Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PEMBAHASAN

Anatomi

Tiroid merupakan kelenjar endokrin(tidak memounyai duktus)dan bilobular


(kanan dan kiri), dihubungkanoleh isthmus(jembatan)yang terletak dideoan
trakhea tepat dibawah cartilago cricoidea. Kadang juga terdapat lobus tambahan
yang membentang keatas (ventral tubuh), yaitu lobus piramida.

Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah
depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,melekat
pada tulang sebelah kanan trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar ini
terdiri atas 2 lobus yaitu lobus destra dan lobus sinistra yang saling berhubungan,
masing- masing lobus yang tebalnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid
tergantung dari jumlah iodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber
utama untuk menjaga keseimnbangan yodium adalah yodiaum dalam makanan
dan minuman.

Struktur Mikroskopis
Kelenjar ini terdiri atas folikel seperti kelenjar asiner berdinding selapis sel.
Jika sedang beraktivitas kelenjar ini berbentuk kuboid yang tinggi, sedangkan bila
sedang istirahat sel ini berbentuk pipih dan bagian tengah asinernya terisi koloid
senyawa triglobulin, tirosin, dan hormone kelenjar tiroid

Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme
Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit
otoimun yang biasanya ditandai oleh roduksi otoantibodi yang memiliki kerja
mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut
immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin),
meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami umpan balik negatif dari
kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons
terhadap peningkatan kadar HT.

Sekresi Hormon tiroid


Hormone tiroid dari sel kelenjar memelukan bantuan TSH untuk endositosis
koloid oleh mikrofili. Enzim proteliotik berfungsi untuk memecahkan ikatan
hormone T3 dan T4 dari triglobulin kemudian melepasnya keperedaran darah.
Saat didistribusikan melalui plasma akan terikat oleh PBI. PBI kecil dan besar
akan terikat oleh protei yang bebas dalam keseimbangan.

Pembuluh Darah
Kapiler darah dan limfe membentuk pleksus yang erat dalam mengitari folikel
sehingga membantu melintasnya hormone kedalam lumen kapiler. Susunan
pembuluh darah menunjukkan bahwa terdapat gelombang dalam darah yang di
suplay ke daerah yang berbeda pada kelenjar.

Persarafan
Sejumlah besar serat saraf tak bermielin terdapat pada dinding arteri tiroid dan
sebagian besar mempunyai fungsi vasomotor. Beberapa saraf simpatis berakhir
pada lamina asal folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam
mempengaruhi fungsi tiroid melalui pengaruh langsug pada sel folikel yang
menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi tiroid.
Fisiologi

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin(T4) yang


kemudian berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3. Iodium
nonorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid.
Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga mempunyai afinitas
yang sangat tinggi didalam jaringan tiroid. T3 dan T4 yang dihasilkan ini kemudian
akan disimpan dalam bentuk koloid didalam tiroid. Sebagian besar T4 kemudin
akan dilepaskan ke sirkulasi sedangkan sisanya tetap didalam kelenjar yang
kemudian mengalami daur ulang. Di sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh
protein yaitu globulin pengikat tiroid Thyroid Binding Globulin (TBG) atau
prealbumin pengikat albumin Thiroxine Binding Prealbumine (TBPA). Hormon
stimulator tiroid Thiroid stimulating hormone (TSH) memegang peranan
terpenting untuk mengatur sekresi dan kelenjar tiroid.TSH dihasilkan oleh lobus
anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai umpan balik negatip
sangat pening dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi. Pada
pemeriksaan akan terlihat adanya sel parafolikular yang menghasilkan kalsitonin
yang berfungsi untuk mengatur metabolisme kalsium, yaitu menurunkan kadar
kalsium serum yerhadap tulang ( De Jong & Sjamsuhidajat,2005).
Pengertian

1 . Hipertiroidisme

Definisi: Peningkatan sintesis hormon tiroid akibat aktivitas berlebihan


kelenjar tiroid (penyakit Graves) atau perubahan fungsi kelenjar tiroid (penyakit
goiter toksik nodular).Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kadar hormon
tiroksin di dalam tubuh sangat tinggi. Hormon tiroksin dihasilkan oleh kelenjar
tiroid, dan berperan dalam berbagai proses metabolisme. Oleh sebab itu,
gangguan pada hormon ini akan menyebabkan gangguan metabolisme tubuh.

Hipertiroidisme adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengacu


pada simtoma hiperaktif dari jaringan kelenjar tiroid yang menyebabkan sintesis
dan sekresi berlebih hormon tiroid. Dimana kondisi tersebut berlebihnya jumlah
hormon tiroid. Hipertiroid bisa menyebabkan segala sesuatu yang ada didalam
tubuh bekerja dengan terlalu cepat (mempercepat metabolisme tubuh), misalnya,
berat badan turun dengan cepat, jantung berdetak kencang, banyak berkeringat,
gugup.

Pada penderita jantung, penderita hipertiroidisme mengalami peningkatan laju


istirahat denyut, peningkatan kontraksi bilik ventrikular kiri, yang menyebabkan
penurunan tekanan diastolik dan peningkatan tekanan sistolik. Oleh karena terjadi
penurunan serum kolesterol, penderita menjadi lebih rentan terhadap gangguan
ritme jantung, terutama disebabkan oleh fibrilasi atrial.

Letak kelenjar tiroid berada di bagian depan leher. Fungsinya untuk


mengontrol metabolisme tubuh, mengolah makanan menjadi energi. Metabolisme
juga mempengaruhi kerja jantung, tulang, otot dan kolestrol.
Penyebab:

Gangguan yang dapat menyebabkan hipertiroid bermacam-macam, mulai dari


penyakit autoimun hingga efek samping obat. Berikut ini adalah berbagai
penyebab penyakit dan kondisi yang bisa menyebabkan hipertiroidisme:

 Penyakit Graves akibat autoimun atau kekebalan tubuh sendiri yang


menyerang sel normal.
 Peradangan kelenjar tiroid atau tiroiditis.
 Benjolan atau tumor jinak di kelenjar tiroid atau kelenjar
pituitari(hipofisis).
 Kanker tiroid.
 Tumor di testis atau ovarium.
 Konsumsi obat dengan kandungan iodium tinggi, misalnya amiodarone.
 Penggunaan cairan kontras dengan kandungan iodium dalam tes
pemindaian.
 Terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung iodium tinggi,
seperti makanan laut, produk susu, dan telur.

Selain beberapa penyebab di atas, ada faktor-faktor lain yang dapat


meningkatkan risiko seseorang terkena hipertiroidisme. Faktor risiko tersebut
meliputi:

 Berjenis kelamin wanita.


 Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit Graves.
 Menderita penyakit kronis, seperti diabetes tipe 1, anemia, atau gangguan
kelenjar adrenal.
Kelenjar tiroid memproduksi dua jenis hormon, yaitu triiodotiroin (T3) dan
tiroksin (T4). Setiap hormon berfungsi untuk mengatur sel dan cara kerja tubuh.
Umumnya, kelenjar tiroid akan memproduksi hormon dalam jumlah yang tepat.
Namun dalam kondisi tertentu, produksi hormon dapat dilakukan secara berlebih,
terutama tiroksin (T4).

Banyaknya hormon tiroksin yang diproduksi kelenjar tiroid dalam tubuh bisa
disebabkan oleh berbagai hal, seperti penyakit Graves, obat amiodaron, suplemen
iodine, nodul tiroid, kanker tiroid, tiroiditis, kehamilan atau tumor adenoma
hiposisis.Kondisi yang dapat menyebabkan kelenjar tiroid menjadi sangat aktif
memproduksi hormon tiroksin:

1 Faktor autoimun dan generik


2 Penyakit Graves
3 Peningkatan Sekresi TSH
4 Adenoma tiroid
5 Tumor hopofise
6 Faktor presipitasi
a) Stres fsikologis atau fisiologis
b) Infeksi
c) Ketoasidosis diabetes
d) Asupan iodium berlebihan
e) Pembedahan
f) Toksemia kehamilan
Patofisiologi

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika.


Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai
tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-
lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat
beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel
meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15
kali lebih besar daripada normal.

Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu


yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang
berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat
TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil
akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi
TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda
dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon
tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
oleh kelenjar hipofisis anterior.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga


diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar
tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa
dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat
peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses
metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung
tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor
otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita
mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas
normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler.
Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai
daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata
terdesak keluar.

Tanda dan Gejala


Gejala yang ditimbulkan oleh hipertiroidisme terjadi akibat metabolisme
tubuh berlangsung lebih cepat. Gejala ini dapat dirasakan secara perlahan maupun
mendadak. Gejala yang muncul antara lain:
 Jantung berdebar
 Tremor atau gemetar di bagian tangan
 Mudah merasa gerah dan berkeringat
 Gelisah
 Mudah marah
 Berat badan turun drastis
 Sulit tidur
 Konsentrasi menurun
 Diare
 Penglihatan kabur
 Rambut rontok
 Gangguan menstruasi pada wanita

Selain gejala yang dapat dirasakan oleh penderita, ada beberapa tanda-tanda
fisik yang dapat ditemukan pada penderita hipertiroidisme. Tanda tersebut
meliputi:
 Pembesaran kelenjar tiroid atau penyakit gondok
 Bola mata terlihat sangat menonjol
 Muncul ruam kulit atau biduran
 Telapak tangan kemerahan
 Tekanan darah meningkat
Selain itu, terdapat jenis hipertirodisme yang tidak menimbulkan gejala.
Gangguan ini disebut hipertiroid subklinis. Kondisi ini ditandai dengan
meningkatnya TSH tanpa disertai dengan hormon tiroid Setengah penderitanya
akan kembali normal tanpa pengobatan khusus.

Mengatasi Hipertiroid
Ada beberapa pilihan terapi yang biasanya diberikan untuk penderita
hipertiroid yaitu, obat antitiroid, yodium radioaktif dan pembedahan. Yodium
radioaktif dan obat antitiroid adalah yang paling sering digunakan.

Pengobatan terbaik untuk Anda akan tergantung pada sejumlah hal, termasuk
usia Anda. Beberapa orang membutuhkan lebih dari satu jenis perawatan. Tanpa
pengobatan, hipertiroid bisa menyebabkan masalah-masalah yang serius seperti
masalah jantung, masalah tulang, dan kondisi berbahaya yang disebut thyroid
storm (badai tiroid).

Bahkan jika gejalanya tidak mengganggu, anda masih perlu perawatan atau
terapi dari dokter. Demikian artikel mengenai penyakit Hipertiroid.

Pengkajian Hipertiroid

a) Identitas pasien Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya:


nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis
kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.
b) Tanyakan riwayat timbulnya gejala yang berkaitan dengan metabolisme
yang meningkat, hal ini mencakup laporan klien dan keluarga mengenai
keadaan klien yang mudah tersinggung (irritabel) dan peningkatan reaksi
emosionalnya.
c) Kaji dampak perubahan yang dialami pada interaksi klien dengan
keluarga, sahabat dan teman sekerjanya.
d) Tanyakan riwayat penyakit yang lalu mencakup faktor pencetus stres dan
kemampuan klie unruk mengatasinya.
e) Kaji status nutris
f) Kaji timbulnya gejala yang b.d haluaran sistem saraf yang berlebihan dan
perubahan pada penglihatan dan penampakkan mata.
g) Kaji keadaan jantung klien secara berkala meliputi frekuensi,, tekanan
darah, bunyi jantung, dan denyut nadi perifer.
h) Kaji kondisi emosional dan psikologis.
i) Pengkajian klien juga ditujukan untuk mendeteksi iritabilitas, ansietas,
gangguan tidur, apati, dan letargi.

Perumusan diagnosa keperawatan

1. Resiko tinggi teradap penurunan curah jantung berhubungan dengan


hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energy.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolism (eningkatan nafsu makan
atau pemasukan dengan penurunan berat badan ).
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhanpengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi.

INTERVENSI

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan


hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan
bebankerja jantung.
Tujuan :Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai
dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria :

 Nadi perifer dapat terabanormal.


 Vital sign dalam batas normal.
 Pengisian kapiler normal

Intervensi :

a) Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri


jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.

Rasional: Hipotensi umum atau orto statik dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volumesirkulasi.

b) Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang


dikeluhkanpasien.

Rasional: Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh


otot jantung atau iskemia.

c) Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal(seperti


krekels).

Rasional: murmur yang menonjol berhubungan dengan


curah jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik.

d) Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering,nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi.

Rasional: Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan


volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung.
e) Catat masukan dan haluaran

Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat


menimbulkan dehidrasi berat.

2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan


kebutuhan energi.

Tujuan: Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang


peningkatan tingkat energy.

Intervensi :

a) Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.

Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat,


takikardia mungkin ditemukan.

b) Ciptakan lingkungan yang tenang

Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar


dapat menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan imsomnia.

c) Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas

Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism

d) Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage

Rasional : Meningkatkan relaksasi


3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan
nafsumakan/pemasukan dengan penurunan berat badan)

Tujuan: Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :Nafsu
makan baik, Berat badan normal, Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.

Intervensi :

a) Catat adanya anoreksia, mual dan muntah

Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan


sekresi insulin atau terjadi resisten yang mengakibatkanhiperglikemia

b) Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari

Rasional: Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan


kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadapterapi antitiroid.

c) Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan


vitamin

Rasional: Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-


zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang
sesuai.

4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik


Tujuan: Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat
dapat diatasi dengan kriteria: Pasien tampak rileks.
Intervensi :

a) Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas

Rasional: Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan


insomnia.

b) Bicara singkat dengan kata yang sederhana

Rasional: Rentang perhatian mungkin menjadi pendek, konsentrasi


berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasiinformasi.

c) Jelaskan prosedur tindakan

Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan


kesalahan interpretasi

d) Kurangi stimulasi dari luar

Rasional: Menciptakan lingkungan yang terapeutik

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan


kebutuhanpengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi

Tujuan: Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya


dengan kriteria mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :

a) Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan

Rasional: Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat


menentukan pilihan berdasarkan informasi

b) Berikan informasi yang tepat

Rasional: Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang


muncul akan menentukan tindakan pengobatan

c) Identifikasi sumber stress

Rasional: Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam


memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini

d) Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat

Rasional: Mencegah munculnya kelelahan

e) Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid

Rasional: Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar


kemungkinan mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah
pengobatan selama 5 tahun kedepan.

Pendidikan Kesehatan
Gangguan tiroid terjadi akibat infeksi bakteri atau virus yang mengakibatkan
peradangan pada kelenjar. Kelenjar ini berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak
pada bagian depan leher di sebelah bawah. Kelenjar tersebut berfungsi
melepaskan hormon tiroid yang bekerja mengendalikan metabolisme tubuh dalam
menggunakan energi.Tiroid juga mengatur fungsi penting di tubuh seperti denyut
jantung, sistem saraf pusat dan perifer, berat badan, kekuatan otot, suhu tubuh,
siklus menstruasi, dan kolesterol di dalam darah. Sedangkan kelainan fungsi dapat
berupa menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak yang dikenal dengan
hipertiroid atau justru sebaliknya, menghasilkan lebih sedikit hormon tiroid yaitu
hipotiroid.Hipertiroid dan hipotiroid membutuhkan penanganan yang berbeda.
Dua kasus ini bisa dideteksi dengan gejala yang berhubungan dengan kondisi
fisik.

Trend Dan Issue


Tren
dr Muhammad Ikhsan Mokoagow, M.Med.Sci, SpPD - FINASIM, dokter
spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah Puri Indah menjelaskan bahwa ikan
asin memang memiliki kandungan yodium yang tinggi. Namun, bukan berarti
konsumsi ikan asin dapat selalu berujung pada risiko Hipertiroid. Jika Hipertiroid
disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh atau autoimun yang menyerang kelenjar
tiroid, maka bukan ikan asinlah penyebabnya.Namun, dokter Ikhsan
mengingatkan bagi para pengidap hipertiroid untuk membatasi makanan yang
tinggi kadar yodium.

Issue

Gangguan tiroid menempati posisi kedua sebagai penyakit metabolik


terbanyak setelah diabetes melitus. Sekitar ratusan juta orang di dunia hidup
dengan gangguan tiroid.

Indonesia sendiri merupakan negara tertinggi di Asia Tenggara dengan jumlah


penderita tiroid sebanyak 17 juta jiwa atau 6,5 persen dari seluruh penderita
gangguan tiroid.

"Saat ada gangguan pada tiroid, maka berhubungan dengan seluruh tubuh,"
kata dokter spesialis penyakit dalam Muhammad Ikhsan Mokoagow dalam
diskusi media yang dihelat Rumah Sakit Pondok Indah, di Jakarta, Rabu (28/7).
Peran dan Fungsi Perawat
Peran Perawat
a. Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan
kompleks.

b. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya
sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

c. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
d. Koordinator
peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.

e. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

f. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

g. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.

Fungsi Perawat
Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai
fungsidiantaranya:

a. Fungsi Independent
Merupan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan
nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan
keamanan dan kenyamanan, pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan
harga diri dan aktualisasi diri.

a. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau
instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang
di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

b. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi
apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian
pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang
mempunyapenyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim
perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai