Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KIMIA KLINIK I

“ URINALIS ”

Disusun Oleh :

FANY LATUL

NIM : P07172318011

TINGKAT 2 A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
AMBON
2019
KIMIA KLINIK I

A. Cara Pengambilan Sampel Urin


1. Memberikan Salam dan biarkan pasien duduk
2. Pasien membawa form permintaan pemeriksaan Laboratorium yang sudah terisi
jenis pemeriksaan sesuai indikasi
3. Pastikan kembali jenis pemeriksaan yang akan dilakukan
4. Sediakan wadah urin yang bersih dan kering
5. Berikan nomor identitas sampel pada waah penampung urin
6. Memberitahukan paseien tata laksana pengambilan urin yang tepat
a. Cara pengumpulan urine 24 jam adalah :
1) Pada Paseien Wanita
a) Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urine pagi pertama.
Catat tanggal dan waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode
selanjutnya ditampung
b) Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus dikosongkan
terlebih dahulu untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi
feses pada sampel urin wanita.
c) Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah,
pengumpulan urine dihentikan.
d) Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan.
e) Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah berkemih

2) Pada Pasien Pria


a) Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urine pagi pertama.
Catat tanggal dan waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode
selanjutnya ditampung.
b) Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah,
pengumpulan urine dihentikan.
c) Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan.
d) Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah berkemih

b. Cara pengambilan sampel urine Clean-Catch :


1) Pada Pasien wanita
a) Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
b) Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan
c) Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan
ke belakang
d) Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain.
e) Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan
jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan.
f) Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine
selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan.
Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar
urine tidak membasahi bagian luar wadah.
g) Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium

2) Pada Pasien Pria


a) Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
b) Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis
dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua
potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin hangat dan sepotong lagi
dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk
membersihkan daerah tersebut, siapkan pula wadah steril dan jangan buka
tutupnya sebelum pembersihan selesai
c) Jika tidak disunat, Tarik Prepusium ke belakang dengan satu tangan dan
bersihkan daerah ujung penis dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang
kasa yang telah dipakai ke tempat sampah
d) Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi
sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang
kering. Buang kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah
e) Dengan tetap menahan prepusium ke belakang , mulailah berkemih. Buang
beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar
berikutnya ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai
setengahnya
f) Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan
dinding luar wadah dari urin yang tertumpah
g) Bawa ke Laboratorium untuk ditindak lanjuti

c. Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan cara


mendapatkan sampel urine yang paling murni. Pengumpulan urine aspirasi
suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang penuh, dengan cara :
1) Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan Povidone iodine 10%
kemudian bersihkan sisa Povidone iodine dengan alkohol 70%
2) Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit
3) Diambil urine sebanyak ± 20 ml dengan cara aseptik/suci hama (dilakukan oleh
petugas yang berkompenten)
4) Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat.
5) Segera dikirim ke laboratorium.

d. Cara Pengambilan sampel Urin 3 Gelas dan 2 Gelas Pada Lelaki


1. Sediakan 3 gelas, sebaiknya gelas sediment (sedimenterglas)
2. Penderita harus berkemih langsung ke dalam gelas-gelas itu, tanpa menghentika
aliran urinnya
3. Ke dalam gelas pertama ditampung 20-30 ml urin yang mula-mula keluar.
4. Ke dalam gelas kedua dimasukkan urin berikutnya, kecuali beberap ml terakhir
dikeluarkan
5. Beberapa ml urin terakhir ditampung dalam gelas ketiga
6. Kemudian di tutup gelas sedimenteglas dan segera bawa ke Laboratorium
7. Untuk mendapatkan urin 2 gelas, caranya serupa dengan 3 gelas hanya
perbedaannya pada gelas ke 3 ditiadakan dan ke dalam gelas pertama
ditampung 50 – 75 ml urin
8. Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah berkemih
7. Ambillah wadah sampel Pasien kemudian suruhlah pasien menunggu diluar,
kemudian lakukan pemeriksaan sesuai permintaan yang ada di form permintaan
pemeriksaan Lab Pasien

B. Prosedur Pemeriksaan Urin


1. Pemeriksaan Urin rutin meliputi :
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK URIN
a. Pemeriksaan Warna Urin
1) Persiapkan Alat dan Bahan
a) Tabung Reaksi
b) Sampel Urin Pasien
2) Isi sampel urin kedalam tabung 3/4 penuh
3) Amati urin tersebut ditempat yang terang dengan sikap serong
4) Laporkanlah warna urin dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning,
kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah,
coklat kuning bercampur hijau, putih serupa susu

b. Permeriksaan Kejernihan Urin


1) Persiapkan Alat dan Bahan
a) Tabung Reaksi
b) Sampel Urin Pasien
2) Isi sampel urin kedalam tabung 3/4 penuh
3) Amati urin tersebut ditempat yang terang dengan sikap serong
4) Laporkanlah kejernihan urin dengan Jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh
c. Pemeriksaan Berat Jenis (BJ) Urin : (Urinometer)
1. Persiapakan Alat dan Bahan
a) Gelas Ukur 50cc
b) Urinometer
c) Sampel Urin Pasein
2. Tuanglah urin yang harus bersuhu kamar kedalam gelas urinometer. Busa
yang mungkin terjadi dibuang dengan memakai sepotong kertas saring atau
dengan setetes ether
3. Masukkanlah urinometer kedalam gelas itu. Agar urinometer itu bebas
terapung pada waktu dibaca harus ada cukup banyak urin dalam gelas tadi
4. Sebelum membaca berat jenis pada tangkai urinometer, haruslah urinometer
itu lepas dari dinding gelas; untuk melepaskan putarlah urinometer itu
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
5. Oleh putaran tadi urinometer akan terapung di tengah-tengah gelas dan
tidak menempel lagi pada dinding. Bacalah berat jenis tanpa paralex
setinggi meniskus bawah
6. Laporkan hasilnya dengan Nilai Normal : 1003-1030

d. Pemeriksaan Bau Urin


1. Persiapkan Alat dan Bahan
a) Persiapkan Alat dan Bahan
1) Tabung Reaksi
2) Sampel Urin Pasien
b) Isi sampel urin kedalam tabung 3/4 penuh
c) Kibas-kibaskan telapak tangan diatas tabung reaksi sampai tercium bau
d) Laporkanlah bau urin, Bau amoniak, bau makanan, bau obat
e. Pemeriksaan pH Urin (Kertas Indikator)
1. Persiapkan Alat dan Bahan
c) Tabung Reaksi
d) Tissue
e) Sampel Urin Pasien
f) Kertas/Strip Indikator
5) Isi sampel urin kedalam tabung 3/4 penuh
6) Celupkan carik hanya sekejap saja dalam urin
7) Hilangkan kelebihan urin yang melekat pada carik dengan tissue
8) Bandingkan dengan warna/skala standar pada botol carik celup, jangan
pegang bagian carik celup yang mengandung reagens dengan jadi
9) Laporkanlah pH urin dengan nilai normal 4,5 - 7,5

PEMERIKSAAN KIMIA URIN


f. Pemeriksaan Protein Urin
1. Dengan Asam Sulfosalicyl
a) Persiapkan Alat dan Bahan
1) 2 buah Tabung Reaksi
2) Sampel Urin Pasien
3) Pipet Tetes
4) Larutan Asam Sulfosalicyl
5) Spirtus
b) 2 tabung reaksi diisi masing-masing dengan 2 mlm urin jernih
c) Kepada yang satu ditambahkan 8 tetes larutan asam sulfosalicyl 20%;
kocok
d) Bandingkanlah isi tabung pertama dengan yang kedua, kalau tetap sama
jernihnya test terhadap protein berhasil negatif
e) Jika tabung pertama lebih keruh dari pada yang kedua, panasilah tabung
pertama itu di atas nyala api sampai mendidih dan kemudia dinginkan
kembali dengan air mengalir, jika masih ad kekeruhan test terhadap
protein adalah positif
2. Pemanasan dengan Asam Acetat
a) Persiapan Alat dan Bahan
1) Tabung Reaksi
2) Sampel Urin Pasien
3) Pipet Tetes
4) Penjepit tabung
5) Larutan Asam Acetat 6%
6) Spirtus
b) Masukkanlah urin jernih kedalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh
c) Dengan memegang tabung reaksi itu pada ujung bawah, lapisan atas urin
itu dipanasi di atas nyala api sampai mendidih selama 30 detik
d) Perhatikan terjadinya kekeruhan di lapisan atas urin itu, dengan
membandingkan jerihnys dengan bagian bawah yang tidak di panasi.
e) Kemudian teteskan ke dalam urin yang masih panas itu 3 – 5 tetes
larutan asam acetat 6%, jika kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih
keruh lagi test terhadap protein adalah positif
f) Laporkan hasil dengan
Negatif (-) : Tidak ada kekeruhan sedikit juga
Post (+) : Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir
Post (++) : Kekeruhan mudah dapat dilihat dan nampak butir-butir
dalam kekeruhan
Post (+++) : Urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping
Post (++++) : Urin sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping besar
atau bergumpal-gumpal ataupun memadat
g. Pemeriksaan Glukosa
1) Persiapan Alat dan Bahan
a) Tabung Reaksi
b) Sampel Urin Pasien
c) Pipet Tetes
d) Penjepit tabung
e) Larutan Benedict
f) Spirtus
2) Masukkanlah 5 ml reagens Benedict kedalma tabung reaksi
3) Teteskan sebanyak 5 – 8 tetes (Jangan lebih!) urin ke dalam tabung
4) Masukkanlah tabung itu ke dalam air menidihkan selam 5 menit
5) Angkatlah tabung, kocoklah isinya dan baca hasil reduksi
6) Laporkan hasinya dengan :
Negatif (-) : Tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruhan
Post (+) : Hijau kekuning-kuningan dan kerih
Post (++) : Kuning Keruh
Post (+++) : Jingga atau warna lumpur keruh
Post (++++) : Merah keruh

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK URIN


h. Pemeriksaan Sediment Urin
1. Persiapan Alat dan Bahan
a) Tabung Sentifuge
b) Sampel Urin Pasien
c) Pipet Tetes
d) Ojek Glass
e) Deck Glass
f) Mikroskop
g) Sentrifuge
2. Masukkanlah 7 – 8 ml urin ke dalam tabung sentrifuge dan pusingkan
selama 5 menit dengan kecepatan 1500 – 2000 rpm
3. Tuanglah cairan atas keluar dari tabung dengan satu gerakan yang agak
cepat tetapi luwes
4. Dengan menggunakan pipet taruhlah 2 tetes dari sediment itu pada objek
glass dan tutuplah dengan deck glass
5. Kemudian periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x
6. Laporkan hasil dengan

Dilaporkan Normal + ++ +++ ++++

Eritrosit/LPK 0-3 4–8 8– 30 ≥ 30 Penuh

Leuokosit/LPK 0–4 5 – 20 20 – 10 ≥ 50 Penuh

Selinder/Kristal/LPL 0–1 1-5 5 – 10 10 – 30 ≥ 30

Gambar Sediment Urin :


Sel Epitel Silinder

Silinder Hialin

Silinder Lilin Kalsium Oxalat


Asam Urat

Fosfat Amorf & Cacarbinat


2. Pemeriksaan Urin Lengkap meliputi :
a. Pemeriksaan Warna Urin
1) Persiapkan Alat dan Bahan
a) Tabung Reaksi
b) Sampel Urin Pasien
2) Isi sampel urin kedalam tabung 3/4 penuh
3) Amati urin tersebut ditempat yang terang dengan sikap serong
4) Laporkanlah warna urin dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning
tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat
kuning bercampur hijau, putih serupa susu

b. Permeriksaan Kejernihan Urin


1) Persiapkan Alat dan Bahan
a) Tabung Reaksi
b) Sampel Urin Pasien
2) Isi sampel urin kedalam tabung 3/4 penuh
3) Amati urin tersebut ditempat yang terang dengan sikap serong
4) Laporkanlah kejernihan urin dengan Jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh

c. Pemeriksaan Berat Jenis (BJ) Urin : (Urinometer)


1) Persiapakan Alat dan Bahan
a) Gelas Ukur 50cc
b) Urinometer
c) Sampel Urin Pasein
2) Tuanglah urin yang harus bersuhu kamar kedalam gelas urinometer. Busa
yang mungkin terjadi dibuang dengan memakai sepotong kertas saring atau
dengan setetes ether
3) Masukkanlah urinometer kedalam gelas itu. Agar urinometer itu bebas
terapung pada waktu dibaca harus ada cukup banyak urin dalam gelas tadi
4) Sebelum membaca berat jenis pada tangkai urinometer, haruslah urinometer
itu lepas dari dinding gelas; untuk melepaskan putarlah urinometer itu
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
5) Oleh putaran tadi urinometer akan terapung di tengah-tengah gelas dan tidak
menempel lagi pada dinding. Bacalah berat jenis tanpa paralex setinggi
meniskus bawah
6) Laporkan hasilnya dengan Nilai Normal : 1003-1030

d. Pemeriksaan Bau Urin


1) Persiapkan Alat dan Bahan
a) Tabung Reaksi
b) Sampel Urin Pasien
2) Isi sampel urin kedalam tabung 3/4 penuh
3) Kibas-kibaskan telapak tangan diatas tabung reaksi sampai tercium bau
4) Laporkanlah bau urin, Bau amoniak, bau makanan, bau obat

e. Pemeriksaan pH Urin (Kertas Indikator)


1) Persiapkan Alat dan Bahan
a) Tabung Reaksi
b) Tissue
c) Sampel Urin Pasien
d) Kertas/Strip Indikator
2) Isi sampel urin kedalam tabung 3/4 penuh
3) Celupkan carik hanya sekejap saja dalam urin
4) Hilangkan kelebihan urin yang melekat pada carik dengan tissue
5) Bandingkan dengan warna/skala standar pada botol carik celup, jangan
pegang bagian carik celup yang mengandung reagens. Laporkanlah pH urin
dengan nilai normal 4,5 - 7,5
f. Pemeriksaan Keton Urin Metode Rothera
1) Persiapkan Alat dan Bahan
a) Tabung Reaksi
b) Pipet Tetes
c) Sendok Tanduk (Setan)
d) Rak Tabung
e) Penyumbat
f) Sampel Urin Pasien
g) Reagen Rothera
h) Amoniumhidroxida pekat (28%)
2) Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi
3) Bubuhilah kira-kira 1 gram (sepucuk setan) raegen Rothera dan kocoklah
sampai larut
4) Pegang tabung dalam sikap miring an berhati-hatilah alirkan atau teteskan
sebanyak 1 – 2 ml Amoniumhidroxida pekat (28%) melalui dinding tabung
dan tutup dengan penyumbat
5) Letakkan tabung dalam sikap tegak bacalah hasil setelah 3 menit
6) Laporkan hasil dengan
Neg (-) : Tidak terjadi cincin
Post (+) : Cincin warna Ungu Kemerahan

g. Pemeriksaan Bilirubin
1) Persiapan Alat dan Bahan
a) Tabung reaksi
b) Pipet
c) Corong
d) Kertas saring
e) Larutan Bariumchlorida 10%
f) Reagen Fouchet
g) Sampel Urin Pasien
2) 5 ml urin yang lebih dulu dikocok dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3) Tambahakan 5 ml larutan Bariumchlorida 10%; campur dan saringlah
4) Kertas saring yang berisi presipitat diangkat dari corong, dibuka lipatannya
dan ditaruh mendatar di atas corong itu, biarkan beberapa lama sampai agak
kering
5) Teteskan 2 – 3 tetes reagen Fouchet ke atas presipitan di atas kertas saring
itu
6) Timbulnya warna hijau menandakan adanya Bilirubin
7) Laporkan hasil dengan
Neg (-) : Tidak Terjadi Perubahan warna
Post (+) : Timbulnya warna Hijau

h. Pemeriksaan Urobilin Metode Erlich


1) Persiapkan Alat dan Bahan
a) Tabung Reaksi
b) Pipet
c) Larutan Erlich
d) Sampel Urin Pasien
2) Diisi 5 ml urin kedalam tabung reaksi
3) Ditambahkan 1 – 2 ml larutan Erlich kedalam tabung berisi urin,
homogenkan
4) Dibacahasil dalam waktu 3 – 5 menit pada posis tabung tegak
5) Laporkan Hasil dengan
Neg (-) : Tidak berwana merah samar
Post (+) : Terjadi warna merah samar
i. Pemeriksaan Protein Urin
1. Dengan Asam Sulfosalicyl
a) Persiapkan Alat dan Bahan
1) 2 buah Tabung Reaksi
2) Sampel Urin Pasien
3) Pipet Tetes
4) Larutan Asam Sulfosalicyl
5) Spirtus
b) 2 tabung reaksi diisi masing-masing dengan 2 mlm urin jernih
c) Kepada yang satu ditambahkan 8 tetes larutan asam sulfosalicyl 20%;
kocok
d) Bandingkanlah isi tabung pertama dengan yang kedua, kalau tetap sama
jernihnya test terhadap protein berhasil negatif
e) Jika tabung pertama lebih keruh dari pada yang kedua, panasilah tabung
pertama itu di atas nyala api sampai mendidih dan kemudia dinginkan
kembali dengan air mengalir, jika masih ad kekeruhan test terhadap
protein adalah positif

2. Pemanasan dengan Asam Acetat


a) Persiapan Alat dan Bahan
1) Tabung Reaksi
2) Sampel Urin Pasien
3) Pipet Tetes
4) Penjepit tabung
5) Larutan Asam Acetat 6%
6) Spirtus
b) Masukkanlah urin jernih kedalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh
c) Dengan memegang tabung reaksi itu pada ujung bawah, lapisan atas
urin itu dipanasi di atas nyala api sampai mendidih selama 30 detik
d) Perhatikan terjadinya kekeruhan di lapisan atas urin itu, dengan
membandingkan jerihnys dengan bagian bawah yang tidak di panasi.
e) Kemudian teteskan ke dalam urin yang masih panas itu 3 – 5 tetes
larutan asam acetat 6%, jika kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih
keruh lagi test terhadap protein adalah positif
f) Laporkan hasil dengan
Negatif (-) : Tidak ada kekeruhan sedikit juga
Post (+) : Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir
Post (++) : Kekeruhan mudah dapat dilihat dan nampak butir-butir
dalam kekeruhan
Post (+++) : Urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping
Post (++++) : Urin sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping besar
atau bergumpal-gumpal ataupun memadat

j. Pemeriksaan Glukosa
1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Tabung Reaksi
b. Sampel Urin Pasien
c. Pipet Tetes
d. Penjepit tabung
e. Larutan Benedict
f. Spirtus
2. Masukkanlah 5 ml reagens Benedict kedalma tabung reaksi
3. Teteskan sebanyak 5 – 8 tetes (Jangan lebih!) urin ke dalam tabung
4. Masukkanlah tabung itu ke dalam air menidihkan selam 5 menit
5. Angkatlah tabung, kocoklah isinya dan baca hasil reduksi
6. Laporkan hasinya dengan :
Negatif (-) : Tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruhan
Post (+) : Hijau kekuning-kuningan dan kerih
Post (++) : Kuning Keruh
Post (+++) : Jingga atau warna lumpur keruh
Post (++++) : Merah keruh
k. Pemeriksaan Urubilinogen metode Wallace dan Diamond
1. Persiapkan Alat dan Bahan :
a. Tabung Reaksi
b. Sendok tanduk
c. Kertas Putih
d. Rak Tabung reaksi
e. Reagens Wallace dan Diamond
f. Sampel urin Pasien
2. Kepada 10 ml urin di dalam tabung reaksi dibubuhi 1 ml reagens Wallace
dan Diamond.
3. Homogenkan dan biarkan selama 3 – 5 menit (Jangan lebih!)
4. Hasil pemeriksaan ditentukan dengan melihat dari atas ke bawah ke dalam
tabung reaksi itu yang didirikan vertikal dengan sepotong kertas putih
dibawahnya
a) Jika warna merah yang terliihat pada cara itu hanya samar-samar saja,
percobaan boleh dianggap selesai
b) Jika warna merah yang terjadi nampak betul, lanjutkanlah pemeriksaan
dengan pengenceran urin
5. Buatlah pengenceran dari urin itu dari 10 x sampai 100 x atau jika perlu
lebih tinggi lagi
Tabung no 1 2 3 4 5 6 7 8
ml Urin 1,0 0,5 0,3 0,25 0,20 0,15 0,125 0,10
Air – ml 10 10 10 10 10 10 10 10
Pengenceran 10x 20x 33x 40x 50x 70x 80x 100x
6. Dengan memakai urin yang diencerkan itu dilakukan lagi pemeriksaan
menurut Wallace dan Diamond
7. Hasil pemeriksaan dilaporkan dengan menyebut pengenceran tertinggi yang
masih memperlihatkan warna merah dan juga menyebut pengenceran yang
tidak menimbulkan warna merah lagi. Contoh : Pengenceran 1 : 40 Positif,
1 : 50 negatif
l. Tes terhadap Darah Samar
1. Metode Benzidine Basa
a) Persiapkan Alat dan Bahan
1. Tabung Reaksi
2. Benzidene
3. Sendok Tanduk
4. Asam Asetat Glacial
5. Sampel Urin Pasien
6. Larutan Hidrogen Peroxida 3%
b) Masaklah sejumlah urin dalam tabung reaksi dan biarkan dingin kembali
c) Kedalam tabung reaksi lain dimasukkan benzidine basa sebanyak
sepucuk pisau
d) Tambahlah 3 ml asam acetat glacial, kocok samapi benzidine itu larut
dengan meninggalkan beberapa kristal yang tidak larut, tanda sudah
jenuh.
e) Bubuhilah 2 ml urin yang dimasak tadi, campur
f) Berilah 1 ml larutann hidrogen peroxida 3%
g) Hasil dibaca dalam waktu 5 menit (Jangan lebih lama)
h) Laporkan hasil dengan
Neg (-) : Tidak ada perubahan warna
Post (+) : Hijau
Post (++) : Biru bercampur hijau
Post (+++) : Biru
Post (+++) : Biru tua
2. Metode Guajac
a) Persiapkan Alat dan Bahan
1) Tabung Reaksi 2
2) Pipet Tetes
3) Asam Acetat Glacial
4) Sendok Tabung
5) Serbuk Guajac
6) Alkohol 95%
7) H2O2 3%
b) Tarulah 4 ml urin dalam tabung, tambah beberapa tetes asam acetat
glacial dan campurlah
c) Kedalam tabung lain dimasukkan sepucuk pisau serbuk Guajac
kemudian 2 ml Alkohol 95%, campur
d) Tauanglah campuran Guajac dan Alkohol ke dalam tabung berisi urin,
campur
e) Tambahlah 2 ml H2O2 3% kepada campuran itu
f) Bacalah hasil dalam waktu 5 menit
g) Laporkan hasil dengan
Neg (-) : Tidak ada perubahan warna
Post (+) : Hijau
Post (++) : Biru bercampur hijau
Post (+++) : Biru
Post (+++) : Biru tua
m. Pemeriksaan Calcium
1. Persiapkan Alat dan Bahan
a) 2 buah tabung reaksi
b) Reagens Sulkowitch
2. Masukkanlah 3 ml urin ke dalam masing-masing 2 tabung reaksi. Tabung
reaksi kedua hanya dipakai selaku kontrol
3. Tambahlah kepada tabung pertama 3 ml reagens Sulkowitch, campur dan
biarkan selama 2 – 3 menit
4. Baca hasil secara semikuantitatif, dengan :
Neg (-) : Tidak terjadi kekeruhan
Post (+) : Terjadi kekeruhan yang halus
Post (++) : Kekeruhan sedang
Post (+++) : Kekeruhan agak berat, timbul dalam waktu 20 detik
Post (++++) : Kekeruhan berat yang terjadi seketika

n. Pemeriksaan Sediment Urin


1) Persiapan Alat dan Bahan
a. Tabung Sentifuge
b. Sampel Urin Pasien
c. Pipet Tetes
d. Ojek Glass
e. Deck Glass
f. Mikroskop
g. Sentrifuge
2) Masukkanlah 7 – 8 ml urin ke dalam tabung sentrifuge dan pusingkan
selama 5 menit dengan kecepatan 1500 – 2000 rpm
3) Tuanglah cairan atas keluar dari tabung dengan satu gerakan yang agak
cepat tetapi luwes
4) Dengan menggunakan pipet taruhlah 2 tetes dari sediment itu pada objek
glass dan tutuplah dengan deck glass
5) Kemudian periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x
6) Laporkan hasil dengan

Dilaporkan Normal + ++ +++ ++++

Eritrosit/LPK 0-3 4–8 8– 30 ≥ 30 Penuh

Leuokosit/LPK 0–4 5 – 20 20 – 10 ≥ 50 Penuh

Selinder/Kristal/LPL 0–1 1-5 5 – 10 10 – 30 ≥ 30

Gambar Sediment Urin :

Sel Epitel Silinder


Silinder Hialin

Silinder Lilin Kalsium Oxalat

Asam Urat

Fosfat Amorf & Cacarbinat


C. Contoh Hasil Pemeriksaan Urin rutin dan Urin lengkap di Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai