Anda di halaman 1dari 41

Tissue processing untuk

pembuatan sediaan HPA


jaringan lunak dan keras mulut

Prof. drg Mei Syafriadi, MDSc., PhD


Lab. Patologi Anatomi, Bagian Biomedik,
FKG Univ.Jember
I. PEMPROSESAN JARINGAN
Meliputi :
Fiksasi jaringan (alkohol 70%, Formalin 10%,
Zenker, Bouins)
Agar jaringan/tissue tidak rusak
Dehidrasi Impregnasi
Membuang air, lemak pada jaringan untuk
memudahkan mengidentifikasi bagian-bagian dari sel
Embedding jaringan/Blok Jaringan
Agar jaringan mudah dipotong/disayat
PEMPROSESAN JARINGAN

Pemotongan jaringan dengan mikrotom


Utk mendptkan sayatan yg tipis dan ketebalan yg
rata
(4-6 mikron)
Pewarnaan
untuk memudahkan pembacaan dan mengenali
jenis-jenis jaringan/tissue
Jenis-Jenis Pewarnaan Jaringan
HPA
1. Konvensional
Haematoksilin-Eosin
2. Khusus
2.1 Massons trichrome/ Mallory trichrome
untuk membedakan kolagen dan otot polos pada
jaringan patologis
- untuk mendeteksi adanya peningkatan kolagen pada
jaringan patologis (cirrhosis liver, atau kidney)
2.2 Gram Bacteria
untuk mendeteksi bakteri gram negatif dan positif pada
jaringan
Pewarnaan khusus

2.3. PAS (Periodic Acid Schiffs)


untuk mendeteksi glycogen pada skin, liver, gland,
skletal muscle, cardiac muscle, basement membrane,
fungus
2.4. Reticular fiber (Gordon and Sweets method)
untuk mendeteksi serabut retikular pada ginjal, liver,
spleen.
2.5. Fontana-Masson silver
Untuk mendeteksi granules dan melanin (rambut,
kulit, retina, iris atau bag tertentu dari CNS)
2.6. Congo Red
Untuk mendeteksi deposit amyloid pada jaringan
Pewarnaan khusus

2.7. Mucicarmin Stain


untuk mendeteksi mucin yang disekresikan oleh sel
epitel, atau sel jaringan ikat atau sel inflamasi
2.8. Elastic tissue fibers (Verhoeffs Van Gieson))
untuk mendeteksi atropy serabut elastik,
arteriosklerosis dsb
2.9. Giemsa (modified May-Grunwald atau Harleco
rapid/helicobacter)
Untuk mendeteksi sel sel hematopoetic dan juga
mikroorganisma
2.10. Alcian Blue
Untuk mendeteksi mukus/musin substan
Pewarnaan khusus

2.11. Fat-Sudan Black B


untuk mendeteksi lemak (pospolipid)
2.12. Oil Red O
untuk mendeteksi lemak dalam jaringan normal atau
tumor yang berasal dari lemak
2.13. Coloidal Iron
Untuk mendeteksi ikatan iron dalam jaringan
3. Pewarnaan Antibody/immunostaining
Untuk mendeteksi jenis Jenis protein dengan
menggunakan reaksi Ag-Ab.
Sampel

Sampel biopsi/Surgical material minimal 2


mm (lebar) 5 mm (kedalaman/ketebalan)
dan 8 mm (panjang) dengan ketebalan
(2x5x8 mm), dan langsung difiksasi.
Selama pengukuran/pengamatan sampel
harus dipengang dengan pinset anatomis.
PENCATATAN DATA
MAKROSKOPIK
Lembar data makroskopik
Pencatatan data makroskopik meliputi:
Size, warna, tekstur permukaan, bentuk
dsb
o Foto mikroskopik
Surgical Material dari
lesi di Rongga mulut
Surgical Margin dari lesi di Rongga mulut
5
4
3
2
1
Contoh sampel setelah dipotong menjadi beberapa bagian untuk mendapatkan

gambaran dari seluruh permukaan sampel baik secara makroskopis maupun


secara mikroskopis, sisi pembacaan dilakukan menurut arah panah dimulai dari

salah satu sisi surgical margin (no.1-4) ke sisi surgical margin lainnya (no.5).
Material operasi
Jaringan keras/rahang
Larutan Fiksasi
Sample yang berasal dari biopsi atau operasi
kelainan-kelainan di rongga mulut setelah di foto
harus secepat mungkin di fiksasi untuk
mencegah terjadinya degenerasi. Spesimen
harus diberi tanda benang untuk bagian anterior
atau sisi permukaan atas.
Tujuan dari fiksasi :
- Mencegah terjadinya proses autolisis.
- Mempertahankan morfologi sel seperti semula.
- Untuk mencegah pertumbuhan jamur dan
bakteri
Larutan fiksasi
Formalin 10%
Zenker
Etanol
Carnoys fixative
Larutan Bouins

Material biopsi dan operasi harus terendam di dalam


larutan fiksasi. Untuk material yang berukuran 2x5x8
minimal volume larutan fiksasi 20 ml. Pada saat
perendaman di larutan fiksasi, yang terbaik adalah
material ditempatkan diatas satu bidang datar dan
difiksir dengan pin, untuk mencegah jaringan berlipat.
Dan di tempatkan didalam suatu kontainer yang terbuat
dari plastik.
Lama Fiksasi
Lama waktu fiksasi ditentukan oleh
ketebalan jaringan. Kecepatan cairan
fiksasi sekitar 0.5 mm/jam bila fiksasi
menggunakan larutan formalin 10%.
Perendaman di dalam larutan fiksasi
lebih baik minimal 24 jam sebelum
dilakukan pembuatan cutting surface.
II. TAHAPAN PEMPROSESAN
2.1 Dehidrasi : penarikan air dari dalam jaringan dengan
menggunakan konsentrasi rendah ke tinggi
(bertingkat).
Tahapan dehidrasi :
1. Alkohol 70% : - (15 menit)
2. Alkohol 80% : 1 jam
3. Alkohol 95% : 2 jam
4. Alkohol 95% : 1 jam
5. Alkohol 100% : 1 jam
6. Alkohol 100% : 1 jam
7. Alkohol 100% : 1 jam
2.2.Clearing (proses penjernihan)

Clearing agent (bahan clearing ) Xylol,


toluel, dan benzen. Di laboratorium
Patologi Anatomi, FKG memakai Xylol.
Tahapan clearing :
1. Xylol : 1 jam
2. Xylol : 2 jam
3. Xylol : 2 jam
2.3 Impregnasi

Proses infiltrasi bahan embedding dalam


jaringan pada suhu 56o-60oC, caranya jaringan
dibungkus dengan kertas saring yang sudah
diberi label untuk menhindari kekeliruan
identitas sample, kemudian dimasukkan ke
dalam bahan embedding yaitu paraffin TD 56o-
60oC.
Tahapan impregnasi
1. Paraffin (56o-58oC) : 2 jam
2. Paraffin (56o-58oC) : 2 jam
3. Paraffin (56o-58oC) : 2 jam
2.4 Embedding
Proses penanaman jaringan ke dalam suatu bahan
embedding, yaitu paraffin, cellulose, dan tissue text (di
laboratorium Patologi Anatomi, FKG dipakai paraffin
TD 56o-60oC).

Tahapan embedding :
Persiapkan alat cetak blok paraffin (tissue basket),
letakkan alat cetak ini di tempat yang permukaannya
rata.
Tuangkan paraffin cair (td 56o-60oC) ke dalam alat
cetak blok , kemudian masukkan jaringan yang telah
diimpregnasi dengan surgical margin yang kita
inginkan dan jangan lupa diberi label identitas sample,
tunggu beberapa menit sampai paraffin beku.
Paraffin blok sudah siap untuk dipotong, setelah
dilepas dari alat cetak blok.
2.5 Penyayatan
Persiapan pada tahap penyayatan :
Olesi obyek glass dengan meyer egg albumin.
Tempelkan blok paraffin pada blok holder mikrotom
dengan bantuan pemanasan.
Proses penyayatan :
Penyayatan menggunakan mikrotom, sebelumnya
bersihkan pisau mikrotom dengan kasa/kertas saring yang
telah dibasahi dengan xylol dengan arah tegak lurus.
Atur ketebalan sayatan mikrotom antara 4-6 mm, atau
sesuai dengan kebutuhan.
Ambil sayatan yang telah diperoleh dengan kuas lalu
letakkan diatas permukaan air waterbath dengan
temperatur tetap 56o-58oC hingga sayatan mekar.
Ambil sayatan yang telah mekar dengan obyek glass yang
telah diolesi dengan meyer egg albumin, dan keringkan
dengan hotplate dengan suhu sekitar 30-35oC, minimal
selama 12 jam.
TEKNIK PEWARNAAN JARINGAN
Prinsip : Proses afinitas antara jaringan dengan bahan staining.

Proses ini ada 2 macam :


Secara langsung :
Bahan cat dengan jaringan dapat berikatan secara langsung.
Secara tidak langsung :
Bahan cat dengan jaringan tidak dapat berikatan secara
langsung, kecuali diberi bahan perantara yang biasa disebut
sebagai mordan.

Pada dasarnya pewarnaan jaringan ada 2 macam :


Pewarnaan rutin (HE)
Pewarnaan khusus (PAS, Mallory, Massons trichrome, dll).
PEWARNAAN HAEMATOKSILIN EOSIN

Xylol : 2-3 menit


Xylol : 2-3 menit
Alkohol absolut : 3 menit
Alkohol absolut : 3 menit
Alkohol 95% : 3 menit
Alkohol 95% : 3 menit
Air mengalir : 10-15 menit
Mayers haematoksilin : 15 menit
Air mengalir : 20 menit
Eosin : 15 detik-2 menit
Air mengalir : 1 menit
Alkohol 95% : 2-3 menit
Alkohol 95% : 2-3 menit
Alkohol absolut : 2-3 menit
Alkohol absolut : 2-3 menit
Xylol : 3 menit
Xylol : 3 menit
Xylol : 3 menit
Mounting
Hasil/Pembacaan

Inti sel : biru


Erytrocyte : merah
Sitoplasma : merah/Pink
Otot : merah
Cytology
exfoliative cytology/swab/ fine needle aspir
cytology FNAC
1. collect cells with
swab (cotton wool), brush atau
excavator
2. smear cells on to slide glass
3. fix in 95% ethanol
collection of cells
with swab

Cytology: most effectively applied in oral mucosal lesions


Smear cells on swab to slide glass
Fix smeared slide
in 95% ethanol
Staining
Stain cells with
1. Orange G solution
2. methil green solution
3. Haematoksilin solution
Papanicaloau class IV

Concentric arrangement of orange-stained cells: keratin pearl-like


Papanicaloau class IV

Keratin globule: deeply orange-stained singular cell


Papanicolaus classification

Class I normal
Cloas II normal but with atypia
Class III difficult to determine
Class IV probably malignant
Class V definitely malignant
Pewarnaan Toluidine Blue
10%
Untuk Mendeteksi keganasan
secara klinis
Klinis Lesi putih atau lesi ulseratif:
precancer? atau cancer?

Screening Toluidine blue 10%


Biopsy: to get a final diagnosis
Tehnik : 1 Swab/Scrab citology
2. Insisional biopsi
3. Eksisional Biopsi
4. Punch Biopsi HISTOLOGIH
PA
5. Fine needle aspirasi biopsi
(FNAB)
Toluidine blue dye may tell you where to probe
Lesi putih pada retromolar pad RB kiri

Anda mungkin juga menyukai