Anda di halaman 1dari 33

PEMERIKSAAN SITOLOGI

DI SUSUN OLEH
NAMA : MIA ATMAWATI.R
NIM : 19.901.009

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Patologi anatomi ialah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis
penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas
organ, jaringan, dan sel dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang
dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan di
sekeliling sel
Histopatologi adalah cabang biologi yang mempelajari kondisi dan fungsi
jaringan dalam hubungannya dengan penyakit dan merupakan salah satu
pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah melalui hasil pengamatan
terhadap jaringan yang diduga terganggu.
Histopatologi dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan
(misalnya seperti dalam penentuan kanker payudara) atau dengan mengamati
jaringan setelah kematian terjadi. Dengan membandingkan kondisi jaringan sehat
terhadap jaringan sampel dapat diketahui apakah suatu penyakit yang diduga
benar-benar menyerang atau tidak. Ilmu ini dipelajari dalam semua bidang
patologi, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Biologi sel atau disebut sitologi adalah ilmu yang mempelajari sel. Sitologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu cytos dan logos. Cytos berarti sel dan logos
berarti ilmu. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis
sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan
antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga
kematian sel.
Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala
molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri
maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
Dengan demikian, sitologi merupakan ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk
susunan serta fungsi bagian-bagian yang ada pada sel makhluk hidup.
Histologi adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk susunan serta
fungsi bagian-bagian yang ada pada jaringan makhluk hidup. Histologi adalah
bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi
dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Bidang biologi ini amat
berguna dalam keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit lain yang
sampelnya memerlukan pemeriksaan histologis.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagaimana tahapan pemeriksaan dari sitologi dan histologi.

I.3 Batasan Masalah


1. Pengertian Sitologi dan histologi
2. Penerimaan, identifikasi, dan deskripsi jaringan yang akan diperiksa
3. Pemotongan gross jaringan
4. Prossesing jaringan
5. Pembuatan blok paraffin
6. Pemotongan blok paraffin
7. Pembuatan dan pengecatan preparat histology
8. Penerimaan dan persiapan pasien pemeriksaan sitologi
9. Pemeriksaan FNAB dan Pap Smear
10. Sekret dan cairan tubuh
11. Pengecatan sitologi

I.4 Tujuan Penulisan


1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sitohistoteknologi.
2. Mengetahui pengertian sitologi dan histologi serta tahapan
pemeriksaannya.

I.5 Metode Penulisan


Adapun metode pembahasan yaitu berdasarkan pencarian, pengumpulan
terhadap segala sumber yang dapat dijadikan resensi, baik sumber yang berbentuk
hardcopy seperti buku ataupun sumber yang berbentuk softcopy seperti artikel di
internet. Selain itu, penulisan makalah berdasarkan dari praktikum yang telah
dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Jaringan
Jaringan adalah suatu susunan dari pada sel-sel sedemikian rupa yang
berhubungan erat antara satu dengan lainnya yang membentuk suatu lapisan.
Jaringan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai pelindung terhadap jaringan di sebelah dalamnya
2. Sebagai penghasil kelenjar baik eksokrin maupun endokrin
3. Sebagai penerima rangsang.
4. Sebagai alat keluar dan masuknya zat-zat tertentu,misalnya jaringan
kulit dapat memasukkan oksigen tetapi mengeluarkan CO2, H2O berupa
keringat dan juga kelenjar lemak.

Macam-Macam Jaringan :
1. Jaringan Epitel
Jaringan epitel adalah jaringan yang terdiri dari lapisan-lapisan sel yang
menutupi berbagai organ. Terbagi 5, yaitu :
 Jaringan epitel pipih dan lapisan tunggal, misalnya pada pembuluh
darah, usus, dsb.
 Jaringan epitel pipih dan lapisan banyak, misalnya pada permukaan
kulit rongga mulut, rongga hidung, dsb.
 Jaringan epitel kubus yang terdapat pada saluran kelenjar
ludah,tyroid, saluran urine dan pada ginjal.
 Jaringan epitel kubus bersilia yang terdapat pada saluran pernapasan,
saluran spermatozoa
 Jaringan epitel silindris yang terdapat pada selaput lendir usus dan
pada lambung.

2. Jaringan Penunjang
Jaringan penunjang adalah jaringan kartilago / tulang rawan terdiri dari
zat kondrin. Fungsinya sebagai pelindung dan melancarkan gerakan.
Terbagi 6, yaitu :
 Jaringan tulang terdiri dari zat CaCO3, dan Ca3( PO4)2. Fungsinya
sebagai penyangga, kekuatan penyangga otot-otot.
 Jaringan ikat, terdiri dari tendon / otot-otot dan ligamen. Fungsinya
untuk mengikat antara organ-organ dan pelindung.
 Jaringan Lemak terdiri dari lemak. Fungsinya sebagai pelindung dan
cadangan makanan.
 Jaringan darah dan getah bening terdiri dari darah dan getah bening.
Fungsinya sebagai pelindung / antibodi, sebagai transportasi O2, CO2,
sari-sari makanan.
 Jaringan otot, terdiri dari otot-otot polos, otot-otot lurik /serat lintang,
otot-otot jantung. Fungsinya untuk aktivitas dan berkontraksi.
 Jaringan syaraf terdiri dari sel-sel syaraf (badan sel neurit/ akson dan
dendrit). Fungsi akson meneruskan rangsang sedangkan dendrit
menerima rangsang.

II.2 Pemeriksaan Histologi


Benjolan atau tumor yang terletak dipermukaan tubuh seperti di leher atau
payudara atau tempat lainnya dan dapat diraba oleh penderita sendiri dapat
merupakan salah satu gejala kanker. Pada tumor yang secara klinis jinak, maka
tumor dapat langsung diangkat. Untuk yang ukuran kecil, tumor dapat diangkat
seluruhnya, sedangkan untuk ukuran besar maka tumor hanya diambil sebagian
untuk contoh pemeriksaan.
Tumor yang sudah diangkat, baik secara klinis, jinak, maupun ganas harus
diperiksakan ke dokter patologi anatomi dan demi keakuratan diagnosis tumor dan
berbagai penyakit lain, memerlukan pemeriksaan histologis, untuk dapat
dipastikan jenisnya. Hasil pemeriksaan patologi anatomi (PA) dengan cara seperti
inilah yang dijadikan golden standart atau diagnosis pasti suatu tumor.
Tahapan pemeriksaan Histologi:
a. Penerimaan dan identifikasi jaringan
b. Deskripsi jaringan yang akan diperiksa
c. Pemotongan gross jaringan
d. Prossesing jaringan
e. Pembuatan blok paraffin
f. Pemotongan blok paraffin
g. Pembuatan preparat histologi
h. Pengecatan preparat histology
A. Penerimaan dan Identifikasi Jaringan
Dalam hal ini, jaringan yang menjadi bahan pemeriksaan yaitu jaringan
serviks, jaringan kuret (endometrium), uterus, dan jaringan leher sebelah
kanan.
Endometrium adalah lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya
menempelnya ovum yang telah dibuahi. Di dalam lapisan Endometrium
terdapat pembuluh darah yang berguna untuk menyalurkan zat makanan ke
lapisan ini. Saat ovum yang telah dibuahi (yang biasa disebut fertilisasi)
menempel di lapisan endometrium (implantasi), maka ovum akan terhubung
dengan badan induk dengan plasenta yang berhubung dengan tali pusat pada
bayi. Pada suatu fase dimana ovum tidak dibuahi oleh sperma, maka kurpus
luteum akan berhenti memproduksi hormon progesteron dan berubah
menjadi korpus albikan yang menghasilkan sedikit hormon diikuti
meluruhnya lapisan endometrium yang telah menebal, karena hormon
estrogen dan progesteron telah berhenti diproduksi. Pada fase ini, biasa
disebut menstruasi atau peluruhan dinding rahim.
Uterus atau rahim ialah suatu organ yang memiliki rongga, dipenuhi
oleh jaringan otot, memiliki dinding yang tebal, bentuknya mirip buah pir,
terdapat di antara kandung kencing dan rektum. Rahim ini berfungsi sebagai
tempat tertanam dan berkembangnya ovum atau sel telur yang sudah
dibuahi, tempat janin berkembang selama masa hamil. Uterus ini merupakan
bagian dalam alat kelamin wanita selain tuba falopi dan ovarium

Persiapan bahan pemeriksaan:


 Bahan pemeriksaan (jaringan) yang baru diambil, dicuci terlebih dahulu.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam pemeriksaan makroskopi
jaringan.
 Simpan jaringan di dalam wadah tertutup berisi formalin.

B. Deskripsi Jaringan yang Akan Diperiksa


Cara mendeskripsi jaringan yang baik untuk diperiksa, yaitu
1. volume atau ukuran
2. warna
3. konsistensi
4. kekenyalan atau keadaan jaringan
5. kelainan-kelainan yang ada

Cara pelabelan jaringan untuk dilakukan prossesing jaringan


1. No. urut pemeriksaan
2. Jenis pemeriksaan
3. Nama rumah sakit
4. Tahun

C. Pemotongan Gross Jaringan


1. Lakukan pemeriksaan makroskopis jaringan
- ukuran panjang
- lebar, tinggi
- volume
- warna
- konsistensi
- jumlah potongan
2. Potong jaringan secara melintang menjadi beberapa “cope”
3. Pemotongan dipilih bagian yang kelainan dan mewakili, kemudian
bahan pemeriksaan dipotong dengan ukuran maksimal 2 x 3 cm,
dengan ketebalan 2 mm.
4. Masukkan ke dalam cassette processing, diberi label dan tutup
5. Masukkan cassette tadi ke dalamalat citadel 2000 untuk processing
jaringan.

D. Prossesing jaringan
1. Pengambilan Jaringan
Cara pengambilan jaringan umumnya dilakukan pada mahluk yang masih
hidup/ yang masih sehat/ segar, yang mempunyai bagian tubuh yang sehat
ataupun yang mengalami gangguan kesehatan terutama pada bagian-bagian
tertentu dari suatu organ. Mahluk hidup tersebut,yang bersangkutan harus dibius
baik lokal maupun keseluruhan untuk menghilangkan rasa sakit yaitu dengan
kloroform atau diethyl eter sesuai dengan dosis yang diperlukan.

2. Pencucian
Cairan yang dinggunakan untuk proses pencucian jaringan yaitu NaCl 0,85%
fisiologis steril ( 0,90 %). Tahap-tahap pencucian adalah sebagai berikut :
1) Ketika jaringan baru diambil dari mahluk yang bersangkutan keadaannya
masih kotor terutama banyak mengandung darah,demikian juga jaringan
yang berlebihan harus dibuang dan dibersihkan.
2) Selanjutnya jaringan tersebut dikeluarkan dan dimasukan ke dalam
tabung yang kedua yang juga masih membuang sisa-sisa darah serta
memotong bagian jaringan yang tidak dikehendaki karena kemungkinan
terlalu tebal dengan perhitungan supaya cairan fiksasi pada proses
berikutnya dapat masuk ke dalam jaringan.
3) Jaringan yang sudah dibentuk sedemikian rupa dicuci lagi pada tabung
yang ketiga, sehingga jaringan betul-betul bersih.
4) Pada proses pencucian yang terakhir ini yaitu pada tabung keempat, hasil
jaringan yang dicuci sudah meyakinkan di bandingkan dari pada
sebelumnya, untuk dilanjutkan ke proses yang berikut.

3. Fiksasi
Tujuan fiksasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menghentikan dan membunuh proses metabolisme secara tepat dan
diusahakan agar jaringan tersebut sedikit mengalami perubahan dari
keadaan semula karena di dalam jaringan tersebut,terjadi proses
hydrophilic (penyusutan air) sehingga jaringan menjadi lebih jelas.
2. Untuk mencegah terjadinya autolisis ( penyusutan sel )
3. Untuk merubah indeks refraksi jaringan agar sama dengan kaca sediaan
yang dipergunakan.
4. Untuk menaikkan daya pewarnaan jaringan dengan menggunakan bahan
yang bersifat mordant ( tajam, bau kahas,dan polar dan dapat
menerobos /masuk sel-sel pada jaringan )sehingga komponen dari
jaringan yang difiksasi menjadi baik.

Tahap-tahap proses fiksasi :


1. Harus memilih resep / formula dari cairan fiksasi dengan memahami sifat
cairan fiksasi yang digunakan.
2. Untuk cairan volumenya harus cukup yaitu kurang lebih 20 kali lipat dari
voleme jaringan yang difiksasi agar seluruh bagian jaringan terendam.
3. Tempat fiksasi harus luas dan diperhitungkan kedalamannya sehingga
bentuk jaringan yang direndam atau yang difiksasi tidak mengalami
perubahan bentuk.
4. Lebar maupun tebalnya jaringan yang difiksasi harus diperhatikan
sehubungan dengan daya tembus cairan fiksasi baik.
5. Waktu yang dibutuhkan pada saat fiksasi harus benar-benar cukup artinya
tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama.

Macam-macam Cairan Fiksasi :


1. Cairan fiksasi tunggal :
 Formalin / Formaldehide
 Alkohol / Etanol
 Asam pikrin
 Beberapa senyawa kimia yang bersifat mordant,
Contoh : FeCl2,formalin, asam pikrinik,fosfotungstic acid, dsb.

2. Cairan fiksasi majemuk


Yaitu cairan beberapa zat kimia yang saling mendukung agar tujuan dari
pada fiksasi tercapai, contoh :
 Formalin Saline
 Larutan Zenker
 Larutan Helly
 Larutan Orth
 Larutan Carmoy
 Larutan Bouin
 Larutan Allen
 Larutan Regand
 Larutan Gilson
 Larutan A.F.A
 Larutan Warcester

4. Proses Pencucian
Istilah pencucian sebenarnya dapat diartikan secara luas.Walaupun ada
perbedaan paendapat oleh bangsa inggris, sehingga dibedakan atas 3 macam
yaitu:
a. Rushing
Yaitu proses pencucian yang sifatnya memberikan superficial (bagian
permukaan) dan berlangsung sebentar saja.Air yang digunakan diusahakan
hanya mengaliri permukaan jaringan dengan tujuan untuk membuang
cairan yang tidak diperlukan misalnya mencelupkan atau menyiram air
dengan hati-hati.
b. Soaking
Yaitu proses pencucian sedikit lebih teliti karena merendamkan jaringan ke
dalam cairan yang mengandung mordant. Cairan tidak perlu diganti karena
waktu perendamannya sangat terbatas.
c. Washing
Yaitu proses pencucian memerlukan waktu yang lama dan cairan yang di
gunakan selalu di gantidengan tujuan untuk membuang bahan-bahan yang
tidak di gunakan.

Caranya :
 Dapat merendam jaringan tetapi cairannya harus diganti.
 Dengan cara praktis yaitu dengan menggunakan air mengalir dengan
kecepatan air diatur.

Dalam larutan pertama pada proses pencucian untuk melakukan pembersihan


jaringan-jaringan yang akan dicetak atau di blok ada 3 macam yaitu:
 Pencucian sebelum difiksasi
Tujuannya adalah untuk membuang kotoran-kotoran dan jaringan yang
tidak diperlukan dengan larutan NaCl fisiologis 0,9 %
 Pencucian sesudah fiksasi
Pencucian mutlak harus dilakukan apabila menggunakan larutan fiksasi
berupa garam-garam berat misalnya Mercuri clorida, Calium bikromat,
dsb.
 Pencucian sesudah diwarnai
Pencucian ini perlu dilaksanakan dan sedikit intesif karena warna yang ada
pada jaringan perlu dikurangi supaya daya affinitas jaringan semakin jelas.

5. Dehidrasi
Yaitu suatu proses untuk menarik air dari jaringan dengan menggunakan
bahan kimia tertentu, yang mempunyai syarat yaitu:
a. Mampu mengusir air dari jaringan,kemudian menggatikannya
b. Bahan-bahan dehidrasi harus dapat digantikan dengan clearing agent
Tidak boleh mengganggu jaringan yang telah difiksasi misalnya, tidak boleh
menjadi lunak,menjadi keras,dan rapuh.
Dehidrasi harus dilakukan secara seksama dan sebaiknya dilakukan secara
bertahap,karena jika terjadi kesalahan pada proses dehidrasi akibatnya jaringan
menjadi buruk di dalam deretan teknik parafin.
Di dalam deretan tenik parafin dehidrasi umumnya dilakukan satu kali yaitu
setelah proses pencucian namun apabila proses pewarnaan terlalu tebal, dehidrasi
juga bisa dilakukan, apabila waktu fiksasi jaringan bentuk daripada jaringan yang
bersangkutan terlalu besar atau terlalu tebal. Sehingga tidak dapat diletakan di
dalam kaca sediaan maka jaringan tersebut di anggap rusak.

Bahan-bahan yang digunakan untuk cairan dehidrasi antara lain :


 Alkohol 100% (alkohol absolut)
 Alkohol 95-96 %
 Alkohol 70 %

Persyaratan untuk bahan-bahan dehidrasi :


 Mudah didapat
 Dipandang dari segi ekonomisnya harganya murah
 Mudah dimanfaatkan

Di dalam proses dehidrasi cairan yang paling cocok dan sering digunakan
adalah alkohol 70 %,sehingga sering disebut sebagai “ stooping point “ karena
jaringan yang didehidrasi akan terjamin dan tidak mengalami kerusakan
walaupun batas waktu dehidrasi terlewati. Beberapa patokan yang perlu
diperhatikan agar proses dehidrasi berhasil baik yaitu:
 Waktu yang dibutuhkan harus cukup
 Bahan dehidrasi berbanding material atau jaringan yaitu 20:1
 Kadar bahan dehidrasi harus tepat.

6. Clearing
Untuk membuat material atau jaringan menjadi transparan atau
tembus cahaya dibandingkan dengan sebelumnya.
7. Infiltrasi
Untuk mengusahakan agar material atau jaringan menjadi menyusut
karena mengeluarkan sisa-sisa dehidrasi dan sisa-sisa clearing agent
sedangkan bahan-bahan yang dipergunakan untuk proses infiltrasi harus
dipertimbangkan sifat-sifatnya terutama temperature yang digunakan
harus tertentu, yaitu 45º, 54º, 56º, 58ºC, dan yang paling sering
dipergunakan pada temperature 58ºC. Dan yang akan dipakai kali ini
pada temperature 57º-59ºC.

8. Pembuatan blok paraffin (embedding / pencetakan)


Prosedur Kerja:
 Letakkan cassette berisi jaringan yang sudah diproses dari Citadel
2000 ke dalam tissue Storage Tank
 Pindahkan cassette ke bagian depan tissue Storage Tank dan buka
penutup cassette
 Pilih dan ambil wadah stainless (base mold) dari mold storage oven
untuk memblok sesuai ukuran jaringan, letakkan di area hotspot,
kemudian isi dengan paraffin sesuai volume
 Ambil jaringan dari cassette dengan pinset dan letakkan didalam
base mold tersebut
 Pindahkan base mold ke area “Cold spot” dan susun jaringan
sesuai posisi seharusnya
 Tutup base mold dengan cassette penutup, tekan bagian atas base
mold menggunakan pinset. Tambahkan paraffin lagi apabila
paraffin tidak sampai ke permukaan
 Berikan etiket keterangan pasien dipermukaan base mold
 Letakkan base mold tersebut ke “Calling surface”
 Setelah lilin mengeras, keluarkan blok jaringan dari base mol,
bersihkan pinggiran blok jaringan dari sisa paraffin yang melekat
 Blok jaringan selanjutnya dip roses dengan microtome.

9. Pemotongan blok paraffin


Prosedur kerja:
 Potong blok paraffin jaringan dengan menggunakan microtome
 Pilih potongan yang layak, halus, rata, licin dan tidak putus
 Ambil bagian yang layak tersebut, masukkan dalam tissue
Flotation bath yang berisi air
 Dengan menggunakan slide, ambil potongan tersebut dan
keringkan
 Setelah air kering, letakkan diatas Hotplate agar air benar-benar
kering
 Beri etiket dengan cara menulis nomor pada slide sesuai dengan
nomor yang tertera pada cassette
 Preparat selanjutnya diproses dengan pengecatan yang yang
diinginkan.

E. Pembuatan preparat histology


a. Ambil hasil
pemotongan blok jaringan yang bagus dengan menggunakan
jarum
b. Lalu pindahkan
atau letakkan keatas permukaan air pada alat “waterbath”
c. Jika terdapat
lipatan pada potongan jaringan tersebut, gunakan bagian
belakang jarum untuk menghilangkan lipatan
d. Gunakan objek
glass untuk mengambil hasil potongan jaringan
e. Keringkan
sebentar dan beri etiket
f. Lalu letakkan
diatas “hotplate” hingga sisa paraffin meleleh dan yang tersisa
hanya potongan jaringannya saja
Cara pembuatan sediaan atau preparat histologis disebut
mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan
operasi, biopsi, atau autopsi. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan
disebut histokimia.

11. Pengecatan preparat histology


Untuk pengecatan preparat histology menggunakan Pengecatan
Hematoxilin Eosin
caranya yaitu:
1) Xylol I selama 10 menit
2) Xylol II selama 10 menit
3) Xylol III selama 10 menit
4) Dilap dan bersihkan sekitar jaringan
5) Alkohol absolut selama 2 menit
6) Alkohol 95% selama 2 menit
7) Alkohol 80% selama 2 menit
8) Alkohol 70% selama 2 menit
9) Air mengalir selama 3 menit
10) Tiriskan
11) Mayer hematoxilin selama 15 menit
12) Air mengalir selama 7 menit
13) Bluing selama 5 menit
14) Tiriskan
15) Eosin sebanyak 1 celup
16) Air sebanyak 3 celup
17) Alkohol 70% sebanyak 3 celup
18) Alkohol 80% sebanyak 3 celup
19) Alkohol 95% sebanyak 3 celup
20) Alkohol absolut sebanyak 3 celup
21) Dilap dan keringkan
22) Clearing (xylol) I selama 5 menit
23) Clearing (xylol) II selama 5 menit
24) Clearing (xylol) III selama 5 menit
25) Mounting (entelan)

Tahapan prossesing jaringan secara singkat, yaitu:


1) Fiksasi
 Buffer Formalin 10% selama 2 jam.
2) Dehidrasi
 Alkohol 70% selama 1,5 jam
 Alkohol 80% selama 1,5 jam
 Alkohol 95% selama 1,5 jam
 Alkohol absolut I selama 1 jam
 Alkohol absolut II selama 1 jam
 Alkohol absolut III selama 1,5 jam
3) Clearing
 Xylol I selama 1 jam
 Xylol II selama 1,5 jam
 Xylol III selama 1,5 jam
4) Infiltrasi Paraffin suhu 57º-59ºC
 Paraffin I selama 1,5 jam
 Paraffin II selama 1,5 jam

II.2 Pemeriksaan Sitologi


Adapun prinsip pemeriksaan sitologi adalah memeriksa sampel sel yang
terlepas (eksfoliasi) atau yang dilakukan aspirasi, dimana untuk hasil yang akurat
harus memperhatikan antara lain pengambilan sampel, pengolahan sel di
laboratorium dan pemeriksa dalam hal ini dokter spesialis patologi anatomic
Dalam menghadapi kanker, pemeriksaan sitologi termasuk pelayanan
deteksi dini. Tindakan paling tepat dalam menghadapi kanker adalah melakukan
pencegahan primer yaitu mengenal faktor resiko dan bahaya penyebab kanker
kemudian menghindarinya, dan pencegahan sekunder adalah melakukan deteksi
kanker sedini mungkin – salah satunya adalah pemeriksaan sitologi – kemudian
dilakukan terapi adekuat. Dengan melaksanakan pencegahan tersebut secara
terpadu, diharapkan angka morbiditas dan mortalitas akibat kanker dapat
diturunkan.
Tahapan pemeriksaan Sitologi
a. Penerimaan dan persiapan pasien
b. Pengambilan sampel ( Pap Smear atau FNAB )
c. Pengambilan/ penerimaan bahan secret dan cairan tubuh
d. Pengolahan sampel
e. Pembuatan preparat
f. Pengecatan preparat

Pemeriksaan FNAB dan Pap Smear


a. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)
FNAB ialah suatu tindakan memeriksa suatu bagian tubuh dengan
cara menyuntikkan sebuah jarum yang halus (lebih kecil dari jarum suntik
biasa) ke bagian yang membenjol, lalu melakukan aspirasi (penyedotan)
untuk mengambil isi benjolan itu. Selanjutnya bahan hasil sedotan itu
dikirim ke dokter Ahli Patologi untuk diperiksa. Dokter Ahli Patologi akan
menentukan jenis penyakit pada benjolan itu. Setelah itu dokter anda akan
memberikan obat atau cara pengobatan yang sesuai dengan penyakit.

Bagian tubuh yang dapat dijadikan sampel FNAB, yaitu:


 kelenjar leher
 kelenjar gondok
 kelenjar liur
 payudara atau tumor dimana saja
Kondisi dari sampel FNAB memiliki makna yang sangat penting
untuk menentukan apakah hasil tersebut mengandung sel kanker atau
tidak. Apabila sampel yang dihasilkan dari benjolan tersebut tampak
bersih, sedikit berwarna, kehijauan atau kecoklatan, putih, kuning, atau
pada kasus yang sangat jarang mengandung darah, pada kebanyakan kasus
kemungkinan besar ini berasal dari tumor yang jinak atau bukan kanker.
Sedangkan sampel yang mengandung darah mengindikasikan sampel
tersebut mengandung sel kanker dan dianalisis lebih lanjut.

Prosedur pemeriksaan FNAB:


b. Siapkan jarum ( biasanya berukuran 22 atau 25 G )
c. Bersihkan bagian yang akan dilakukan aspirasi. ( Seorang wanita
yang akan melakukan aspirasi pada payudara, sebaiknya tidak
menggunakan bedak, deodoran, lotion, atau parfum dibawah
lengan atau pada payudara sebelum pemeriksaan yang nantinya
dapat mengganggu gambaran pemeriksaan mikroskopis ).
d. Raba bagian yang terdapat benjolan, apabila benjolan dapat diraba
maka pemeriksa akan memasukkan jarum halus tersebut ke daerah
benjolan tersebut. Apabila benjolan tidak dapat diraba, prosedur
FNAB akan dilakukan dengan panduan dari system pencitraan
yang lain seperti mammografi atau USG
e. Setelah jarum dimasukkan ke dalam bagian payudara yang tidak
normal, maka dilakukan penghisapan melalui jarum tersebut.
f. Hasil sampel yang diperoleh diratakan pada gelas obyek kemudian
dibiarkan kering
g. Lakukan pengecatan sitologi, biarkan kering, lalu periksa dibawah
mikroskop dengan oil imersi.

Keuntungan dan manfaat pemeriksaan FNAB antara lain:


 metode cepat.
 jarum yang dipakai halus, tidak ada bahaya atau komplikasinya, Tidak
menyebabkan perdarahan dan tidak menimbulkan bekas pada kulit,
bila dilakukan dengan benar
 FNAB sangat baik untuk mengkonfirmasi kista payudara dan setelah
dilakukan pemeriksaan, pasien dapat langsung melakukan aktivitasnya
seperti biasa.
 Bila hasilnya suatu infeksi atau peradangan, maka dokter anda dapat
memberikan obat yang sesuai.
 Benjolan karena infeksi kuman tbc tentu membutuhkan pengobatan
berbeda dengan infeksi kuman lain.
 Bila suatu kista, maka isi cairannya dapat di keluarkan sehingga
benjolan mengempes. Bila suatu tumor jinak, maka dapat direncanakan
untuk operasi bersama dokter Ahli Bedah.
 Bila suatu tumor ganas, maka dapat direncanakan tindakan pengobatan
bersama tim onkologi ( tim yang terdiri atas dokter dokter spesialis
yang mendalami bidang kanker ). Diagnosis kanker dapat lebih cepat
diketahui, terutama pada kanker payudara dan kanker thyroid,
sehingga usaha pengobatannya dapat lebih cepat dan lebih tepat
diberikan.
 Operasi yang tepat dapat dilakukan, mungkin disusul dengan
radioterapi dan/atau obat obatan kemoterapi. Makin cepat
diagnosisnya, makin cepat pengobatannya, makin bagus hasilnya

Kerugian prosedur FNAB antara lain:


 hanya mengambil sangat sedikit sampel dari jaringan sehingga hanya
dapat menghasilkan diagnosis berdasarkan keadaan sel (diagnosis
sitologi). Hal ini menyebabkan penilaian yang diambil tidak komplit
karena tidak dapat dibandingkan dengan keadaan jaringan di
sekitarnya.
b. Pemeriksaan Pap Smear
Pap Smear merupakan pemeriksaan  sederhana yang dikembangkan oleh 
Dr. George N. Papanicalaou untuk penapisan awal dari gejala kanker leher rahim.
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi eksfoliative dengan memeriksa  sel-sel
epitel cervix yang lepas. Pemeriksaan ini lebih mudah, murah, sederhana, aman
dan akurat. Di negara maju, skrinning Pap Smear terbukti dapat menemukan lesi
prakanker, menurunkan insiden dan menurunkan angka kematian akibat kanker
serviks sampai 70-80%.
Pap Smear adalah pemeriksaan usapan mulut rahim untuk melihat sel-sel
mulut rahim (serviks) di bawah mikroskop.
Pap Smear adalah tes skrining untuk mendeteksi dini perubahan atau
abnormalitas dalam serviks sebelum sel-sel tersebut menjadi kanker. Pemeriksaan
ini dilakukan di atas kursi pemeriksaan khusus ginekologis.
Tes Pap ini sangat dianjurkan  untuk dilakukan setiap  untuk setiap tahun
pada wanita yang sudah berkeluarga terutama pada wanita yang sudah 
melahirkan 
Ada 2 macam Pap Smear, yaitu:
1)       Pap Smear konvensional
2)      Sitologi serviks berbasis cairan

Teknik pemeriksaan Pap smear


Dua hari menjelang pemeriksaan, ibu dilarang melakukan senggama
maupun memakai obat-obatan yang dimasukkan ke dalam liang senggama. Waktu
yang baik untuk pemeriksaan adalah beberapa hari setelah selesai menstruasi.
Terlebih dahulu mengisi informed consent dan formulir Pap Smear secara lengkap
dan sesuaikan dengan nomor urut pengambilan. Ibu dalam posisi litotomi, pasang
spekulum vagina tanpa menggunakan pelicin, dan tanpa melakukan periksa dalam
sebelumnya. Setelah portio tampak, maka spatula dimasukkan ke dalam kanalis
servikalis, lalu spatula diputar 180° searah jarum jam. Spatula dengan ujung
pendek diusap 360° pada permukaan serviks. Lendir yang didapat dioleskan pada
objek glass berlawanan arah jarum jam. Apusan hendaknya dilakukan sekali saja,
lalu difiksasi atau direndam dalam larutan alkohol 96% selama 30 menit. Sediaan
dapat dikirim secara basah (tetap direndam dalam alkohol) atau dikirim secara
kering dengan mengeringkan sediaan setelah direndam dalam alkohol.
Selanjutnya sediaan tadi dikirim ke Ahli Patologi Anatomi untuk diperiksa.

Kesalahan yang sering terjadi :


1. Sediaan apus terlalu tipis, hanya mengandung sedikit sel.
2. Sediaan apus terlalu tebal dan tidak merata, sel bertumpuk-tumpuk
sehingga menyulitkan pemeriksaan
3. Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi (terlalu lama diluar, tidak
segera direndam di dalam cairan fiksatif).
4. Cairan fiksatif tidak memakai alkohol 96 %.

Petunjuk untuk penapisan :


 Pemeriksaan tes Pap dilakukan setelah 2 tahun aktif dalam aktifitas
seksual.
 Interval penapisan. Wanita dengan tes Pap negatif berulang kali diambil
setiap 2 tahun, sedang wanita dengan kelainan atau hasil abnormal perlu
evaluasi lebih sering.
 Pada usia 70 tahun atau lebih tidak diambil lagi dengan syarat hasil 2 kali
negatif dalam 5 tahun terakhir.

Persiapan pasien sebelum pemeriksaan pap smear:


 Waktu pemeriksaan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan
sebelum menstruasi berikutnya
 Berikan informasi yang jujur mengenai riwayat penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual apabila pernah Anda derita
 Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pemeriksaan
dilakukan
 Pembilasan vagina dengan berbagai macam  cairan kimia tidak boleh
dilakukan dalam 24 jam sebelum pemeriksaan
 Hidari obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina dalam 48 jam
sebelum pemeriksaan dilakukan
 Bila Anda sedang minum obat tertentu, informasikan pada dokter atau
petugas laboratorium karena beberapa jenis obat bisa mempengaruhi hasil
analisis sel.

kemungkinan hasil pemeriksaan Pap Smear


 Infeksi
Infeksi paling sering bersarang di mulut rahim. Sebagian dikenali
dengan keluhan keputihan. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk
mendapat pengobatan. Bila perlu dilakukan Pap Smear ulang 6 bulan
kemudian untuk melihat dan mengevaluasi apakah radang sudah sembuh.
 ASCUS ( Atypical Squamous Cells of Undetermined Significance )
Artinya ada sedikit kelainan di sel-sel leher rahim yang belum
jelas, maka perlu dilakukan pemeriksaan Pap Smear setiap 6 bulan selama
2 tahun, atau untuk memastikan dilanjutkan dengan pemeriksaan HPV
DNA.
 Karsinoma intra-epitelial
Lingkup kelainannya dari displasia hingga neoplasia. Displasia
adalah kelainan pre-kanker yang bersifat reversible, namun bila tidak
diobati dapat berlanjut ke keganasan.
 Karsinoma invasif
Pada tahap ini kanker telah menyebar luas, penyembuhan menjadi
jauh lebih sulit.

Alat-alat yang digunakan:


1. Spekulum cocor bebek
2. Spatula ayre
3. Cyto brush
4. Object glass
5. Handscoen
6. Kapas
7. Kasa
Prosedur pemeriksaaan Pap Smear, yaitu:
1. pasien dibaringkan dalam posisi litotomi
2. cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir
3. keringkan tangan dengan handuk bersih
4. gunakan sarung tangan dengan benar
5. bersihkan vulva dan perineum dengan kasa kering
6. ambil spekulum cocor bebek (sesuaikan dengan ukuran yang dibutuhkan)
dengan tangan kanan dan masukkan ke dalam introitus vagina dengan
posisi lebar spekulum pada sumbu vertikal (anteroposterior).
7. setelah ujung spekulum melewati introitus, dorong spekulum sampai
pangkalnya, kemusian gagang spekulum diputar (90 derajat) ke arah
bawah
8. introitus vagina diregangkan dengan cara membuka spekulum sedemikian
rupa sehingga lumen vagina, portio dan forniks terlihat jelas, kemudian
spekulum dikunci pada posisi tersebut
9. ambil spatula ayre, kemudian ujung yang pendek dimasukkan ke dalam
ostium uteri eksterna dan dilakukan usapan searah jarum jam (diputar 360
derajat)
10. bahan hasil usapan tadi dihapuskan pada object glass yang telah
disediakan
11. ambil cyto brush, kemudian dimasukkan ke dalam kanalis servikalis dan
dilakukan usapan berputar searah jarum jam (360 derajat)
12. bahan hasil usapan tadi juga dihapuskan pada object glass sebelumnya
pada tempat yang berbeda dengan cara diputar kembali berlawanan arah
dengan jarum jam (sebaliknya)
13. lepaskan spekulum cocor bebek yang terpasang pada introitus vagina
14. buka sarung tangan, letakkan dalam larutan desinfektan
15. cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, kemudian keringkan
dengan handuk bersih
16. beri label pada sampel, kirim ke laboratorium.
Hasil pap smear normal menunjukkan hasil negatif, yaitu tidak adanya
sel-sel serviks yang abnormal. Sedangkan hasil pap smear abnormal dibagi
menjadi 3 hasil utama :
1. Jinak (bukan kanker), dokter umumnya menterapi sebagai infeksi dan
melakukan kontrol ulang dalam 4-6 bulan untuk mengulang pap smear; atau
hanya melakukan kontrol ulang saja.
2. Prekanker (menunjukkan beberapa perubahan sel abnormal), biasanya
dilaporkan sebagai “sel atipik” atau displasia serviks. Dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi. Kurang dari 5% hasil pap
smear menemukan dysplasia serviks. Walaupun hingga saat ini, penyebabnya
belum diketahui, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi, yaitu : partner
seks lebih dari satu, memulai aktivitas seksual sebelum usia 18 tahun,
memiliki anak sebelum usia 16 tahun, menderita Penyakit Menular Seksual
(PMS), terutama infeksi HIV atau Human Papilloma Virus.
3. Ganas (kemungkinan kanker)
Secret dan Cairan Tubuh
Macam-macam bahan secret dan cairan tubuh yang sering dijadikan sample
pemeriksaan sitologi, yaitu:
1. Sputum
2. Pus
3. Urine
4. Lcs
5. Cairan Pleura

Pembuatan preparat sitologi dengan sampel urine, yaitu:


a. sediaan apus
 siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
 masukkan urine kedalam tabung
centrifuge
 centrifuge selama 15 menit dengan
kecepatan 2600 rpm
 setelah dicentrifuge, cairan yang jernih
dibuang
 ambil endapan dengan clinipete
 letakkan diatas objek glass sebanyak 1
tetes saja
 ambil objek glass lain dan letakkan sisi
ujung di tetesan
 tarik tetesan urine hingga ke sisi ujung
objek glass
 keringkan dan lakukan pengecatan
papinocolou

b. sediaan obat nyamuk


 siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 masukkan urine kedalam tabung centrifuge
 centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2600
rpm
 setelah dicentrifuge, bagian yang jernih dibuang
 ambil endapan dengan clinipete
 letakkan diatas objek glass jangan diteteskan
 buat lingkaran seperti obat nyamuk
 keringkan dan lakukan pengecatan papinocolou

Pengecatan Sitologi
Pengecatan sitologi ada 2 macam, yaitu :
1. Pengecatan Diff Quick untuk FNAB, caranya;
 Fiksasi methanol selama 3 menit
 Tiriskan
 Eosin selama 3 menit
 Tiriskan
 Methylene blue selama 3 menit
 Celupkan dalam air sebanyak 5-7 celup
 Tiriskan

2. Pengecatan Papanicolou untuk secret dan cairan tubuh,


caranya:
 Fiksasi alcohol 96% selama 30 menit
 Cuci air mengalir selama 5 menit
 HE (hematoxilin) selama 5-7 menit
 Cuci air mengalir selama 5 menit
 Bluing selama 2 menit
 Alkohol 96% sebanyak 10 celup
 Alkohol 96% sebanyak 10 celup
 OG selama 5 menit
 Alkohol 96% selama 10 menit
 Alkohol 96% selama 10 menit
 EA50 selama 15 menit
 Alkohol 96% selama 10 menit
 Alkohol 96% selama 10 menit
 Keringkan
 Clearing (xylol) I selama 1 menit
 Clearing (xylol) II selama 1 menit
 Mounting (entelan)
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pemeriksaan sitologi termasuk pelayanan deteksi dini dalam menghadapi
kanker yang diharapkan angka morbiditas dan mortalitas akibat kanker dapat
diturunkan. Pemeriksaan sitologi meliputi pemeriksaan Pap smear, FNAB ( Fine
Needle Aspiration Biopsy ), secret dan cairan tubuh. Tahap pemeriksaaan sitologi:
a. penerimaan dan persiapan pasien
b. pengambilan sample
c. Pengolahan sampel
d. pembuatan sediaan / preparat
e. pengecatan sitologi ( pengecatan Diff quick
dan papinocolou )

Pemeriksaan histology sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis


penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah
melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu. Tahap
pemeriksaan Histologi:
a. Penerimaan dan identifikasi jaringan
b. Deskripsi jaringan yang akan diperiksa
c. Pemotongan gross jaringan
d. Prossesing jaringan
e. Pembuatan blok paraffin
f. Pemotongan blok paraffin
g. Pembuatan preparat histologi
h. Pengecatan preparat histology ( pengecatan HE )

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Patologi_anatomi
http://id.wikipedia.org/wiki/Histopatologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Histologi
http://nusaindah.tripod.com/tipspapsmear.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Pap_smear
http://www.alhamsyah.com/blog/articles/pap-smear.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Endometrium
http://www.lusa.web.id./penyakit-menular-seksual
http://www.medistra.com
http://woman-webmd.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Screening_%28medicine%29
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Illu_cervix.jpg

LAMPIRAN
Pemeriksaan Histologi

Pemeriksaan Sitologi
FNAB ( Fine Needle Aspiration Biopsy )
Pap Smear

End Can ViraNor


ocer dida l mal
vica orgacyto squ
l nis path amo
ade ms ic us
noc on a effe epit
arci pap ct heli
nomtest. con al
a on sistecell
a nt s in
pap withpre
test. herpmen
es opa
sim usal
plex wo
viru men
s on
a
pap
test.
the cytoplasms of
Normal endocervical cells
Atrophic squamous squamous epithelial cells Infestation by Trichomonas
should be present into the
cells in melted out; many vaginalis
slide, as a proof of a good
postmenopausal Döderlein bacilli can be
quality sampling
women seen

Anda mungkin juga menyukai