Anda di halaman 1dari 27

Departemen Patologi Klinik

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

ASPEK
LABORATORIUM
FILARIASIS
Supervisor Pembimbing
dr. Kartika Paramita Sp.PK
Residen Pembimbing
dr. Nanda Amelia
Kelompok 5

1. Ade Ariyanti Batti - C014202161


2. Fitri Jafani La'biran - C014202163
3. Nurwardah Fatimah - C014202183
4. Nur Ismi Amaliah - C014202192
01
Pendahuluan
Pendahuluan
Filariasis (Penyakit kaki gajah) adalah penyakit
yang disebabkan oleh cacing (microfilaria) yang
dapat menular dengan perantara nyamuk sebagai
vektor.
(CDC, 2018)

3 jenis parasit filariasis,


Menginfeksi 120 juta penduduk di 72 negara Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan
terutama negara-negara di daerah Brugia timori
tropis dan beberapa daeran subtropis.

(Kemenkes, 2014)
Di Indonesia dilaporkan terdapat lebih dari
14.932 penderita kasus kronis yang tersebar
di 418 kabupaten/kota di 34 provinsi.
02
Etiologi
Morfologi

Wuchereria bancrofti

Anopheles, Culex dan


Vektor
Aedes.

panjang ±250μ &lebar


Mikrofilaria ±8μ,

Cacing Jantan :
±40mm
Makrofilaria
Cacing Betina :
65 – 100 mm
mikrofilaria mudah ditemukan dalam darah perifer
atau darah tepi pada malam hari.
Center for Disease Control and Prevention. "Biology - Life Cycle of Brugia malayi". 2018. available from
:https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/biology.html. Diakses tanggal 27 September 2021
Morfologi

Brugia malayi

Vektor Mansonia dan Aedes.

panjang 177-230μ dan lebar


Mikrofilaria 5-7μ ,

Cacing Jantan :
13-23 mm panjang
70-80 μ lebar
Makrofilaria
Cacing Betina :
43-55 mm panjang
130-170 μ lebar
Terdapat dua bentuk mikrofilaria pada darah tepi
berdasarkan perioditasnya :
Periodik Nokturnal, Subperiodik Center for Disease Control and Prevention. "Biology - Life Cycle of Brugia malayi". 2018. available from
:https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/biology.html. Diakses tanggal 27 September 2021
Morfologi

Brugia timori

Vektor Anopheles

panjang 310 μ & bentuk


Mikrofilaria ekor yang mengecil

Cacing Jantan :
23 mm
Makrofilaria
Cacing Betina :
39 mm
mikrofilaria mudah ditemukan dalam darah perifer
atau darah tepi pada malam hari.

Suryanto. Sistem Hematologi & Limfatika. Yogyakarta: UMY. 2006


Siklus Hidup
1. Nyamuk menghisap darah
manusia (L3 masuk ke kulit)
Brugia malayi 2. Makrofilaria berada di limfatik
manusia
3. Makrofilaria menghasilkan
mikrofilaria yang berselubung dan
masuk ke sirkulasi perifer
4. Nyamuk menelan mikrofilaria saat
menghisap darah
5. Di tubuh nyamuk, mikrofilaria
melepaskan selubung, menembus
usus nyamuk dan bermigrasi ke
otot dada nyamuk
6. Mikrofilaria berkembang menjadi
L1
7. L1 menjadi L3
8. Larva bermigrasi ke kepala dan
belalai nyamuk
Center for Disease Control and Prevention. "Biology - Life Cycle of Brugia malayi". 2018. available from
https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/biology.html . Diakses tanggal 27 September 2021
Siklus Hidup
1. Nyamuk menghisap darah
manusia (L3 masuk ke kulit)
Wuchereria bancrofti 2. Makrofilaria berada di limfatik
manusia
3. Makrofilaria menghasilkan
mikrofilaria yang berselubung dan
masuk ke sirkulasi perifer
4. Nyamuk menelan mikrofilaria saat
menghisap darah
5. Di tubuh nyamuk, mikrofilaria
melepaskan selubung, menembus
usus nyamuk dan bermigrasi ke
otot dada nyamuk
6. Mikrofilaria berkembang menjadi
L1
7. L1 menjadi L3
8. Larva bermigrasi ke kepala dan
belalai nyamuk
Center for Disease Control and Prevention. "Biology - Life Cycle of Brugia malayi". 2018. available from
https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/biology.html . Diakses tanggal 27 September 2021
03
Patofisiologi &
Manifestasi Klinis
Patogenesis
Filariasis di dalam Dilatasi Penebalan pembuluh
saluran limfe limfe darah
Produksi mikrofilaria
Terjadi respon
secara periodik di
imunologis
darah perifer
Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Ig E
Tetapi tidak prolifeasi jumlah eosinofuil infiltrasi sel spesifik, Ig G4,
membangkitkan endotel & & makrofag di plasma dan IL-4
respon inflamasi pada jaringan ikat sekitar pembuluh
setiap infeksi darah

Saluran limfe rusak

Limfedema & perubahan statis yang kronik di kulit


Hardiman T Pohan. Filariasis, Buku Ajar Penyakit Dalam. FKUI, 398: 17671771.2007
Garcia, Bruchner. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. 2001. Egc. 12: 182-204.
Manifestasi Klinis

Gejala Klinis Akut

Gejala klinis akut berupa


limfadenitis, limfangitis,
adenolimfangitis yang disertai
demam, sakit kepala, rasa lemah Gejala Klinis Kronik
dan timbulnya abses Pada fase akut terjadi gejala
radang saluran getah bening,
sedang pada fase kronis terjadi
obstruksi. Gejala kronis terdiri dari
Narudin dan Suharto. Penyakit Infeksi di Indonesia. Surabaya : Airlangga
University Press; 2007.
limfedema, lymp scrotum, kiluria,
Zaman & Mary. 2008. Atlas of Medical Parasitology. Elsevier. Singapore. dan hidrokel.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Program Eliminasi Filariasis.
Jakarta: Ditjen PP dan PL Depkes RI.
04
Penegakan Diagnosis &
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang
● Metode standar untuk mendiagnosis infeksi aktif filariasis adalah identifikasi
mikrofilaria darah dengan pemeriksaan mikroskopis.
● Pengambilan darah harus dilakukan pada malam hari bertepatan dengan
munculnya mikrofilaria (nocturnal periodisitas), dengan menggunakan
pewarnaan Giemsa atau hematoxylin dan eosin.
● Teknik serologi merupakan pilihan alternatif untuk mendeteksi mikrofilaria
sebagai diagnosis filariasis limfatik.
● Pasien dengan infeksi filaria aktif biasanya memiliki kadar IgG4 antifilarial
dalam darah dan ini dapat dideteksi dengan menggunakan tes rutin.

Natadisastra Djaenudin, Agoes Ridad. Buku parasitologi kedokteran : ditinjau dari organ tubuh yang di serang. Jakarta : EGC 2009; 149-164
Periodesitas Waktu (jam) Parasit

Periodik nokturna (mikrofilaria memasuki Wuchereria bancrofti


peredaran darah tepi hanya pada malam 20.00- 02.00 Brugia malayi
hari) Brugia timori
Periodik diurnal (mikrofilaria ditemukan di
10.00 – 14.00 Loa-loa
darah tepi hospes hanya pada siang hari)
Non perodik
(mikrofilaria memasuki peredaran darah tepi Onchocerca volvulus,
hospes pada siang dan malam hari sama Mansonella ozzardi
banyaknya)
Subperiodik nokturna
(mikrofilaria memasuki peredaran darah tepi
hospes paling banyak dimalam hari
sedangkan di siang hari jumlahnya sedikit)
Subperiodik diurnal
(mikrofilaria memasuki peredaran darah tepi
hospes paling banyak di siang hari
sedangkan di malam hari jumlahnya sedikit)
Natadisastra Djaenudin, Agoes Ridad. Buku parasitologi kedokteran : ditinjau dari organ tubuh yang di serang. Jakarta : EGC 2009; 149-164
Pemeriksaan Mikrofilaria dalam darah
1. Pemeriksaan mikrofilaria dalam sediaan darah langsung

+ sederhana, mudah dan


pelaksanaannya cepat.
- kurang dapat dipercaya hasilnya
karena memberikan kesalahan hitung
jumlah mikrofilaria karena banyak
mikrofilaria yang bergerak ke tepi
gelas penutup atau beberapa
mikrofilaria tidak terlihat jelas karena
adanya penggumpalan darah

Depkes RI. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No. 94 tahun 2014 : tentang Penanggulangan Filariasis. Jakarta : Depkes RI 2014.
Pemeriksaan Mikrofilaria dalam darah
2. Pemeriksaan mikrofilaria dalam sediaan darah tebal

+ Murah, dapat dipakai untuk


mengidentifikasi mikrofilaria dan paling
sering dipakai dilapangan.
- Kadang-kadang ada mikrofilaria yang
hilang pada proses hemolisis dan
pewarnaan. Namun kelemahan tersebut
dapat diatasi dengan menggunakan
object glass yang bersih dan
mengeringkan darah pada object glass
selama lebih dari 12 jam

Depkes RI. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No. 94 tahun 2014 : tentang Penanggulangan Filariasis. Jakarta : Depkes RI 2014.
Pemeriksaan Mikrofilaria dalam darah
Pengecatan Giemsa

Depkes RI. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No. 94 tahun 2014 : tentang Penanggulangan Filariasis. Jakarta : Depkes RI 2014.
Pemeriksaan Mikrofilaria dalam darah
Pengecatan Giemsa

Brugia timori

Wucheria bancrofti Brugia malayi

World Health Organization. 2017. Bench Aids for diagnosis of Filarial infection
Pemeriksaan Mikrofilaria dalam darah
3. Polymerase Chain Reaction (PCR)

Diagnostic filariasis dengan PCR kini sudah


mulai digunakan dinegara-negara
berkembang.
+ Sensitivitas tinggi, spesifitas tinggi dan
praktis (cepat dan hanya membutuhkan
waktu yang sedikit).
+ Pada pemeriksaan dengan
menggunakan PCR mampu mendeteksi
DNA parasit pada manusia.

Syuhada Yudi, Nurjazuli,. Studi kondisi lingkungan rumah dan perilaku masyarakat sebagai faktor risiko kejadian filariasis di Kecamatan Buaran dan Tirto Kabupaten
Pekalongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2012; 11(1): 95-101
05
Diagnosis Banding dan
Tatalaksana
Tatalaksana

Non-Medikamentosa Medikamentosa
Istirahat di tempat yang dingin,
kebersihan kulit, memakai sepatu ● Dietilkarbamasin 6 mg/kgBB/oral
yang nyaman, menggunakan selama 10-14 hari
perban tekan, mencuci secara ● Ivermectin 400 g/kgBB dosis
teratur dengan sabun dan air, tunggal
dan elevasi anggota badan. ● Albendazol 400mg dosis tunggal
● krim antibiotik dan antijamur
untuk mencegah flare limfangitis.

Rebollo MP, Bockarie MJ. Can Lymphatic Filariasis Be Eliminated by 2020? Trends Parasitol. 2017 Feb;33(2):83-92.
aylor MJ, Hoerauf A, Bockarie M. Lymphatic filariasis and onchocerciasis. Lancet. 2010 Oct 02;376(9747):1175-85.
Shenoy RK. Clinical and pathological aspects of filarial lymphedema and its management. Korean J Parasitol. 2008 Sep;46(3):119-25.
Stocks ME, Freeman MC, Addiss DG. The Effect of Hygiene-Based Lymphedema Management in Lymphatic Filariasis-Endemic Areas:
A Systematic Review and Meta-analysis. PLoS Negl Trop Dis. 2015 Oct;9(10):e0004171.
Diagnosis Banding
Limfosarkoma

Limfedema Kongenital (Sindrom Milroy)

Malignansi dari Struktur Pelvis

Kista Epididimal / Spermatocele

Podoconiosis

Gandhi S. Diffuse Large Cell Lymphoma. Medscape. 2018. Diakses dari: https://emedicine.medscape.com/article/202969-overview#a1.
National Institute of Health. Milroy Disease. NIH. 2019. Diakses dari: https://ghr.nlm.nih.gov/condition/milroy-disease#genes.
Shenoy R. Clinical and Pathological Aspects of Filarial Lymphedema and Its Management. Korean J Parasitol. 2008;46(3).
Biglia N, Zanfagnin V, et al. Lower Body Lymphedema in Patients with Gynecologic Cancer. International Journal of Cancer Research and Treatment. 2017;37(8]).
Vannelli A, Basilico V, et al. Pelvic lymphedema in rectal cancer: a magnetic resonance feasibility study: a preliminary report. Eur Rev Med Pharmacol Sci.
2013;17(7]).
World Health Organization. https://www.who.int. [Online]. Diakses dari: https://www.who.int/lymphatic_filariasis/epidemiology/podoconiosis/en/.
Prognosis Komplikasi
Prognosis baik jika filariasis dikenali sejak Filariasis yang tersembunyi - infeksi jaringan
dini dan diobati tepat waktu untuk mencegah lain tanpa adanya bukti dalam darah dapat
deformitas. Penyakit ini biasanya merespon 5 menyebabkan:
dosis tahunan DEC dengan atau tanpa ● Tropical pulmonary eosinophilia
ivermectin atau albendazole. Gejala tidak ● Artritis filaria
muncul hingga dewasa dan berkorelasi ● Filarial associated immune complex
dengan peningkatan beban cacing. glomerulonephritis
Elephantiasis adalah bentuk yang paling ● Abses filaria pada payudara
parah dan disebabkan oleh infeksi akut pada
infeksi kronis selama bertahun-tahun. Ada
beberapa kemampuan untuk mengobati
limfedema, tetapi sulit untuk ditangani
setelah mencapai stadium lanjut penyakit.

Gardon J, Gardon-Wendel N, Demanga-Ngangue, Kamgno J, Chippaux JP, Boussinesq M. Serious reactions after mass treatment of onchocerciasis with ivermectin in an area endemic for Loa loa infection. Lancet. 1997
Jul 05;350(9070):18-22.
Andersen BJ, Rosa BA, Kupritz J, Meite A, Serge T, Hertz MI, Curtis K, King CL, Mitreva M, Fischer PU, Weil GJ. Systems analysis-based assessment of post-treatment adverse events in lymphatic filariasis. PLoS Negl
Trop Dis. 2019 Sep;13(9):e0007697.
Filariasis limfatik atau dikenal sebagai kaki gajah, adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi parasit yang tergolong nematoda (cacing gelang) dari
famili Filariodidea yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi dan larva
akan masuk dikulit. Larva kemudian bermigrasi ke pembuluh limfatik di mana
mereka berkembang menjadi cacing dewasa, sehingga melanjutkan siklus penularan
Diagnosis dari Filariasis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang. Metode standar untuk mendiagnosis infeksi aktif
filariasis adalah identifikasi mikrofilaria darah dengan pemeriksaan mikroskopis
yang sampelnya diambil pada malam hari bertepatan dengan munculnya
mikrofilaria.
Kesimpulan Secara umum, Filariasis memiliki angka kesembuhan tinggi selama dapat
dideteksi dini kemudian diberikan tatalaksana yang tepat waktu dan adekuat seperti
pemberian Albendazole, Mebendazole, atau Pirantel Pamoat.
Komplikasi dari Filariasis sering kali meliputi Tropical pulmonary eosinophilia,
Arthritis filaria, Filarial associated immune complex glomerulonefritis, Abses filaria
pada payudara.
Thanks

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai