Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN FARMAKOTERAPI

GANGGUAN TIROID :
HIPOTEROID DI SERTAI HIPERLIPIDEMIA

Kelas : A3
KELOMPOK 3

Choirul Anik Nuryati 21181104 Dela Rosmatarida M 21181105


Dewi Sri Yulianti 21181108 Eli Yana Merta Putri 21181112
Fitriani Wulandari 21181115 Gina Agisni Maulidia 21181118
Iga Sentya Cendanasari 21181121 Juwita Eka Maharani 21181124
Mohamad Sidiq Al Rasyid 21181127 Muhamad Restu R. A 21181128
Nailah 21181131 Nurlita 21181134
Rusvaira Khairunnisa 21181141 Sari Muliana 21181142
Syaiful Ilham 21181146 Vita Suci Juliani 21181149
Yesi Dwi Wulandari 21181151

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG

2018
I. Pengertian Gangguan Tiroid
Gangguan pada produksi atau sekresi hormone tiroid serta pengaruhnya terhadap
stabilitas metabolism tubuh. Hormon tiroid merupakan hormon yg dihasilkan kelenjar
tiroid terdiri dari dua molekul yaitu thyroxin (T4) dan triiodothyronin (T3). Hormon ini
memerlukan yodium bagi aktivitas biologisnya.

II. Epidemiologi
Terdapat di hampir seluruh benua daerah pegunungan andes, Himalaya, alpen,
Finlandia, dan Netherland, Asia (Jepang, Yunani, Afrika, dan Amerika Selatan). Di
Indonesia Jawa Tengah, Lombok Utara, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara

III. Patofisiologi
Fungsi hormone tiroid di atur oleh hipotalamus, kelenjar pituitary serta kelenjar tiroid.
Diamana hipotalamaus akan mengeluarkan TRH yang berfungsi untuk menstimulasi
pengeluaran TSH oleh kelenjar pituitary, TSH berfungsi untuk menstimulasi produksi
dan pengeluaran hormone tiroid. Mekanisme pengeluaran dan penghentian pengeluaran
hormone tiroid diatur dengan respon umpan balik antara ketiga bagian tersebut. Ketika
kadar hormone tiroid didalam sirkulasi darah menurun atau kurang maka akan terjadi
umpan balik positif yang menyebabkan TRH menstimulasi pengeluaran TSH dan TSH
akan menstimulasi pengeluaran hormone tiroid ke dalam sirkulasi darah. Ketika kadar
hormone tiroid dalam darah telah mencukupi/ dalam kadar normal maka akan trjadi
umpan balik negative yang akan menyebabkan penurunan pengeluaran hormone tiroid.
- Pada keadaan Hipotiroid : seperti contohnya pada keadaan autoimun hasimoto, yang
akan menyerang kelenjar tiroid dan mengakibatkan kerusakan pada kelenjar
tersebut, akibatnya kadar hormone tiroid didalam darah menjadi kurang, kadar
hormone tiroid yang rendah menyebabkan umpan balik positif yang memerintahkan
TSH untuk menstimulasi pengeluaran hormone tiroid, namun dikarenakan kelenjar
yang rusak maka tidak dapat mengeluarkan hormone tiroid, TSH yang terus
menstimulasi mengakibatkan kelenjar tiroid bekerja dengan keras sehingga
mengakibatkan terjadinya pembengkakan.
- Pada keadaan Hipertiroid: seperti pada penyakit Grave, yang merupakan penyakit
autoimun, akan menyerang kelenjarnya sendiri sehingga dibentuklah antibodi TSI
(Thyroid Stmulating Imunoglobulin) oleh tubuh. TSI mirip dengan TSH. TSI akan
berkompetisi dengan TSH untuk berikatan dengan reseptor TSH dan dapat
menstimulasi pembentukan dan pengeluaran hormone tiroid, semakin banyak TSI
yang berikatan dengan reseptor TSH maka akan semakin banyak pula hormone tiroid
yang dikeluarkan dalam sirkulasi darah, namun kadar TSH yang rendah. Sehingga
TSH, T3, T4, TSI, Aanti-TPOAB dapat dijadikan sebagai marker yang dapat diuji
dalam pemeriksaan fungsi tiroid.

IV. Penilaian dan Pemantauan


Tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis gangguan tiroid :
1. Pengukuran kadar thyroid-stimulatinghormone (TSH),
2. Pengukuran FT4,
3. Anti-TPOAb( antibodi antitiroid peroksidase), dan
4. TSHR-Sab ( antibodi penghambat reseptor TSH).
Tes Diagnostik Lainnya
Tes fungsi kelenjar tiroid merupakan tes diagnostik lain yang dapat dilakukan. Serapan
yodium radioaktif (RAIU) meningkat pada penderita hipertiroidisme dan dapat membantu
mengidentifikasi tirotoksikosis. Karena kelainan tiroid merupakan kelainan autoimun,
pengukuran berbagai serum antibodi antitiroid dapat dilakukan. Antibodi antitiroid peroksidase
(anti-TPOAb) dan antibodi antithyroglobulin (anti-TGAb) menghasilkan hasil positif pada
banyak pasien dengan hipotiroidisme.

V. Hipotiroid
Hipotiroid adalah sindrom klinis yang diakibatkan oleh sekresi hormon tiroid
yang tidak cukup dari kelenjar tiroid. Sebagian besar pasien hipotiroid memiliki
kegagalan kelenjar primer, namun pasien sesekali mengalami kegagalan hipofisis atau
hipotalamus. Sebagian besar penelitian mendefinisikan hipotiroid berdasarkan kadar
TSH serum pada batas kisaran referensi laboratorium.
 Penyebab :
A. Primer :
- Tiroiditis autoimun (penyakit Hashimoto)
- Iatrogenik (iradiasi, operasi)
- Obat-obatan (amiodarone, media radiokontras, litium, interferon-α,
inhibitor tirosin kinase)
- Silent thyroiditis (termasuk postpartum)
- Kekurangan atau kelebihan yodium
B. Sekunder
- Penyakit hipofisis
- Penyakit hipotalamus
 Diagnosis :
1. Tingkat TSH 4,5 sampai 10 mIU / L (μIU / mL) merupakan hipotiroid ringan
atau subklinis.
2. Tingkat TSH yang lebih besar dari 10 mIU / L (μIU / mL) menandakan bahwa
mengalami hipotiroid.
3. Tingkat T4 bebas normal (0,7-1,9 ng / dL atau 9,0-24,5 pmol / L) termasuk
hipotiroid ringan atau subklinis dan jika rendah (kurang dari 0,7 ng / dL atau 9,0
pmol / L) pada pasien dengan tanda dan / atau tanda gejala.
 Tanda dan gejala :
a. Tanda
- Gerakan lambat
- Berbicara lambat
- Suara serak
- Bradikardia
- Edema tanpa keluhan (myxedema)
- Hiporeflexia
- Relaksasi refleks tertunda
b. Gejala
- Kelelahan
- Letih
- Mengantuk
- Gangguan mental
- Depresi
- Bertambah Berat badan
- Gangguan menstruasi
- Paresthesia
- Intoleransi dingin
- Suara serak
- Kulit kering
- Berkurangnya keringat
- Nafsu makan menurun
- Sembelit
- Arthralgia
 Pengobatan
1. Levotiroksin
(L –tiroksin) adalah obat pilihan untuk penggantian hormon tiroid dan terapi
supresif karena stabil secara kimia, relatif murah, bebas antigen, dan mempunyai
potensi yang seragam; tetapi, semua sediaan tiroid komersial yang ada bisa
digunakan.Penggantian sediaan levotiroksin sebaiknya dilakukan dengan hati-
hati kecuali telah dicapai bioekivalensi. Karena T3 (dan bukan T4) adalah bentuk
aktif biologis, pemberian levotiroksin menghasilkan penumpukan hormon tiroid
yang siap diubah menjadi T3.
- Kolestiramin, kalsium karbonat, sucralfat, aluminium hidroksida,
ferrous sulfate, sediaan kedelai, dan suplemen fiber bisa mengganggu
absorpsi levotiroksin dari saluran cerna.
- Obat yang meningkatkan kliren T4 noniodinasi termasuk rifampin,
carbamazepin, dan mungkin fenitoin. Amiodarone bisa menghalangi
konversi T4 menjadi T3.
- Pasien muda dengan penyakit yang sudah lama diidap atau pasien lebih
tua tanpa penyakit kardia yang diketahui bisa memulai terapi dengan
levotiroksin 50 μg sehari dan ditingkatkan menjadi 100 μg sehari setelah
1 bulan.
- Dosis harian awal yang dianjurkan untuk pasien lebih tua atau mereka
dengan penyakit kardiak adalah 25 μg/hari yang dititrasi dengan
peningkatan 25 μg tiap bulan untuk mencegah stress pada sistem
kardiovaskular.
- Levotiroksin adalah obat pilihan pada wanita hamil, dan target
perawatan adalah mengurangi TSH sampai 1 mIu/l dan menjaga
konsentrasi T4 bebas pada rentang normal.
- Pasien dengan hipotiroid subklinik dan peningkatan pada TSH (>10
mIu/l) dan titer TSAb yang tinggi atau sebelumnya menjalani perawatan
dengan 131I bisa mendapat manfaat dari perawatan dengan levotiroksin.
- Terapi supresif TSH dengan levotiroksin bisa juga diberikan pada pasien
dengan penyakit tiroid nodular dan pembesaran goiter, kepada pasien
dengan riwayat iradiasi tiroid, dan untuk pasien dengan kanker tiroid.
Tiroid USP
Tiroid terdesikasi/dihilangkan kandungan air) adalah produk dari hewan dengan
stabilitas hormon yang tidak bisa diprediksi dan bisa antigenik pada
pasien alergi
Tiroglobulin adalah agen biologis terstandarisasi untuk membuat rasio T4:T3
2,5:1. agen ini lebih mahal dari ekstrak tiroid dan tidak mempunyai keuntungan
klinik.
Liothyronine (T3 sintetik) memmpunyai potensi yang seragam tapi dengan
efek samping kardia yang lebih tinggi, lebih mahal, dan sulit pengawasannya
dengan uji laboratorium konvensional. Respon dimonitor dengan assay TSH.
Liotrix (T4:T3 dalam rasio 4:1) stabil secara kimia, murni, dan mempunyai
potensi yang bisa diprediksi tapi mahal. Agen ini rasio terapinya rendah karena
sekitar 35%T4 dirubah menjadi T3 di perifer.
 Monitoring Pasien
- Pasien dengan terapi LT4 yang stabil tidak perlu sering melakukan pemantauan.
- Pada kebanyakan pasien, pengukuran TSH dilakukan setiap 6 sampai 12 bulan
dengan penilaian status klinis sudah cukup
- Jika status klinis pasien berubah (misalnya kehamilan), Pemantauan lebih
banyak diperlukan
- Resep LT4 seharusnya ditulis sebagai dosis mikrogram untuk menghindari
potensi kesalahan saat ditulis sebagai dosis miligram.
- Edukasi pasien merupakan komponen penting dalam perawatan
- Pengobatan dengan tingkat kepatuhan (minimal 80% dari dosis yang diambil)
dalam hipotiroid 68% pasien sedikit kurang dari tingkat kepatuhan pada pasien
hipertensi
- Edukasi kepada pasien tentang manfaat terapi yang tepat, pentingnya
kepatuhan, konsistensi dalam waktu dan metode administrasi, dan pentingnya
menerima suatu produk LT4 yang konsisten
- Beberapa pasien mengambil dosis berlebih LT4 dalam upaya untuk merasa
lebih baik atau sebagai perawatan berat badan
 Populasi dan Kondisi Khusus
a. Hipotoroid dan kehamilan
Hipotiroid selama kehamilan memilki berbagai efek samping pada ibu dan janin.
Ahli endokrin merekomendasikan pengukuran TSH secepatnya saat kehamilan
sudah pasti sebagian besar wanita hipotiroid yang hamil akan cepat
membutuhkan peningkatan dosis dari LT4, biasanya 20% sampai 50% di atas
dosis sebelum hamil. Setelah melahirkan dosis LT4 bisa dikurangi dari tingkat
pra kehamilan. Karena vitamin prenatal mengandung sejumlah kalsium dan zat
besi, ingatkan pasien agar memakai LT4 2jam sebelum atau 6 jam setelah minum
vitamin.
b. Anak
Hipotiroid kongenital jarang terjadi di Amerika serikat dan semua bayi yang baru
lahir di Amerika serikat menjalani skrinning tingkat TSH. Apabila keadaan
hipotiroid teridentifikasi maka bayi baru lahir harus menerima penggantian LT4
Dosis penuh. Dosis pengganti LT4 pada anak-anak tergantung usia biasanya
pada bayi baru lahir dosis yang biasa adalah 10-17mcg/kg/hari. Tablet LT4
mungkin dihaluskan dan dicampur dengan ASI atau susu formula, tetapi lebih
baik saat perut kosong. Tingkat FT4 serum (target, 1,6-2,2 ng / dL atau 20,6-28,3
pmol / L) adalah digunakan untuk dosis pada bayi karena tingkat TSH mungkin
tidak merespon pengobatan seperti pada anak yang lebih tua dan orang dewasa.
Pada usia 6 bulan, dosis yang dibutuhkan dikurangi menjadi 5 sampai 7 mcg /
kg hari, dan dari usia 1 sampai 10 tahun, dosisnya 3 sampai 6 mcg / kg /
hari.Setelah usia 12 tahun, dosis dewasa bisa diberikan
C. Koma Myxedema
Kondisi ini adalah kondisi kondisi yang mengancam nyawa. Hipotiroid berat dan
sudah lama ada dan memiliki angka kematian 60% sampai 70%. Pasien ini
awalnya diberikan 300 sampai 500 mcg LT4 intravena, hati-hati pada pasien
dengan penyakit jantung. Meskipun dengan T3 akan memberikan Onset tindakan
yang lebih cepat, tidak ada bukti bahwa dengan T3 kondisi membaik.Hasil pada
pasien dengan koma myxedema. Secara historis, diberikan
glukokortikoid,seperti hidrokortison 50 sampai 100 mg setiap 6 jam,Meski tidak
ada bukti kuat untuk manfaatnya. penggunaan glukokortikoid masuk akal karena
Pengobatan semacam itu bisa menyelamatkan nyawa, dan risiko Kortikosteroid
pada dosis ini rendah. Saat pasien membaik, Dosis LT4 dapat diberikan secara
oral.

 Algoritma terapi
1. Levotiroksin
(L –tiroksin) adalah obat pilihan untuk penggantian hormon tiroid dan terapi
supresif karena stabil secara kimia, relatif murah, bebas antigen, dan mempunyai
potensi yang seragam; tetapi, semua sediaan tiroid komersial yang ada bisa
digunakan.Penggantian sediaan levotiroksin sebaiknya dilakukan dengan hati-
hati kecuali telah dicapai bioekivalensi. Karena T3 (dan bukan T4) adalah bentuk
aktif biologis, pemberian levotiroksin menghasilkan penumpukan hormon tiroid
yang siap diubah menjadi T3.
- Kolestiramin, kalsium karbonat, sucralfat, aluminium hidroksida,
ferrous sulfate, sediaan kedelai, dan suplemen fiber bisa mengganggu
absorpsi levotiroksin dari saluran cerna.
- Obat yang meningkatkan kliren T4 noniodinasi termasuk rifampin,
carbamazepin, dan mungkin fenitoin. Amiodarone bisa menghalangi
konversi T4 menjadi T3.
- Pasien muda dengan penyakit yang sudah lama diidap atau pasien lebih
tua tanpa penyakit kardia yang diketahui bisa memulai terapi dengan
levotiroksin 50 μg sehari dan ditingkatkan menjadi 100 μg sehari setelah
1 bulan.
- Dosis harian awal yang dianjurkan untuk pasien lebih tua atau mereka
dengan penyakit kardiak adalah 25 μg/hari yang dititrasi dengan
peningkatan 25 μg tiap bulan untuk mencegah stress pada sistem
kardiovaskular.
- Levotiroksin adalah obat pilihan pada wanita hamil, dan target
perawatan adalah mengurangi TSH sampai 1 mIu/l dan menjaga
konsentrasi T4 bebas pada rentang normal.
- Pasien dengan hipotiroid subklinik dan peningkatan pada TSH (>10
mIu/l) dan titer TSAb yang tinggi atau sebelumnya menjalani perawatan
dengan 131I bisa mendapat manfaat dari perawatan dengan levotiroksin.
- Terapi supresif TSH dengan levotiroksin bisa juga diberikan pada pasien
dengan penyakit tiroid nodular dan pembesaran goiter, kepada pasien
dengan riwayat iradiasi tiroid, dan untuk pasien dengan kanker tiroid.
Tiroid USP
Tiroid terdesikasi/dihilangkan kandungan air) adalah produk dari hewan dengan
stabilitas hormon yang tidak bisa diprediksi dan bisa antigenik pada
pasien alergi
Tiroglobulin adalah agen biologis terstandarisasi untuk membuat rasio T4:T3
2,5:1. agen ini lebih mahal dari ekstrak tiroid dan tidak mempunyai keuntungan
klinik.
Liothyronine (T3 sintetik) memmpunyai potensi yang seragam tapi dengan
efek samping kardia yang lebih tinggi, lebih mahal, dan sulit pengawasannya
dengan uji laboratorium konvensional. Respon dimonitor dengan assay TSH.
Liotrix (T4:T3 dalam rasio 4:1) stabil secara kimia, murni, dan mempunyai
potensi yang bisa diprediksi tapi mahal. Agen ini rasio terapinya rendah karena
sekitar 35%T4 dirubah menjadi T3 di perifer.

 Monitoring dan evaluasi


- Pasien dengan terapi LT4 yang stabil tidak perlu sering melakukan pemantauan.
- Pada kebanyakan pasien, pengukuran TSH dilakukan setiap 6 sampai 12 bulan dengan
penilaian status klinis sudah cukup
- Jika status klinis pasien berubah (misalnya kehamilan), Pemantauan lebih banyak
diperlukan
- Resep LT4 seharusnya ditulis sebagai dosis mikrogram untuk menghindari potensi
kesalahan saat ditulis sebagai dosis miligram.
- Edukasi pasien merupakan komponen penting dalam perawatan
- Pengobatan dengan tingkat kepatuhan (minimal 80% dari dosis yang diambil) dalam
hipotiroid 68% pasien sedikit kurang dari tingkat kepatuhan pada pasien hipertensi
- Edukasi kepada pasien tentang manfaat terapi yang tepat, pentingnya kepatuhan,
konsistensi dalam waktu dan metode administrasi, dan pentingnya menerima suatu
produk LT4 yang konsisten
- Beberapa pasien mengambil dosis berlebih LT4 dalam upaya untuk merasa lebih baik
atau sebagai perawatan berat badan

 Tatalaksana dan rekomendasi terapi


- Evaluasi keluhan pasien: lemah, letih, menstruasi yang lama dan banyak
mengeluarkan darah, kulit kering, dan konstipasi  gejala hypotiroid
- kadar TSH pasien >10mIU/L (12.8 mIU/L)  menandakan hipotiroid
- Rekomendasi terapi  LT4 sintesis dengan dosis 1,6 mcg/kg/hari.
- Pasien mengkonsumsi Kontrasepsi hormonal  perlunya peningkatan dosis.
- Pasien mengkonsumsi zat besi  terjadi gangguan absorpsi LT4  LT4 diminum 2
jam sebelum atau 6 jam setelah konsumsi zat besi
- Periksa serum TSH 6-8 minggu setelah memulai pengobatan atau penggantian dosis.
Jika kadar TSH tidak dalam rentang target (0,5 – 2.5 mIU/L) naikkan dosis 10-20%
- stabil dengan LT4  Cek TSH setiap 6 atau 12 bulan.

Anda mungkin juga menyukai