Anda di halaman 1dari 25

PERTANYAAN

1. Apa perbedaan hipertiroidisme dan tirotoksikosis?


2. Etiologi tirotoksikosis dengan dan tanpa hipertiroidisme?
3. Apa perbedaan hipertiroid dan hipotiroid?
4. Apa akibat jika terjadi defisiensi yodium?
5. Faktor resiko untuk pasien kekurangan yodium di daerah mana?
6. Apa peran kelenjar tiroid untuk pertumbuhan?
7. Bagaimana melakukan pemeriksaan sesuai indeks wayne?
8. Bagaimana Interpretasi Pemeriksaan Lab Hipotiroid ?
9. Apa Beda T3 dan T4 ?
10. Apa Penyebab Grave's Disease ?
11. Bagaimana Cara Pemeriksaan Eksoftalmus ?
12. Bagaimana Pemberian Obat Antitiroid dan Sebutkan Jenis - Jenisnya ?
13. Bagaimana Pemberian Obat Hormon Pengganti Tiroid ?
Apa perbedaan hipertiroidisme dan tirotoksikosis

Tirotoksikosis merupakan manifestai klinik dari


berlebihnya hormon tiroid di sirkulasi darah,
sedangkan hipertiroidisme merupakan suatu
tirotoksikosis akibat hipermetabolisme.
Etiologi tirotoksikosis dengan dan tanpa
hipertiroidisme?
Apa perbedaan hipertiroid dan hipotiroid

Hipotiroidisme adalah berkurangnya efek hormon


tiroid di jaringan.
Apa akibat jika
terjadi defisiensi
yodium?
Faktor resiko untuk pasien kekurangan yodium di daerah mana?

Defisiensi yodium berkaitan erat dengan faktor geografis,


seperti daerah pegunungan yang lapisan humus tanah
sebagai tempat menetapnya yodium sudah tidak ada,
akibat erosi tanah secara terus menerus, terkikis oleh
banjir, lahar, hujan tropik pada lahan miring, tanah
berkapur dan yodium larut dalam air yang terbawa sampai
ke muara sungai dan laut, serta karena adanya pembakaran
Apa peran kelenjar tiroid untuk pertumbuhan

Pada kelenjar tiroid dewasa, TSH merupakan pengatur utama


pertumbuhan kelenjar tiroid. Setelah rangsangan jangka panjang
TSH, kelenjar tiroid membesar akibat hiperplasia dan hipertrofi.
TSH memiliki efek proliferasi yang cepat. Hal ini meningkatkan
sintesis DNA melalui jalur adenylyl cyclase, terutama melalui jalur
protein kinase A. TSH juga mengatur pertumbuhan melalui jalur
cAMP-independent, seperti jalur mTOR/S6K1, dan interaksi
dengan faktor pertumbuhan epidermal growth factor (EGF) dan
insulin-like growth factor-I (IGF-I).
Bagaimana melakukan pemeriksaan sesuai indeks wayne
INSPEKSI
- Pada pemeriksaan ini penderita posisi duduk atau berdiri berhadapan dengan pemeriksa, baju atas dilepas
- Pada saat istirahat atau menengadah dan ketika pasien menelan, yang dinilai :

- Gerakan saat menelan


- Simetris
- Warna permukaan
- Tampak licin
- Benjolan
PALPASI
Posisi pemeriksa sebelah kanan, agak dibelakang penderita
dan palpasi dilakukan dari kanan belakang penderita raba
jari telunjuk dan atau jari tengah kedua tangan meraba
daerah tiroid (kedua lobus dan isthmus).
PERKUSI
1. Pemeriksaan dari arah depan kanan penderita  ujung lobus paling
bawah/menyamping ke kedua lobus thyroid. Diperlukan perkusi di daerah
retrosternal apabila ada pembesaran kedaerah tersebut.
2. Bisa dalam posisi penderita tidur terlentang dan dilakukan perkusi di atas
manubrium sternum  pekak bila ada retrosternal goiter
AUSKULTASI
1. Auskultasi kelenjar throid untuk menentukan adanya vaskularisasi yang ditandai dengan
adanya bising +/-
2. Pemeriksa berhadapan dengan penderita atau penderita tidur terlentang  stetoskop 
dengarkan adanya bruits pada tiap lobus
Bagaimana Interpretasi Pemeriksaan Lab Hipotiroid ?
Apa Beda T3 dan T4 ?
-Thyroid stimulating hormone (TSH) adalah hormon yang dihasilkan oleh hipofisa anterior. TSH berfungsi merangsang
produksi hormon tiroid seperti T4 dan T3 melalui reseptornya yang ada di permukaan sel tiroid. Sintesis dari TSH ini
dipengaruhi oleh thyrotropin releasing hormone (TRH) yang dihasilkan oleh hypothalamus bila didapatkan kadar hormon
tiroid yang rendah di dalam darah. Bila kadar T3 dan T4 meningkat, produksi TSH akan ditekan sehingga akan terjadi
penurunan kadar T3 dan T4.

-Triidothyronine (T3) adalah hormon tiroid yang ada dalam darah dengan kadar yang sedikit yang mempunyai kerja yang
singkat dan bersifat lebih kuat daripada tiroksin (T4). T3 disekresikan atas pengaruh thyroid stimulating hormone (TSH) yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofise dan thyroid–releasing hormone (TRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus. T3 didalam aliran
darah terikat dengan thyroxine binding globulin (TBG) sebanyak 38 – 80%, prealbumin 9 – 27% dan albumin 11 – 35%.
Sisanya sebanyak 0.2 – 0.8% ada dalam bentuk bebas yang disebut free T3. Free T3 meningkat lebih tinggi daripada free T4
pada penyakit graves dan adenoma toxic. Free T3 dipakai untuk monitoring pasien yang menggunakan obat anti-tiroid, karena
pada pengobatan tersebut, produksi T3 berkurang dan T4 dikonversi menjadi T3. Selain itu, kadar free T3 diprediksi untuk
menentukan beratnya kelainan tiroid.

- Thyroxine (T4) di dalam aliran darah ada dalam bentuk free T4 dan yang terikat dengan protein. Protein pengikat T4 adalah
TBG sebanyak 75%, albumin 10% dan prealbumin 15% dari T4 total. Sebagian kecil yaitu 0.03% dari T4 ada dalam bentuk
bebas yang disebut free T4. Free T4 ini merupakan suatu uji laboratorium yang paling baik untuk mengetahui adanya
disfungsi dari kelenjar tiroid.
Apa Penyebab Grave's Disease ?

Penyakit Graves adalah gangguan autoimun yang ditandai dengan hipertiroid yang
berhubungan dengan adanya autoantibodi dalam darah. Antibodi ini akan berikatan dan
mengaktivasi reseptor TSH yang menyebabkan hipersekresi kelenjar tiroid dan peningkatan
sintesis hormon tiroid oleh folikel tiroid
Sampai sekarang masih dilihat sebagai penyakit autoimun dengan penyebab
yang tidak diketahui. Ada prediposisi familial yang kuat → 15% pasien mempunyai sanak
keluarga dekat dengan penyakit yang sama; 50% sanak kelaurga dari pasien mempunyai
circulating thyroid autoantibodies. Diusulkan bahwa ada faktor lingkungan yang juga
berperan, seperti stress, merokok, infeksi, dan paparan iodin. Keadaan postpartum, yang
berkaitan dengan peningkatan fungsi imun, juga mungkin dapat memicu pembentukan
Graves’ disease pada wanita yang rawan secara genetik.
Pada penderita Graves, kelenjar tiroid tidak lagi berada di bawah kontrol TSH
hipotalamus tapi secara terus menerus distimulasi oleh antibody TSH-like activity yang
kebanyakan ditemukan dalam subkelas IgG1.
Bagaimana Cara Pemeriksaan Eksoftalmus ?

Oftalmopathy Examination
• Stellwag’s sign : jarang berkedip
• Von graefe’s sign : palpebra tidak mengikuti bulbus okuli waktu
melihat ke bawah
• Moebius’ sign : sulit konvergensi
• Jofroy’ sign : tidak dapat mengerutkan dahi
• Rosenbach’ sign : tremor palpebra jika mata ditutup
• Darlimple : retraksi / mata membelalak
Bagaimana Pemberian Obat Antitiroid dan Sebutkan Jenis - Jenisnya ?
Obat Anti Tiroid
Awal pengobatan --> kontrol setelah
Propiltiourasil (PTU) dosis awal 300 - 600 4 - 6 minggu. Setelah eutiroid,
sediaan 100 mg mg / hari, dosis pemantauan dilakukan 3 - 6 bulan
maksimal 2000 mg/ sekali : memantau gejala dan tanda
hari klinis, serta lab FT4/T4/T3 dan
Metimazol, sediaan 5 dosis awal 20-30 mg/ TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat
dan 10 mg hari - obat antitiroid dikurangi dosisnya
- Hambat sintesis dan dipertahankan pada dosis
hormon tiroid dan Thiamazol kasus ringan 2 x 10 terkecil yang masih memberikan
berefek Thyrozol 5 mg mg/ hari, kasus berat keadaan eutiroid selama 12- 24
2 x 20 mg/ hari bulan, kemudian pengobatan
imunosupressan (selama 3- 8 minggu), dihentikan dan dinilai apa terjadi
- PTU --> hambat dosis pemeliharaan 5 remisi. Dikatakan remisi bila setelah
konversi T3 jadi T4 - 20 mg/hari 1 tahun obat antitiroid dihentikan,
pasien masih dalam keadaan
Karbimazol 5 mg dosis awal 15 - 40 mg/ eutiroid, walaupun kemudian hari
hari (4-8 minggu), dapat tetap eutiroid atau terjadi
dosis pemeliharaan 5
relaps.
- 15 mg/ hari (12- 18
bulan)
B adrenergik antagonis
- mengurangi dampak hormon tiroid - propanolol --> dosis 40 - 200 mg
pada jaringan dalam 4 dosis
- Diberikan pada awal terapi - metoprolol
sementara menunggu pasien menjadi - atenolol
euthyroid setelah 6 - 12 minggu
pemberian anti- tiroid

Bahan yang mengandung iodine

- menghambat keluarnya T4 dan T3 - kalium iodida


- menghambat T4 dan T3 serta - solusi lugol (3x3 tetes)
produksi T3 ekstratiroidal - natrium ipodat
- asam iopanoat
Bagaimana Pemberian Obat Hormon Pengganti Tiroid ?

Levotyroxine (THYRAX, EUTYROX)


Dosis subtoksis : titrasi mulai 2 x 25 mcg (3 hari) dilanjutkan 3 x 25 mcg (3 - 4 hari). Bila
tidak ada efek samping atau tanda toksik dosis menjadi 2 x 100 mcg sampai 4 - 6 minggu
kemudian evaluasi TSH (target 0,1 - 0,3 uIU/L). Supresi TSH dipertahankan selama 6
bulan. Evaluasi dengan USG --> berhasil bila nodul mengecil > 50 % dari volume awal.
• Mengecil / tetap : levotiroksin dihentikan dan diobservasi
- Bila setelah itu struma membesar lagi maka levotiroksin dimulai lagi (target TSH 0,1
- 0,3 uIU/ L)
- Bila setelah TSH dihentikan, struma tidak berubah --> observasi saja
• Bila nodul membesar dalam 6 bulan atau saat terapi supresi --> obat dihentikan dan
operasi tiroidektomi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi :
- Jinak : terapi levotiroksin (target TSH 0,5 - 3,0 uIU/L)
- Ganas : terapi dengan levotiroksin (resiko ganas tinggi, target TSH < 0,01 - 0,05
uIU/L ; resiko ganas rendah target TSH 0,05- 0,1 uIU/L)

Anda mungkin juga menyukai