Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
Pemeriksaan patologi klinik untuk tes faal jantung dilakukan dengan beberapa parameter.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai pemeriksaan creatin phospo kinase (CK / CPK),
creatin kinase M-B (CKMB), laktat dehidrogenase (LDH), tropinin, SGOT (Serum Glutamik
Oksaloasetik Transaminase), SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase), HBDH (Alfa
hydroxygutiric Dehodrogenase) dan kadar kolesterol dalam darah, yang meliputi : kolesterol
total, HDL, LDL dan kadar trigriserida). Fungsi pemeriksaan tersebut, nilai normal, peningkatan
dan penurunan nilai merujuk pada kondisi seperti apa serta hal apa saja yang berpengaruh
terhadap hasil pemeriksaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada
dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang
sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.

2.1 Jantung
2.1.1 Anatomi Jantung
Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan
ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan berdinding tipis, sedangkan
ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung, dan mempunyai dinding lebih tebal karena
harus memompa darah ke seluruh tubuh.

Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh.
Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan mengalirkan darah
tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi menerima darah dari atrium kanan dan
memompakannya ke paru-paru.ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya
oksigen keseluruh tubuh.
Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang merupakan selaput
pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari
otot-otot jantung disebut miokardium dan lapisan terluar yang terdiri jaringan endotel disebut
endokardium.

2.1.2 Siklus Jantung


Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah.
Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik). Sistolik
merupakan sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi dari ke-2 atrium terjadi secara serentak yang
disebut sistolik atrial dan relaksasinya disebut diastolik atrial. Lama kontraksi ventrikel 0,3
detik dan tahap relaksasinya selama 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek,sedangkan
kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena
harus mendorong darah keseluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik.
Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan
darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah.

2.1.3 Curah Jantung


Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel per menit. Pada
keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel
kiri sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu.
Jumlah darah yang dipompakan pada setiap kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan
demikian curah jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit. Umumnya
pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi
ventrikel yang dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume residu. Besar
curah jantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung
orang dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan dapat meningkat atau menurun
dalam berbagai keadaan.

2.1.4 Denyut Jantung dan Daya Pompa Jantung


Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh sistem parasimpatis
dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut jantung sekitar 60 hingga 80 denyut per
menit. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan
darah, emosi, cara hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan oksigen (O2)
meningkat dan pengeluaran karbondioksida (CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung
bisa mencapai 150 x/ menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit. Pada keadaan normal jumlah
darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga tidak teradi
penimbunan. Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal
mengimbanginya dengan daya pompa jantung maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak
berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu lama, bisa menjadi edema.

2.2 Pemeriksaan Laboratorium Jantung


Parameter pemeriksaan laboratorium yang bisa diperiksa adalah untuk melihat kondisi
dan fungsi jantung. Parameter ini merupakana parameter dasar yang dilakukan sebagai skrining.
Jika dari hasil tes ini dicurigai terdapat gangguan pada fungsi jantung, maka akan dilakukan
pemeriksaan lanjutan yang lebih baik tingkat diagnosisnya.
Pemeriksaan laboratorium untuk fungsi jantung antara lain :
a. Creatin Phospo Kinase (CK / CPK)
Enzim berkonsentrasi tinggi dalam jantung dan otot rangka, konsentrasi rendah pada
jaringan otak, berupa senyawa nitrogen yang terfosforisasi dan menjadi katalisator dalam
transfer fosfat ke ADP (energi).
Kadarnya meningkat dalam serum 6 jam setelah infark (serangan jantung) dan mencapai
puncak dalam 16 24jam, kembali normal setelah 72jam. Peningkatan CK / CPK merupakan
indikator penting adanya kerusakan miokardium (otot jantung).
Nilai normal :
Dewasa pria

: 30 180 IU/L

Wanita

: 25 150 IU/L

Anak laki-laki : 0.70 IU/L


Anak wanita : 0 50 IU/L
Bayi baru lahir: 68 580 IU/L
Penigkatan 5 kali atau lebih dari nilai normal menandakan infark jantung dan
polimiositis. Peningkatan ringan / sedang (2-4 kali nilai normal) bisa disebabkan kerja berat,
olah raga, trauma, tindakan bedah, injeksi intra muskuluar, miopati alkoholika, infark miocard
/ iskemik berat, infark paru.
b. Creatin Kinase M B (CKMB)

Kreatin kinase (CK) atau juga dikenal dengan nama kreatin fosfokinase (CPK)
merupakan enzim yang ditemukan pada jaringan terutama otot jantung dan otot rangka, serta
dalam konsentrasi rendah pada jaringan otak.
CK adalah suatu molekul dimerik yang terdiri dari sepasang monomer berbeda yang
disebut M (berkaitan dengan otot), dan B (berkaitan dengan otak), sehingga terdapat tiga
isoenzim yang dapat terbentuk : CK1 (BB), CK2 (MB), dan CK3 (MM). Isoenaim-isoenzim
tersebut dibedakan dengan proses elektroforesis, kromatografi pertukaran ion, dan presipitasi
imunokimia.
Distribusi isoenzim CK relatif spesifik jaringan. Sumber jaringan utama CK adalah otak
dan otot polos (BB), otot jantung (MB dan MM), dan otot rangka (MM; otot rangka normal
juga memiliki sejumlah kecil MB,kurang dari 1%). Pemakaian utama CK untuk kepentingan
klinis adalah untuk mendeteksi infark miokardium akut (MCI). Distribusi CK dalam
miokardium adalah sekitar 80% MM dan 20 % MB, sedangkan isoenzim di otot rangka
hampir seluruhnya adalah MM. Dengan demikian kemunculan mendadak CK-MB dalam
serum mengisyaratkan asal dari miokardium, terutama pada situasi klinis yang pasiennya
mengalami nyeri dada dan perubahan elektrokardiogram. CK dan CK-MB serum meningkat
dalam 4 6 jam setelah MCI akut, mencapai puncaknya dalam 18 24 jam (> 6 kali kadar
normalnya) dan kembali normal dalam 3 4 hari, kecuali jika terjadi perluasan infark atau
reinfark.
Sensitivitas CK-MB sangat baik (hampir 100%) dengan spesifisitas agak rendah.
Peningkatan CK-MB isoenzim dapat menandakan terjadinya kerusakan otot jantung. CK-MB
juga dapat meninggi pada kasus-kasus bukan MCI atau non-coronary obstructive myocardial
necrosis, seperti peradangan, trauma, degenerasi. Untuk meningkatkan ketelitian penentuan
diagnosis MCI dapat digunakan rasio antara CK-MB dengan CK total. Apabila kadar CK-MB

dalm serum melebihi 6 10 % dari CK total, dan tes-tes tersebut diperiksa selama 36 jam
pertama setelah onset penyakit, maka diagnosis MCI dapat dianggap hampir pasti.
Spesimen
Spesimen yang digunakan untuk uji CK dan CK-MB adalah serum atau plasma heparin
dari darah vena. Pengambilan darah untuk uji CK dan CK-MB sebaiknya dilakukan sebelum
dilakukan injeksi intra muscular (IM). Sampel serum atau plasma harus bebas dari hemolisis
(untuk mencegah pencemaran oleh adenilat kinase) dan disimpan dalam keadaan beku apabila
tidak langsung diperiksa. Serum atau plasma dapat digunakan untuk imunoassay CK-MB;
antigen stabil pada suhu kamar selama beberap jam sampai beberapa hari, walaupun anlisis
harus segera dilakukan untuk menghasilkan informasi yang signifikan secara klinis.
Nilai Normal
DEWASA
- Pria : 5 35 g/ml, 30 180 IU/l, 55 170 U/l pada suhu 37oC (satuan SI)
- Wanita : 5 25 g/ml, 25 150 IU/l, 30 135 U/l pada suhu 37oC (satuan SI)
ANAK
- Neonatus : 65 580 IU/l pada suhu 30oC,
- Anak laki-laki : 0 70 IU/l pada suhu 30oC,
- Anak perempuan : 0 50 IU/l pada suhu 30oC
Catatan : nilai rujukan tergantung metode yang digunakan, konsultasikan dengan
laboratorium yang bersangkutan.
Masalah Klinis
Keadaan yang mempengaruhi peningkatan kadar kreatin kinase :
- Peningkatan besar (Lebih dari 5 kali Normal) : Distrofi otot Duchenne, polimiositis,
dermatomiositis, infark miokardium akut (MCI akut)
- Peningkatan ringan - sedang (2-4 kali Normal) : Infark miokardium akut (MCI akut),
cedera iskemik berat; olah raga berat, truma, cedera serebrovaskuler (CVA), tindakan
bedah; delirium tremens, miopatik alkoholik; infark paru; edema paru (beberapa
pasien); hipotiroidisme; psikosis agitatif akut. Pengaruh obat : Injeksi IM, deksametason
(Decadron), furosemid (lasix), aspirin (dosis tinggi), ampisilin, karbenisilin, klofibrat.

CK isoenzim
CK-MM : Distrofi muskular, delirium tremens, cedera/trauma remuk, status bedah dan
pasca

bedah,

aktifitas

berat,

injeksi

IM,

hipokalemia,

hemofilia,

hipotiroidisme.
CK-MB : MCI akut, angina pektoris berat, bedah jantung, iskemia jantung, miokarditis,
hipokalemia, defibrilasi jantung.
CK-BB : CVA, perdarahan subaraknoid, kanker pada otak, cedera otak akut, sindrom
Reye, embolisme dan infark paru, kejang.
c. Laktat Dehidrogenase (LDH)
Merupakan enzim yang melepas hydrogen dari suatu zat dan menjadi katalisator proses
konversi laktat menjadi piruvat. Tersebar luas pada jaringan terutama pada ginjal, otot rangka,
hati dan miokardium.
Peningkatan LDH menunjukkan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat
sampai puncak 24 - 48 jam setelah infark dan tetap abnormal 1 3 minggu kemudian.
Nilai normal : 80 240 U/L
Peningkatan 5 kali nilai normal atau lebih terdapat pada anemia megaloblastik, karsinoma
metastasis, shock dan hipoksia, hepatitis dan infark jantung. Peningkatan sedang (3-5 kali
normal) terdapat pada infark miokard, infark paru, hemolotik, leukemia, infeksi mononulkeus,
delirium tremens dan distrofia otot. Peningkatan ringan terdapat pada penyakit hati, nefrotik
sindrom, hipotiroidisme dan kolangitis.
d). Troponin
Otot serat lintang terutama terdiri dari dua tipe miofilamen, yaitu filamen tebal yang
mengandung miosin dan filamen tipis yang terdiri dari aktin, tropomiosin dan troponin.
Troponin yang berlokasi pada filamen tipis dan mengatur aktivasi kalsium untuk kontraksi
otot secara teratur, merupakan suatu protein kompleks yang terdiri dari 3 subunit dengan

struktur dan fungsi yang berbeda, yaitu : Troponin T (TnT), Troponin I (TnI), Troponin C
(TnC), dimana tropinin T lebih spesifik untuk otot jantung. Troponin T spesifik untuk jantung
dan struktur primernya berbeda dari otot skelet isoform. Demikian pula TnI untuk otot jantung
dan dapat dibedakan dari otot skelet lainnya dengan cara imunologik. Sebaiknya TnC
ditemukan pada otot jantung dan rangka.
Troponin adalah protein spesifik berasal dari miokard (otot jantung), kadarnya dalam
darah naik bila terjadi kerusakan otot jantung. Kadar troponin dalam darah mulai naik dalam
waktu 4 jam setelah permulaan MCI, selanjutnya meningkat terus dan dapat diukur sampai
satu minggu. Tes troponin sebaiknya disertai dengan pemeriksaan lain seperti CK-MB, CK,
CRP, dan AST.
Kompleks troponin menyebabkan aktifasi kalsium untuk kontraksi dan memodulasi
fungsi kontraktil otot serat lintang. Oleh sebab itu troponin dan tropomiosin disebut sebagai
protein pengatur. Tropinin merupakan kompleks protein otot globuler dari pita I yang
menghambat kontraksi dengan memblokade interaksi aktin dan myosin. Apabila bersenyawa
dengan Ca++ , akan mengubah posisi molekul tropomiosin sehingga terjadi interaksi aktinmiosin. Protein regulator ini terletak didalam apparatus kontraktil miosit dan mengandung 3
sub unit dengan tanda C, I, T. troponin T ini mempunyai sensitifitas 97% dan spesifitas 99%
dalam deteksi kerusakan sel miokard. Bahkan disebutkan penanda ini dapat mendeteksi
kerusakan sel miosit jantung yang sangan minimal (mikro infark), yang mana oleh penanda
jantung yang lain, hal ini tidak ditemukan .
Peningkatan troponin menjadi pertanda positif adanya cedera sel miokardium dan potensi
terjadinya angina.
Nilai normal < 0,16 Ug/L.

e). SGOT (Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase)


Adalah enzim transaminase sering juga disebut juga AST (Aspartat Amino Transferase)
katalisator-katalisator perubahan asam amino menjadi asam alfa ketoglutarat. Enzim ini
berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung. Pelepasan enzim yang tinggi ke
dalam serum menunjukan adanya kerusakan terutama pada jaringan jantung dan hati.
Pada penderita infark jantung, SGOT akan meningkat setelah 12 jam dan mencapai puncak
setelah 24-36 jam kemudian, dan akan kembali normal pada hari ke-3 sampai hari ke-5.
Nilai normal :
Laki-laki s/d 37 U/L
Wanita s/d 31 U/L

f). Alpha-HBDH (Alfa Hydroxybutiric Dehidrogenase)


Merupakan enzim non sfesifik. Untuk diagnostic miokard infark. Pemeriksaaan ini
bertujuan untuk membedakan LDH 1,2 dan LDH 3,4. Penigkatan alpha-HBDH biasanya juga
menandai adanya miokard infark dan juga diikuti peningkatan LDH.

g). Tes Kadar Kolesterol


Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan
sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama
pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80 % kolesterol yang di produksi
oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2
jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila kolesterol

10

LDL (High Density Lipoprotein) jumlahnya berlebih, di dalam darah akan diendapkan pada
dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah,
sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol
LDL yang berlebihan. Selain itu ada trigliserida yang terbentuk sebagai hasil dari
metabolisme makanan yang berbentuk lemak dan juga berbentuk karbohidrat dan protein
yang berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi. Pemeriksaan
kolesterol, ada 4 jenis kolesterol yang sering diperiksa, yakni kolesterol total, kolesterol HDL,
kolesterol LDL, dan trigliserida. Tes kolesterol darah tidak dilakukan untuk mendiagnosis atau
memantau penyakit. Kadar kolesterol tinggi biasanya bukan pertanda bahwa seseorang
memiliki penyakit tertentu, tetapi mengindikasikan bahwa sesorang berisiko lebih tinggi
untuk mendapatkan penyakit-penyakit kardiovaskuler. Tingkat kolesterol yang tinggi
berkaitan dengan risiko aterosklerosis, yang berisiko menyebabkan penyempitan atau
penyumbatan arteri di seluruh tubuh, sehingga memicu penyakit jantung, stroke dan penyakit
arteri perifer. Tes kolesterol adalah bagian dari upaya untuk mencegah masalah-masalah
tersebut, karena dengan mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh kita, memberikan sebuah
new pressure untuk memperbaiki life style dan modifikasi lainnya.
Kolesterol diperoleh dari makanan dan disintesis di dalam sebagian besar sel tubuh.
Kolesterol adalah komponen membran sel dan precursor hormon steroid serta garam-garam
empedu yang digunakan untuk menyerap lemak. Konsentrasi kolesterol dalam darah yang
tinggi, terutama koleterol dalam partikel lipoprotein yang disebut lipoprotein densitas rendah
(low density lipoprotein, LDL), berperan menyebabkan terbentuknya plak aterosklerotik.
Plak-plak ini (endapan lemak pada dinding arteri) dikaitkan dengan serangan jantung dan
stroke. Kadar lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cenderung meningkatkan kadar
kolesterol LDL dalam darah dan berperan menyebabkan terbentuknya aterosklerosis.
11

Makanan yang kita makan setiap harinya dapat memengaruhi profil lipid darah. Profil
lipid yang baik ditunjukkan dengan kadar trigliserida yang rendah, serta HDL yang tinggi.
Meningkatnya kadar kolesterol darah akan memperburuk profil lipid darah seseorang dan
dapat meningkatkan faktor risiko munculnya penyakit jantung. Individu yang banyak
mengkonsumsi gandum utuh, buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian seperti yang
dilakukan oleh vegetarian akan memiliki kemungkinan profil lipid darah yang lebih baik.
Asam lemak jenuh dalam diet seorang vegetarian juga cenderung lebih rendah. Sangatlah
penting untuk membatasi asupan lemak jenuh. Sebab semakin banyak mengonsumsi lemak
jenuh, maka kadar kolesterol dalam darah praktis akan meningkat.
Buah dan sayuran (terutama sayuran berdaun hijau) menyimpan banyak vitamin dan
mineral seperti asam folat, magnesium, dan cooper. Asam folat mampu menurunkan kadar
homosistein dalam darah. Homosistein adalah sejenis asam amino yang diproduksi tubuh.
Menjaga kadar homosistein dalam darah tetap rendah adalah hal yang penting karena kadar
homosistein yang tinggi dapat meningkatkan risiko sesorang menderita penyakit jantung.
Sementara, mineral seperti cooper/tembaga dan magnesium yang banyak terdapat dalam
bahan makanan nabati dapat mencegah penyakit kardiovaskuler. Kedua mineral tersebut
banyak terutama pada makanan nabati yang utuh dan tidak diproses (misalnya roti gandum
utuh atau whole-grain bread).
Pemeriksaan Kadar kolesterol dalam Darah
a) Kolesterol total dan HDL
HDL merupakan jenis kolesterol yang berfungsi membawa seluruh kolesterol ke
pabrik pengolahan yakni hati. HDL juga berfungsi membawa kolesterol yang telah
diolah untuk didistribusikan ke otak, jantung, dan seluruh organ tubuh yang lain. Oleh
karena itu, HDL dikatakan sebagai kolesterol baik. Jika mengonsumsi daging kambing
12

atau telur (mengandung kolesterol tinggi) maka setelah makanan itu tiba di usus dan
diserap oleh pembuluh darah, HDL akan bertugas mengikat zat-zat makanan tersebut ke
hati untuk diolah. Jika kadar HDL rendah maka akan banyak kolesterol yang menempel
pada pembuluh darah. Kejadian ini adalah cikal bakal terjadinya tekanan darah tinggi
karena banyak penyumbatan pada pembuluh darah.
Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol, dan
trigliserida. Jika kadar total kolesterol melebihi 240 mg/dL (6,21 mmol/L), pasien harus
waspada terhadap resiko penyakit jantung.
Dalam melihat hasil pemeriksaan kolesterol, nilai dari masing-masing jenis
kolesterol perlu diperhatikan karena kadar kolesterol yang tinggi tidak otomatis
menandakan adanya bahaya kolesterol karena bisa saja yang tinggi adalah HDL
kolesterol (kolesterol baik) yang justru bermanfaat bagi kesehatan.
Kadar HDL menunjukkan seberapa besar kolesterol baik yang terdapat dalam
darah karena HDL berperan dalam tubuh untuk membawa kolesterol dalam darah menuju
hati untuk diproses lebih lanjut guna menghindari terjadinya penumpukan kolesterol pada
saluran darah.
Kolesterol HDL : < 40 mg/dL (1,04 mmol/L) : Rendah
>60 mg/dL (1,56 mmol/L) : Tinggi
Semakin tinggi kadar HDL dalam darah maka akan semakin baik. Jika sebaliknya,
maka patut diwaspadai adanya resiko penyakit jantung.
b) Kolesterol LDL
LDL merupakan kolesterol yang dapat menyebabkan terjadinya penimbunan plak
di dalam saluran pembuluh darah. LDL mempunyai tugas yang berlawanan dengan HDL.

13

Jika kadar LDL meninggi maka diperkirakan banyak kolesterol yang berasal dari
makanan yang tidak terangkut ke hati. Hal ini disebabkan ulah LDL yang menahan
kolesterol.
Kadar LDL menunjukkan berapa banyak kolesterol yang kurang baik yang
terdapat dalam darah. Bila jumlahnya ditemukan berlebih dalam darah, maka akan
menumpuk pada saluran pembuluh darah dan dapat membahayakan tubuh.
Kolesterol LDL
<100 mg/dL (2,6 mmol/L)

: optimal

100-129 mg/dL (2,6-3,34 mmol/L)

: mendekati optimal

130-159 mg/dL (3,34-4,13 mmol/L) : batas normal tinggi


160-189 mg/dL (4,14-4,90 mmol/L) : tinggi
> 190 mg/dL (4,91 mmol/L)

: sangat tinggi

Semakin tinggi kadar kolesterol LDL dalam tubuh seseorang maka akan semakin
tinggi pula resiko yang dimiliki seseorang terkena penyakit jantung. Bila seseorang
memiliki penyakit jantung dan kolesterol, sebaiknya kolesterol LDL selalu dijaga dalam
batas 100 mg/dL.
c) Trigliserida
Kadar trigliserida dalam darah dapat menggambarkan resiko seseorang terhadap
penyakit jantung.
Trigliserida
< 150 mg/dL (1,69 mmol/L)

: normal

150-199 mg/dL (1,69-2,25 mmol/L)

: batas normal tertinggi

200-499 mg/dL (2,26-2,65 mmol/L)

: tinggi

14

>500 mg/dL (5,64 mmol/L)

: sangat tinggi

Kadarnya yang tinggi menunjukkan banyak kolesterol jenis trigliserida di dalam


darah.
Ketiga kolesterol ini sering dinyatakan sebagai Kolesterol Total. Jika mempunyai
penyakit hipertensi dan kencing manis, apabila disetai dengan kenaikan salah satu atau
keseluruhan kolesterol maka akan beresiko untuk terjadinya penyumbatan di dalam
pembuluh darah. Penyakit yang akan timbul jika terjadi sumbatan akibat kenaikan
kolesterol adalah stroke.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan kolesterol pada usia
remaja sering kali dapat dipakai untuk meramalkan (prediktor) tingkat kolesterol pada
waktu dewasa. Hal ini tidaklah mengejutkan, bila dibandingkan dengan kasus seperti
kegemukan dan lain-lain. Kegemukan yang terjadi pada anak yang masih kecil
merupakan pertanda bahwa dia akan menjadi gemuk pada usia dewasa nanti. Kebiasaan
merokok biasanya dimulai pada waktu sekolah menengah. Kebiasaan hidup seperti ini
memberi pengaruh yang jelek pada profil lemak, diantaranya konsentrasi tinggi akan total
kolesterol, trigliserida, LDL, dan HDL yang rendah.
Makanan yang kita makan setiap harinya dapat mempengaruhi profil lipid darah
kita. Profil lipid yang baik ditunjukkan dengan kadar trigliserida yang rendah, kolesterol
yang rendah, LDL yang rendah, serta HDL yang tinggi. Meningkatnya kadar kolesterol
darah akan memperburuk profil lipid seseorang dan dapat meningkatkan faktor resiko
munculnya penyakit jantung. Individu yang banyak mengkonsumsi gandum utuh, buah,
sayur, kacang-kacangan, dan biji-biji seperti yang dilakukan oleh seorang vegetarian akan
memiliki kemungkinan profil lipid darah yang lebih baik.

15

Meskipun kadar kolesterol berlebih tidak baik bagi kesehatan, kadar kolesterol
yang rendah ternyata tidak selalu berarti baik bagi tubuh. Kadar kolesterol yang rendah
dapat menjadi salah satu petunjuk adanya kelainan dalam tubuh seperti adanya gangguan
kekurangan energi yang berat, radang hati, infeksi hati, gangguan fungsi ginjal.

BAB III
PENUTUP

16

Penting mengetahui pemeriksaan fungsi jantung agar dapat menginterpretasikan dengan


benar sehingga mampu memahami kondisi pasien dan jika menemukan hasil pemeriksaan
dimana terdapat peningkatan atau penurunan kadar, maka perlu dipahami keadaan yang dapat
mengakibatkan adanya nilai tersebut. Perlu pula diperhatikan keadaan atau obat-obatan yang
dapat berpengaruh.

DAFTAR PUSTAKA

17

1. Guyton AC, Hall JE. Aliran Darah Otot dan Curah Jantung Selama Kerja Fisik dalam
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2008.
2. Kosasih EN, Kosasih AS. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Edisi ke 2.
Tangerang : Karisma Publishing Group; 2008.
3. D.N Baron. Kapita Selekta : Patologi Klinik. Edisi ke 4. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC;
4. Nuryani. Kumpulan Kasus Patologi Klinik. Jakarta : Binarupa Aksara Publisher; 2013.
5. Tarigan Elias. Hubungan Kadar Tropinin-T dengan Gambaran Klinis Penderita Sindroma
Koroner Akut. Universitas Sumatera Utara : Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran; 2003

18

Anda mungkin juga menyukai