Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN DARAH PADA PENYAKIT JANTUNG

(CARDIAC MARKERS / PETANDA JANTUNG)

Dr. Ni Made Dewi Arimas, Sp.PK


PENDAHULUAN :
• Penyakit iskemik akut & kegagalan jantung adalah 2
penyakit kardiovaskuler yang paling umum
diagnosisnya ditegakkan melalui analisis biokimia.

• Penyakit iskemik akut yang paling serius adalah :


Infark Miokard Akut (IMA) - Acute miocardial
infarction (AMI)

• Penyebab IMA : ketidakseimbangan antara suplai


dengan kebutuhan otot jantung terhadap O2 
trauma sampai kematian sel-sel otot jantung.
• Kekurangan suplai O2 terjadi akibat blokade
aliran darah ke jantung  nekrosis yang luas
pada miokardium.

• Pada keadaan yang tidak terlalu berat , terjadi


ANGINA (tidak terjadi kematian pada sel-sel
otot jantung).

• Keadaan iskemik pada jantung bisa


menimbulkan gejala angina sampai IMA 
ACUTE CORONARY SYNDROMES (sindrom
koroner akut)
Iskemia : kurangnya suplai O2 pada sel /
jaringan.
– Iskemia lokal yang bersifat sementara
menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat
sel / jaringan  angina.
– Angina pektoris : rasa sakit dada yang berkaitan
dengan iskemia miokardium.
– Infarksi : iskemia yang berlangsung  30-40 menit
 kerusakan pada sel yang bersifat ireversibel &
terjadi kematian otot atau nekrosis.
CARDIAC MARKER
• Cardiac marker adalah: senyawa /substansi biokimia yang
dikeluarkan dari jantung ketika terjadi trauma atau kerusakan pada
otot jantung.

• Tes cardiac marker banyak dipakai untuk mendeteksi AMI atau


trauma miokardium.

• Parameter tes yang dipakai sebagai cardiac marker harus memenuhi


syarat :
– Cepat dilepaskan ke dalam sirkulasi dari jantung
– Memberi informasi diagnostik yang sensitif dan spesifik.
– Pelaksanaan tes cepat / singkat.
– Dapat diukur walau konsentrasinya rendah di dalam serum.
– Parameter yang di tes bertahan lama dalam sirkulasi (tidak cepat
menghilang)  penting untuk pasien yang datang terlambat
karena penyakit/ nyerinya tidak hebat.
PARAMETER YANG DIPERIKSA
• CRP atau Hs CRP
• CPK / CK (creatine phospo kinase / creatine kinase)
• CPK-MB / CK-MB : isoenzim dari CK
• SGOT / AST
• LDH / LD ( Laktat Dehidrogenase)
• TROPONIN T & I
CRP = C-REACTIVE PROTEIN
HS CRP = HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN
• Protein C-reaktif merupakan protein yang diproduksi oleh
hepar & dilepaskan ke sirkulasi selama 6-10 jam setelah
inflamasi akut atau destruksi jaringan.  lebih sensitif
daripada tes LED.

• Hs CRP : lebih akurat dibandingkan C-RP karena dideteksi


pada konsentrasi yang lebih rendah.

• Hs CRP : sangat sensitif untuk mendeteksi risiko penyakit


kardiovaskuler.

• Hs CRP positif : risiko tinggi menderita penyakit arteri koroner.


CRP = C-REACTIVE PROTEIN
HS CRP = HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (lanjutan)
• Metode tes : serologi : teknik presipitasi
 laporkan dalam titer.
• Sampel : 3-5 mL darah vena dalam tabung tutup merah.
Hindari paparan panas karena CRP termolabil.
• Nilai rujukan :
– CRP : negatif
– Hs CRP :  1,75 mg/dL.
• Faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium : kadar 
– Kehamilan (trimester ketiga)
– Pemakaian kontrasepsi oral & intrauterus.
CPK/CK (CREATINE PHOSPOKINASE / CREATINE KINASE)
• Enzim yang ditemukan :
– Otot jantung & rangka (konsentrasinya tinggi).
– Jaringan otak (konsentrasinya rendah).
• Metode tes: kinetik (fotometri)
• Sampel :serum , tidak hemolisis.
• Nilai Rujukan :
Dewasa :
• Laki-laki : 5-35 g/mL atau 30-180 IU/L.
• Wanita : 5-25 g/mL atau 25-150 IU/L

• Peningkatan kadar CK dapat terjadi pada :


– IMA
– Penyakit otot rangka
– Cedera serebrovaskuler
– Pengaruh obat : injeksi intramuskuler, deksametason,
furosemid, aspirin dosis tinggi, ampisilin.
• Bila kadar CK meningkat, biasanya dilanjutkan dengan tes
CK-MB .
• CK-MB adalah isoenzim CK yang terdapat di dalam otot
jantung.
• CK bila dielektroforesis dapat dipisahkan menjadi 3 isoenzim :
– CK-MM : di otot rangka dan sedikit di jantung
– CK-MB : di jantung
– CK-BB : di jaringan otak
• Kadar CK & CK-MB meningkat dalam 4-6 jam setelah
terjadinya IMA.
• Konsentrasi puncak : 18-24 jam ( 6 kali kadar normal).
• Konsentrasi kembali normal dalam 3-4 hari, kecuali terjadi
nekrosis atau kerusakan jaringan yang baru.
LAKTAT DEHIDROGENASE (LD/LDH)
• Enzim intraseluler yang terdapat pada hampir semua sel yang
bermetabolisme.
• Konsentrasi tertinggi ditemukan di jantung, otot rangka, hati,
ginjal, otak, & eritrosit.
• Tujuan tes : mendeteksi kerusakan otot miokardium atau otot
rangka.
• Metode tes : kinetik- fotometri
• Sampel : serum, tidak hemolisis
• Nilai rujukan :
– LDH : 100-190 IU/L. kadar dapat berbeda berdasarkan metode yang
digunakan.
• Peningkatan kadar LDH :
– IMA
– CVA (cerebrovascular acute)
– Kanker ( paru, tulang, usus, hati, payudara, serviks, testis,
ginjal, lambung, melanoma kulit),
– Leukemia akut,
– Anemia,
– Hepatitis akut,
– Syok,
– Penyakit otot rangka,
– Obat : narkotika.
TROPONIN T & I
• Troponin : protein kontraktil

• Troponin terdiri dari 3 subunit : Troponin T, Troponin I,&


Troponin C.

• Struktur asam amino troponin T & I yang ditemukan pada otot


jantung berbeda dengan struktur troponin pada otot skeletal.

• Struktur Troponin C pada otot jantung & skeletal identik.

 Troponin T /Troponin I= cTnT / cTnI (cardiac Troponin T/ I).


• TROPONIN I :
– sangat spesifik untuk petanda trauma pada miokardium.
– Tidak terdeteksi pada darah orang sehat.
– Meningkat tinggi pada kasus IMA.
– Kadar meningkat dalam 3-15 jam setelah trauma
miokardium.
– Kadar puncak terjadi : 14-18 jam setelah trauma.
– Kadar tetap tinggi selama 5-7 hari.
 Sebagai petanda biokimia IMA yang ideal.
TROPONIN T
• Setelah trauma miokardium peningkatan cTnT terdeteksi kira-
kira bersamaan dengan CK-MB.

• Kadar meningkat dalam 3-4 jam setelah IMA.

• Kadar tetap tinggi kira-kira 4-5 kali lebih lama daripada CK-MB

• Kadar masih terdeteksi di dalam darah sampai 240 jam


setelah IMA

• Gen untuk cTnT ditemukan pada otot skeletal selama


pertumbuhan janin  kurang sensitif dibanding cTnI.
Metode Tes Troponin T & I :
• Rapid tes : Imunokromatografi.
– Serum diteteskan pada sample pad, maka sampel serum
akan bergerak melalui konjugasi dan menggerakkan
konjugasi anti cTnT / I yang dilapiskan pada pad conjugat.
– Campuran serum & anti cTn T/I bergerak secara kapilaritas
dan bereaksi dengan antibodi anti cTn T/I yang terdapat
pada daerah uji.
– Jika pada serum terdapat cTn T/I maka pada daerah uji
akan terbentuk pita berwarna.
– Jika pada serum tidak terdapat cTnT/I maka pada daerah
uji tidak terbentuk pita warna.
– Sampel serum terus bergerak ke arah kontrol &
membentuk warna merah/ungu, yang menunjukkan uji
valid.
– Selanjutnya pembacaan kadar dilakukan dengan analyzer,
& memberikan nilai kadar dalam satuan ng/mL atau g / L.
– hasil dibaca dalam 15-20 menit.
– Jangan membaca hasil lewat dari 20 menit.

• Sampel : darah vena dimasukkan ke dalam tabung tutup


kuning
• Nilai rujukan :
– Troponin T :  0,2 ng/mL
– Troponin I :  0,03 ng/mL

Anda mungkin juga menyukai