JANTUNG
Cardiac
Riskfactors
insufficiency
Endothelial Dysfunction
From first decade From third decade From fourth decade
Growth mainly by lipid Smooth muscle Thrombosis,
accumulation and collagen hematoma
Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada
memerlukan diagnosis yang cepat dan akurat
Tujuan diagnosis yang cepat dan akurat adalah
untuk segera memberikan terapi semua pasien IMA
dengan intervensi yang tepat.
Diagnosis IMA
Diagnosis IMA didasarkan atas
didapatkannya dua atau lebih dari 3 kriteria
yaitu :
• Adanya nyeri dada
• Perubahan elektrokardiografi (EKG)
• Peningkatan petanda biokimia.
TES LABORATORIUM PETANDA JANTUNG
SGOT/AST
SGPT/ALT
Aldolase
Creatine Kinase
Mengkatalisis jalur kreatin – kreatinin dalam
sel otot dan otak
Konsentrasi CK di otot tinggi karena berperan
dalam metabolisme pembentukan energi
Pada AMI : CK dilepaskan dalam serum 4 - 8
jam setelah kejadian dan normal kembali
setelah 3 hari
Nilai Rujukan :
Pria < 130 U/L
Wanita < 110 U/L
Creatine Kinase
subunit
isoenzym
Prinsip tes
LDH
Piruvat + NADH + H+ L-laktat + NAD
SGOT
(Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)
Nama lain AST (Aspartat Amino Transferase)
Berfungsi mengkatalisis konversi bagian nitrogen
asam amino menjadi energi dalam siklus Krebs.
Terdapat hampir di semua jaringan tubuh :
jantung, skelet, hati, ginjal, pankreas dan eritrosit
2 jenis enzim transaminase :
- SGOT sitoplasma
- SGOT mitokondria
SGOT
(Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)
AMI : SGOT meningkat 6-8 jam sesudahnya,
mencapai puncak 24-48 jam dan kembali
normal pada 72-96 jam
Kerusakan sel, enzim di sitoplasma keluar
dahulu ke dalam plasma (60% SGOT),
kerusakan lebih berat, enzim dalam
mitokondria sel baru akan keluar (40% SGOT)
Nilai rujukan :
Pria : 0 – 50 IU/L
Wanita : 0 – 35 IU/L
SGPT
(Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)
Nama lain ALT (Alanine Amino Transferase)
Mengkatalisis kelompok amino dalam siklus Krebs
untuk menghasilkan energi di jaringan
Terdapat pada sitoplasma sel hati dan sedikit di sel
ginjal, sel jantung dan otot skelet
Meninggi di dalam serum pada kerusakan sel hati,
hingga merupakan indikator kerusakan sel hati
SGPT
(Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)
Pada AMI kadar biasanya normal kecuali ada
kerusakan hati (contoh pada gagal jantung
kongestif)
Nilai rujukan :
Pria = 0 – 50 U/L
Wanita = 0 – 35 U/L
Aldolase
Sadip P., Abhisek D., Pritam N. 2012. Cardiac biomarker. Novel Strategies in
Ischemic Heart Disease. Umashankar L . editor. Croatia: In Tech.
Kinetika Pelepasan Troponin
Sadip P., Abhisek D., Pritam N. 2012. Cardiac biomarker. Novel Strategies in Ischemic Heart Disease.
Umashankar L . editor. Croatia: In Tech.
Fred SA, Jens PG, Allan SJ. Cardiac Function In Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics, Carl AB, Edward
RA, David EB eds. Missouri: Sauders.
Perbandingan biomarker AMI
Joshua R, Angela Z, Thomas F. Biomarkers of myocardial infarction: past, present and future.
UWOMJ.2012;81:1.
Heart Failure, NT-ProBNP, and BNP
Latar belakang
Seiring dengan perkembangan gagal gagal jantung:
jantung, terjadi gejala klinik yang
proses yang kompleks
merupakan interaksi antara disfungsi
jantung dengan proses kompensasi
maladaptif, meliputi: beban vaskular,
retensi garam dan air, aktivasi
neurohormonal, stres oksidatif dan
inflamasi.
pendekatan multimarker
Gagal jantung adalah proses yang
kompleks sehingga dibutuhkan lebih dari
satu biomarker yang dapat meningkatkan
stratifikasi risiko
Natriuresis
Menurunkan
tekanan darah
Karakteristik NT-proBNP dan BNP
BNP/NT-proBNP
Biologi Indikator adanya tekanan/ regangan pada
jantung
Variabilitas - Terdapat variabilitas yang perlu diperhatikan
- Meningkat saat terjadi dekompensasi akut
Confounder Ya
(usia/gender/IMT/komorbiditas)
Manajemen Gagal jantung – Diagnosis
– Prognosis (NT-proBNP)
– Pemantauan terapi
Pro-BNP dan BNP
J.A. Doust, E. Pietrzak, A. Dobson, P. Glasziou, How well does B-type natriuretic
peptide predict death and cardiac events in patients with heart failure: systematic
review, BMJ 330 (2005) 625.
hs–CRP
• Adalah protein fase akut yang dikeluarkan
radang/inflamasi yang terjadi secara sistemik.
• Petanda resiko relatif yang tertinggi untuk
meramalkan kejadian baru (pencegahan primer)
dan kejadian kambuhan (pencegahan sekunder),
juga untuk event-free survival.
• Pengukuran CRP perlu menggunakan metoda
yang peka yaitu high sensitivity CRP (hs-CRP)
hs–CRP