I.
DEFINISI
Kadar Total Tiroksin (T4) dan Free Tiroksin (FT4) dalam batas normal
Thyroid nodule goiter adalah 4: keadaan abnormal kelenjar tiroid yang ditemukan
pada pemeriksaan fisik dapat bersifat benigna (70%) atau maligna.
II. PATOGENESIS
Untuk menjamin kebutuhan jaringan terhadap homon tiroid selalu stabil, maka kelenjar
tiroid mempunyai 2 mekanisme pengaturan atau regulasi faal tiroid yaitu autoregulasi
dan regulasi ekstra tiroid
3,5
3,5,6
Proses sintesis dan sekresi kelenjar tiroid diatur dan dikontrol secara langsung
oleh TSH yaitu melalui mekanisme umpan balik dan secara tidak langsung pada tingkat
hipotalamus yang dipengaruhi oleh Thyroid Releasing Hormon (TRH)5,6,7. Hormon T3
dan T4 yang bebas dalam plasma bila meningkat akan memberi efek umpan balik
kepada hipofisis untuk mengurangi sekresi TSH, sedang T3 saja dapat pula memberi
efek pada hipotalamus untuk mengurangi sekresi TRH 7.
Kadar homon bebas yang tinggi akan menekan sekresi TSH oleh kelenjar
hopofisis, sehingga poduksi T3 dan T4 menurun. Sebaliknya apabila hormon tiroid
bebas dalam plasma menurun, maka akan memberi rangsangan ke hipofisis untuk
mengeluarkan TSH lebih besar sehingga akan meningkatkan produksi T3 dan T4 8.
Bila hormon tiroid tidak cukup menyediakan tiroksin, maka TSH memacunya dengan
berlebihan sebagai umpan balik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembesaran
kelenjar tiroid akibat hiperplasia sehingga timbul nodul tiroid 8.
III. TES TIROID
Tes tiroid terdiri atas :
A. Tes untuk mengukur aktivitas/fungsi tiroid terdiri dari 2,6:
Tes TSH
Tes TRH.
Antibodi Mikrosomal
Tes FT4
Tes TSH
maintenance dose tiroid pada hipotiroidisme dan memonitor hasil pengobatan antitiroid
pada hipertiroidisme. Tes T3 digunakan untuk mendiagnosis hipertiroidisme dengan
kadar T4 normal 2.
TSHs (Thyroid Stimulating Hormon sensitive) adalah tes TSH generasi ke tiga
yang dapat mendeteksi TSH pada kadar yang sangat rendah sehingga dapat
digunakan sebagai pemeriksaan tunggal dalam menentukan status tiroid dan
dilanjutkan dengan tes FT4 hanya bila dijumpai TSHs yang abnormal. FT4 lebih sensitif
daripada FT3 dan lebih banyak digunakan untuk konfirmasi hipotiroidisme setelah
dilakukan tes TSHs 2.
Tes Thyroid Releasing Hormone (TRH) digunakan untuk mengukur respons
hipofisis terhadap rangsangan TRH, yaitu dengan menentukan kadar TSH serum
sebelum dan sesudah pemberian TRH eksogen. Pada hipertiroidisme klinis atau
subklinis tidak tampak peningkatan TSH setelah pemberian TRH. Sebaliknya bila
pasien eutiroid atau sumbu hipotalamus-hipofisis masih intak, maka hipofisis akan
memberikan respons yang adekuat terhadap rangsangan TRH. Tes TRH yang normal
menyingkirkan diagnosis hipertiroidisme 2.
Tes TRH hanya dilakukan pada pasien yang dicurigai hipertiroidisme sedangkan
kadar FT4 dan FT3 masih normal atau untuk meng-evaluasi kadar TSH yang rendah
atau tidak terdeteksi dengan atau tanpa hiper/hipotiroidisme yang penyebabnya tidak
diketahui 2.
Pada tulisan ini akan dibahas prosedur tes TSH, TSHs, FT4, FT3, T4 dan T3 juga
interpretasi hasil tes tersebut bersama-sama dengan tes tiroid yang lain (lihat lampiran)
B TES UNTUK MENUNJUKKAN PENYEBAB GANGGUAN FUNGSI TIROID
(Dilakukan pada laboratorium yang mempunyai fasilitas untuk tes tersebut dibawah ini)
Antibodi Tiroglobulin (Tg) merupakan salah satu protein utama tiroid yang
berperan dalam sintesis dan penyimpanan hormon tiroid. Tujuan tes : terutama
diperlukan sebagai petanda tumor dalam pengelolaan karsinoma tiroid berdiferensiasi
baik (well differentiated thyroid carcinoma). Kadar Tg akan meningkat pada karsinoma
tiroid berdiferensiasi baik dan akan kembali menjadi normal setelah tiroidektomi total,
kecuali bila ada metastasis. Kadar Tg rendah menunjukkan tidak ada jaringan
terjadi
Dewasa
Diatas
Usila
Interpretasi 2,9
- Meningkat: hipertiroidisme, tiroiditis akut, kahamilan, penyakit hati kronik,
penyakit
methadone, estrogen.
- Menurun :
4. 2. TES T3
Interpretasi 2,11
- Meningkat : hipertiroidisme, T3 tirotoksikosis, tiroiditis akut, peningkatan TBG,
obat-obatan:T3 dengan dosis 25 g/hr atau lebih dan obat T4 300 g/hr
atau lebih, dextrothyroxine, kontrasepsi oral
- Menurun : hipotiroidisme (walaupun dalam beberapa kasus kadar T3 normal),
starvasi, penurunan TBG, obat-obatan: heparin, iodida, phenylbutazone,
propylthiuracil, Lithium, propanolol, reserpin, steroid.
Interpretasi
- Meningkat
Nilai Rujukan
Interpretasi 2,13
- Meningkat
2,13
Interpretasi 2,14:
- Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto),
terapi
antitiroid
pada
hipertiroidisme,
hipertiroidisme
sekunder
karena
Interpretasi 2,15
- Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto),
terapi
antitiroid
pada
hipertiroidisme,
hipertiroidisme
sekunder
karena
Interpretasi
1,7
Interpretasi 6 :
4.9. TS Ab
Interpretasi 6:
TSAb ditemukan pada 70-80% penderita Graves yang tidak mendapat
pengobatan, 15% pada penyakit Hashimoto, 60% pada penderita Graves
oftalmik dan pada beberapa penderita kanker tir
1,7
Kelainan tiroid ??
TSH sensitif
Meningkat
Normal
Hipotiroidisme
Hipertiroidisme?
Tak terukur
Eutiroid
FT4
Normal
Normal
FT4
Menurun
Meningkat
FT3
FT3
Hipotiroidisme
Normal
Subklinis
Hipotiroidisme
Hipertiroidisme
Meningkat
(nyata)
Hipertiroidisme
subklinis
Subklinis
Keterangan :
Sebagai tes saring fungsi tiroid urutannya sbb:1. Tes TSHs,
2. Tes FT4,
3. FT3
10
LAMPIRAN
1. TES T4 2,9
PRA ANALITIK
Persiapan Pasien:
Menghentikan obat-obatan 24 jam sebelum tes
Persiapan Sampel:
Serum atau plasma heparin.Sitrat dan EDTA dapat mempengaruhi hasil tes. Dapat
disimpan selama 48 jam pada suhu 20 80C.
Prinsip tes
EIA (Enzym Immunoassay) fase padat satu tahap, mengukur kadar tiroksin bebas
maupun yang terikat protein dengan prinsip kompetetif. Sampel pasien, standar
dan kontrol diinkubasi satu tahap dengan manik-manik yang dilapisi protein T4 dan
konyugat anti T4 peroksidase. Selama inkubasi, T4 bereaksi dengan antibodi pada
manik-manik atau dengan T4 pada sampel, standard dan kontrol. Setelah proses
penucian, manik-manik diinkubasi dengan larutan substrat enzim. Hasil warna yang
terbentuk merupakan jumlah anti T4 peroksidase yang terikat. Intensitas warna
yang dihasilkan dibaca pada panjang gelombang 450 nm, dan berbanding terbalik
dengan konsentrasi T4 sampel.
ANALITIK
Cara Kerja
Semiautomatik
Reagen dan spesimen dibiarkan pada suhu ruangan sebelum dipakai.
Reaksi Imunologis
Pipetkan ke dalam tabung reaksi (volume dalam l)
Tabung reaksi
Spesimen
Standard 3a
Standard 3b
Standard 3c
Standard 3d
Standard 3e
Standard 3f
Kontrol 4
Sampel pasien
Konjugat anti T4
Manik-manik
RB
-
S1
20
250
1
S2
20
250
1
S3
20
250
1
S4
20
250
1
S5
20
250
1
S6
20
250
1
C
20
250
1
P
20
250
1
11
RB
250
S
250
C
250
P
250
Nilai Rujukan :
-
Dewasa
: 50-113 ng/L (4,5g/dl)
Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral : meningkat
Diatas
: diatas 16,5 g/dl
Anak-anak : diatas 15,0 g/dl
Usila
: menurun sesuai penurunan kadar protein plasma
PASCA ANALITIK
Interpretasi
Meningkat: hipertiroidisme, tiroiditis akut, kahamilan, penyakit hati kronik, penyakit
ginjal, diabetes mellitus, neonatus, obat-obatan: heroin, methadone, estrogen.
Menurun : hipotiroidisme, hipoproteinemia, obat-obatan seperti androgen, kortikosteroid, antikonvulsan, antitiroid (propiltiouracil) dll.
2. TES T3 2,10
PRA ANALITIK
Persiapan Pasien:
Tidak mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi hasil tes (lihat interpretasi).
Persiapan Sampel:
Serum, plasma EDTA / heparin
Dapat disimpan selama 48 jam pada suhu 2o 8oC, 3 bulan pada suhu 20oC.
Prinsip Reaksi
EIA (Enzym Immunoassay) fase padat satu tahap dengan prinsip kompetetif.
Pemeriksaan ini menggunakan antibodi monoklonal yang spesifik terhadap T3.
Sampel pasien, standard dan kontrol diinkubasi satu tahap dengan manik-manik
yang dilapisi protein polihapten T3 dan konyugat anti T3 monoklonal peroksidase.
Selama inkubasi T3 bereaksi dengan antibodi pada manik-manik atau T3 pada
12
1.
2.
3.
13
4. Dispenser manik-manik
ANALITIK
Cara Kerja
Semi automatik
Biarkan reagens pada suhu ruangan sebelum dipakai.
Reaksi Imunologis
Pipetkan ke dalam tabung reaksi (l):
Reagensia
Standard 3a
Standard 3b
Standard 3c
Standard 3d
Standard 3e
Standard 3f
Konrol
Sampel
pasien
Konygat
Anti T3
Manikmanik
RB
S1
S2
S3
S4
S5
S6
50
-
50
-
50
-
50
-
50
-
50
-
50
-
50
250
250
250
250
250
250
250
250
14
Nilai Rujukan :
Dewasa
: 0,8 2,0 ng/ml (60-118 ng/dl)
Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral : meningkat
Infan dan anak-anak kadarnya lebih tinggi.
PASCA ANALITIK
Interpretasi 2,11
Meningkat : hipertiroidisme, T3 tirotoksikosis, tiroiditis akut, peningkatan
TBG, obat-obatan:T3 dengan dosis 25 g/hr atau lebih dan obat T4 300
g/hr atau lebih, dextrothyroxine, kontrasepsi oral
Menurun :
hipotiroidisme (walaupun dalam beberapa kasus kadar T3
normal), starva-si, penurunan TBG, obat-obatan: heparin, iodida,
phenylbutazone, propylthiuracil, Lithium, propanolol, reserpin, steroid.
2,12
PRA ANALITIK
Persiapan sampel:
Sampel yang digunakan adalah serum atau plasma ( sitrat, EDTA, heparin).
Jika pemeriksaan dilakukan 48 jam setelah pengambilan, sampel disimpan pada
suhu 2o 8o C atau dibekukan.
Prinsip Tes
EIA (Enzym Immunoassay) fase padat dua tahap dengan prinsip titrasi balik. Pada
tahap yang pertama, FT4 yang terdapat pada sampel, standard dan kontrol
berikatan dengan anti T4 (domba). Pada saat yang bersamaan kompleks antigen
antibodi yang terbentuk berikatan dengan manik-manik yang dilapisi dengan
antibodi IgG dari domba. Setelah pencucian manik-manik diinkubasi tahap kedua
dengan konjugat T4 peroksidase, bereaksi titrasi balik dengan anti T4 sisi berikatan
yang tak terpakai setelah tahap pertama. Setelah proses pencucian yang kedua
manik-manik diinkubasikan dengan larutan substrat enzim. Hasil warna yang
terbentuk merupakan jumlah peroksidase yang terikat. Intensitas warna yang
dihasilkan reaksi enzimatik dibaca pada panjang gelombang 450 nm dan
berbanding terbalik dengan konsentrasi FT4 dalam sampel.
Alat dan Bahan
Semiautomatik
Alat
1. Rak fotometer
2. Alat Cobas EIA
pengeram (incubator)
alat pencuci (washer)
15
1 x 14 ml
1 x 56 ml
2 x 110 ml
5 x 14 ml
5 x 56 ml
ANALITIK
Cara Kerja
Metode semi automatik
Reaksi Imunologis
16
INKUBASI PERTAMA
Pipetkan ke dalam tabung reaksi (volume dalam l) :
REAGENSIA
RB
S1
S2
Tabung Reaksi
S3
S4
S5
S6
Standar 3a
Standar 3b
Standar 3c
Standar 3d
Standar 3e
Standar 3f
Kontrol 4
Sampel
Larutan anti-T4
Manik-manik
20
250
1
20
250
1
20
250
1
20
250
1
20
250
1
20
250
1
20
250
1
20
250
1
Reagensia
Konjugat
RB
--
S1
250
S2
250
Tabung Reaksi
S3
S4
S5
250 250
250
S6
250
C
250
P
250
Tutup tabung dengan self adhesive foil dan diinkubasi dingin selama 15 menit
pada suhu 4 8oC tanpa pengocokan (dalam lemari es).
Cuci dengan menggunakan larutan pencuci.
Reaksi Ezimatik
Siapkan larutan kerja TMB. Larutan ini stabil selama 8 jam pada suhu 15 25oC.
Kemudian tambahkan ke dalam masing-masing tabung
RB
250
S
250
C
250
P
250
17
Metode automatik
Pada prinsipnya pemeriksaan FT4 cara otomatis sama dengan cara semiotomatis.
Biarkan reagen dan sampel mencapai suhu ruangan (15-250C) sebelum digunakan.
1. Siapkan reagen yang akan dipakai untuk tes FT4 pada rak, kemudian
masukkan ke dalam Cobas Core.
2. Sampel dimasukkan ke dalam cup sample dan tempatkan pada rak sampel.
3. Masukkan cup sample dan substrat sesuai tempatnya.
4. Pilih program untuk tes FT4. Selanjutnya tes berlangsung secara automatik.
PASCA ANALITIK
Interpretasi
Meningkat : pada penyakit Graves dan tirotoksikosis yang disebabkan kelebihan
produksi T4.
Menurun : hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder, tirotoksikosis karena
kelebihan produksi T3.
2,13
PRA ANALITIK
Persiapan sampel:
Sampel yang digunakan adalah serum atau plasma ( sitrat, EDTA, heparin).
Jika pemeriksaan dilakukan 48 jam setelah pengambilan, sampel disimpan pada
suhu 2o 8o C atau dibekukan.
Prinsip Tes
EIA (Enzym Immunoassay) fase padat dua tahap dengan prinsip titrasi balik. Pada
tahap yang pertama, FT3 yang terdapat pada sampel, standard dan kontrol
berikatan dengan anti T3 (domba). Pada saat yang bersamaan kompleks antigen
antibodi yang terbentuk berikatan dengan manik-manik yang dilapisi dengan
antibodi IgG dari domba. Setelah pencucian manik-manik diinkubasi tahap kedua
dengan konjugat T3 peroksidase, bereaksi titrasi balik dengan anti T3 sisi berikatan
yang tak terpakai setelah tahap pertama. Setelah proses pencucian yang kedua
manik-manik diinkubasikan dengan larutan substrat enzim. Hasil warna yang
terbentuk merupakan jumlah peroksidase yang terikat. Intensitas warna yang
dihasilkan reaksi enzimatik dibaca pada panjang gelombang 450 nm dan
berbanding terbalik dengan konsentrasi FT3 dalam sampel.
Alat dan Bahan
Semiautomatik
Alat
18
1. Rak fotometer
2. Alat Cobas EIA
pengeram (incubator)
alat pencuci (washer)
Fotometer ( panjang gelombang 450nm )
3. Pipet volumetrik / dispenser
4. Dispenser manik-manik
Bahan
1. Manik-manik
1 x 100 bead
dilapisi antibodi poliklonal domba
2. Konjugat T3 Peroksidase
22 ml
3. FT3 standard
a. Standar FT3
0,1 pmol/L
1 x 0,5 ml
b. Standar FT3
4 ng/ml
1 x 0,5 ml
c. Standar FT3
8 ng/ml
1 x 0,5 ml
d. Standar FT3
12 ngl/ml
1 x 0,5 ml
e. Standar FT3
25 ng/ml
1 x 0,5 ml
4 FT3 kontrol; konsentrasi 6 + 1,0 pmol/l
1 x 0,5 ml
5. Larutan anti-T3.
6. Kit TMB enzimatik (200tes) yang berisi :
d. Larutan substrat 8 TMB (3,3,5,5 tetrametilbenzidin)
5 mmol/L dalam dimetil sulfoksida / air
1 x 14 ml
e. Bufer TMB
10 bufer substrat : 3 mmol/L hidrogen peroksidase
dalam sitrat bufer dengan stabilisator
1 x 56 ml
f. Stopping Solution
12 asam sulfur 5 %
2 x 110 ml
Metode automatik
1. Instrumen Cobas Core
2. Cobas Core TMB kit ( 5x 100 tes) berisi :
Substrat TMB
8 larutan substrat TMB (3,3,5,5-tetrametilbenzidine)
5 mmol/L dalam dimetil sulfoksida/air
Bufer TMB
10 substrat bufer : 3 mmol/L hidrogen peroksidase
dalam bufer sitrat dengan stabilisator
3. Tabung reaksi Cobas Core
12 x 120 tabung
4. Dispenser manik-manik
5 x 14 ml
5 x 56 ml
ANALITIK
Cara Kerja
Metode semi automatik
Reaksi Imunologis
19
INKUBASI PERTAMA
Pipetkan ke dalam tabung reaksi (volume dalam l) :
REAGENSIA
RB
S1
S2
Tabung Reaksi
S3
S4
S5
S6
Standar 3a
Standar 3b
Standar 3c
Standar 3d
Standar 3e
Standar 3f
Kontrol 4
Sampel
Larutan anti-T3
Manik-manik
20
250
1
20
250
1
20
250
1
20
250
1
20
250
1
20
250
1
20
250
1
20
250
1
Reagensia
Konjugat
RB
--
S1
250
S2
250
Tabung Reaksi
S3
S4
S5
250 250
250
S6
250
C
250
P
250
Tutup tabung dengan self adhesive foil dan diinkubasi dingin selama 15 menit
pada suhu 4 8oC tanpa pengocokan (dalam lemari es).
Cuci dengan menggunakan larutan pencuci.
Reaksi Ezimatik
Siapkan larutan kerja TMB. Larutan ini stabil selama 8 jam pada suhu 15 25oC.
Kemudian tambahkan ke dalam masing-masing tabung
RB
250
S
250
C
250
P
250
20
Metode automatik
Pada prinsipnya pemeriksaan FT3 cara otomatis sama dengan cara semiotomatis.
Biarkan reagen dan sampel mencapai suhu ruangan (15-250C) sebelum digunakan.
5. Siapkan reagen yang akan dipakai untuk tes FT3 pada rak, kemudian
masukkan ke dalam Cobas Core.
6. Sampel dimasukkan ke dalam cup sample dan tempatkan pada rak sampel.
7. Masukkan cup sample dan substrat sesuai tempatnya.
8. Pilih program untuk tes FT3 Selanjutnya tes berlangsung secara automatik.
PASCA ANALITIK
Interpretasi
Meningkat : pada penyakit Graves dan tirotoksikosis yang disebabkan kelebihan
produksi T3.
Menurun : hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder, tirotoksikosis karena
kelebihan produksi T3.
Persiapan Pasien
Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung Iodium dan
obat-obatan yang dapat memepengaruhi hasil tes (lihat Interpretasi)
Persiapan sampel
Sampel yang digunakan adalah serum atau plasma sitrat, EDTA, heparin.
Sampel dapat disimpan selama 4 hari pada suhu 2 8oC, 3 bulan pada suhu 20oC
Prinsip tes
EIA (Enzym Immunoassay) fase padat satu tahap dengan prinsip sandwich.
Pemeriksaan menggunakan antibodi monoklonal yang sangat spesifik terhadap
TSH. Sampel pasien, standar dan kontrol diinkubasi satu tahap dengan manikmanik yang dilapisi anti TSH dan konjugat anti TSH peroksidase. Selama inkubasi,
TSH bereaksi dengan antibodi pada manik-manik dan konjugat membentuk
kompleks sandwich.
Setelah proses pencucian, manik-manik diinkubasikan dengan larutan substrat
enzim. Hasil warna yang terbentuk merupakan jumlah anti TSH peroksidase yang
terikat. Intensitas warna yang dihasilkan reaksi enzimatik dibaca pada panjang
gelombang 450 nm dan sebanding konsentrasi TSH dalam sampel.
21
12 x 120
5 x 100 tes
5 x 14 ml
5 x 56 ml
ANALITIK
Cara kerja
Semiautomatik
Biarkan reagensia pada suhu ruangan sebelum dipakai.
Reaksi Imunologis
22
Reagensia
Standar 3a
Standar 3b
Standar 3c
Standar 3d
Standar 3e
Kontrol
Sampel pasien
Konjugat anti TSH
Manik-manik
RB
-
S1
100
200
1
S2
100
200
1
Tabung Reaksi
S3
S4
S5
100
100
100
200
200
200
1
1
1
C
100
200
1
P
100
200
1
Interpretasi:
Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto), terapi
antitiroid pada hipertiroidisme, hipertiroidisme sekunder karena hiperaktifitas
23
Persiapan pasien
Dianjurkan puasa dan tidak mengkonsumsi makanan berlemak 10 12 jam
sebelum tes. Tidak mengkonsumsi obat-obat yang mempengaruhi hasil tes
misalnya: glucocorticoide, dopamine. (lihat Interpretasi).
Persiapan sampel
Dapat digunakan serum atau plasma (EDTA/Heparin). Hindari sampel yang
hemolisis. Setelah pengambilan, sampel harus segera disentrifus dan diambil
supernatannya. Sampel dapat disimpan selama 2 hari pada suhu 15250C, atau, 4
hari pada suhu 2-80C atau 3 bulan pada suhu 200C.
Prinsip reaksi
EIA (Enzym Immunoassay) fase padat satu tahap dengan prinsip sandwich. Tes ini
menggunakan 2 spesifik antibodi monoklonal tikus terhadap TSH. Sampel pasien,
standar dan kontrol diinkubasi satu tahap dengan manik-manik yang dilapisi anti
TSH dan konjugat anti TSH peroksidase. Selama inkubasi, TSH bereaksi dengan
antibodi pada manik-manik dan konjugat membentuk kompleks sandwich.
Setelah tahap pencucian, manik-manik diinkubasikan dengan larutan substrat
enzim. Warna yang terbentuk merupakan pengukuran langsung jumlah ikatan anti
TSH poliperoksidase konyugat. Intensitas warna yang dihasilkan oleh reaksi enzym
sesuai dengan konsentrasi TSH dalam sampel.
Tes ini tidak menggunakan metode semi automatik.
ANALITIK
24
Cara kerja :
Biarkan reagen dan sampel mencapai suhu ruangan (15-250C) sebelum digunakan.
1. Siapkan reagen yang akan dipakai untuk tes TSHs pada rak, kemudian
masukkan ke
dalam Cobas Core.
2. Sampel dimasukkan ke dalam cup sample dan tempatkan pada rak sampel.
3. Masukkan cup sample dan substrat sesuai tempatnya.
4. Pilih program untuk tes TSHs. Selanjutnya tes berlangsung secara automatik.
PASCA ANALITIK
Interpretasi
Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto),
terapi antitiroid pada hipertiroidisme, hipertiroidisme sekunder karena
hiperaktifitas kelenjar hipofisis, stress emosional berkepanjangan, obat-obatan
misalnya litium karbonat dan iodium potassium.
Menurun : hipotiroidisme sekunder, hipertiroidisme primer, hipofungsi kelenjar
hipofisis anterior, obat-obatan misalnya aspirin, kortikosteroid, heparin dan
dopamin.
V. INTERPRETASI
25
Gambar 3. Hubungan antara Kadar Hormon Tiroid Basal, TSH Basal, dan Respon
TRH. [Interpretasi gambar tersebut secara visual membandingkan antara gambar
keadaan normal (pada bagian tengah) dengan keadaan abnormal (pada sisi kiri dan
kanan)] 16
26