Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IMUNOSEROLOGI

“ REAKSI AUTOIMUN ”

Disusun Oleh :

Nama : Fany Latul


NIM : P07172318011
Tingkat :2A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESHATAN MALUKU
PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat-Nya sehingga penyusu dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Autoimun” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada Mata kuliah Imonoserologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Pemeriksaan Penyakit Autoimun bagi para
pembaca dan juga bagi penyusun.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu NS. Wahyuni,s
S.Kep.,M.Kep Aziza selaku Dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penyusun tekuni.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami baik secara moral maupun moril. Penyusu menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penyusun nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 1 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................

Daftar isi ........................................................................................................

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Rumusan Masalah ...............................................................................
C. Tujuan .................................................................................................

BABA II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Autoimun ...........................................................................


B. Penyebab Autoimun .............................................................................
C. Patofisiologi Autoimun ..........................................................................
D. Prosedur Pemeriksaan Lab Penyakit Autoimun ....................................

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

A.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari segi bahasa auto artinya diri sendiri, dan imun artinya
system pertahanan tubuh, jadi pengertian autoimun adalah system
pertahanan tubuh mengalami gangguan sehingga menyerang sl-sel
tubuh itu sendiri.
Penyakit AutoImune adalah penyakit dimana sistem kekebalan
yang terbentuk salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan
atau organ tubuh manusia justru dianggap sebagai benda asing
sehingga dirusak oleh antibodi. Jadi adanya penyakit autoimmune tidak
memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam melawan
suatu penyakit, tetapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan
yang terbentuk.
Jika tubuh dihadapkan sesuatu yang asing maka tubuh
memerlukan ketahanan berupa respon immun untuk melawan
substansi tersebut dalam upaya melindungi dirinya sendiri dari kondisi
yang potensial menyebabkan penyakit. Untuk melakukana hal tersebut
secara efektif maka diperlukan kemampuan untuk mengenali dirinya
sendiri sehingga dapat memberikan respon pada kondisi asing atau
bukan dirinya sendiri. Pada penyakit autoimmune terjadi karena
kegagalan mengenali beberapa bagian dari dirinya.
Lupus secara sederhana merupakan penyakit yang menjangkiti
sistem kekebalan tubuh. Lupus tergolong jenis penyakit autoimun di
mana sel tubuh sendiri rusak akibat sistem imun tubuh yang
diproduksi. Dalam diri penderita lupus, kondisi antibodi tubuh berjalan
tidak normal di mana produksi zat imun yang berlebihan.  Jika antibodi
membuat tubuh terlindungi dari serangan penyakit, pada penderita
justru malah menyerang sel dari tubuh si penderita. Di sinilah bahaya
dari lupus karena bisa terjadi kerusakan organ karena hal tersebut. 
Lupus merupakan penyakit yang jarang terjadi dan bukan
termasuk penyakit menular sehingga kasusnya jarang terjadi, hanya
sekitar 12 hingga 13 ribu orang dari tahun 2012 - 2013. Biasanya
penyakit ini menjangkit wanita, tapi tak menutup kemungkinan pria dan
anak – anak juga bisa terkena penyakit lupus. 
Anti Nuclear Antibody (ANA) adalah sekelompok antibodi yang
dapat bereaksi menyerang komponen atau bagian dari inti sel di
jaringan tubuh sendiri, sehingga sering disebut sebagai autoantibodi.
Pemeriksaan ANA (IF) mendeteksi autoantibodi dalam darah dengan
menggunakan metode indirect immunofluorescence (IF). Terdapatnya
ANA dapat menjadi penanda dari suatu proses autoimun dan dikaitkan
dengan beberapa gangguan autoimun, terutama Systemic Lupus
Erythematosus (SLE). Pemeriksaan ANA IF membutuhkan sampel darah
yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.
Manfaat pemeriksaan ini ialah Gold standard untuk skrining
autoantibodi terkait penyakit autoimun; membantu diagnosis penyakit
autoimun yang dicurigai dan mengesampingkan kondisi lain dengan
tanda dan gejala yang sama. Jika hasil pemeriksaan ANA (IF) positif,
perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendapatkan gambaran
yang lebih jelas mengenai dugaan penyakit autoimun yang dimaksud.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Autoimun
2. Apa saja Penyebab Autoimun
3. Bagaimana Patofisiologi Autoimun
4. Bagaimana Prosedur Pemeriksaan Lab Penyakit Autoimun

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Imunoserologi serta memahami tentang Penyakit Autoimun
BAB II
PEMBAHASAN

a. Pengertian Autoimun

Autoimun merupakan suatu respon imun terhadap antigen


jaringan sendiri yang terjadi akibat kegagalan mekanisme normal yang
berperan untuk mempertahankan self tolerance atau dapat diartikan
sebagai kegagalan pada toleransi imunitas sendiri. Dari segi bahasa auto
artinya diri sendiri, dan imun artinya system pertahanan tubuh, jadi
pengertian autoimun adalah system pertahanan tubuh mengalami
gangguan sehingga menyerang sl-sel tubuh itu sendiri.
Penyakit autoimun terjadi ketika respon autoimun atau respon
sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan kemudian menyerang
jaringan tubuh itu sendiri sehingga memunculkan kerusakan jaringan
atau gangguan fisiologis, padahal seharusnya sistem imun hanya
menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh
(Robbins, 2007). Gangguan autoimun dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori berdasarkan organ yang diserang, yaitu organ tunggal dan
sistemik. Organ tunggal berarti sistem imun menyerang satu organ
tertentu, sedangkan yang sistemik artinya sistem imun meyerang
beberapa organ atau sistem tubuh yang lebih luas (Robbins, 2007).

b. Penyebab Autoimun
Belum diketahui apa penyebab penyakit autoimun, namun beberapa
faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk
menderita penyakit ini :

a. Faktor Keturunan atau Genetik


Faktor keturunan atau genetik menjadi salah satu faktor yang dapat
menyebabkan penyakit autoimun. Seseorang dengan riwayat
keluarga yang memiliki penyakit autoimun memiliki kecenderungan
lebih tinggi untuk terkena penyakit ini. Tetapi, tidak semua orang
dengan orang tua yang memiliki autoimun pasti terkena penyakit
tersebut. Faktor ini bukan menjadi satu-satunya pemicu reaksi
kekebalan tubuh.
b. Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat memicu
penyakit autoimun. Faktor lingkungan meliputi paparan zat tertentu,
seperti merkuri, asbes, emas, perak, pola makan yang kurang sehat
serta pola hidup yang berantakan.

c. Faktor Infeksi
Dilansir dari HelloSehat, Infeksi virus dan bakteri diduga dapat
memicu penyakit autoimun. Pada umumnya, penyakit autoimun
sering dikaitkan dengan adanya gejala infeksi. Hal ini dikarenakan
gejala penyakit autoimun sebagian besar diperburuk oleh infeksi
tertentu.
d. Faktor Perubahan Hormon
Perubahan hormon dapat menjadi salah satu penyebab autoimun.
Seperti contohnya penyakit autoimun menyerang ibu pasca-
melahirkan. Hal tersebut memicu munculnya asumsi bahwa
perubahan hormon memiliki korelasi dengan penyakit autoimun.
Seperti ketika wanita usai melahirkan anak, atau ketika mengalami
menopause.
e. Etnis
Beberapa penyakit autoimun umumnya menyerang etnis tertentu.
Misalnya, diabetes tipe 1 umumnya menimpa orang Eropa,
sedangkan lupus rentan terjadi pada orang Afrika-Amerika dan
Amerika Latin.
f. Gender
Wanita lebih rentan terserang penyakit autoimun dibanding pria.
Biasanya penyakit ini dimulai pada masa kehamilan.

c. Patofisologi Penyakit Autoimun


Sistem kekebalan tubuh manusia biasanya menghasilkan baik sel
T dan sel B yang mampu reaktif dengan antigen sendiri, tetapi sel reaktif
diri ini biasanya dibunuh sebelum menjadi aktif dalam sistem kekebalan
tubuh, ditempatkan dalam keadaan alergi (secara diam-diam). Dihapus
dari peran mereka dalam sistem kekebalan tubuh karena aktivasi
berlebihan), atau dihapus dari peran mereka dalam sistem kekebalan
tubuh oleh sel pengatur. Ketika salah satu dari mekanisme ini gagal,
adalah mungkin untuk memiliki reservoir sel reaktif diri yang menjadi
fungsional dalam sistem kekebalan tubuh. Mekanisme untuk mencegah
sel T self-reaktif diciptakan terjadi melalui proses seleksi negatif
dalam timus karena sel T berkembang menjadi sel kekebalan yang
matang. Beberapa infeksi, seperti Campylobacter jejuni ,
memiliki antigen yang serupa (tetapi tidak identik) dengan molekul diri
kita sendiri. Dalam hal ini, respons imun normal terhadap C.
jejuni dapat menghasilkan produksi antibodi yang juga bereaksi pada
tingkat yang lebih rendah dengan gangliosida selubung mielin yang
mengelilingi akson saraf perifer (yaitu Guillain-Barré ). Pemahaman
utama patofisiologi yang mendasari penyakit autoimun telah menjadi
aplikasi pemindaian asosiasi genome yang telah mengidentifikasi tingkat
pembagian genetik di antara penyakit autoimun. Autoimunitas , di sisi
lain, adalah adanya respon imun self-reaktif (misalnya, auto-antibodi,
sel T self-reaktif), dengan atau tanpa kerusakan atau patologi yang
dihasilkan darinya. Ini mungkin terbatas pada organ tertentu (misalnya
pada tiroiditis autoimun ) atau melibatkan jaringan tertentu di tempat
yang berbeda (misalnya penyakit Goodpasture yang dapat
memengaruhi membran dasar di paru - paru dan ginjal ).

d. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Autoimun


Untuk mendiagnosa seseorang mengidap penyakit autoimun diperlukan
pemeriksaan Laboratorium untuk menegakan dugaan sementara dr,
berikut ini adalah pemeriksaan Penyakit Autoimun yaitu Lupus :

 Pra Analtik :
a. Persiapkan Alat dan Bahan
- Spoit
- Kapas Kering
- Alkohol Swab
- Tornequit
- Tabung tutup Merah
- Mikroskop
- Slide
- Sentrifuge
- Sel mamalia (Hep-2 cell)
- Inkubator
- Fluorochrome

b. Metode : Indirect Immunofluorescence (ANA IF)

 Analitik
- Cara dengan pada slide atau kaca pemeriksaan ditaruh sel
mamalia (Hep-2 cell) yang dicampur dengan serum dari darah
pasien atau subjek yang diperiksa
- Campuran tersebut kemudian diinkubasi selama 2 – 8°C : 14 hari
dan 20°C atau lebih dingin : >48 jam dengan menambah
fluorochrome, suatu protein antibodi konjugasi terhadap IgG
manusia. Fluorochrome ini adalah zat yang akan berpendar
melalui proses fluoresensi karena mengandung zat fluorescin
seperti fluorescein isothiocyanate (FITC).
- Dari hasil inkubasi ini kemudian dilihat dimikroskop dan dilihat
pola sebaran warna fluorescin dan tempatnya baik di sitoplasma
maupun di inti sel. 

Gambar metode pemeriksaan ANA-IF dan contoh


gambaran pola yang akan tampak di bawah mikroskop

 Pasca Analitik

Gambaran pola homogen tes ANA-IF. Tanda panah


oranye menandakan sel sedang bermitosis.
- Pola homogen, dimana antibodi tersebar secara homogen di dalam
sel. Penyakit yang berhubungan dengan pola ini adalah SLE, drug-
induced lupus, dan juvenile idiopathic arthritis .
- Speckled kasar berupa bercak kasar dan besar di seluruh
nuklepplasma. Antigen yang berkaitan adalah hnRNP, U1RNP, Sm,
dan RNA polymerase III Adapun penyakit yang biasanya
berhubungan adalah mixed connective tissue disease (MCTD), SLE,
dan sklerosis sistemik.

Pola speckled kasar. Tanda panah oranye memperlihatkan


sel yang bermitosis, panah putih dalam keadaan istirahat.

- Few nuclear dots, terdapat 1-6 titik di inti, berkaitan dengan


antigen p80-coilin dan SMN serta berhubungan dengan penyakit
sindrom Sjogren, SLE, sistemik sklerosis, polimiositis, dan
individu sehat yang asimtomatik

Pola nulear dot. Tanda panah oranye memperlihatkan sel


yang bermitosis, panah putih dalam keadaan istirahat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Autoimun merupakan suatu respon imun terhadap antigen
jaringan sendiri yang terjadi akibat kegagalan mekanisme normal yang
berperan untuk mempertahankan self tolerance atau dapat diartikan
sebagai kegagalan pada toleransi imunitas sendiri. Dari segi bahasa auto
artinya diri sendiri, dan imun artinya system pertahanan tubuh, jadi
pengertian autoimun adalah system pertahanan tubuh mengalami
gangguan sehingga menyerang sl-sel tubuh itu sendiri. Penyakit
Autoimun disebabkan akibat keturunan atau genetika, lingkungan,
gender, etnis, infeksi, perubahan hormo. Pemeriksaan Laboratorium
sangat dibutuhkan untuk membantu dr menegakan diagnosa, salah
satu Penyakit autoimun terbilang bermacam-macam salah satunya
Lupus dengan metode pemeriksaan Indirect Immunofluorescence (ANA IF).
B. Saran
Penyakit autoimun merupakan penyakit yang seringkali terbilang susah
untuk disembuhkan, untuk itu penyusun menyarankan kepada setiap orang
yang memiliki pola gaya hidup yang tidak sesuai atau muncul beberap gejala
yang menganjal yang terjadi pada diri segera pergi berkonsultasi dengan dr
terdekat untuk melakukan tindakan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Buchner C, Bryant C, Eslami A, Lakos G. Anti-Nuclear Antibody Screening
Using HEp-2 Cells. J Vis Exp. 2014 Jun 23;(88):1–8.
Greidinger EL, Hoffman RW. Antinuclear Antibody Testing: Methods,
Indications, and Interpretation. Lab Med. 2003 Feb 1;34(2):113–7.
Herlianty, Poppy (2010). Penyakit Autoimun. Dari
http://poppyherlianty.blogspot.co.id/2010/12/penyakit-autoimun.html,
diakses 25 Januari 2018:15.27
http://www.prodia.co.id/id/produklayanan/pemeriksaanlaboratoriumdetails/
ana-if?Kategori=Imuno%20Serologi
Olsen NJ, Karp DR. Autoantibodies and SLE—the threshold for disease. Nat
Rev Rheumatol. 2013;10(3):181–6.
Muhlisin, Ahmad (2017). Penyakit Autoimun – Pengertian, Gejala dan
Pengobatan. Dari https://mediskus.com/penyakit/penyakit-autoimun-
pengertian-gejala-pengobatan, diakses 25 Januari 2018:17.12.
Syah, Ifan (2012). Autoimmune.
Dari http://blogifan77.blogspot.co.id/2012/12/autoimmune.html, diakses 25
Januari 2018: 16.17

Anda mungkin juga menyukai