Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

“GANGGUAN PADA SISTEM ENDOKRIN”

DOSEN PEMBIMBING:

Ns. SISKA SAKTI, M.Kep

DISUSUN OLEH:

TIA AMELIA
1902018

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKes SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatmya lah saya
bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik Keperawatan Medikal Bedah 2
tahun ajaran 2020/2021. Adapun topik dibahas dalam ini makalah ini adalah mengenai
“GANGGUAN PADA SISTEM ENDOKRIN”.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Siska Sakti, M.Kep sebagai dosen
pembimbing yang telah membimbing saya didalam penulisan makalah ini. Saya selaku
penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian makalah ini masih minim dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya senantiasa mengharapkan masukan dari
para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah saya di masa yang
akan datang. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.

Air Molek, 21 Maret 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Pengertian Sistem Endokrin............................................................................................3

B. Jenis-jenis Kelenjar dalam Sistem Endokrin...................................................................3

C. Fungsi dari Kelenjar Endokrin........................................................................................8

D. Cara Kerja Sistem Endokrin............................................................................................9

E. Kelainan pada Sistem Endokrin......................................................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................12

B. Saran..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa
melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi
hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar
hipofisa/putuitari, kelenjar ancreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar
paratiroid dan kelenjar buntu. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf,
mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya
dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih
oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem
saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah . Kelenjar
endokrin ini termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan
kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya
kedalam duktus pada permukaan tubuh, sepertikulit, atau organ internal, seperti lapisan
traktusintestinal.
 Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam
darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.
Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur
dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah
diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem endokrin ?

1
2. Apa saja jenis-jenis kelenjar dalam sistem endokrin?
3. Apa saja fungsi dari sistem endokrin?
4. Bagaimana cara kerja sistem endokrin?
5. Apa saja kelainan dalam sistem endokrin?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem endokrin
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis sistem endokrin
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari sistem endokrin
4. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja sistem endokrin
5. Untuk mengetahui apa saja kelainan dalam sistem endokrin

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia
(hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar
buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke dalam darah
dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran).
Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid/kapiler darah. Hasil sekresinya
disebut hormon. Hormon merupakan bahan yang dihasilkan tubuh oleh organ yang
memiliki efek regulatorik spesifik terhadap aktivitas organ tertentu, yang disekresi oleh
kelenjar endokrin, diangkut oleh darah ke jaringan sasaran untuk mengetahui/mengubah
kegiatan alat/jaringan sasaran. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin
dan bekerja sama dengan sistem saraf, mempunyai pranan penting dalam pengendalian
kegiatan organ-organ tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat disebut hormon.

Hormon yaitu penghantar (transmiter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel


khusus ke dalam aliran darah dan selanjutnya di bawa sel-sel tanggap (responsive cells)
tempat terjadinya khasiat itu (menurut Starling). kekhusussan yang dikaitkan dengan
hormmon adalah bahwa hormon adalah zat kimia organic yang mempunyai aktivitas
tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sanagt sedikit. Hormon yang
dihasilakan langsung disekresikan ke dalam pembuluh darah, dan disalurkan langsung ke
tempat yang membutuhkan. Setibanya di tempat organ tujuan, hormon melakukan
kegiatan spesifik mengatur proses metabolisme dari organ tujuan.

B. Jenis-jenis Kelenjar dalam Sistem Endokrin

1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau sering disebut sebagai master of gland
merupakan kelenjar yang menghasilkan banyak hormon yang masing
masing memiliki fungsi utama untuk mengatur satu sama lain. Kelenjar ini
memiliki ukuran yang kecil sekitar 1, 3 cm dengan bentuk bulat. Secara

3
umum kelenjar hipofisis sendiri terbagi atas 3 macam, yaitu hipofisis
anterior, hipofisis pars intermedia dan hipofisis posterior.
Adapun hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
berserta fungsinya adalah sebagai berikut:

a. Hormon Pertumbuhan – Hormon pertumbuhan untuk mengatur


pertumbuhan & perkembangan manusia dari bayi sampai dewasa,
apabila kekurangan hormon maka akan kerdil sedangkan apabila
kelebihan akan menyebabkan gigantisme.
b. Hormon Tirotropin – Hormon yang mengatur pertumbuhan dan
perkembangan dari kelenjar tiroid agar tidak terserang penyakit gondok.
c. Hormon Adrenocorticotropic – Hormon ini bertugas untuk mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan dari kulit ginjal serta merangsang
aktivitas kelenjar adrenal.
d. Hormon Prolaktin (Lactogenic) – Berfungsi untuk membantu wanita
pada proses kelahiran dan juga sekresi susu.
e. Hormon MSH – Bertugas untuk memberikan pengaruh pada warna kulit
pada mahkluk hidup, kelebihan hormon ini dapat menyebabkan kulit
hitam.
f. Hormon ADH – Bertugas untuk meningkatkan tekanan darah dalam
tubuh serta menurunkan volume urine tubuh.

2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang dapat ditemukan di bagian


leher depan, tepatnya berada dibawah jakun dan terdapat 2 lobus. Yodium
yang terdapat pada kelenjar ini dibuat dari folikel jaringan tiroid, dimana
yodium secara aktif diakumulasi oleh kelenjar tiroid itu sendiri. Maka dari
itu, apabila seseorang mengalami kekurangan yodium dalam jangka waktu
yang lama dan tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan
pembesaran pada kelenjar gondok hingga 15x lipat dari normal.

Kelenjar ini menghasilkan 2 hormon penting, yaitu tiroksin dan


triiodontironim. Dimana kedua hormon ini memiliki fungsi yang sama yaitu
untuk mengatur metabolisme, perkembangan, pertumbuhan serta aktivitas

4
dari sistem saraf. Akan tetapi terdapat 1 hormon yang terdapat pada
kelenjar tiroid yang bernama kalsitonin. Kalsitonin ini memiliki fungsi
untuk menurunkan kadar kalsium dalam darah tubuh, caranya adalah
dengan mempercepat proses absorpsi kalsium yang terdapat pada tulang.

3. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang berada di belakang


kelenjar tiroid dengan jumlah 4 buah. Adapun fungsi kelenjar ini adalah:

a. Menghasilkan PTH yang berfungsi mengatur konsentrasi ion kalsium


yang terdapat pada cairan ekstraseluler dengan mengabsorpsi kalsium
dari dalam usus
b. Untuk meningkatkan kalsium dalam darah
c. Untuk mengatur metabolisme fosfor
d. Selain dapat menaikkan kalsium darah, kelenjar ini juga dapat
menurunkan kadar kalsium dalam darah

Apabila seseorang mengalami kekurangan hormon ini, maka akan


menyebabkan terserang penyakit tetanus dan apabila seseorang kelebihan
hormon ini maka akan menyebabkan terjadinya pengendapan kapur pada
ginjal.

4. Kelenjar Adrenalin ( Kelenjar Suprarenalis )

Kelenjar adrenalin dapat kita temukan di bagian atas ginjal dengan


bentuknya menyerupai bola. Pada masing masing ginjal manusia terdapat 1
kelenjar suprarenalis, dimana nantinya kelenjar tersebut akan dibagi lagi
menjadi 2 bagian utama, yaitu korteks atau bagian luar dan medula atau
bagian tengah. Adapun hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin dan
tugasnya adalah sebagai berikut:

a. Mineralokortikoid – Bertugas untuk mengontrol jalannya metabolisme


ion anorganik
b. Glukokortikoid – Bertugas untuk mengontrol proses metabolimse
glukosa ( baca : Metabolisme Karbohidrat )

5
c. Adrenalin & Noradrenalin – Bertugas dalam vasokontriksi arteri,
mengontrol pembuluh darah pada otak dan otot, merespon gerak
peristaltik, mengatur kadar gula darah dan ikut merubah glikogen
menjadi glukosa dalam hati.

Cara kerja kelenjar adrenalin

Cara kerjanya adalah pada awalnya stimulus yang mencekam akan


memberikan efek pada hipotalamus untuk mengaktifkan medula adrenal
dengan impuls saraf, kemudian korteks adrenal dengan sinyal hormonal.
Lalu medulla adrenal bertugas sebagai respon jangka pendek dari stress
dengan cara mensekresi hormon katekolamin. Kemudian korteks adrenal
akan mengontrol respon dari medulla adrenal, dimana respon tersebut
berlangsung lebih lama dibandingkan respon medulla adrenal.

5. Kelenjar Timus

Kelenjar timus adalah salah satu kelenjar yang memiliki peran penting
dalam pertumbuhan manusia. Kelenjar ini dapat ditemukan di dalam
mediastinum, tepatnya disekitar trakea. Kelenjar ini biasanya dapat
membesar seiring dengan berjalannya proses pubertas, akan tetapi akan
mengecil kembali ketika dewasa. Timus juga menghasilkan hormon
pertumbuhan yang akan berfungsi hinnga remaja dan setelah dewasa nanti
hormon pertumbuhan tidak akan berfungsi. Adapun fungsi kelenjar timus
adalah:

a. Untuk membantu pertumbuhan makhluk hidup.


b. Bertugas mengurangi aktivitas dari kelenjar kelamin.
c. Menghasilkan senyawa timosin yang bertugas sebagai perangsang
limfosit tubuh.

6. Kelenjar Pinealis

Kelenjar Pinealis merupakan kelenjar yang terdapat di dekat pusat otak


kita. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang bernama melatonin, dimana

6
reproduksi hormon ini bergantung dari seberapa lama tubuh mendapatkan
penyinaran. Ketika siang hari, kelenjar ini akan menghasilkan sedikit
melatonin, akan tetapi pada malam hari akan menghasilkan banyak.

Fungsi kelenjar pinealis

Kelenjar pinealis yang menghasilkan hormon melatonin memiliki


fungsi sebagai antioksidan tubuh yang efektif untuk memberikan
perlindungan pada sistem saraf otak dari serangan radikat bebas. Dalam
ritme biologis, hormon ini memberikan pengaruh pada siklus pada
seseorang, maksudnya disini adalah siklus dari bangun hingga tidur lagi
atau kebiasaan makan pada seseorang.

7. Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas dalam tubuh memiliki tugas untuk menghasilkan


insulin yang bertugas untuk mengatur tingkat glukosa dalam darah. Apabila
seseorang mengalami kekurangan insulin, maka akan menyebabkan
individu tersebut menjadi rentan terserang penyakit diabetes. Selain itu,
kelenjar pankreas ternyata terbagi atas 3 sel yang memiliki fungsi masing
masing, sel tersebut adalah :

a. Sel Alpa yang bertugas untuk memproduksi glukagon serta


meningkatkan glukagon, selain itu juga dapat menurunkan kadar
glukosa tubuh.
b. Sel Beta yang bertugas untuk memproduksi insulin, selain itu juga dapat
menurunkan glukagon dan meningkatkan glukosa.
c. Sel Gamma merupakan sel yang sampai saat ini belum diketahui secara
pasti fungsi tugasnya.

8. Kelenjar Gonad ( Kelenjar Kelamin )

Kelenjar kelamin atau disebut sebagai kelenjar gonad merupakan


kelenjar yang bertanggung jawab atas pertumbuhan pada manusia. Secara

7
umum, kelenjar ini menghasilkan beberapa hormon yang dibagi menjadi 2,
yaitu pada laki laki dan perempuan. Pada laki laki, kelenjar ini
menghasilkan hormon testosteron, sedangkan pada perempuan
menghasilkan hormon progresteron dan estrogen.

Fungsi kelenjar kelamin

Adapun fungsi dari hormon testosteron pada pria adalah untuk


menjaga metabolisme pria, selain itu juga memiliki pengaruh besar sebagai
penentu jenis kelamin pada janin dan mempengaruhi masa pubertas pada
pria. Sedangkan fungsi hormon progresteron utamanya adalah untuk
mematangkan sel induk wanita, mempertahankan status kehamilan dan
meningkatkan fungsi kelenjar tiroid. Lalu fungsi dari estrogen adalah
sebagai pencegah nyeri pada payudara, memberikan karakteristik secara
generatif pada wanita, untuk meningkatkan anabolisme protein tubuh dan
membantu dalam pembentukan tulang.

C. Fungsi dari Kelenjar Endokrin

1. Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan


berbagai macam jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah
apabila diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
2. Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol
aktivitas dari kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan
maksimal.
3. Merangsang Aktivitas – Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk
merangsang aktivitas kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke
sistem saraf dan menciptakan suatu efek dari rangsangan tersebut.
4. Pertumbuhan Jaringan – Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi
pertumbuhan jaringan pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi
maksimal.

8
5. Mengatur Metabolisme – Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk mengatur
metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk
meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus.
6. Metabolisme Zat – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi
fungsi metabolisme lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan
hidrat aranga dalam tubuh untuk agar optimal.

D. Cara Kerja Sistem Endokrin


Ketika bagian penting dari tubuh manusia, kelenjar sistem endokrin
mengontrol pelepasan hormon. Setiap kelenjar bertanggung jawab untuk
memproduksi hormon yang membantu mengontrol fungsi tubuh yang diperlukan.
Tanpa kelenjar ini, kontrol keseluruhan proses vital akan terancam. Kelenjar dari
sistem endokrin adalah salah satu struktur yang paling rumit dalam tubuh manusia.

Setiap kelenjar bertanggung jawab untuk mensekresi hormon jenis tertentu


yang digunakan dalam berbagai kapasitas seluruh tubuh. Hormon ini digunakan
untuk segala sesuatu dari pertumbuhan dan pengembangan sampai mengatur fungsi
metabolisme tubuh. Kelenjar dari sistem endokrin juga dapat menderita dari
berbagai gangguan yang mempengaruhi beragam jaringan dan sinyal ke seluruh
tubuh.

E. Kelainan pada Sistem Endokrin


1. Gangguan pertumbuhan, seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan akan
mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada anak-anak kelebihan hormon
pertumbuhan disebut gigantisme dan pada orang dewasa disebut ackromegali.
Sebaliknya, bila anak-anak mengalami kekurangan hormon, ia akan mengalami
kekerdilan.
2. Hyperprolactinemia, sekresi prolaktin yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan
produksi/keluarnya air susu ibu (galactoorhea) meski tidak mengandung atau tidak
menstruasi (amemorrhea).
3. Kegagalan fungsi gonad (hypogonadisme,) akibat kekurangan sekresi Hormon
Peluteinan (LH) dan Hormon Perangsang Folikel (FSH). Keadaan ini biasanya

9
sering dialami pria, yakni berupa kegagalan menghasilkan jumlah sperma yang
normal.
4. Penyakit tiroid, hormon tiroid yang berlebihan sebagai hasil dari kelenjar tiroid
yang terlalu aktif disebut hyperthyroidisme. Hal ini akan menyebabkan badan
meningkatkan keadaan metabolik yang naik. Kondisi ini akan mengabkibatkan
banyak sistem dalam tubuh mengembangkan fungsi yang tidak normal.
5. Hypothyroidisme adalah kondisi di mana hormon tiroid kurang disekresi dari
kelenjar tiroid yang kurang aktif. Hal ini akan melambatkan proses-proses dalam
tubuh dan mungkin mengakibatkan kepenatan, denyut jantung lemah, kulit
menjadi kering, berat badan meningkat, dan sembelit. Pada anak-anak, penyakit
ini menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan telatnya masa balig.
6. Penyakit kencing manis, penyakit sistem endokrin yang sering kita dijumpai.
Penyakit kecing manis ada dua. Jenis pertama terjadi apabila pankreas gagal
menghasilkan insulin yang mencukupi. Sementara, jenis kedua terjadi akibat
badan tidak mampu merespon insulin dengan normal. Penyakit kencing manis ini
bisa menyebabkan gagal ginjal, neuropathy dan kerusakan saraf, kebutaan,
amputasi kaki, sakit jantung, serta stroke.
7. Osteoporosis, terjadi baik pada wanita maupun laki-laki. Ini terjadi bila struktur
tulang menjadi semakin lemah dan kelihatan seperti retak atau patah. Banyak
faktor penyebabnya, termasuk kekurangan hormon estrogen pada masa menopaus
wanita, atau kekurangan hormon tetosteron pada laki-laki seiring bertambhnya
usia.
8. Sindrom Ovari Polisistik, PholycysticOvary Syndrome (PCOS) adalah penyakit
endokrin yang menyerang lebih kurang 5% jumlah wanita. Wanita yang
mengalami PCOS ini menghasilkan jumlah hormon seks lelaki (endogren) yang
berlebihan. Hal ini bisa menghalangi proses ovulasi dan menyebabkan
ketidaksuburan. Para penderita PCOS mungkin mengalami gangguan menstruasi
atau malah tidak menstruasi, tidak subur, rambut yang tumbuh berlebihan.
Penyakit ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan jangka panjang pada wanita.
9. Menopause, yakni masa perubahan badan di mana level estrogen, testosteron, dan
progesteron semakin berkurang dan akhirnya sama sekali berhenti produksi.
Kekurangan estrogen menyebabkan badan terasa panas, berpeluh, emosi tidak
stabil, murung, vagina kering, urin terganggu, hilang konsentrasi, dsb. Ada banyak
risiko jangka panjang yang bisa terjadi seperti penyakit kardiovaskular meningkat,
10
kegemukan, perubahan tingkat kolesterol, risiko osteoporosis meningkat, penyakit
Alzhiemer, dsb.
10. Diabetes insipidus, penyakit diakibatkan oleh kekurangan hormon antidiuresis.
Masalah ini timbul akibat rusaknya tangkai pituitari atau kelenjar pituitari
posterior. Penderita yang mengidap diabetes insipidus ini selalu merasa dahaga
dan sering kencing.
11. Ketidakcukupan Adrenal atau penyakit Addison, yakni akibat rusaknya fungsi
korteks adrenal dan secara langsung mengakibatkan kekurangan
pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid adrenal. Gejala-gejalanya antara lain:
badan lemah, penat, kekurangan/turunnya berat badan, murung, lesu, muntah-
muntah, anoreksia, dan hiperpigmentasi.

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem endokrin dalam kaitannya dengan sistem saraf yaitu mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan keseimbangan inamis dalam tubuh. Fungsi mereka satu sama lain
saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem
endokrin memiliki fungsi untuk membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja
dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan, dan kontrol
perkembangan seksual dan reproduksi.

B. Saran

Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena faktor dalam maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas
dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35026635/ SISTEM_ENDOKRIN

https://www.academia.edu/34666337/sistem_endokrin

13
LINK PPT GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN TIA AMELIA 1902018

https://drive.google.com/file/d/1fsE95OYSk4y6r1kKaeeCzMW8-ZmYvym-/view?
usp=drivesdk

14

Anda mungkin juga menyukai