Disusun oleh:
Monika Siagian (1843700095)
Diva Sri Wahyuni (1843700096)
Sartika Tampubolon (1843700098)
Lisna Purnamasary Waruwu (1843700101)
Meri Susilawati (1843700102)
Dame Ria Br. Silaban (1843700103)
Novia Handayani (1843700094)
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam dunia kesehatan merupakan bagian dan
tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan, pemeriksaan laboratorium rutin
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi dokter dan apoteker
dalam pengambilan keputusan klinik. Untuk mengambil keputusan klinik pada proses
terapi mulai dari pemilihan obat, penggunaan obat serta tindakan pencegahan obat.
Pemeriksaan CK/CPK dan CKMB lebih spesifik pada serangan jantung atau
Sindrom koroner akut (SKA) dimana sebuah kondisi yang melibatkan
ketidaknyamanan dada atau gejala lain yang disebabkan oleh kurangnya oksigen ke
otot jantung (miokardium). CK/CPK ditemukan di sel terutama pada sel otot jantung
dan otot rangka, CKMB terutama terdapat di otot miocardium dan otak. LDH
terdapat hampir pada semua sel yang bermetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi
yang ditemukan di jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak dan sel darah merah.
Troponin merupakan protein spesifik yang berasal dari otot jantung, yang terdiri dari
tiga sub unit yaitu T, I, dan C. Dimana fungsinya adalah regulasi kontraksi otot
jantung dan otot rangka khususnya pada regulasi aktin dan myosin di otot.
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan tujuan dari CK/CPK, CKMB, LDH dan
TROPONIN
2. Untuk mengetahui fungsi CK/CPK, CKMB, LDH dan TROPONIN
3. Untuk mengetahui kadar normal CK/CPK, CKMB, LDH dan TROPONIN
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi CK/CPK, CKMB, LDH dan
TROPONIN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. CK/CPK
A. Definisi CK/CPK
Kreatinin kinase (CK) atau juga dikenal dengan nama kreatinin Posfo Kinase
(CPK) Merupakan enzim yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada otot jantung
dan otot rangka, dan dalam konsentrasi rendah pada jaringan otak. CK adalah suatu
molekul dimerik yang terdiri dari sepasang monomer berbeda yang disebut M
(berkaitan dengan otot). Dan B (berkaitan dengan otak), sehingga terdapat tiga
isoenzim yang terbentuk : CK1 (BB), CK2 (MB), dan CK3 (MM). Konsentrasi
serum CPK akan meningkat ketika otot-otot pada sel saraf terluka. Kadar CK akan
meningkat dalam 6 jam setelah luka. Jika kerusakan ini terjadi berulang, maka kadar
CK akan meningkat tajam setelah 18 jam luka dan kembali normal dalam waktu 2-3
hari.
ANAK
- Neonatus : 65 – 580 IU/L pada suhu 30oC,
- Anak laki-laki : 0 – 70 IU/L pada suhu 30oC,
- Anak perempuan : 0 – 50 IU/L pada suhu 30oC
D. KELAINAN
Kadar kreatinin yang tinggi dapat terjadi pada beberapa kelainan, seperti:
Trauma pada otak atau stroke, kejang, peradangan pada otot, trauma listrik (suatu
reaksi fisiologis yang ditandai dengan adanya nyeri dan spasme otot), serangan
jantung, peradangan pada otot jantung, kematian jaringan paru.
Adanya kerusakan pada membran sel akibat kekurangan oksigen atau
kerusakan lainnya dapat melepaskan kreatinin kinase di dalam sel ke sirkulasi
seluruh tubuh. Umumnya, kenaikan kadar kreatinin kinase mempunyai tingkat
sensitivitas yang cukup tinggi terhadap serangan jantung.
E. PEMERIKSAAN CK/CPK
Pada pemeriksaan CK/CPK sampel serum atau plasma harus bebas dari
hemolisis untuk mencegah pencemaran oleh adenilat kinase). Kreatinin kinase hanya
dapat bertahan dalam jangka waktu yang pendek, pengambilan sampel darah harus
dilakukan dalam 48 jam kelainan pada otot terjadi (akan lebih baik dalam 24 jam
pertama).
Kadar kreatinin kinase berfungsi dalam membantu diagnosis serangan
jantung, evaluasi adanya nyeri dada, untuk menentukan seberapa parah kerusakan
otot yang terjadi, untuk mendeteksi apakah ada kelainan atau penyakit pada otot. Pola
kenaikan atau penurunan serta waktu pemeriksaan kadar kreatinin kinase dapat
membantu menegakan diagnosis.
F. TINDAKAN PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan pada peningkatan dan penurunan serum kreatinin
kinase diantaranya:
- Jaga asupan cairan (karena dehidrasi dapat menyebabkan kreatinin
meningkat).
- Batasi olahraga berat (badan seseorang makanan menjadi energi lebih cepat
ketika sedang latihan yang berat. Hasilnya, lebih banyak kreatinin terbentuk,
menyebabkan kadar kreatinin dalam darah akan lebih tinggi).
- Tidur yang cukup (kekurangan tidur dapat membuat tekanan fisik pada
seluruh tubuh yang memaksakan semua bagiannya untuk bekerja lebih keras
lagi. Hasilnya ginjal akan lebih terbebani sehingga kemampuan untuk
mengeluarkan kreatinin berkurang).
- Batasi asupan sodium (kelebihan sodium dapat menyebabkan retensi cairan).
- Kurangi konsumsi protein (seperti, daging merah dan susu).
- Batasi jumlah konsumsi potasium.
- Hindari makanan yang tinggi posfor.
CKMB adalah Jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan terutama otot
miocardium dan otak. Terdapat 3 jenis isoenzim keratinin kinase dan diberi label M
(muskulus) dan B (brain) yaitu :
Isoenzim BB : banyak terdapat di otak
Isoenzim MM : banyak terdapat pada otot selektal
Isoenzim MB : banyak terdapat pada mio kardium bersama MM pada otot
jantung terdapat 60% MM dan 40 % MB.
CKMB akan meningkat selama sampai 6 jam setelah terjadi serangan jantung,
mencapai 12-24 jam, dan kembali normal dalam 48-72 jam.
D. PEMERIKSAAN CKMB
3. LDH
A. DEFINISI LDH
jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak dan sel darah merah. Peningkatan kadar LDH
ditemukan pada infark miokard akut, CVA, kanker (paru, tulang, hati, usus, payudara,
serviks, testi, ginjal, lambung, melanoma kulit), leukemia akut, infark pulmonal akut,
anemia, defesiensi asam folat, dan hepatitis akutserta akibat pemakaian jenis narkotik
sehingga menghasilkan 5 isoenzim yang diberi nama LDH1 (H4) sampa LDH 5
(M4). Isoenzim – isoenzim tersebut memiliki spesifitas jaringan yang sangat berguna
C. PEMERIKSAAN LDH
Tes darah LDH dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kerusakan
jaringan dan seberapa banyak kerusakan itu terjadi, memantau infeksi dan beberapa
kondisi khusus seperti, penyakit ginjal dan penyakit hati (liver), memantau dan
mengetahui perkembangan beberapa jenis penyakit kanker tertentu.
D. Nilai Normal LDH
Nilai normal : 90-210 U/L (Kemenkes. 2011)
Ketika sel mengalami kerusakan, maka LDH akan keluar ke pembuluh darah.
Hal ini yang kemudian membuat LDH tinggi di dalam darah. Kenaikan kadar LDH
biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan yang akut maupun kronis. LDH
berperan penting dalam pembentukan energi dalam sel. Karena LDH adalah enzim
yang terdapat diberbagai jenis sel di dalam tubuh, maka peningkatan LDH dalam
tubuh dapat menandakan beberapa gangguan kesehatan tertentu seperti:
- Gangguan aliran darah
- Stroke
- Beberapa jenis kanker, misalnya leukimia dan limfoma
- Serangan jantung
- Gangguan fungsi hati, contohnya hepatitis
- Cedera otot
- Luka padapancreas
- Anemia hemolitik
- Sepsis
- Jaringan abnormal, biasanya terjadi ketika sel kanker mulai tumbuh
(Pranowo Djoko. 2002).
4. TROPONIN
A. DEFINISI TROPONIN
Troponin merupakan protein spesifik yang berasal dari otot jantung yang
terdiri dari 3 sub unit yaitu T, I, dan C dimana fungsinya adalah regulasi kontraksi
otot jantung dan otot rangka khususnya pada regulasi aktin dan miosin di otot. Tiap-
tiap troponin memberikan fungsi khusus diantaranya, Troponin C mengikat Ca2+,
Troponin I menghambat aktivitas ATP ase dengan aktomiosin, dan troponin T
mengatur ikatan troponin dengan tropomiosin (Fuster et al, 1999). Troponin T yang
terdapat di intraselular berikatan dengan miofibril di miosit jantung, sehingga
Troponin T yang berada di cytosolic pool sebesar 6-8% saja, fungsi dari cytosolic
pool adalah sumber keluarnya Troponin apabila terjadi cedera pada pembuluh
darah. Pelepasan troponin dimulai pada 4-6 jam setelah cedera, mencapai puncak 12-
24 jam, kemudian akan menjadi normal kembali setelah 7-10 hari. National
Academy Of Clinical Biochemistry dan The Joint Esc/acc Committe For Redefinition
Of Myocardial Infarction merekomendassikan troponin sebagai penanda untuk
evaluasi sindrom koroner akut.
C. Pemeriksaan Troponin
Deteksi awal terjadinya AMI (acute Myocardinal Infaction dapat terdeteksi 4-
8 jam setelah nyeri dada dan puncaknya antara 14-36 jam. Tujuan pemeriksaan
Troponin yaitu :
- Diagnosis infark miokard akut
- Diagnosis dan prognostik pada angina pectoris tak stabil
- Diagnosis IMA Perioperatif.
- Penilaian keberhasilan referfusi koroner
- Mendeteksi kerusakan miokard minor setelah PTCA
- Diagnosis kontusio jantung.
Troponin jantung dapat diukur dengan immunoassay spesimen yang berupa
darah lengkap atau serum.
E. Manifestasi klinis
Manifestasi akibat peningkatan kadar Troponin: Sesak nafas, Nyeri dada
(Sifat nyeri): rasa sakit, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir. Penjalaran :
biasanya kelengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah, gigi
punggung/interskapula, perut dan dapat juga kelengan kanan. Gejala yang menyertai :
mual, muntah, sulit bernafas, cemas dan lemas.
Daftar Pustaka
Apple, F.S., Jesse, R.L., Newby, L.K., Wu, A.H.B., and Chrisenson, R.H., 2007,
National Academy of Clinical Biochemistry and IFCC Committe for
standardization of markers of cardiac Demage Laboratory Medicine Practice
Guideline: Analitical Issues for Biochemical Markers of Acute Coronary
Syndrome, Circulation, 115.
Djoko, Pranowo. Aktivitas Laktat Dehidrogenase. Yogyakarta. 2002.
Muthia, Annisa. 2014. Peran Enzim Creatine Kinase Dalam Diagnosis Infark
Miokardial. Skripsi UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA. Hal. 6
Sacher, Ronald dan Richard. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. EGC.
Jakarta. 2004.
Torry SRV, Panda A.L, Ongkowijaya J. Gambaran Faktor Risiko Penderita Sindrom
Koroner Akut. 2014. Jurnal E-Clinic.