0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan berbagai parameter kimiawi sebagai petanda jantung untuk diagnosis penyakit jantung, khususnya infark miokard. Parameter utama yang dibahas meliputi C-reactive protein, enzim kreatin fosfokinase, laktat dehidrogenase, dan troponin T dan I.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan berbagai parameter kimiawi sebagai petanda jantung untuk diagnosis penyakit jantung, khususnya infark miokard. Parameter utama yang dibahas meliputi C-reactive protein, enzim kreatin fosfokinase, laktat dehidrogenase, dan troponin T dan I.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan berbagai parameter kimiawi sebagai petanda jantung untuk diagnosis penyakit jantung, khususnya infark miokard. Parameter utama yang dibahas meliputi C-reactive protein, enzim kreatin fosfokinase, laktat dehidrogenase, dan troponin T dan I.
PENDAHULUAN : • Penyakit iskemik akut & kegagalan jantung adalah 2 penyakit kardiovaskuler yang paling umum diagnosisnya ditegakkan melalui analisis biokimia.
• Penyakit iskemik akut yang paling serius adalah :
dengan kebutuhan otot jantung terhadap O2 trauma sampai kematian sel-sel otot jantung. • Kekurangan suplai O2 terjadi akibat blokade aliran darah ke jantung nekrosis yang luas pada miokardium.
• Pada keadaan yang tidak terlalu berat , terjadi
ANGINA (tidak terjadi kematian pada sel-sel otot jantung).
• Keadaan iskemik pada jantung bisa
menimbulkan gejala angina sampai IMA ACUTE CORONARY SYNDROMES (sindrom koroner akut) Iskemia : kurangnya suplai O2 pada sel / jaringan. – Iskemia lokal yang bersifat sementara menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel / jaringan angina. – Angina pektoris : rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium. – Infarksi : iskemia yang berlangsung 30-40 menit kerusakan pada sel yang bersifat ireversibel & terjadi kematian otot atau nekrosis. CARDIAC MARKER • Cardiac marker adalah: senyawa /substansi biokimia yang dikeluarkan dari jantung ketika terjadi trauma atau kerusakan pada otot jantung.
• Tes cardiac marker banyak dipakai untuk mendeteksi AMI atau
trauma miokardium.
• Parameter tes yang dipakai sebagai cardiac marker harus memenuhi
syarat : – Cepat dilepaskan ke dalam sirkulasi dari jantung – Memberi informasi diagnostik yang sensitif dan spesifik. – Pelaksanaan tes cepat / singkat. – Dapat diukur walau konsentrasinya rendah di dalam serum. – Parameter yang di tes bertahan lama dalam sirkulasi (tidak cepat menghilang) penting untuk pasien yang datang terlambat karena penyakit/ nyerinya tidak hebat. PARAMETER YANG DIPERIKSA • CRP atau Hs CRP • CPK / CK (creatine phospo kinase / creatine kinase) • CPK-MB / CK-MB : isoenzim dari CK • SGOT / AST • LDH / LD ( Laktat Dehidrogenase) • TROPONIN T & I CRP = C-REACTIVE PROTEIN HS CRP = HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN • Protein C-reaktif merupakan protein yang diproduksi oleh hepar & dilepaskan ke sirkulasi selama 6-10 jam setelah inflamasi akut atau destruksi jaringan. lebih sensitif daripada tes LED.
• Hs CRP : lebih akurat dibandingkan C-RP karena dideteksi
pada konsentrasi yang lebih rendah.
• Hs CRP : sangat sensitif untuk mendeteksi risiko penyakit
kardiovaskuler.
• Hs CRP positif : risiko tinggi menderita penyakit arteri koroner.
CRP = C-REACTIVE PROTEIN HS CRP = HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (lanjutan) • Metode tes : serologi : teknik presipitasi laporkan dalam titer. • Sampel : 3-5 mL darah vena dalam tabung tutup merah. Hindari paparan panas karena CRP termolabil. • Nilai rujukan : – CRP : negatif – Hs CRP : 1,75 mg/dL. • Faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium : kadar – Kehamilan (trimester ketiga) – Pemakaian kontrasepsi oral & intrauterus. CPK/CK (CREATINE PHOSPOKINASE / CREATINE KINASE) • Enzim yang ditemukan : – Otot jantung & rangka (konsentrasinya tinggi). – Jaringan otak (konsentrasinya rendah). • Metode tes: kinetik (fotometri) • Sampel :serum , tidak hemolisis. • Nilai Rujukan : Dewasa : • Laki-laki : 5-35 g/mL atau 30-180 IU/L. • Wanita : 5-25 g/mL atau 25-150 IU/L
• Peningkatan kadar CK dapat terjadi pada :
– IMA – Penyakit otot rangka – Cedera serebrovaskuler – Pengaruh obat : injeksi intramuskuler, deksametason, furosemid, aspirin dosis tinggi, ampisilin. • Bila kadar CK meningkat, biasanya dilanjutkan dengan tes CK-MB . • CK-MB adalah isoenzim CK yang terdapat di dalam otot jantung. • CK bila dielektroforesis dapat dipisahkan menjadi 3 isoenzim : – CK-MM : di otot rangka dan sedikit di jantung – CK-MB : di jantung – CK-BB : di jaringan otak • Kadar CK & CK-MB meningkat dalam 4-6 jam setelah terjadinya IMA. • Konsentrasi puncak : 18-24 jam ( 6 kali kadar normal). • Konsentrasi kembali normal dalam 3-4 hari, kecuali terjadi nekrosis atau kerusakan jaringan yang baru. LAKTAT DEHIDROGENASE (LD/LDH) • Enzim intraseluler yang terdapat pada hampir semua sel yang bermetabolisme. • Konsentrasi tertinggi ditemukan di jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak, & eritrosit. • Tujuan tes : mendeteksi kerusakan otot miokardium atau otot rangka. • Metode tes : kinetik- fotometri • Sampel : serum, tidak hemolisis • Nilai rujukan : – LDH : 100-190 IU/L. kadar dapat berbeda berdasarkan metode yang digunakan. • Peningkatan kadar LDH : – IMA – CVA (cerebrovascular acute) – Kanker ( paru, tulang, usus, hati, payudara, serviks, testis, ginjal, lambung, melanoma kulit), – Leukemia akut, – Anemia, – Hepatitis akut, – Syok, – Penyakit otot rangka, – Obat : narkotika. TROPONIN T & I • Troponin : protein kontraktil
• Troponin terdiri dari 3 subunit : Troponin T, Troponin I,&
Troponin C.
• Struktur asam amino troponin T & I yang ditemukan pada otot
jantung berbeda dengan struktur troponin pada otot skeletal.
• Struktur Troponin C pada otot jantung & skeletal identik.
• TROPONIN I : – sangat spesifik untuk petanda trauma pada miokardium. – Tidak terdeteksi pada darah orang sehat. – Meningkat tinggi pada kasus IMA. – Kadar meningkat dalam 3-15 jam setelah trauma miokardium. – Kadar puncak terjadi : 14-18 jam setelah trauma. – Kadar tetap tinggi selama 5-7 hari. Sebagai petanda biokimia IMA yang ideal. TROPONIN T • Setelah trauma miokardium peningkatan cTnT terdeteksi kira- kira bersamaan dengan CK-MB.
• Kadar meningkat dalam 3-4 jam setelah IMA.
• Kadar tetap tinggi kira-kira 4-5 kali lebih lama daripada CK-MB
• Kadar masih terdeteksi di dalam darah sampai 240 jam
setelah IMA
• Gen untuk cTnT ditemukan pada otot skeletal selama
pertumbuhan janin kurang sensitif dibanding cTnI. Metode Tes Troponin T & I : • Rapid tes : Imunokromatografi. – Serum diteteskan pada sample pad, maka sampel serum akan bergerak melalui konjugasi dan menggerakkan konjugasi anti cTnT / I yang dilapiskan pada pad conjugat. – Campuran serum & anti cTn T/I bergerak secara kapilaritas dan bereaksi dengan antibodi anti cTn T/I yang terdapat pada daerah uji. – Jika pada serum terdapat cTn T/I maka pada daerah uji akan terbentuk pita berwarna. – Jika pada serum tidak terdapat cTnT/I maka pada daerah uji tidak terbentuk pita warna. – Sampel serum terus bergerak ke arah kontrol & membentuk warna merah/ungu, yang menunjukkan uji valid. – Selanjutnya pembacaan kadar dilakukan dengan analyzer, & memberikan nilai kadar dalam satuan ng/mL atau g / L. – hasil dibaca dalam 15-20 menit. – Jangan membaca hasil lewat dari 20 menit.
• Sampel : darah vena dimasukkan ke dalam tabung tutup
kuning • Nilai rujukan : – Troponin T : 0,2 ng/mL – Troponin I : 0,03 ng/mL