Anda di halaman 1dari 20

BAB I

Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG
Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid bertanggung jawab
mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler. Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit
yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida.
Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium. Efek
utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan
meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan
kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal. Hormon paratiroid juga menyebabkan
phosphaturia, jika kekurangan cairan fosfat. hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi
primer, sekunder dan tersier. (Lawrence Kim, MD, 2005)
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak
adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh
kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan
yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital). Kadangkadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.

B. Tujuan Penulisan
1. Umum:
Mengetahui secara umum tentang Hipertoroidisme
2. Khusus:
Untuk mengetahui tentang:
a.
b.
c.
d.
e.

Pengertian dan etiologi Hipertoroidisme


Manifestasi klinis Hipertoroidisme
Patofisiologi Hipertoroidisme
Pemeriksaan diagnostik
Tindakan keperawatan

C. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab. Bab pertama berisikan
pendahuluan yaitu latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. Bab kedua
berisikan tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, test diagnostik,
penatalaksanaan, dan komplikasi. Bab terakhir adalah penutup yang berisikan tentang
simpulan dan saran.

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. PENGERTIAN
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat
terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin:
296).
.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap
pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337).
Hipertiroid adalah suatu keadaan hipermetabolik disebut juga tirotoksikosis, terjadi
akibat kelebihan sekresi tiroksin (T4) atau triiodo-tironin (T3). (Barbara, C. Long, 1996:
265)
Hipertiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat
dari produksi hormone tiroid yang berlebihan. (Doenges, M. E, 2000: 708)
Hipertiroidisme adalah keadaan di mana produksi hormon tiroksin berlebihan.
(Ranakusuma, A. B, 1992: 24-25)
Maka, hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar
tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dan
menjadi gangguan ketidak seimbangan metabolic.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan
leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,melekat pada tulang sebelah
kanan trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar ini terdiri atas 2 lobus yaitu lobus
destra dan lobus sinistra yang saling berhubungan, masing- masing lobus yang tebalnya 4 cm
dan lebarnya 2,5 cm.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid
tergantung dari jumlah iodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber utama untuk
menjaga keseimnbangan yodium adalah yodiaum dalam makanan dan minuman.
a. Struktur Mikroskopis
Kelenjar ini terdiri atas folikel seperti kelenjar asiner berdinding selapis sel. Jika
sedang beraktivitas kelenjar ini berbentuk kuboid yang tinggi, sedangkan bila sedang

istirahat sel ini berbentuk pipih dan bagian tengah asinernya terisi koloid senyawa
triglobulin, tirosin, dan hormone kelenjar tiroid.
b. Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme
Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimun yang
biasanya ditandai oleh roduksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar
tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (thyroidstimulating immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami
umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena
keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT
c. Sekresi Hormon tiroid
Hormone tiroid dari sel kelenjar memelukan bantuan TSH untuk endositosis
koloid oleh mikrofili. Enzim proteliotik berfungsi untuk memecahkan ikatan hormone T3
dan T4 dari triglobulin kemudian melepasnya keperedaran darah. Saat didistribusikan
melalui plasma akan terikat oleh PBI. PBI kecil dan besar akan terikat oleh protei yang
bebas dalam keseimbangan.
d. Persarafan
Sejumlah besar serat saraf tak bermielin terdapat pada dinding arteri tiroid dan
sebagian besar mempunyai fungsi vasomotor. Beberapa saraf simpatis berakhir pada
lamina asal folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi
tiroid melalui pengaruh langsug pada sel folikel yang menunjukkan rangsangan saraf
dalam mempengaruhi fungsi tiroid.
C. ETIOLOGI
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH
dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme
akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan
Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1) Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. Solitary toxic adenoma
2) Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis

c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan


d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada hipertiroidisme adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan frekuensi denyut jantung.
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin.
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan.
d. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik
e. Peningkatan frekuensi buang air besar
f. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
g. Gangguan reproduksi
h. Tidak taahan panas
i.

Cepat lelah

j. Pembesaran kelenjar tiroid


k. Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam orbit
mata.

E. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke

dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa
kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena
itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,
yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya
sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Peningkatan sekresi hormone tiroid juga membuat produksi
T3 yang masuk kedalam intisel otot jantung pun meningkat. Sehingga, pembentukan
kompleks yang berikatan dengan thyroid hormone respon element yang bekerja untuk
mengatur transkripsi gen untuk sintesis protein pun meningkat. Sehingga salah satu hasil
sintesis protein adalah myosin alfa dan beta yang merupakan protein myofibril pada filamen
tebal dari bagian kontraksi otot pun akan bekerja cepat sehingga nadi yang takikardi atau
diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler.
Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah
jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
F. PATOFLOW

Penyakit Grave
Toxic Multinodular
Solitary Toxic Adenema

Tiroiditis
Troboblastis
Ambilan Hormone tiroid
Pemakaian Yodium berlebihan
Kanker Pituitari
Obat-obatan

Hipertiroidisme

Sekresi hormone
tiroid

Kelenjar tiroid
membesar
Hyperplasia dan lipatanlipatan sel folikel kedalam
folikel

TSI berikatan dengan


reseptor membrane yang
mengikat TSH
Merangsang aktivasi
cAMP dalam sel

Sel-sel sekretori
kelenjar tiroid
membesar

Konsentrasi TSH plasma


T3 dan
pemebentukan
kompleks

Metabolisme
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan

Ansietas

tubuh
Kesulitan
tidur

Inflamasi
autoimun

Perubahan proses
pikir

Jaringan
peroirbital
Otot-otot
ekstraokuler
Eksopthalmus

Sintesis
protein
Kontraksi
otot
Myosin
Takhikardia

Konsentrasi TSI
Sekresi hormone tiroid

Menekan pembentukan
Ca dalam tubuh
TSH oleh kelenjar
hipofisis anterior.
Pertumbuhan
terhambat

G. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak
diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon :
1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat
2.
3.
4.
5.
6.

atau kelenjar tiroid.


TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
Bebas T4 (tiroksin)
Bebas T3 (triiodotironin)
Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.

Dalam pemeriksaan diagnostic juga terdapat tes diagnostic. Tes diagnostic hipertyroid ada 2,
yaitu:
1. Tes darah hormone tiroid, meliputi :
a. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4) meningkat, TSH dan
TRH(menurun) akan memastikan keadaan dan idealisis masalah di tingkat susunan
saraf pusat atau kelenjar tiroid.
Nilai normal:

T3 (0,58-1,59) lU/ml
T4 (5,10-14,10) lU/ml
TSH (0,27-4,20) lU/ml
Thyroglobulin (1,40-78,00) lU/ml
b. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum.

2. Pemeriksaan radiologi hormon tiroid, meliputi :


a. X-ray scan, untuk mendeteksi adanya tumor
b. CT scan, untuk mendeteksi adanya tumor
c. MRI scan, untuk mendeteksi adanya tumor
d. Tiroid scan, untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
I. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid. Obat
antitiroid. Digunakan dengan indikasi:
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin
yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan
tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena
T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme
pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya
sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah
pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x
50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil.
Obat antitiroid bekerja dengan cara menghambat peningkatan (inkanpanasi) yodium
pada TBG (thyraxine biding globulin) sehingga akan menghambat sekresi TSH (Tryroid

Stimulating Hormone) sehingga mengakibatkan berkurangnya produksi atau sekresi hormone


tiroid. Antitiroid digunakan untuk :
1. Mempertahankan remisi pada trauma dengan tiraksikkosis
2. Mengendalikan kadar hormone pada pasien yang mendapat yodium radioaktif
3. Menjelang pengangkatan tiroid
Fenobarbital yang berfungsi sebagai penenang atau obat tidur karena pasien biasanya
gekisah dan tidak bias tidur.
Vitamin B kompleks diberikan karena kekurangan vitamin B adalah salah satu pemicu
hipertiroid.
2. Terapi yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif diberikan pada:
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid.
d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
Biasanya dilakukan pada penderita-penderita tertentu dan berusia di atas 40 tahun,
yaitu apabila sering terjadi kekambuhan (relaps) setelah diterapi dengan obat-obatan,
atau kekambuhan setelah operasi.
3. Tindakan operasi
Cara ini jarang dilakukan dokter karena beresiko tinggi. Komplikasi operasi yang
mungkin terjadi ialah hipoparatiroid atau kadar kelenjar paratiroidnya menjadi rendah,
paralysis (kelumpuhan) pita suara sehingga suara pasien menjadi hilang. Pembedahan
dilakukan untuk mengangkat sebagian ( bagian). Tetapi sebelum operasi
dilakukan kadar hormon tiroid harus dinormalkan lebih dahulu dengan obat
metimazol. Hal ini berguna untuk mengurangi resiko selama menjalani operasi.
4. Keperawatan
a) Diet yang diberikan harus tinggi kalori, yaitu memberikan kalori 2600-3000 kalori
perhari baik dari makanan maupun dari suplemen.
b) Konsumsi protein harus tinggi yaitu 100-125 hr (2,5 gr/kg berat badan) per hari
untuk mengatasi proses pemecahan protein jaringan seperti: susu dan telur.
c) Olahraga secara teratur.
d) Mengurangi rokok, alcohol dan kafein yang dapat meningkatkan kadar
metabolisme.

ASUHAN KEPERAWATAN
1.

Pengkajian
Aktivitas atau istirahat

1.

Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot


lemah,gangguan koordinasi,kelelahan berat

2.

Tanda : Atrofi otot

3.

Sirkulasi

1.

Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)

2.

Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium),irama


gallop,murmur,peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat.Takikardia saat
istirahat,sirkulasi kolaps,syok (krisis tirotoksikosis)

3.

Eliminasi

1.

Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria,


nocturia),rasa nyeri/terbakar,kesulitan berkemih (infeksi),infeksi saluran kemih
berulang,nyeri tekan abdomen,diare,urine encer,pucat,kuning, poliuria (dapat berkembang
menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat),urine berkabut,bau busuk
(infeksi),bising usus lemah dan menurun,hiperaktif (diare).

2.
1.

Integritas / Ego
Gejala : Stress,tergantung pada orang lain,masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.

2.

Tanda : Ansietas peka rangsang

3. Makanan / Cairan
1. Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah,tidak mengikuti diet,peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu,
haus, penggunaan diuretik (tiazid)
2. Tanda : Kulit kering atau bersisik,muntah,pembesaran thyroid (peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah),bau halitosis atau
manis,bau buah(napas aseton
3.

Neurosensori

1.

Gejala : Pusing atau


pening, sakit kepala kesemutan,kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan.

2.

Tanda :
Disorientasi,mengantuk, lethargi,stupor atau koma (tahap lanjut),gangguan memori baru
masa lalu ) kacau mental.Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma),aktivitas kejang
( tahap lanjut dari DKA).

3. Nyeri / Kenyamanan
1.

Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat),wajah meringis dengan
palpitasi,tampak sangat berhati-hati.

2.
1.

Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen,batuk dengan / tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak)

2.

Tanda : sesak napas,batuk dengan atau tanpa sputum purulen


(infeksi),frekuensi pernapasan meningkat

3.

Keamanan

1. Gejala : Kulit kering,gatal,ulkus kulit

2.

Tanda : Demam,diaforesis,kulit rusak,lesi atau ulserasi,menurunnya


kekuatan umum/rentang gerak,parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)

3.

Seksualitas

Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ),masalah impotent pada pria.


Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih,aseton plasma positif secara
mencolok,asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme
adalah sebagai berikut :
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol,keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan
berat badan).
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata;kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis;status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi,prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,perubahan pola tidur.

INTERVENSI DAN RASIONAL


No.

Diagnosa Keperawatan

Intervensi

Rasional

1.

Risiko tinggi terhadap


penurunan curah jantung
berhubungan dengan
hipertiroid
tidak terkontrol,keadaan
hipermetabolisme,peningkatan
beban kerja jantung.

1. Pantau tekanan
darah pada posisi
baring, duduk dan
berdiri jika
memungkinkan.
Perhatikan besarnya
tekanan nadi.

Hipotensi umum atau


ortostatik dapat terjadi
sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang
berlebihan dan
penurunan volume
sirkulasi

Tujuan :Klien akan


mempertahankan curah jantung
yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan
kriteria :
Nadi perifer dapat teraba
normal
Vital sign dalam batas
normal.
Pengisian kapiler normal
Status mental baik
Tidak ada disritmia

2. Periksa
kemungkinan
adanya nyeri dada
atau angina yang
dikeluhkan
pasien.

Merupakan tanda adanya


peningkatan kebutuhan
oksigen oleh
otot jantung atau iskemia

Murmur yang menonjol


berhubungan dengan
curah
jantung meningkat pada
keadaan hipermetabolik.

Dehidrasi yang cepat


dapat terjadi yang akan
menurunkan
volume sirkulasi dan
menurunkan curah
jantung

Kehilangan cairan yang


terlalu banyak dapat
menimbulkan
dehidrasi berat

3. Auskultasi suara
nafas,perhatikan
adanya suara yang
tidak normal (seperti
krekels)
4. Observasi tanda dan
gejala haus yang
hebat,mukosa
membran
kering,nadi
lemah,penurunan
produksi urine dan
hipotensi
5. Catat masukan dan
keluaran

2.

Kelelahan berhubungan dengan

1.
Pantau
tanda
vital
hipermetabolik dengan
dan catat nadi baik
peningkatan kebutuhan
istirahat maupun saat
energi
aktivitas.
Rasional : Nadi
Tujuan : Klien akan
secara luas meningkat
mengungkapkan secara verbal
dan bahkan
tentang peningkatan tingkat
istirahat,takikardia
energi
mungkin ditemukan

Menurunkan stimulasi
yang kemungkinan besar
dapat menimbulkan
agitasi,hiperaktif,dan
insomnia

2. Ciptakan lingkungan
yang tenang

3. Sarankan pasien
untuk mengurangi
aktivitas

Membantu melawan
pengaruh dari
peningkatan metabolism

Meningkatkan relaksasi

Peningkatan aktivitas
adrenergic dapat
menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi
resisten yang
mengakibatkan
hiperglikemia

Penurunan berat badan


terus menerus dalam
keadaan masukan
kalori yang cukup
merupakan indikasi
kegagalan terhadap terapi
antitiroid
Mungkin memerlukan
bantuan untuk menjamin
pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat
dan mengidentifikasi
makanan pengganti yang
sesuai.

4. Berikan tindakan
yang membuat pasien
merasa nyaman
seperti massase
3.

Risiko tinggi terhadap


perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan
metabolisme (peningkatan
nafsu makan/pemasukan
dengan
penurunan berat badan)

Tujuan : Klien akan


menunjukkan berat badan stabil
dengan kriteria :
Nafsu makan baik.
Berat badan normal
Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi

1. Catat adanya
anoreksia, mual dan
muntah
2. Pantau masukan
makanan setiap hari,
timbang berat badan
setiap hari
3. Kolaborasi untuk
pemberian diet
tinggi kalori,
protein, karbohidrat
dan vitamin

4.

Risiko tinggi terhadap


kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan
perubahan mekanisme
perlindungan dari
mata;kerusakan penutupan
kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan

1. Observasi adanya
edema periorbital.
2. Evaluasi ketajaman
mata
3. Anjurkan pasien
menggunakan kaca
mata gelap

Stimulasi umum dari


stimulasi adrenergik yang
berlebihan

Oftalmopati infiltratif
adalah akibat dari
peningkatan jaringan
retroorbita

mempertahankan kelembaban
membran mukosa mata,
terbebas
dari ulkus

4. Bagian kepala tempat


tidur ditinggikan

Melindungi kerusakan
kornea

Menurunkan edema
jaringan bila ada
komplikasi

Ansietas ringan dapat


ditunjukkan dengan peka
rangsang dan
insomnia

Rentang perhatian
mungkin menjadi
pendek,konsentrasi
berkurang,yang
membatasi kemampuan
untuk mengasimilasi
informasi

Memberikan informasi
yang akurat yang dapat
menurunkan
kesalahan interpretasi

Menciptakan lingkungan
yang terapeutik

Memberikan
pengetahuan dasar
dimana pasien dapat
menentukan pilihan
berdasarkan informasi

Berat ringannya keadaan,


penyebab,usia dan
komplikasi yang
muncul akan menentukan
tindakan pengobatan

Faktor psikogenik
seringkali sangat penting

5.

Ansietas berhubungan dengan


faktor fisiologis; status
hipermetabolik

1. Observasi tingkah
laku yang
menunjukkan tingkat
ansietas

Tujuan : Klien akan


melaporkan ansietas berkurang 2. Bicara singkat
dengan kata yang
sampai tingkat dapat diatasi
sederhana
dengan kriteria : Pasien tampak
rileks
3. Jelaskan prosedur
tindakan
4. Kurangi stimulasi
dari luar

6.

Kurang pengetahuan mengenai


kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak
mengenal sumber informasi
Tujuan : Klien akan
melaporkan pemahaman
tentang penyakitnya dengan
kriteria :
Mengungkapkan pemahaman
tentang penyakitnya

1. Tinjau ulang proses


penyakit dan harapan
masa depan
2. Berikan informasi
yang tepat
3. Identifikasi sumber
stress
4. Tekankan pentingnya
perencanaan waktu
istirahat
5. Berikan informasi

tanda dan gejala dari


hipotiroid

dalam
memunculkan/eksaserbas
i dari penyakit ini

Mencegah munculnya
kelelahan

Pasien yang mendapat


pengobatan hipertiroid
besar kemungkinan
mengalami hipotiroid
yang dapat terjadi segera
setelah pengobatan
selama 5
tahun kedepan

Menentukan adanya
kelainan pada proses
sensori

Kemungkinan terlalu
waspada, tidak dapat
beristirahat, sensitifitas
meningkat atau menangis
atau mungkin
berkembang menjadi
psikotik yang
sesungguhnya

7.

Risiko tinggi perubahan proses


pikir berhubungan dengan
perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi
SSP/mempercepat aktifitas
mental, perubahan pola tidur
Tujuan : Mempertahankan
orientasi realitas umumnya,
mengenali perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan
faktor penyebab.

1. Kaji proses pikir


pasien seperti
memori, rentang
perhatian, orientasi
terhadap
tempat, waktu dan
orang
2. Catat adanya
perubahan tingkah
laku
3. Kaji tingkat ansietas

4. Ciptakan lingkungan

yang tenang,turunkan
stimulasi lingkungan
5. Orientasikan pasien
pada tempat dan
waktu
6. Anjurkan keluarga
atau orang terdekat
lainnya untuk
mengunjungi klien.
7. Kolaborasi

Ansietas dapat merubah


proses pikir

menurunan stimulasi
eksternal dapat
menurunkan
hiperaktifitas/refleks,peka
rangsang saraf,halusinasi
pendengaran

Membantu untuk
mengembangkan dan

pemberian obat
sesuai indikasi seperti
sedatif/tranquilizer,at
au

obat anti psikotik

mempertahankan
kesadaran
pada realita/lingkungan
Membantu dalam
mempertahankan
sosialisasi dan orientasi
pasien.
Meningkatkan
relaksasi,menurunkan
hipersensitifitas
saraf/agitasi
untuk meningkatkan
proses pikir.

EVALUASI
Hasil yang diharapkan adalah :
1.

Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan


kebutuhan
tubuh

2.

Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi

3.

Klien akan menunjukkan berat badan stabil

4.

Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata,terbebas dari


ulkus

5.

Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

6.

Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya

7.

Mempertahankan orientasi realitas umumnya,mengenali perubahan dalam


berpikir/berprilaku dan faktor penyebab

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari.Pada
gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek
umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang
disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak.pengobatan hipertiroidisme adalah

membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat
antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).

1. Saran
Dari penyakit ini,dapat dihindarkan dengan cara tidak stress,tidak merokok,tidak
mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium secara berlebihan
karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organism-organisme dapat menyebabkan infeksi
karena ada virus.

Anda mungkin juga menyukai