Anda di halaman 1dari 14

“Hyperthyroidism”

Disusun oleh:
Kinanti Safira Fajrin- 1910221082

Pembimbing:
Dr. Hascaryo Nugroho, Sp. Pd
DEFINISI
& ETIOLOGI
Definisi : Etiologi:

Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan


hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi.
Sedangkan hipertiroid adalah tirotoksikosis yang
diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif.

Jadi hipertiroid dapat didefinisikan sebagai


respon jaringan-jaringan tubuh terhadap
pengaruh metabolik hormone tiroid yang
berlebihan.
Epidemiologi

Di Amerika Serikat, prevalensi hipertiroidisime sekitar 1,2% (0,5% jelas dan 0,7 subklinis)
penyebab paling umum : penyakit Graves

Di Republik Indonesia, prevalensi hipertiroidisme mencapai 6,9% (Riskesdas 2007)

Penyakit Graves (GD) berlanjut sebagai etiologi hipertiroidisme yang paling sering ditemui
yang menyebabkan sekitar 60-80% dari semua kasus tirotoksikosis di seluruh dunia.

Penyakit ini (GD) sering ditemukan pada wanita dengan rasio wanita:pria adalah 8:1.
Patofisiologi

• Normalnya, sekresi hormon tiroid diatur oleh mekanisme kompleks feedback yang melibatkan
faktor stimulator dan inhibitor. TRH dari hipotalamus menstimulasi hipofisis untuk melepaskan
TSH. Pengikatan TSH terhadap reseptor pada kelenjar tiroid dapat menyebabkan pelepasan hormon
tiroid, terutama T4 dan sedikit T3. Sebaliknya, peningkatan level dari hormon ini dapat berperan
pada hipotalamus untuk menurunkan sekresi TRH.
Sintesis hormon tiroid membutuhkan iodin. Iodida inorganik yang didapat dari diet ditranspor ke
kelenjar tiroid oleh enzim tiroid peroxidasee melalui proses yang disebut organifikasi. Hasilnya adalah
terbentuknya monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT), yang dipasangkan membentuk T3 dan
T4, yang kemudian disimpan dengan tiroglobulin dalam lumen folikel tiroid (Lee, 2014).
Gejala Klinis
Tingginya T4, T3 atau keduanya dapat menyebabkan tingginya basal
metabolic rate. Keadaan ini disebut hypermetabolic state. Pada keadaan
hipermetabolik, dapat mengalami tingginya denyut jantung,
peningkatan tekanan darah, dan tremor tangan. Juga dapat terjadi
intoleransi panas dan berkeringat banyak. Hipertiroid dapat
menyebabkan seringnya BAB, penurunan berat badan, dan pada wanita
dapat terjadi gangguan siklus menstruasi.
Gejala yang mungkin dialami pasien dengan hipertiroid (Lights, 2015)
adalah perubahan pola nafsu makan, susah tidur, kelelahan, sering
buang BAB atau mungkin diare, palpitasi, intoleransi terhadap panas,
berkeringat berlebihan, iritabilitas, mual dan muntah, terganggunya
periode menstruasi, gangguan mental, kelemahan otot, kecemasan,
masalah fertilitas, nafas dangkal, paralisis tiba-tiba, tremor, perubahan
penglihatan, kehilangan BB, pusing, rambut menipis, gatal,
kemungkinan naiknya gula darah.
Diagnosis &
Pemeriksaan
Anamnesis : Pemeriksaan Fisik:

Gambaran klinik hipertiroidi dapat ringan dengan keluhan-


keluhan yang sulit dibedakan dari reaksi kecemasan, tetapi Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambaran yang khas yaitu:
dapat berat sampai mengancam jiwa penderita karena seorang penderita tegang disertai cara bicara dan tingkah laku yang
timbulnya hiperpireksia, gangguan sirkulasi dan kolaps. cepat, tanda-tanda pada mata, telapak tangan basah dan hangat,
Keluhan utama saat dilakukan anamnesis biasanya berupa tremor, vitiligo, pembesaran leher, nadi yang cepat, aritmia, tekanan
salah satu dari meningkatnya nervositas, berdebar-debar nadi yang tinggi.
atau kelelahan.
Diagnosis hipertiroidisme ditegakkan tidak hanya berdasarkan gejala
Dari penelitian pada sekelompok penderita didapatkan 10 dan tanda klinis yang dialami pasien, tetapi juga berdasarkan hasil
gejala yang menonjol yaitu: Nervositas, kelelahan atau laboratorium dan radiodiagnostik. Untuk menegakkan diagnosis
kelemahan otot-otot, penurunan berat badan sedang nafsu hipertiroidisme, perlu dilakukan pemeriksaan kadar TSH serum,
makan baik, diare atau sering buang air besar, Intoleransi T3 bebas, T4 bebas, dan iodineradioaktif.
terhadap udara panas, keringat berlebihan, Perubahan  
pola menstruasi, Tremor, Berdebar-debar, Penonjolan mata
dan leher.
Diagnosis &
Pemeriksaan
Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Radiologi:

TSH Radionuclide Imaging


T4 dan T3 Computed Tomography / Magnetic Resonance Imaging
Thyroid Receptor Antibodies (TRAb)
Radioactive Iodine Uptake
Ultrasound Scanning Ultrasonography (US)
Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC)
TATALAKSANA
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah
membatasi produksi hormone tiroid yang Obat diberi dalam dosis besar pada permulaan sampai
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat eutiroidisme lalu diberikan dosis rendah untuk mempertahankan
eutiroidisme.
antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif, tiroidektomi subtotal).
a. Obat antitiroid. Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeliharaan
Digunakan dengan indikasi: (mg/hari)

• Terapi untuk memperpanjang remisi atau Karbimazol 30-60 5-20


mendapatkan remisi yang menetap,pada pasien Metilmazol 30-60 5-20
muda dengan struma ringan sampai sedang dan Propiltiourasil 300-600 50-200
tirotoksikosis.
• Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase
sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan
pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
• Persiapan tiroidektomi
• Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia.
• Pasien dengan krisis tiroid.
TATALAKSANA
Efek berbagai obat yang digunakan dalam pengelolahan tirotoksikosis.
.
Kelompok Obat Efeknya Indikasi
Obat Anti Tiroid Propiltiourasil (PTU) Metilmazol (MMI) Menghambat sintesis hormone tiroid dan Pengobatan lini pertama pada Graves. Obat
Karbimazol (CMZMMI) Antagonis adrenergic-β berefek imunosupresif (PTU juga jangka pendek prabedah/pra-RAI
menghambat
konversi T4  T3

B-adrenergic-antagonis Propanolol Mengurangi dampak hormone tiroid pada Obat tambahan kadang sebagai obat tunggal
Metoprolol Atenolol jaringan pada tiroiditis
Nadolo
Menghambat
Bahan mengandung Iodine keluarnya T4 dan T3. Menghambat T4 dan T3 Persiapan tiroidektomi. Pada krisis tiroid bukan
serta produksi T3 ekstratiroidal untuk penggunaan rutin.
Kalium iodide, Solusi Lugol, Natrium Ipodat ,Asam Iopanoat

Obat lainnya Menghambat transport yodium, sintesis dan Bukan indikasi rutin pada subakut tiroiditis berat,
Kalium perklorat keluarnya hormone. Memperbaiki efek dan krisis tiroid.
Litium karbonat Glukokortikoids hormone di jaringan dan sifatimunologis
TATALAKSANA
Operasi :

.
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi
hipertiroidisme. Indikasi operasi adalah:
1) Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan
obat antitiroid dosis besar.
2) Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak
berespons terhadap obat antitiroid.
3) Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat
menerima yodium radioaktif.
4) Adenoma toksik atau struma multinodular toksik.

5) Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu


atau lebih.
KOMPLIKASI
• Masalah jantung.
Gejala ini termasuk detak jantung yang cepat, gangguan irama jantung yang disebut fibrilasi atrium dan gagal jantung kongestif.
Komplikasi ini umumnya reversibel dengan pengobatan yang tepat.
• Osteoporosis
Hipertiroidisme yang tidak diobati menyebabkan kelemahan pada tulang dan tulang rapuh (osteoporosis). Kekuatan tulang
tergantung dari jumlah kalsium dan mineral yang dikandungnya. Terlalu banyak hormon tiroid mengganggu kemampuan tubuh
Anda untuk menggabungkan kalsium ke dalam tulang.
• Masalah Mata
Orang dengan Graves 'ophthalmopathy dapat memiliki masalah pada mata, termasuk mata menonjol, mata merah atau
bengkak, sensitif terhadap cahaya, dan kabur atau penglihatan ganda. Masalah mata yang parah tidak diobati dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan.
• Kulit bengkak dan merah
Dalam kasus yang jarang terjadi, orang-orang dengan Graves disease dapat memiliki gejala dermopati, yang mempengaruhi
kulit, menyebabkan kemerahan dan bengkak, sering pada tulang kering dan kaki.
• Krisis tirotoksik
Hipertiroidisme juga meningkatkan resiko terjadinya tirotoksis krisis– Gejala yang muncul secara tiba-tiba antara lain demam,
denyut nadi cepat dan bahkan delirium.

Anda mungkin juga menyukai