Anda di halaman 1dari 2

ENTEROVIRUS

MORFOLOGI & IDENTIFIKASI


Virion enterovirus berbentuk bulat (spherical) dengan diameter berkisar 30 nm. Partikel
enterovirus hanya terdiri atas protein kapsid berbentuk ikosahedron yang membungkus
genom RNA. Kapsid enterovirus tersusun atas 12 pentamer dari 5 protomer yang masing-
masing protomer terdiri atas 4 protein struktural, yaitu VP1, VP2, VP3, dan VP4. Protein
VP1, VP2, dan VP3 membentuk permukaan luar virion, sedangkan protein VP4 terletak pada
bagian dalam virion. Daerah sekuen protein kapsid tersebut memiliki keragaman yang
sangat tinggi dibandingkan daerah lainnya pada genom enterovirus. Hal tersebut
mengakibatkan tingginya keragaman enterovirus karena antigenesitas protein kapsid
tersebut menentukan serotipe dari enterovirus.

PATOGENISITAS
Enterovirus memasuki tubuh manusia melalui rongga mulut atau saluran pernapasan, lalu
menginfeksi dan bereplikasi di dalam jaringan saluran pernapasan atas atau usus halus.
Virus kemudian memasuki aliran darah yang akan menghasilkan viremia primer dan
menyebar ke berbagai organ target, yaitu sistem saraf pusat, jantung, hati, pankreas,
kelenjar adrenal, kulit, dan membran mukus. Replikasi virus pada berbagai organ tersebut
akan menyebabkan kemunculan viremia sekunder yang dapat menyebabkan infeksi viremia
pada sistem saraf pusat. Enterovirus bereplikasi secara efisien pada saluran pencernaan dan
dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi bersamaan dengan feses selama 2-4 minggu hingga
beberapa minggu lebih lama. Durasi pengeluaran enterovirus tersebut bergantung pada
kompetensi imunitas masing-masing individu.

DIAGNOSIS LABORATORIUM
Isolasi dan identifikasi virus
Bahan pemeriksaan untuk isolasi virus biasanya tinja dan usap rektal, usap tenggorok dan
kumuran tenggorok, dan cairan serebrospinalis. Virus dapat diisolasi dari tenggorok 1 hari
setelah infeksi, dari tinja dan usap rektal 4 minggu setelah infeksi dan dari cairan
serebrospinalis selama ada manifestasi simptom dari susunan saraf pusat, biasanya 2-3
minggu setelah infeksi. Konsentrasi virus dalam tinja lebih tinggi daripada bahan lain (106-
109 partikel virus per gram tinja). Virus dapat menimbulkan bercak merah (rash) vesikuler
seperti beberapa tipe coxsackie grup A dan enterovirus tipe 71 dan dapat diisolasi dari
lesinya. Isolasi virus dari darah berhasil baik selama viremia (6-9 hari setelah infeksi). Semua
bahan dari organ target, umumnya dapat ditemukan virusnya bila bahan biopsi atau otopsi
diambil selama ada manifestasi klinik dari penyakit.
Lesi patologik pada mencit dipakai untuk membedakan coxsackievirus grup A dan B.
Biakan jaringan yang banyak dipakai untuk membiak virus ialah fibroblast embrio
manusia dari kulit atau paru-paru, sel amnion manusia yang permanen, sel HeLa, Hep-2 dan
juga sel primer maupun cell line dari rhabdomio-karsinoma manusia atau hanya pada anak
mencit baru lahir.
Infeksi virus dalam biakan jaringan dapat dilihat adanya efek sitopatogenik. Untuk
identifikasi dilakukan reaksi netralisasi dengan antisera yang dipool: International
hyperimmune equine antisera.

Diagnosis serologik
Kombinasi diagnosis serologik dan identifikasi adalah cara yang sangat menyokong adanya
infeksi enterovirus. Kenaikan titer 4x atau lebih sangat menentukan adanya infeksi virus.
Untuk reaksi serologik bahan serum (darah) yang diambil ialah pada permulaan sakit dan 7-
10 hari setelah sakit. Untuk reaksi netralisasi sering dipakai biakan jaringan.

Anda mungkin juga menyukai