NIM : 04011181621007
Kelas : Beta 2016
Learning Issues
Histologi kelenjar Tiroid
Etiologi Hipertiroidisme
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan
keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar
TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT
dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT
yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH
receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi,
kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti
ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision.Penyakit mata
ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon
teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta
berkeringat banyak.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak
terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang
yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek
samping.
Tatalaksana Hipertiroidisme
Pendekatan klinis hipertiroidisme dapat dilihat pada gambar 1. Awalnya tentu saja
pasien dating dengan keluhan. Kita lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis.
Setelah mendapatkan kecurigaan kearah hipertiroidisme, kita melakukan
pemeriksaan laboraturium untuk mengerucutkan diagnosis banding.
Gambar 1. Alur diagnosis hipertiroidisme.
Propanolol diberikan selama beberapa minggu sebelum operasi dan 7-10 hari
setelah operasi untuk menjaga denyut jantung < 90 denyut/menit.
Propanolol dikombinasi dengan Kalium Iodida selama 10-40 hari
2. Obat Anti-thyroid
Dosis awal :
Dosis pemeliharaan :
Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu
remisi jangka panjang. Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi.
Jika terjadi serangan ulang à terapi alternatif dengan radioactive iodine (RAI)
karena terapi lanjutan biasanya jarang memicu remisi.
KI: pasien dg goiter besar, pasien dg gangguan ginjal dpt diberikan dosis yg sangat
rendah
Efek samping: mual, sakit kepla, reaksi alergi (rash), hipotiroid, hepatotoksisitas,
penekakan sumsum tulang
– tiap tetes mengandung 38 mg Iodida atau 6,3 mg Iodida dalam larutan Lugol
3. Natrium iodida 131 (131I) adalah larutan oral yang terkonsentrasi di tiroid
dan mengganggu sintesis hormon dengan penggabungan hormon tiroid dan
tiroglobulin. Setelah periode beberapa minggu, folikel yang telah diambil RAI dan
folikel disekitarnya mengalami nekrosis selular dan fibrosis jaringan interstitial.
Tujuan terapi: untuk menghancurkan sel –sel tiroid yang sangat reaktif.
RAI adalah senyawa pilihan untuk penyakit Grave, nodul autonom toksik, dan
gondok multinodular toksik.
Hormon tiroid disproduksi oleh kelenjar tiroid dan disekresi ke sirkulasi dalam
bentuk tiroksin (T4) sebanyak 95% dan sisanya triiodotironin (T3). Produk hormon
tiroid ini dibawah regulasi hipotalamus dan hipofisis berupa TRH (thyrotropine
releasing hormone)dan TSH (thyroid stimulating hormone).
Ada mekanisme umpan balik negatif hormon tiroid terhadap terhadap TRH dan
TSH. Dalam homeostasis, apabila kadar hormon tiroid rendah maka hormon TRH
dan TSH akan ditingkatkan produksinya. Begitu pun, ketika kadar hormon tiroid
tinggi maka akan produksi TRH dan TSH akan dihambat.
Kadar T4 Menurun
Penurunan kadar t4 merupakan tanda adanya hipotiroid. Pada keadaan hipotiroid
ini harus dicari gejala klinis hipotiroid seperti lemas/letargi, hipotonus, konstipasi,
kulit kering, gangguan pertumbuhan atau gangguan perkembangan. Namun gejala
klinis tersebut terkadang belum muncul, terutama pada neonatus.
Penurunan kadar T4 dapat disertai peningkatan kadar TSH. Diagnosis pada keadaan
T4 menurun dan TSH meningkat adalah hipotiroid primer. Kelainan terjadi pada
kelenjar tiroid, baik anatomis maupun fisiologis.
Apabila hipotiroid primer terjadi pada neonatus, sejak lahir, maka disebut hipotiroid
kongenital. Penyebab terbanyak hipotiroid kongenital adalah disgenesis kelenjar
tiroid. Apabila hipotiroid primer muncul setelah usia anak/remaja maka disebut
hipotiroid didapat. Penyebab tersering hipotiroid didapat yang disertai gejala goiter
adalaj tiroiditis autoimun. Penyebab lain yang mungkin adalah hipotiroidisme
akibat kekurangan asupan iodium.
Penurunan kadar T4 juga dapat disertai penurunan kadar TSH. Diagnosis untuk
keadaan seperti itu adalah hipotiroid sekunder atau sentral. Kelaianan terjadi pada
lokasi sistem saraf pusat (hipofisis atau hipotalamus).
Kadar T4 Meningkat
Peningkatan T4 juga dapat disertai peningkatan kadar TSH. Kondisi tersebut dapat
diebabkan oleh adenoma hipofisis, atau dapat juga disebabkan resistensi hormon
tiroid. Pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi kadar hormon pituitary yang lain
akan sangat membantu penegakan diagnosis, jika meningkat maka akan
mendukung diagnosis.
Interpretasi hasil pemeriksaan di atas sangat ditentukan oleh usia pasie. Pada pasien
neonatus, penyebab kelainan tersebut adalah hipotiroid kongenital namun bisa juga
sebenarnya adalah varian normal. Kecurigaan hipotiroid kongenital menguat bila
didapatkan kadar TSH > 40 uIU/mL, pada kondisi ini pasien dapat diberikan
levotiroksin sambil menunggu hasil konfirmasi ulang. Pada pasien dengan kadar
TSH 20-40 uIU/mL, masih perlu dilakukan pemeriksaan ulang untuk
mengkonfirmasi hasil.
Perlu diwaspadai bahwa pasien yang diperiksa kadar TSH dengan usia kelahiran
kurang dari 48 jam, kemungkinan bisa positif palsu. Hasil positif palsu bisa terjadi
karena adanya TSH surge (peningkatan kadar TSH hingga mencapai 60-80 uIU/mL
pada 25-30 menit pertama kehidupan, yang makin lama akan makin menurun pada
hari-hari berikutnya.
Untuk menghindari hal tersebut, dokter harus selalu membandingkan dengan nilai
normal menurut umur, karena banyak laboratorium sering mencantumkan nilai
normal dewasa sebagai nilai referensi.
Pada usia anak/remaja kadar T4 normal yang diikuti TSH yang meningkat dapat
disebabkan karena hipotiroid subklinis awal. Hal ini terjadi karena tubuh berhasil
mengkompensasi kondisi hipotiroidisme yang berkembang. Namun, jika
mekanisme kompensasi sudah gagal, pasien dapat jatuh pada hipotiroidisme yang
signifikan secara klinis.
Namun, kewaspadaan juga perlu diperhatikan bila kadar TSH hanya meningkat
sedikit sekali di atas normal. Bisa jadi karena varian normal. Menurut statistik,
memang ada 2,5% individu sehat yang memiliki kadar TSH di atas rentang normal.
Konfirmasi melalui pemeriksaan klinis akan sangat membantu menghindari
kesalahan ini. Ingat selalu untuk mengecek nilai normal berdasarkan umur.
Pada pasien hipertiroid subklinis sering tanpa gejala klinis atau sangat ringan.
Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping penekanan sekresi TSH, yaitu
glukokortikoid, dopamin agonis, somatostatin analog, metformin dan
karbamazepin.
Penurunan kadar TSH yang sangat kecil perlu diwaspadai sebagai varian normal.
Jika perlu lakukan pemeriksaan ulang 4-6 minggu kemudian untuk membedakan
dengan hipertiroid subklinis.
Daftar Pustaka