya). Kelenjar tiroid adalah
subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan kedalam aliran
darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang
menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan
banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolism tubuh. Metabolisme
adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang
diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi. Hipertiroid atau Hipertiroidisme
biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk
mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radioaktif. Setiap pengobatan
memiliki kelebihan dan kekurangan. Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid
memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan
jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. (Guyton dan Hall
2017)

Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinik akibat
produksi hormone tiroid yang berlebihan oleh kelenjar troid yang terlalu aktif, karena
memproduksi hormon tiroksi dari iodium, maka iodium radiaktif dalam dosis kecil data
digunakan untuk mengobatinya. Hipertiroid adalah suatu keadaan hiperatifitas kelenjar tiroid
yang mensekresikan hormone T3 dan T4 secara berlebihan dan menimbulkan suatu
manifestasi yang dikenal dengan tirotoksikosis .Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan
suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan
suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan
hormon tiroid berlebihan.

Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid,


yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism)
adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu
keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini
timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan
berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium,
hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum,
tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
B. Etiologi

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF
karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat
malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan rendah
karena umpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :

1. Penyakit Graves

Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang over aktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih
sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoimun, dimana antibodi
yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu Tyroid Stimulating Immunogirobulin (TSI
antibodies), Thyroid Peroksidase Antibodies (TPO) dan TSH Receptor Antibodies
(TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit,
penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat
menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak
tergantung pada tinggi rendahnya hormone tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi
merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.

2. Toxic Nodular Goiter

Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak.
Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH
sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan

Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter
yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang
minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan berat badan hingga timbul efek samping.

4. Produksi TSH yang Abnormal

Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang
tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)

Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan.
Dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala
hipotiroid.
6. Konsumsi Yodium Berlebihan

Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila
sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

C. Manifestasi Klinik

Tanda dan Gejala

Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :

· Banyak keringat

· Tidak tahan panas

· Sering BAB, kadang diare

· Jari tangan gementar (tremor)

· Nervous, tegang, gelisah, cemas, mudah tersinggung

· Jantung berdebar cepat

· Haid menjadi tidak teratur

· Bola mata menonjol dapat disertai dengan penglihatan ganda

· Denyut nadi tidak teratur terutama pada usia diatas 60 tahun

· Tekanan darah meningkat

· Denyut nadi cepat, seringkali >100x/menit

· Berat badan turun, meskipun banyak makan

· Otot lemas, terutama lengan atas dan paha

· Rambut rontok

· Kulit halus dan tipis

· Pikiran sukar konsentrasi

· Kehamilan sering berakhir dengan keguguran

· Terjadi perubahan pada mata bertambahnya pembentukan air mata, iritasi dan peka
terhadap Cahaya
D. Patofisiologi

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada


kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa
kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.

Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi
TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar
tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam.
Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan
pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar


batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid
membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk
akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme
tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,
terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps
saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan
terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita
mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga
merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang
terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital
dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

E. Pathway

F. Penatalaksanaan Medis

Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)

1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :

a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.

b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.

c. Persiapan tiroidektomi

d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia

e. Pasien dengan krisis tiroid

Obat antitiroid yang sering digunakan :

· Obat Dosis awal Pemeriksaan

(mg /hari) (mg/hari)

Karbimatol 30-60 5-20

Metimazol 30-60 5-20

Propiltiourasil 300-600 50-200

Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18- 24 bulan. Pada pasien hamil biasanya
diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi.
Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar
dari air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.

2. Pengobatan dengan yodium radioaktif

Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif diberikan pada :

a. Pasien umur 35 tahun atau lebih

b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi

c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid

d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid

e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik

3. Operasi

Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :

a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid

b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat anti tiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.

d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik

e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari
selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.

4. Pengobatan tambahan

a. Sekat β-adrenergik

Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan 40-
200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberikan 10 mg/6 jam.

b. Yodium

Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium
radioaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100- 300 mg/hari.

c. Ipodat

Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis
tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi
sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormone dari tiroid.

d. Litium

Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya
dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid
alergi terhadap yodium

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan adalah :

· TSH serum (biasanya menurun)

· T3, T4 (biasanya meningkat)

· Test darah hormon tiroid

· X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)

H. Komplikasi

Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang
terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan

2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa

3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)

4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan

Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan
tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama
jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. Badai tiroid biasanya terjadi karena
hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :

- Infeksi - Diabetes yang kurang terkendali

- Pembedahan

- Stress

- Ketakutan

- Kehamilan atau persalinan


KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian asuhan keperawatan pasien Hipertiroid

A. Pengkajian

1. Identitas pasien

Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa,= alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.

2. Riwayat Sakit dan Kesehatan

a. Keluhan utama

Pasien merasa perutnya tidak enak dan sering buang air besar dengan konsistensi cair.

b. Riwayat penyakit saat ini

c. Riwayat penyakit dahulu

d. Riwayat penyakit keluarga

Dalam keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit hipertiroid.

1. Aktivitas atau istirahat

Gejala : Insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan


berat

Tanda : Atrofi otot

2. Sirkulasi

Gejala: Palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis)

3. Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan


berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer,
pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi
hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare).
4. Integritas / Ego

Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.

Tanda : Ansietas peka rangsang

5. Makanan / Cairan

Gejala: Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu,
haus, penggunaan diuretik (tiazid)

Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan

kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau

manis, bau buah (napas aseton)

6. Neurosensori

Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan.

Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan memori
baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang
( tahap lanjut dari DKA).

7. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati-hati.

8. Pernapasan

Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)

Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulent (infeksi), frekuensi pernapasan
meningkat

9. Keamanan

Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit

Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)

10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.

Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton

plasma positif secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolesterol
meningkat.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah
sebagai berikut :

· Pola napas tidak efektif b.ddepresi pusat pernapasan d.d klien susah napas

· Deficit nutris b.d ketidakmampuan menelan d.d susah menelan


· Penurunan Curah Jantung B.Dperubahan Irama Jantung D.D Bunyi Jantung Si S2
Abnormal

C. Intervensi Keperawatan

1.Pola napas tidak aktif b.d depresi pusat pernapasan d.d klien sesak napas

SLKI :Pola napas (L01004)

Setelah Tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan “pola napas “ pasien “membaik”
denggan kriteri hasil

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Dispenea √

Pengunaan otot bantu √


napas

Keterangan

1: meningkat

2.Cukup meningkat

3.sedang

4.cukup menurun

5. menurun
Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Frekuensi napas √

Kedalaman napas √

Keterangan :

1.Memburuk

2: cukup memburuk

3.sedang

4.cukup membaik

5.membaik

Intervensi :

SIKI :PEMNTAUAN RESPIRASI (

Observasi

1.Monitor frekuensi irama kedalaman Upaya napas,

2.Monitor pola napas

Teraupeutik

3.atur interval

Edukasi

4.Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

5.Informaasikan hasil pematauan

6.Informasikan hasil pemanatuan

SIKI :TERAPI OKSIGEN (

Observasi

1.Monitor alat teraoi oksigen


2.monitor kecepatan oksigen

Teraupeutik

3.Pertahankan kepatenana jalan napas

4.Berikan oksigen tambahan jika perlu

Edukaasi

5. Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengunakan oksigen

Kolaborasi

6.kolaborasi penentuan kasus dosis oksigen

2.Defisit nutrisi bd ketidakmampuan menelan d.d menelan sakit

SLKI : STATUS NUTRISI

Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan “status nutrisi
membaik “dengan kriteria hasil :

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Porsi makanan yang √


dihabiskan

Kekuatan otot menelan √

Keterangan :

1.Memburuk

2.cukup memburuk

3.sedang

4.Cukup membaik

5.membaik

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Berat badan √

Frekuensi makan √

Bising usus √

Membrane √
mukosa

Keterangan

1:Memburuk

2:Cukup memburuk

3.sedang

4.Cukup membaik

5.Membaik

Intervensi

SIKI :MANAJEMEN NUTRISI

Observasi

1:Identifisikasi makanan yang disukai

2.Monitor asupan makanan

Teraupeutik

3.Lakukan oral hyigne sebelum makan

4.Berikan makanan tinggi kalori dan protein

5edukasi

5. anjurkan posisi duduk saat makan

Kolaborasi

6.Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan jumlah jenis makanan yang dibutuhkan

SIKI: PROMOSI BERAT BADAN

Observasi

1.Monitor adanya mual muntah

Teraupeutik

2.Hidangkan makanan secara menarik


Edukasi

3.Jelaskan makanan yang bergizi tinggi dan terjanagkau

SIKI :MANAJEMEN GANGGUAN MAKAN

Observasi

1.Monitor asupan dan keluarnya cairan serta kebutuhan kalori

Teraupeutik

2.Timbang berat badan secara rutin

Edukasi

3.Anjurkan pengaturan diet yang tepat

Kolaborasi

4.Kolaborasi denggan ahli gizi tentang target dan kebutuhan kalori dan pilihan jenis makanan

SIKI :MANAJEMEN NUTRISI

Observasi

1:Identifisikasi makanan yang disukai

2.Identifikasi perlunya penggunaa nasogastrik

Teraupeutik

3.Lakukan oral hyigne sebelum makan

4.Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai.

5.Berikan makanan tinggi kalori dan protein

Edukasi

6. anjurkan posisi duduk saat makan

Kolaborasi

7.Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan jumlah jenis makanan yang dibutuhkan
4.PENURUNAN CURAH JANTUNG B.D PERUBAHAN IRAMA JANTUNG D.D
BUNYI IRAMA JANTUNG

SLKI :curah jantung

Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan “curah jantung
pasien meningkat “dengan kriteria hasil :

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

palpitasi √

Takikardi √

Keterangan

1.Meningkat

2.Cukup meningkat

3.Sedang

4.Cukup menurun

5.menurun

SIKI : PERAWATAN JANTUNG

Observasi

1.identifikasi tanda gejala sekunder penurunan curah jantung

2.Monitor saturasi oksigen

3.Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi )

Teraupeutik

4.Berikan diet jantung yang sesuai missal (batasi minum kafein)

5.Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress

Edukasi

6.Anjurkan berkativitas sesuai toleransi

7.Anjurkan beraktivitas secara bertahap


Kolaborasi

8.Kolaborasi pemberian antiaritmia

D. Implementasi

Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana


tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.

E. Evaluasi

Hasil yang diharapkan adalah :

1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan

tubuh

2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi

3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil

4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus

5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat

diatasi

6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya

7. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam


berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.

Anda mungkin juga menyukai