Anda di halaman 1dari 30

PENYAKIT JANTUNG

KORONER
Darmawaty Rauf,Sp.PK(K)
Departemen Patologi Klinik
FK UNHAS
• PJK → problema kesehatan utama dinegara
maju
• Etiologi
Proses aterosklerosis : pembentukan
plak pada dinding pembuluh darah arteri
(tunika intima), berisi : material lemak,
kolesterol, kalsium, fibrin.
• Plak terbagi dua yaitu:
1. Plak stabil (keras) = plak fibrosa
2. Plak tidak stabil (rapuh)
Pathogenesis of Acute
Coronary Syndromes:
The integral role of platelets

Plaque
Fissure or
Rupture
Platelet
Adhesion

Platelet
Activation

Platelet
Aggregation

Thrombotic
Occlusion
MANIFESTASI KLINIK
Plak ateroma pada arteri koroner

Stenosis arteri koroner

Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
penyediaan oksigen miokardial

Iskemia miokardial

Angina pektoris
 Ruptur terjadi pada plak yg tdk stabil,
pada pinggir plak yg berdekatan
dengan lapisan intima normal
 Ruptur terjadi karena adanya:
 Enzim protease yang dihasilkan makrofag
 Inflamasi
 Kecepatan aliran darah (Velositas), turbulensi.
 Anatomi pembuluh darah
 Ruptur mengaktifasi, adhesi, dan agregasi
platelet  trombus.
 Pembentukan trombus diperparah oleh
disfungsi endotel, inflamasi, faktor sistemik
 agregasi trombosit yg luas,
vasokonstriksi, pembentukan trombus.
 Bila trombus menutup pembuluh darah
100%  Infark Miokard
PENGGOLONGAN PJK
• Asimptomatik
• Angina pectoris:
 Angina pecoris stabil
 Angina pectoris unstable
• IMA (Infark Miokard Akut)
 IMA dengan ST-elevasi
 IMA dengan non-ST elevasi
ASIMPTOMATIK

• Aterosklerosis sering terdapat :


- < umur 20 tahun
- Orang dewasa yang asimptomatik selama hidupnya
• Detected→ exercise stress test  iskemia
miokard (perubahan EKG ,tetapi tidak disertai
angina).
• Peran pemeriksaan laboratorium : identifikasi
faktor resiko dan marker inflamasi
ANGINA PECTORIS STABIL

• Caused by : transien iskemia miokard ec


imbalance suplai dan kebutuhan oksigen
• Tanda khas :
 Nyeri dada berangsur2 turun kuantitas, intensitasnya
dengan istirahat/tanpa aktivitas/dengan pengobatan
nitrogliserin sublingual.
 Nyeri timbul bila ada aktivitas berat.
 EKG istirahat normal ; iskemia terjadi pada stres tes
 Tidak terdapat kenaikan enzim jantung (CK-MB,
Troponin), CRP.
ANGINA PECTORIS STABIL

Pemeriksaan penunjang:
 Laboratorium: Mencari adanya faktor resiko
 Radiologi (foto thorax)
 EKG (perubahan segmen ST dan gelombang T
yang menyertai episode angina dan menghilang
dengan istirahat)
 Stess testing (dengan rekaman EKG sebelum,
selama dan sesudah treadmill)
 Arteriografi koroner
ANGINA PECTORIS UNSTABLE

• Oklusi parsial pembuluh koroner (70%)


• Belum terjadi nekrosis miokard
• Angina berat, frekuensi >3x/hari, timbul pada saat istirahat
• Pemeriksaan penunjang:
 EKG abnormal : depresi segmen ST (> 0,5 mm) &
gel T negatif (> 2 mm)
 UAP : EKG normal 4%
 Tidak terdapat peningkatan CK-MB dan
Troponin
Diagnosis IMA

• WHO : min 2 dari 3 kriteria di bawah:


1. Riwayat nyeri dada
2. Perubahan di EKG
3. Peningkatan serial cardiac marker
Konsensus ESC/ACC 2000

Salah satu dari kriteria berikut :


1. Adanya peningkatan tipikal dan penuruan gradual (cardiac
troponin) atau peningkatan dan penurunan yang lebih cepat (CK-
MB) dari marker biokimiawi dari nekrosis miokard dengan paling
tidak satu di bawah ini:
1. Gejala iskemia
2. Adanya gelombang Q patologis di EKG
3. Perubahan EKG menunjukkan iskemia (ST elevasi / ST depresi)
4. Intervensi arteri koronaria (mis: angioplasti koroner)
2. Penemuan patologis dari AMI
IMA Non-ST ELEVASI

• Patogenesis + Gejala klinis sama dengan UAP


• Tanda khas : terdapat nekrosis miokard 
peningkatan CK-MB & Troponin
• Bentuk sindrom koroner akut + oklusi pembuluh
koroner total
• Akibat aliran darah koroner menurun secara mendadak
• EKG : elevasi gelombang ST
KERUSAKAN MIOKARD

• Depends on :
Suplai darah pada pembuluh darah yang
terkena
Sumbatan total atau parsial
Lama oklusi koroner
Suplai darah melalui kolateral
Suplai dan kebutuhan oksigen
Keberadaan faktor-faktor yang dapat melisiskan
trombus secara spontan
PERAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
• Identifikasi faktor resiko PJK
• Diagnosis IMA : diagnosis cepat tepat 
berhubungan dengan jumlah kematian sel miokard
• Marker kerusakan miokard  peran sekunder
dalam diagnosis IMA
– Marker yang tepat  sensitif dan spesifik
– Waktu pemeriksaan yang cepat <1jam
• Diagnosis reinfarction : CK-MB, cTn (↗>20%)
• Penentuan prognosis  cTn ~ jumlah otot
nekrosis
NON SPESIFIK

• Reaksi non spesifik terhadap injuri


miokard :
– PMN leukocytosis, (beberapa jam setelah
onset nyeri, menetap selama 3-7 hari, dapat
mencapai 12,000–15,000/L)
– LED meningkat (lebih lambat dibanding
leukositosis) mencapai puncaknya pada
minggu pertama dan tetap tinggi hingga 1-2
minggu
Creatine Phosphokinase (CK/CPK)

• Nilai normal : (meningkat pasca aktivitas)


– Dewasa laki-laki : 55-170 unit/L
– Dewasa wanita : 30-135 unit/L
– Bayi : 68-580 unit/L
• Terdiri dari 3 isoenzim : CK-BB (CK1), CK-MB(CK2), CK-
MM(CK3)
• CK ↑ 4-8 jam, puncaknya : 18 jam, kembali normal dalam
48-72 jam
• Pemeriksaan CK kurang spesifik karena juga meningkat
pada penyakit otot skelet/trauma
CKMB

• Isoenzim MB lebih spesifik tetapi cardiac


surgery, myocarditis, dan electrical cardioversion
juga ↑ level CKMB
• ↑ 3-6 jam, puncaknya pada 12-24 jam, kembali
ke normal dalam 12-48 jam post infark
• Rasio (relative index) CKMB mass/CK activity :
– CKMB 3 ng/mL dengan indeks > 2,5 lebih
mengarahkan pada injuri miokard
– CKMB >3 ng/mL dengan indeks < 2,5 indeterminan
untuk injuri miokard
CK dan CKMB

• Faktor interferensi :
– Injeksi IM
– Latihan berlebihan, pembedahan
– Pada kehamilan awal kadarnya dapat
menurun
– Massa otot berhubungan dengan kadar CK
LDH

• Kadar normal : 100-190 unit/L


• Intraselular enzim yang dihasilkan jantung, liver, eritrosit,
ginjal, otot skelet, otak, paru
• Memiliki 5 isoenzim :
– LDH1 : jantung
– LDH2 : RES
– LDH3 : paru dan jaringan lainnya
– LDH4 : ginjal, plasenta, pankreas
– LDH5 : liver dan otot
• ↑ LDH1 > LDH2 → injuri miokard
• LDH ↑ 24-48 jam, puncaknya 2-3 hari, tetap meninggi
selama 7-14 hari
MIOGLOBIN

• Kadar normal : < 90 mcg/L


• Penunjang diagnosa MI dan injuri otot skelet
• Merupakan oksigen binding protein yang
dijumpai di jantung dan otot skelet
• Peningkatan level pada MI terjadi setelah 3
jam
• Sensitif (dibandingkan CK) tetapi tidak
spesifik
Troponin

• Kadar normal :
– cTnT : <0,2 ng/mL
– cTnI : <0,03 ng/mL
• Spesifik indikator pada injuri otot jantung,
penting juga untuk prognostik
• Kadarnya meningkat lebih awal (3 jam)
dan bertahan lebih lama (7-10 hari)
dibandingkan CKMB
Troponin

• cTnTdancTnItidak terdeteksi pada individu


normal tetapi pada STEMI >20x dari URL
• Peningkatan troponin yang rendah dapat
disebabkan oleh :
– Gagal jantung kongestif
– Myocarditis
– Emboli pulmonal
Troponin

• Digunakan untuk :
– Membedakan nyeri dada karena jantung dan
non-jantung
– Evaluasi pasien dengan angina tidak stabil
– Deteksi reperfusi pada rekanalisasi koroner
– Memperkirakan luasnya MI
– Deteksi perioperatif MI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai