Sasaran Terapi
Sasaran terapi pada pasien hipertiroid adalah menekan produksi hormon tiroid (obat
antitiroid) atau merusak jaringan kelenjar (dengan yodium radioaktif atau pengangkatan
kelenjar).
methimazole
Gambar 1. Sediaan propylthiouracil yang beredar di pasaran
2. Methimazole
Methimazole atau MMI merupakan obat anti tiroid golongan thionamide yang
menjadi lini pertama pengobatan hipertiroidisme dan merupakan metabolit aktif dari
carbimazole. Carbimazole merupakan bentuk pro-drug dari methimazole. Di dalam tubuh
carbimazole akan diubah menjadi bentuk aktifnya methimazole dengan pemotongan gugus
samping karboksil pada saat metabolisme fase satu (Bahn et al, 2011). Mekanisme kerja
methimazole dalam mengobati hipertiroidisme sama seperti propylthiouracil yaitu
menghambat kerja enzim thyroid peroxidase dan mencegah pembentukan hormon tiroid
namun tidak memiliki efek mencegah konversi T4 ke T3. Obat ini digunakan secara per oral
dan hampir terabsorpsi sempurna di saluran cerna, karena durasi aksinya yang panjang
yaitu sekitar 40 jam, maka MMI cukup digunakan satu kali sehari (single dose).
Methimazole merupakan lini pertama pengobatan hipertiroidisme karena efek
samping yang relatif lebih rendah dari propylthiouracil, faktor kepatuhan pasien, serta
efektivitas yang lebih baik dibandingkan propylthiouracil (Bahn et al, 2011). Penggunaan
methimazole pada kehamilan terutama trimester pertama tidak direkomendasikan karena efek
teratogenik methimazole menyebabkan malformasi kongenital seperti aplasia cutis dan choanal
atresia. Sehingga pada pasien hipertiroidisme yang sedang hamil trimester pertama yang
sedang mengonsumsi methimazole perlu dilakukan penggantian terapi ke propylthiouracil.
Tiroidektomi
Tiroidektomi merupakan prosedur pembedahan pada kelenjar tiroid. Metode terapi
ini merupakan pilihan bagi pasien yang kontraindikasi atau menolak pengobatan dengan
obat anti tiroid dan iodine radioaktif. Secara umum prosedur tiroidektomi dapat dibedakan
menjadi dua metode berikut.
1. Tiroidektomi total
Pada prosedur ini dilakukan pengangkatan seluruh bagian kelenjar tiroid. Hal ini
akan menyebabkan kondisi hipotiroidisme karena tidak adanya kelenjar yang
menghasilkan hormon tiroid lagi. Dengan demikian, pasien perlu mengonsumsi obat
pengganti hormon tiroid oral seumur hidup.
2. Tiroidektomi partial (lobekstomi)
Prosedur ini hanya dilakukan pengangkatan sebagian kelenjar tiroid. Kelebihan dari
prosedur ini adalah tubuh masih dapat memproduksi hormon tiroid sehingga tidak perlu
konsumsi obat pengganti hormon tiroid. Namun kelemahannya adalah adanya resiko
untuk kambuh lagi.
Efek samping dari prosedur ini adalah Hipoparatioroidisme. Hipoparatiroidisme
merupakan kondisi dimana hormon paratiroid tubuh kurang dari normal, manifestasi klinik
yang muncul berupa hipokalsemia dan hiperfosfatemia.
Pengobatan Tambahan
a. Beta-blocker
Beta-blocker atau penghambat beta adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala
yang muncul akibat hipertiroidisme seperti hiperaktif, detak jantung cepat, dan tremor. Obat ini
tidak boleh dikonsumsi oleh penderita asma. Beta-blocker diberikan setelah produksi hormon
kelenjar tiroid bisa dikendalikan oleh thionamide. Efek samping yang paling umum akibat obat
ini adalah mual, kaki dan tangan menggigil, insomnia, dan selalu merasa lelah. Contoh :
propanolol.
DAFTAR PUSTAKA
Bahn, R.S., Burch, H.B., Cooper, D.S., Garber, J.R., Greenlee, M.C., Klein, Laurberg, P.,
McDougall, I.R., Montori, V.M., Rivkees, S.A., Ross, D.S., Sosa, J.A., dan Stan, M.N.
2011. Hyperthyroidism and Other Causes of Thyrotoxicosis: Management Guidelines of
The American Thyroid Association and American Association of Clinical
Endocrinologists. Endocr Pract. 17 (No.3)
Baskin, H.J., Cobin, R.H., Duick, D.S., Gharib, H., Guttler, R.B., Kaplan, M.M., dan Segal, R.L.
2002. American Association of Clinical Endocrinologists Medical Guidelines for Clinical
Practice for the Evaluation and Treatment of Hyperthyroidism and Hypothyroidism.
Endocr Pract 8(No.6), 457–469.
Dipiro, J.T..2009. Pharmacoterapy Handbook 7th editioan. Mc Graw Hill. New York. Hal 227-
234.
STUDI KASUS
Kasus Hipertiroid
Ny. Siti (46 tahun) seorang pedagang datang ke RS. Hermina dengan keluhan utama sesak
napas secara tiba-tiba. Sebelumnya tidak pernah merasakan hal yang sama. Sesak napasnya
dirasakan ketika pasien berjalan sekitar 200 meter dan ketika pasien berjalan ke ketinggian
(seperti menaiki anak tangga). Selain itu pasien juga merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk pada
dada sebelah kiri ketika bernafas namun tidak menjalar dan dirasakan semakin memberat jika
dibuat bernafas atau berubah posisi.
Pasien juga sering merasa berdebar-debar tanpa didahului perasaan yang tidak enak atau
sebagainya. Pasien juga sering berkeringat walau tidak berada dibawah sinar matahari maupun
saat bekerja (saat beristirehat). Jika diminta untuk memilih antara suhu panas dan dingin, pasien
lebih memilih suhu yang dingin karena merasa lebih nyaman. Pasien juga mengalami penurunan
berat badan sedangkan nafsu makan meningkat dan pasien sering merasa cepat lapar. Pasien juga
sering merasa lemas dan sedikit gemetar di daerah jari kedua tangan. Pasien juga mengeluhkan
merasa sangat mudah lelah walau hanya melakukan aktivitas yang sangat sederhana dan ringan.
Pasien juga sudah tidak mengalami menstruasi lagi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/80 mmHg, denyut nadi 122 kali/menit
dan suhu tubuh 38∘C. Pada daerah leher didapatkan pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran
3x2x5cm. Selain itu, pada pasien ini juga didapatkan tremor halus.
Dari pemeriksaan hasil laboratorium didapatkan :
1. Peningkatan T3 (2,56ng/mL)
2. Peningkatan T4 bebas (5.00ng/dL)w
3. Peningkatan Total T4 (15.2 mcg/dl)
4. Penurunan hasil TSH (0.018µIU/mL)
5. Berdasarkan EKG didapatkan Sinus Takikardia
Pasien didiagnosis mengalami hipertiroid. Pasien diberi Methimazol 30 mg per hari sebagai
dosis awal selama 6 bulan. Pengobatan dilakukan selama 1 tahun, dosis penjagaan ( 5 mg-15 mg
per hari ) dapat dilakukan sewaktu – waktu tergantung kondisi pasien.
Subjective
Nama klien : Ny. Siti
Umur : 46 Tahun
Pekerjaan : Pedagang
Merasakan:
1. Sesak nafas
Pasien hipertiroid akan mengalami kenaikan curah jantung dan konsumsi oksigen
pada saat maupun setelah melakukan aktivitas. Selain itu kapasitas vital pada penderita
hipertiroid akan menurun disertai dengan gangguan sirkulasi dan ventilasi paru
5. Mudah lelah
Dikarenakan adanya hipermetabolisme
7. Tremor halus
Mekanisme kontraksi otot perifer umumnya dikontrol lewat serebelum dan ganglion
basalis. Namun pada pasien hipertiroid, terjadi rangsangan berlebihan terhadap ganglion
basalis. Oleh karena itu, pada otot yang ada di ekstremitas terjadi kontraksi berlebih saat
ada kegiatan yang akan mengakibatkan tremor
Objektive
Parameter Nilai Lab Rentang Normal Keterangan
Tekanan darah 160/80 mmHg <140/90 mmHg Tinggi
Denyut Nadi 122 kali/menit 60-100 kali/menit Tinggi
Suhu Tubuh 38∘C 36,1-37,5 Tinggi
Kelenjar Tiroid Pembengkakkan Ukuran Normal Abnormal
T3 256 ng/dL 70 -190 ng/dl Tinggi
T4 Bebas 5.00 ng/dL 0.7 – 1.55 ng/dl Tinggi
Total T4 15.2 mcg/dl 4.5 – 10.9 mcg/dl Tinggi
TSH 0.018µIU/mL 0,4 – 5,0 µIU/ml Rendah
EKG sinus Takikardia Normal Abnormal
Assessment
Diagnosa hipertiroid dan pemberian obat anti tiroid sudah benar, diagnosa ini dikuatkan
dengan Indeks Wayne. Indeks Wayne sendiri merupakan suatu checklist yang berisi ada atau
tidaknya gejala-gejala, seperti palpitasi, mudah lelah, berat badan turun, dan lain-lain dengan
score No. Gejala yang timbul dan atau Nilai Checklist tersendiri untuk masing-
bertambah berat
masing gejala. Seorang
1 Sesak saat kerja +1 pasien didiagnosis
2 Berdebar +2 menderita hipertiroid
6 Keringat berlebih +3 -
7 Gugup +2 -
1 Tyroid teraba +3 -3
2 Bising tiroyd +2 -2 -
3 Exoptalmus +2 - -
6 Tremor jari +1 -
7 Tangan panas +2 -2 -
8 Tangan basah +1 -1 -
9 Fibrilasi atrial +4 - -
10 Nadi teratur
<80 kali/menit - -3
80-90 kali/menit - -
>90 kali/menit +3 -
Hipertiroid : ≥20
Eutiroid : 11-18
Hipotiroid: <11
Pasien di diagnosa mengalami hipertiroid
Plan
Pengobatan Non Farmakologi :
Hindari rokok, kopi dan alkohol
Konsumsi kalsium dan vitamin yang cukup
Istirahat yang cukup
Kurangi stres
Tiroidektomi dilakukan jika pengobatan dengan obat anti tiroid tidak
berhasil
Pengobatan Farmakologi :
1. Obat anti tiroid
Memberikan obat anti tiroid lini pertama yaitu Methimazole. Dipilihnya
Methimazole karena faktor efek samping yang lebih ringan dibanding Propylthiouracil.
Mekanisme dari MMI adalah menghambat kerja enzim thyroid peroxidase dan
mencegah pembentukan hormon tiroid
2. Beta-blocker
Digunakannya obat ini untuk mengurangi gejala adrenergik seperti trremor, gemetar,
gelisah, dan lain sebagainya.
Misalnya : propanolol dan nadolol
3. Antipiuretik
Penambahan parasetamol untuk mengatasi demam pada pasien.