Anda di halaman 1dari 35

GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN

RAHMI ANILA (1902013)


 Kelenjar thyroid merupakan organ berbentuk kupu-
kupu terletak pada leher bagian bawah disebelah
anterior trakea.
 Panjang ± 5 cm serta lebar 3 cm dan berat 30 gram
 Aliran darah tinggi (5 ml/menit/gram thyroid) =
tingkat aktifitas metabolik yang sangat tinggi
 Menghasilkan 2 jenis hormon yang berbeda:
tiroksin (T4), serta Triidotironin (T3).
 Terdiri dari atas banyak folikel berbentuk bundar
dengan diameter antara 50-500 miumeter.
 Folikel ini berkelompok-kelompok sebanyak kira-
kira 40 buah.
 Setiap folikel berisi cairan yang pekat, koloid,
sebagian besar terdiri dari protein, khususnya
glikoprotein triglobulin.
Hipotalamus

Thyrotropin-Releasing Hormone

kelenjar hipofisa

Thyroid Stimulating Hormone

kelenjar tiroid

hormon tiroid dalam darah berupa T4 (tiroksin) dan T3


(triodotironin). (Cooper, 2005).
 Dalam keadaan normal, kadar hormon tiroid, seperti
tiroksin (T-4) dan tri-iodo-tironin (T-3) berada dalam
keseimbangan dengan thyrotropin stimulating
hormone (TSH). Artinya, bila T-3 dan T-4 rendah,
maka produksi TSH akan meningkat dan sebaliknya
ketika kadar hormon tiroid tinggi, maka produksi TSH
akan menurun
 Yodium : unsur esensial bagi thyroid untuk sintesis
hormon thyroid
 Yodium dikonsumsi dari makanan dan diserap kedalam
darah didalam traktus gastroinstetinal
 Pelepasan TSH ditentukan oleh kadar hormon thyroid
dalam darah = pengendalian umpan balik (feedback
control)
 Kalsitonin : hormon penting yang disekresikan oleh
kelenjar thyroid. Sekresi kalsitonin tidak dikendalikan oleh
TSH
DO :
 Tn. X 50 thn
 TB :172,7 cm
 BB : 68 kg
 Nadi 82 x/ menit
 TD: 100/76 mmHg
 Eksopthalmus
 Kelenjar thyroid asimetris pada saat dipalpasi,
diperkirakan beratnya 40 gram (n:15-20 g)
 Terdapat nodul dilobus kiri thyroid 3x2,5 cm
 Tremor +
 Pembesaran leher kiri bagian depan
DS :
 klien mengeluh peningkatan selera makan disertai
tidak ada penambahan BB
 klien mengeluh diare
 mengeluh peningkatan selera makan disertai tidak
ada penambahan BB
 klien mengeluh diare (peningkatan eliminasi bowel)
 oftalmopati (eksoftalmus/ mata menonjol)
 Kelenjar thyroid asimetris pada saat dipalpasi,
diperkirakan beratnya 40 gram (N:15-20 g)
(pembesaran kelenjar tiroid/struma difus)
 Istilah hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering
dipertukarkan
 Tirotoksikosis : berhubungan dengan suatu
kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan
bila suatu jaringan memberikan hormone tiroid yang
berlebihan
 Hipertiroidisme : tirotoksikosis sebagai akibat dari
produksi tiroid itu sendiri sehingga menyebabkan
Biasa
 penyakit graves
 nodul tiroid toksik
 Tiroiditis
Tidak biasa
 hipertiroidisme neonatal
 hipertiroidisme faktisius
 sekresi TSH yang tidak tepat oleh pituitaria
 yodium eksogen
Jarang
 metastasis kanker tiroid
 koriokarsinoma dan mola hidatidosa
 struma ovaril
 karsinoma testicular embrional
 polyostotic fibrous dysplasia
 Suatu penyakit autoimun yang biasanya ditandai
oleh produksi autoantibodi yang memiliki kerja mirip
TSH pada kelenjar tiroid.
 Autoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin
perangsang tiroid (Thyroid-Stimulating
Immunoglobulin) sehingga meningkatkan
pembentukan hormon tiroid,
 Penderita :
limfosit T mengalami perangsangan terhadap antigen
yang berada didalam kelenjar tiroid yang selanjutnya
akan merangsang limfosit B untuk mensintesis
antibodi terhadap antigen tersebut. Antibodi yang
disintesis akan bereaksi dengan reseptor TSH
didalam membran sel tiroid sehingga akan
merangsang pertumbuhan dan fungsi sel tiroid.
 Adanya autoantibodi kerja mirip TSH (reseptor
TSH) di membran sel folikel tiroid. Autoantibodi IgG
ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid
(Thyroid-Stimulating Immunoglobulin), thyroid
peroksidase antibodies (TPO), dan TSH receptor
antibodies (TRAb) yang menyebabkan perangsangan
produksi hormon tiroid secara terus menerus,
sehingga kadar hormon tiroid menjadi tinggi.
Hipotalamus

Thyrotropin-Releasing Hormone

kelenjar hipofisa
v

Thyroid Stimulating Hormone -


Adanya autoantibodi reseptor pada sel folikel kel. tiroid

hormon tiroid dalam darah meningkat

Kadar TSH rendah


 Dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan ek
stratiroidal.
 Ciri-ciri Tiroidal : goiter akibat hiperplasia kelenjar tir
oid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid ya
ng berlebihan.
 Hipertiroidisme : mengeluh lelah, gemetar, tidak tah
an panas, berat badan menurun walaupun nafsu mak
an meningkat, palpitasi, takikardi, diare serta atrofi oto
 Manifestasi ekstratiroidal : oftalmopati (mata melotot
, fissura palpebra melebar, kedipan berkurang, lid lag
(keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti geraka
n mata dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas
pada tungkai bawah.
 Gambaran klinik klasik dari penyakit graves antara l
ain adalah tri tunggal: hipertitoidisme, goiter difus dan
eksoftalmus
 Sindrom “ familial dysalbuminemic hyperthyroxi
nemia “ dapat ditemukan protein yang menyerupai
albumin (albumin-like protein) didalam serum yang
dapat berikatan dengan T4 tetapi tidak dengan T3.
Keadaan ini akan menyebabkan peningkatan kadar
T4 serum dan FT4I, tetapi free T4, T3 dan TSH nor
mal.
 Apathetic hyperthyroidism
 Thyrotoxic periodic paralysis
 Krisis tiroid (Thyroid storm) merupakan eksaserbasi
akut dari semua gejala tirotoksikosis yang berat sehin
gga dapat mengancam kehidupan penderita.
 Demam tinggi, flushing dan hiperhidrosis.
 Takhikardi hebat , atrial fibrilasi sampai payah jantu
ng.
 agitasi, gelisah, delirium sampai koma.
 Gejala-gejala saluran cerna berupa mual, muntah,di
 Penatalaksanaan hipertiroidisme secara farm
akologi menggunakan tiga kelompok yaitu:
- obat antitiroid
- pembedahan
- yodium radioaktif yang merusak
sel-sel kelenjar tiroid.
Bekerja dengan cara menghambat pengikatan
(inkorporasi) yodium pada TBG (thyroxine binding
globulin) sehingga akan menghambat sekresi TSH
(Thyreoid Stimulating Hormone) sehingga
mengakibatkan berkurang produksi atau sekresi
hormon tiroid.
 Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pili
han pada penderita dengan struma yang besa
r.
 Pengobatan dengan yodium radioaktif akan menga
blasi kelenjar tiroid melalui efek ionisasi partikel beta
dengan penetrasi kurang dari 2 mm, menimbulkan ira
diasi local pada sel-sel folikel tiroid tanpa efek yang b
erarti pada jaringan lain disekitarnya.
TUGAS KEPERAWATAN KMB2
"Gangguan pada sistem endokrin"

Oleh :
RAHMI ANILA ( 1902013 )

Kelas : 2A

Dosen Pembimbing :
Ns. Siska Sakti,M.Kep

Prodi s1 keperawatan
STIKes syedza saintika PADANG
2020/2021
Pengertian Gangguan Sistem Endokrin

Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin pada tubuh. Sistem endokrin
adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon yang merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan
melalui aliran darah.

Faktor Risiko Gangguan Sistem Endokrin

Ada banyak faktor risiko yang membuat seseorang mengalami gangguan endokrin, yaitu:

 Meningkatnya kadar kolesterol.

 Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin.

 Inaktivitas.

 Riwayat penyakit terhadap gangguan autoimun.

 Pola makan yang tidak baik.

 Kehamilan (pada kasus seperti hipotiroidisme).

 Operasi, trauma, infeksi, atau cedera serius yang baru saja terjadi.

Penyebab Gangguan Sistem Endokrin

Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan dalam dua kategori, meliputi:


Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin yang disebut
ketidakseimbangan hormon.

Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin yang dapat atau tidak memengaruhi
kadar hormon.

Gejala Gangguan Sistem Endokrin

1. Diabetes

Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang terjadi ketika pankreas tidak
menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang tersedia dengan
optimal. Gejala diabetes dapat meliputi:

 Haus atau lapar yang berlebih.

 Kelelahan.

 Sering buang air kecil.

 Mual dan muntah.

 Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan.

 Perubahan pada penglihatan.


2. Akromegali

Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar pituitari menghasilkan hormon pertumbuhan yang berlebih.
Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih, terutama pada tangan dan kaki. Gejala akromegali
biasanya meliputi:

 Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar.


 Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak.

 Perubahan struktur tulang muka.

 Nyeri pada tubuh dan sendi.

 Suara yang dalam.

 Kelelahan dan kelemahan.

 Sakit kepala.

 Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit.

 Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido.

 Sleep apnea.

 Gangguan pada penglihatan.


3. Penyakit Addison

Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan aldosteron akibat kerusakan kelenjar
adrenal. Gejala penyakit Addison biasanya meliputi:

 Depresi.

 Diare.

 Kelelahan.

 Sakit kepala.

 Hiperpigmentasi pada kulit.


 Hipoglikemia.

 Nafsu makan rendah.

 Tekanan darah rendah.

 Periode menstruasi yang terlewat.

 Mual dengan atau tanpa muntah.

 Ingin mengonsumsi garam.

 Penurunan berat badan.

 Kelemahan.
4. Sindrom Cushing

Sindrom cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Gejala dari
sindrom cushing biasanya, meliputi:

 Buffalo hump (lemak di antara bahu, seperti punuk).

 Diskolorasi kulit seperti memar.

 Kelelahan.

 Merasa sangat haus.

 Penipisan dan melemahnya tulang (osteoporosis).

 Sering buang air kecil.


 Gula darah tinggi (hiperglikemia).

 Tekanan darah tinggi (hipertensi).

 Mudah marah dan perubahan mood.

 Obesitas pada bagian atas tubuh.

 Wajah bundar.

 Kelemahan.
5. Penyakit Graves

Penyakit graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang mengakibatkan produksi hormon tiroid.
Gejala penyakit graves biasanya meliputi:

 Mata menonjol.

 Diare.

 Kesulitan tidur.

 Kelelahan dan kelemahan.

 Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).

 Intoleransi terhadap panas.

 Detak jantung yang tidak teratur.

 Mudah marah dan perubahan mood.

 Detak jantung berdebar cepat (takikardia).


 Kulit yang tebal atau merah pada betis.

 Tremor.

 Penurunan berat badan.


6. Hashimoto’s Thyroiditis

Hashimoto’s thyroiditis adalah suatu kondisi ketika tiroid diserang oleh sistem imun yang menyebabkan
hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah. Gejalanya meliputi:

 Intoleransi terhadap dingin.

 Konstipasi.

 Rambut kering dan rontok.

 Kelelahan.

 Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).

 Nyeri sendi dan otot.

 Periode menstruasi yang terlewat.

 Detak jantung yang melambat.

 Pertambahan berat badan.


7. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang overaktif. Gejala umum dari
hipertiroidisme meliputi:
 Diare.

 Kesulitan tidur.

 Kelelahan.

 Goiter.

 Intoleransi terhadap panas.

 Mudah marah dan perubahan mood.

 Detak jantung yang cepat (takikardia).

 Tremor.

 Penurunan berat badan tanpa penyebab.

 Kelemahan.
8. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme merupakan kondisi ketika tiroid underaktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon
tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi:

 Intoleransi terhadap dingin.

 Sembelit.

 Menurunnya produksi keringat.

 Rambut kering.

 Kelelahan.
 Goiter.

 Nyeri pada sendi dan otot.

 Periode menstruasi yang terlewat.

 Detak jantung yang melambat.

 Muka membengkak.

 Kenaikan berat badan.


9. Prolaktinoma

Prolaktinoma muncul apabila kelenjar pituitari yang disfungsional menghasilkan hormon prolaktin
berlebih yang berguna dalam produksi ASI. Prolaktin berlebih dapat menyebabkan berbagai gejala,
seperti:

 Disfungsi ereksi.

 Kemandulan.

 Kehilangan libido.

 Periode menstruasi yang terlewat.

 Produksi ASI tanpa penyebab.

Diagnosis Gangguan Sistem Endokrin


Tes darah dan urine untuk memeriksa kadar hormon dapat membantu dokter untuk menentukan
apakah seseorang memiliki gangguan endokrin. Tes imaging juga dapat dilakukan untuk membantu
menunjukkan lokasi bintil atau tumor.

Komplikasi Gangguan Sistem Endokrin

Terdapat beberapa komplikasi gangguan endokrin tertentu, meliputi:

 Kegelisahan atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid)

 Koma (pada hipotiroidisme)

 Depresi (pada banyak kondisi tiroid)

 Penyakit jantung

 Kerusakan saraf

 Kerusakan atau gagal pada organ

 Kualitas hidup yang tidak baik.

Pengobatan dan Efek Samping Gangguan Sistem Endokrin

Apabila gejala gangguan sistem endokrin mulai mengganggu, gejala tersebut umumnya dapat diatasi
dengan memperbaiki ketidakseimbangan hormon. Ini sering dilakukan melalui pemberian hormon
sintesis. Pada kasus prolaktinoma (ketika tumor non-kanker menyebabkan gejala) operasi atau terapi
radiasi dapat dilakukan untuk mengatasinya. Tidak jarang diagnosis dan perawatan penyebab gangguan
endokrin dapat mengatasi gejala.
Pencegahan Gangguan Sistem Endokrin

Beberapa cara untuk mencegah munculnya gangguan sistem endokrin:

Tetap menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan sehat, dan banyak berolahraga.

Sertakan yodium dalam diet. Ini dapat membantu mencegah masalah tiroid

Anda mungkin juga menyukai