Anda di halaman 1dari 10

PROSES KOAGULASI

DISUSUN OLEH :

1. DELIANTI (PO713203191012)

2. NUR AZIZAH (PO713203191027)

3. NUR RIZKA AMELIA (PO713203191028)

4. NURUL AZIZAH ASRI (PO713203191031)

5. NURUL ZAHWAH (PO713203191034)

6. SUSANTI (PO713203191044)

PRODI-D.III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul PROSES KOAGULASI
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Widarti, S. Si,. Apt., M. M. Kes pada mata kuliah “HEMATOLOGI II TEORI”.

Selain itu, maklah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “PROSES
KOAGULASI” bagi pembaca dan penulis.

Makassar, 23 Februari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................3

1.3 Tujuan ....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

2.1 Proses Pembekuan Koagulasi................................................................................6


2.2 Mekanisme Pembekuan Darah..............................................................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................9

3.2 Saran.......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam
konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh
darah dan menjalankan fungsi transport serta fungsi hemostasis (Sadikin M, 2014). Darah
adalah medium transport di dalam tubuh (handayani & Wibowo, 2008), setiap manusia
rata-rata mempunyai kurang lebih 70 ml darah per kilogram berat badan, atau kurang
lebih 3,5 L untuk orang yang memiliki berat badan 50 kg (Kiswari R, 2014).
Darah memiliki viskositas 3-5 kali lebih besar dibanding kekentalan air, pH darah
7,35-7,45 dapat berwarna cerah (darah arteri) atau gelap (darah vena) sesuai dengan
saturasi oksigen dan kadar hemoglobin (kowalak, 2011), Sel darah memiliki rentang
waktu yang terbatas, sehingga secara terus menerus akan dilakukan proses pembentukan
sel darah yang disebut poses hemopoisis (Eroschenko PV, 2012).
Dalam kehidupan sehari–hari, selalu saja ada kemungkinan rusak kesinambungan
dinding pembuluh darah. Kecelakaan seperti luka tertusuk benda runcing, tersayat pisau
dan sebagainya, dengan jelas memperlihatkan keluarnya darah sehingga selalu ada reaksi
untuk menghentikannya. Apabila tidak diatasi, ada kemungkinan akan menyebabkan
kehilangan darah dan terjadinya infeksi. Tetapi untuk luka yang kecil yang terkadang
bahkan tidak kita sadari, jarang sekali dilakukan upaya untuk mengendalikan luka itu.
Misalnya pada kasusluka kecil di saluran cerna akibat memakan sesuatu yang keras dan
runcing, misalnya tertelan duri ikan. Bisa saja hal ini akan menimbulkan infeksi bila tidak
ada kesadaran dari individu itu sendiri untuk mengatasinya. Untunglah di dalam tubuh
setiap manusia mempunyai suatu mekanisme pengendalian pendarahan atau hemostasis
dan pembekuan darah atau koagulasi.
Hemostasis dan koagulasi merupakan serangkaian kompleks reaksi yang
menyebabkan pengendalian pendarahan melalui pembentukan trombosit dan bekuan
fibrin pada tempat cedera.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses koagulasi ?
2. Bagaimana mekanisme proses pembekuan darah ?

2.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembekuan darah (koagulasi).
2. Untuk mengetahui mekanisme proses pembekuan darah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Pembekuan Darah (Koagulasi)


Mekanisme pembekuan darah merupakan hal yang kompleks. Mekanisme ini
dimulai bila terjadi trauma pada dinding pembuluh darah dan jaringan yang berdekatan,
pada darah, atau berkontaknya darah dengan sel edotel yang rusak atau dengan kolagen
atau unsur jaringan lainnya di luar sel endotel pembuluh darah. Pada setiap kejadian
tersebut, mekanisme ini menyebabkan pembentukan activator protrombin, yang
selanjutnya akan mengubah protrombin menjadi thrombin dan menimbulkan seluruh
langkah berikutnya.
Mekanisme secara umum, pembekuan terjadi melalui tiga langkah utama :
1. Sebagai respon terhadap rupturnya pembuluh darah yang rusak, maka rangkaian
reaksi kimiawi yang kompleks terjadi dalam darah yang melibatkan lebih dari
selusin factor pembekuan dara. Hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu kompleks
substansi teraktivasi yang disebut activator protrombin.
2. Aktivator protrombin mengkatalisis pengubahan protrombin menjadi thrombin.
3. Trombin bekerja sebagai enzim untuk mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin
yangmerangkai trombosit, sel darah, dan plasma untuk membentuk bekuan.

Mekanisme Koagulasi, terdiri dari dua jalur yaitu :


1. Melalui jalur Ekstrinsik yang dimulai dengan terjadinya trauma pada dinding
pembuluh danjaringan sekitarnya
2. Melalui jalur Instrinsik yang berawal di dalam darah itu sendiri.
Pada kedua jalur ini, baik Ekstrinsik maupun Instrinsik, berbagai protein
plasma, terutama beta globulin, memegang peranan utama. Bersama dengan factor-
faktor lain yang telah diuraikan dan terlibat dalam proses pembekuan, semuanya
disebut factor-faktor pembekuan darah, dan pada umumnya, semua itu dalam bentuk
enzim-enzim proteolitik yang inaktif. Bila berubah menjadi aktif, kerja
enzimmatiknya akan menimbulkan proses pembekuan berupa reaksi-reaksi yang
beruntun dan bertingkat.

2.2 Mekanisme Pembekuan Darah


1. Mekanisme Ekstrinsik
Mekanisme ekstrinsik sebagai awal pembentukan activator protrombin dimulai
dengan dinding pembuluh luar yang rusak, dan berlangsung melalui langkah-
langkah, yaitu :
1) Pelepasan factor jaringan.
Jaringan yang luka melepaskan beberapa factor yang disebut factor jaringan
atau tromboblastin jaringan. Faktor ini terutama terdiri dari fosfolipid dari
membrane jaringan dan kompleks lipoprotein yang mengandung enzim
preteolitik yang tinggi.
2) Aktivasi Faktor X- peranan factor VII dan factor jaringan.
Kompleks lipoprotein dari factorjaringan selanjutnya bergabung dengan
factor VII dan bersamaan dengan hadirnya ion kalsium, factor ini bekerja
sebagai enzim terhadap factor X untuk membentuk factor X yang
teraktivasi.Efek dari factor X yang teraktivasi dalam membantu aktifator
protrombin-peranan factor V. Faktor X yang teraktivasi segera berikatan
dengan fosfolipid jaringan, atau dengan fosfolipid tambahan yang
dilepaskan dari trombosi, juga dengan factor V, yang membentuk senyawa yang
disebut activator protrombin. Kemudian senyawa ini memecah protrombin
menjadi trombin, dan berlangsunglah proses pembekuan darah. Pada tahap
permulaan, factor V yang terdapat dalam kompleks activator protrombin bersifat
inaktif, tetapi sekali proses pembekuan darah ini dimulai dan thrombin mulai
terbentuk, kerja proteolitik dari thrombin akan mengaktifkan akselerator
tambahan yang kuat dalam mengaktifkan protrombin. Pada akhirnya, factor X
yang teaktivasilah yang menyebabkan pemecahan protrombin menjadi
thrombin.

2. Mekanisme Instrinsik
Mekanisme kedua untuk pembentukan activator protrombin, dan dengan
demikian juga merupakan awal dari proses pembekuan, dimulai dengan terjadinya
trauma terhadap darah itu sendiri atau berkontak dengan kolagen pada dinding
pembuluh darah yang rusak, dan kemudian berlangsunglah serangkaian reaksi yang
bertingkat.
a. Pengaktifan factor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang
terkena trauma.Trauma terhadap darah atau berkontaknya darah dengan kolagen
pembuluh darah akan mengubah dua factor pembekuan penting dalam darah:
Faktor XII dan Trombosit. Bila factor XII terganggu, misalnya karena berkontak
dengan kolagen atau dengan permukaan yang basah seperti gelas, ia akan
berubah menjadi bentuk baru yaitu sebagai enzim proteolitik yang disebut factor
XII yang teraktivasi. Pada saat bersamaan, trauma terhadap darah juga akan
merusak trombosit akibat bersentuhan dengan kolagen atau dengan permukaan
basah,dan iniakan melepaskan fosfolipid trombosit yang mengandung
lipoprotein, yang disebut 3 faktor pembekuan selanjutnya.
b. Pengaktifan factor XI, Faktor XII yang teraktivasi bekerja secara enzimatik
terhadap factor XI dan juga mengaktifkannya, ini merupakan langkah kedua
dalam jalur Instrinsik. Reaksi ini memerlukan Kininogen HMW (berat molekul
tinggi), dan dipercepat oleh prekalikrein.
c. Pengaktifan factor IX oleh factor XI yang teraktivasi bekerja secara enzimatik
terhadapfactor XI dan mengaktifkannya.
d. Pengaktifan factor X-peranan Faktor VIII. Faktor IX yang teraktivasi, yang
bekerja sama dengan factor VIII teraktivasi dan dengan Fosfolipid trombosit
dan factor 3 dari trombosit yang rusak, mengaktifkan factor X.
e. Kerja factor X teraktivasi dalam pembentukan aktivastor protrombin-peranan
factor V.Langkah dalam jalur instrinsik ini pada prinsipnya sama dengan
langkah pada jalur ekstrinsik. Artinya, Faktor X yang teraktivasi berbentuk
suatu kompleks yang disebut activator protrombin.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mekanisme pembekuan darah merupakan hal yang kompleks. Mekanisme ini
dimulai bila terjadi trauma pada dinding pembuluh darah dan jaringan yang berdekatan,
pada darah, atau berkontaknya darah dengan sel edotel yang rusak atau dengan kolagen
atau unsur jaringan lainnya di luar sel endotel pembuluh darah. Pada setiap kejadian
tersebut, mekanisme ini menyebabkan pembentukan activator protrombin, yang
selanjutnya akan mengubah protrombin menjadi thrombin dan menimbulkan seluruh
langkah berikutnya.

3.2 Saran
Dari penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi bahasa, penulisan dan pengolahan, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritikan, saran dan masukan yang sifatnya membangun dari pembaca
(Dosen dan teman-teman Mahasiswa) agar kami dapat menyempurnakan makalah
berikutnya atau masa yang akan datang. Atas saran dan kritikan kami ucapkan Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko PV. 2012. Atlas Histologi. Alih bahasa Brahm. Edisi 11. Jakarta : ECG
Kiswari, R., 2014. Hematologi dan Tranfusi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sadikin, M. 2014. Biokimia Darah. Jakarta : Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai