Nama Kelompok :
1. Gina Fujiana H N
2. Putri
3. Raudatul Zannah
4. Solehah
2
a. Patofisiologi CK/CPK (Kreatin kinase/ kreatin fosfokinase)
Creatin kinase / Creatin fosfokinase dibentuk pada miokardium, otot rangka, dan
jaringan otak (CK MM DAN CK MB)
Enzim creatin kinase dalam serum (sck) dapat memberikan informasi penting tentang
tingkat kerusakan jantung.
Kerusakan jantung atau cedera otot (misalnya jatuh, suntikan intramuscular, atau
penyakit tertentu seperti distrofia otot) menyebabkan enzim-enzim bocor dari sel
jantung atau sel otot yg rusak ke dalam aliran darah.
Creatin kinase (CK / SCK) adalah enzim yang pertama kali muncul didalam darah
setelah serangan jantung
CPK/CK dan CPK-MB serum meningkat dalam 4 sampai 6 jam setelah MCI akut,
mencapai puncaknya dalam 18 sampai 24 jam ( > 6 kali kadar normalnya) dan kembali
normal dalam 3 sampai 4 hari, kecuali terjadi nekrosis atau kerusakan jaringan yang
baru.
b. Masalah Klinis yang disebabkan oleh peningkatan Creatin kinase (CK / CPK)
CK yang tinggi : sakit atau luka yang memengaruhi otot jantung, otot rangka,
dan otak.
CK-MB yang tinggi : miokardium infark akut,peradangan otot
jantung,penyakit jantung iskemik
CK-BB yang tinggi :penyakit pada sistim saraf pusat, adenocarcinoma
(terutama payudara dan paru-paru), embolisme pulmonary
CK-MM yang tinggi : rhabdomiolisis,peradangan otot,muscular
dystrophy,intramuscular
3
c. Faktor yang memengaruhi hasil tes:
4
d. Pemeriksaan CK/CPK (Kreatin kinase/ kreatin fosfokinase)
1. Tahap pra analitik
a. Persiapan pasien :
Pengambilan sampel sebelum pasien injeksi IM
Tidak minum obat-obat seperti deksametason, furosemid, aspirin,
ampisilin, kabenisilin, klofibrat (Apabila pasien meminum obat diberi
keterangan).
b. Persiapan sampel : Serum
Hindari hemolisis untuk menghindari pengeluaran Adenilat Siklase
(yang dikeluarkan oleh eritrosit) yang strukturnya sama dengan CK
darah vena dimasukkan ke dalam tabung bertutup merah atau tabung
bertutup hijau (heparin)
c. Persiapan Alat :
1. Tabung reaksi pendek
2. Mikropipet1000 ul
3. Mikropipet 50 ul
4. Yellow tip
5. Blue tip
6. Photometer
d. Persiapan Bahan :
1. Plasma heparin atau Serum
2. Pereaksi CK
2. Tahap Analitik
Metode : kinetik (IFCC Single Vial)
Tujuan : untuk mendeteksi infark miokardium akut (MCI)
Prinsip : Dalam suasana netral CK mengkatalisis reaksi Creatine phosphat
dan ADP menjadi Creatine dan ATP. ATP yang terbentuk direaksikan
dengan D-glukosa dengan bantuan enzim heksokinase, membentuk ADP
dan Glukosa-6-fosfat. Glukosa-6-fosfat direaksikan dengan NADP dengan
bantuan enzim Glukosa-6-fosfat dehidrogenase menghasilkan Glukosa6-
5
fosfoglukonat+ NADPH + H+. Aktivitas katalitik CK ditentukan secara
kinetik pada panjang gelombang 340 nm pada fotometer.
Reaksi :
Creatine phosphat + ADP creatine + ATP.
ATP + D-glukosa enzim heksokinase ADP + Glukosa-6-fosfat
Glukosa-6-fosfat+NADP Glukosa-6-fosfat dehidrogenase
Glukosa6-fosfoglukonat+ NADPH + H+. Aktivitas katalitik CK
ditentukan secara kinetik pada panjang gelombang 340 nm pada fotometer.
Cara pemeriksaan:
Supernatan 50 ul
Standart 100 ul
6
Perempuan
18-180 IU/L (30OC)
27-222 IU/L (37OC)
Anak-anak
18-125 IU/L (30OC)
27-190 IU/L (37OC)
7
a. Patofisiologi LDH (Laktat Dehidrogenase)
Enzim Laktat Dehidrogenase (LDH) muncul pada otot jantung yang rusak,
sel yang rusak (nekrosis) mengalami keadaan anaerob, sehingga piruvat
cenderung dirubah menjadi laktat oleh enzim laktat dehidrogenase
b. Masalah klinis
Peningkatan kadar : MCI akut, CVA, kanker (paru-paru, tulang, usus, hati,
payudara, serviks, testis, ginjal, lambung, melanoma kulit), leukemia akut, infark
pulmonar akut, mononukleosis infeksius, anemia (pernisiosa, defisiensi asam
folat, sel sabit, hemolitik didapat), hepatitis akut, syok, penyakit otot rangka
8
No Peningkatan LDH Penyebab
1. Peningkatan 5 kali atau lebih - Anemia megaloblastik
dari normal - Karsinoma metastasis
- Shok dan hipoksia
- Hepatitis
- Infark ginjal
9
Hindari hemolisis karena dapat menyebabkan peningkatan kadar LDH
serum (enzim tersebut cukup banyak terdapat dalam eritrosit.)
darah vena dimasukkan ke dalam tabung bertutup merah atau tabung
bertutup hijau (heparin)
c. Persiapan Alat :
1. Tabung reaksi kecil
2. Mikropipet1000 ul
3. Mikropipet 20 ul
4. Yellow tip
5. Blue tip
6. Photometer
d. Persiapan Bahan :
Serum
Pereaksi LDH
2. Tahap Analitik
Metode : kinetik (DGKC)
Tujuan : Untuk mendiagnosis kerusakan otot miokardium atau otot
rangka.
Prinsip :
Dalam suasana netral LDH mengkatalisis reaksi piruvat dan NADH
menjadi laktat dan NAD +. aktivitaskatalitik LDH ditentukan dengan
mengukur penurunan absorban NADH pada panjang gelombang 340 nm.
Cara Kerja:
1. Sampel darah di centrifuge selama 15 menit pada kecepatan 3000 rpm.
Supernatan 20 ul
Standart 100 ul
10
2. Inkubasi selama 1 menit
3. Baca pada fotometer dengan program Kinetik (K20 atau K60) pada
panjang gelombang 340 nm
3. Tahap Pasca Analitik
Nilai Rujukan :
Dewasa:
105-210 IU/L (25ᵒC)
140-280 IU/L (30ᵒC)
200-400 IU/L (37ᵒC)
Pelaporan hasil
11
Daftar Pustaka
12