Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS (penyakit
menular seksual) di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia Tenggara, dan Amerika
Latin. Di negara industri prevalensinya sudah dapat diturunkan, namun di negara berkembang
prevalensi gonore menempati tempat teratas dari semua jenis PMS. Dalam kaitannya dengan
infeksi HIV/AIDS, United States Bureau of Census pada 1995 mengemukakan bahwa di
daerah yang tinggi prevalensi PMS-nya, ternyata tinggi pula prevalensi HIV/AIDS dan
banyak ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi. Kelompok seksual berperilaku berisiko
tinggi antara lain commercial sex workers (CSWs). Berdasarkan jenis kelaminnya, CSWs
digolongkan menjadi female commercial sexual workers (FCSWs) wanita penjaja seks
(WPS) dan male commercial sexuall workers (MCSWs).

Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi di antara penyakit
menular seksual lainnya. Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang telah resisiten terhadap penisilin dan
disebut Penicilinase Producing Neisseria gonorrhoeae.

Di Indonesia, infeksi gonore menempati urutan yang tertinggi dari semua jenis PMS.
Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap WPS menunjukkan bahwa
prevalensi gonore berkisar antara 74%50%.

Berdasarkan pada hal tersebut, maka penulis membuat makalah ini dalam rangka
menambah pengetahuan dan wawasan terhadap bakteri gram negatif yang disebut
sebagai Neisseria gonorrhoeae.

B. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui klasifikasi & definisi tentang Neisseria Gonorrhoeae
2. Mengetahui gejala dari Neisseria Gonorrhoeae

1
3. Mengetahui penyebab dari Neisseria Gonorrhoeae
4. Mengetahui penyebaran dari Neiserria Gonorrhoeae
5. Mengetahui media dari Neiserria Gonorrhoeae
6. Mengetahui karakteristik pertumbuhan dari Neiserria Gonorrhoeae
7. Mengetahui pengobatan dari Neisseria Gonorrhoeae

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Neisseria gonorrhoeae


Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Beta Proteobacteria
Ordo : Neisseriales
Familia : Neisseriaceae
Genus : Neisseria
Spesies : Neisseria gonorrhoeae, Neisseria meningitidis

Istilah gonorrhoe mula-mula diperkenalkan oleh Galen pada 130 tahun sebelum
masehi. Penyakit ini sudah dikenal orang sejak zaman tiongkok purba dan mesir purba.
Pada tahun 1874, Neisser menemukan penyebab penyakit ini dari secret purulen dari urethra
seorang yang menderita urethritis akut, vaginitas dan pada secret mata penderita
konjungtivitas akut. Pada tahun 1885, Bumm berhasil membiakan kultur murni kuman ini
dan berhasil menularkan penyakit ini dengan jalan menginokulasikannya pada sukarelawan.
Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang
merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis. Kuman ini bersifat fastidious dan untuk
tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan terhadap
kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan hidup lama di luar host-nya.
Penularan umumnya terjadi secara kontak seksual dan masa inkubasi terjadi sekitar 25
hari. Neisseria merupakan cocus gram negatif yang biasanya berpasangan.
Secara umum ciri-ciri Neisseria gonorrhoeae adalah:
Bulat, lonjong, dengan sisi saling berhadapan seperti biji kopi
Bakteri gram negatif,
Diplokokus non motil,
Aerob
Berdiameter mendekati 0,8 m
Tidak berflagel
Tidak berspora

3
Tidak berkapsul (kecuali varian mukoid yang berkapsul dan dapat dilihat dengan tes
Quellung)

Gambar. Contoh Neisseria gonorrhoeae

Masing-masing coccus berbentuk ginjal, sisi yang cekung akan berdekatan. Bakteri ini
patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam sel
polimorfonuklear. Pada Neisseria gonorrhoeae memiliki 70% DNA homolog, tidak
memiliki kapsul polisakarida, memiliki plasmid. Gonococcus paling baik tumbuh pada
media yang mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang dipanaskan,
hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5% CO2. Gonococcus
hanya memfermentasi glukosa dan berbeda dari neisseriae lain. Gonococcus biasanya
menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan neisseria lain. Media penyubur yang
digunakan :
BAP (plat agar darah)
agar liventhal
Thayor-nartin ==> mengandung antibiotik, menghambat pertumbuhan Pseudomonas Sp.

B. INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE


Gonore merupakan penyakit kelamin yang bersifat akut yang pada permulaan keluar
nanah dari orifisium uretra eksternum sesudah melakukan hubungan kelamin. Gonore juga
merupakan infeksi menular seksual tertua yang pernah dilaporkan dalam berbagai literatur.

4
Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang dapat tumbuh dan
berkembang biak dengan mudah di daerah lembab hangat, dari saluran reproduksi, termasuk
serviks (membuka rahim), uterus (rahim), dan tabung fallopi (saluran telur) pada wanita , dan
di uretra (saluran urin) pada wanita dan laki-laki. Bakteri juga dapat tumbuh di mulut,
tenggorokan, mata, dan anus.

C. GEJALA INFEKSI Neisseria gonorrhoeae


Gejala dan tanda pada pasien laki-laki dapat muncul 2 hari setelah pajanan dan mulai
dengan uretritis, diikuti oleh secret purulen, disuria dan sering berkemih serta malese.
Sebagian besar laki-laki akan memperlihatkan gejala dalam 2 minggu setelah inokulasi oleh
organisme ini. Pada beberapa kasus laki-laki akan segera berobat karena gejala yang
mengganggu.

Pada perempuan, gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari, dimulai dengan sekret
vagina. Pada pemeriksaan, serviks yang terinfeksi tampak edematosa dan rapuh dengan
drainase mukopurulen dari ostium. Perempuan yang sedikit atau tidak memperlihatkan gejala
menjadi sumber utama penyebaran infeksi dan beresiko mengalami penyulit. Apabila tidak
diobati maka tanda-tanda infeksi meluas biasanya mulai timbul dalam 10-14 hari. Tempat
penyebaran tersering pada perempuan adalah pada uretra dengan gejala uretritis, disuria, dan
sering berkemih. Pada kelenjar bartholin dan skene menyebabkan pembengkakan dan nyeri.
Infeksi yang menyebar ke daerah endometrium dan tuba falopii menyebabkan perdarahan
abnormal vagina, nyeri panggul dan abdomen dan gejala-gejala PID progresif apabila tidak
diobati.

Infeksi ekstragenital yang bersifat primer atau sekunder lebih sering ditemukan karena
perubahan perilaku seks. Infeksi gonore di faring sering asimtomatik tetapi dapat juga
menyebabkan faringitis dengan eksudat mukopurulen, demam, dan limfadenopati leher.
Infeksi gonore pada perianus biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal ringan atau
menimbulkan ekskoriasi dan nyeri perianus serta sekret mukopurulen yang melapisi tinja dan
dinding rektum.

Secara umum gejala yang biasanya timbul adalah sebagai berikut:


1. Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
2. Demam

5
3. Muntah-muntah
4. Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar, umumnya terjadi pada
wanita dan homoseksual yang melakukan anal seks dengan pasangan yang terinfeksi
5. Rasa sakit pada sendi
6. Munculnya ruam pada telapak tangan
7. Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral seks dengan pasangan yang
terinfeksi)
Gejala khusus yang sering terlihat pada pria dan wanita yang terinfeksi bakteri
Neisseria Gonorrhoeae adalah sebagai berikut:
1. Pada pria

a. Uretritis
Yang paling sering dijumpai adalah uretritis anterior akut dan dapat menjalar ke proksimal
selanjutnya mengakibatkan komplikasi lokal, asendens dan diseminata. Keluhan subjektif
berupa rasa gatal dan panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum,
kemudian disuria, polakisurua, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang terkadang disertai
darah dan perasaan nyeri saat ereksi.
b. Tysonitis
Infeksi biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan
kebersihan yang kurang baik. Diagnosis dibuat jika ditemukan butir pus atau pembengkakan
pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila duktus tertutup akan timbul abses dan
merupakan sumber infeksi laten.
c. Prostatitis
Prostatitis ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum dan suprapubis,
malese, demam, nyeri kencing sampai hematuri, spasme otot uretra sehingga terjadi retensi
urin, tenesmus ani, sulit buang air besar dan obstipasi. Bila prostatitis menjadi kronik
gejalanya ringan dan intermiten, tetapi kadang-kadang menetap. Terasa tidak enak pada
perineum bagian dalam dan rasa tidak enak bila duduk terlalu lama.

2. Pada wanita
a. Uretritis
Gejala utama ialah disuria terkadang poliuria. Pada pemeriksaan, orifisium uretra eksternum
tampak merah, edematosa dan terdapat sekret mukopurulen.
b. Bartholinitis

6
Labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah, dan nyeri tekan. Kelenjar
bartholin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita berjalan dan penderita sukar duduk.
Bila saluran kelenjar tersumbat dapat timbul abses dan dapat pecah melalui mukosa atau
kulit. Kalau tidak diobati dapat menjadi rekuren atau menjadi kista.

Gambar. Penyakit Kencing Nanah

D. PENYEBAB dan PENYEBARAN INFEKSI Neisseria gonorrhoeae


Penyebab gonore adalah kuman gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun
1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria
dan dikenal ada 4 spesies yaitu:

1. Neisseria gonorrhoeae

2. Neisseria meningitides

3. Neisseria pharyngis

4. Neisseria catarrhalis

N.gonorrhoeaea dan N.meningitidis bersifat pathogen sedangkan yang dua lainnya


bersifat komensalisme.

Neisseria merupakan cocus gram negatif yang biasanya berpasangan. Secara umum
ciri-ciri neisseriae adalah bakteri gram negatif, diplokokus non motil, berdiameter mendekati
0,8 m. Masing-masing cocci berbentuk ginjal; ketika organisme berpasangan sisi yang
cekung akan berdekatan. Bakteri ini adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan
bergabung atau di dalam sel polimorfonuklear. Pada gonococci memiliki 70% DNA
homolog, tidak memiliki kapsul polisakarida, memiliki plasmid. Gonococci paling baik
tumbuh pada media yang mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang

7
dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5% CO2.
Gonococci hanya memfermentasi glukosa dan berbeda dari neisseriae lain. Gonococcus
biasanya menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan neisseria lain.

Gonococci menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata,


rektum dan tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke invasi jaringan; hal
yang diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan
uretra, nanah berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing. Infeksi urethral
pada pria dapat menjadi penyakit tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di
endoserviks dan menyebar ke urethra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan mukopurulen.
Ini dapat berkembang ke tuba uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba.
Bakterimia yang disebabkan oleh gonococci mengarah pada lesi kulit (terutama
Papula dan Pustula yang hemoragis) yang terdapat pada tangan, lengan, kaki dan
tenosynovitis dan arthritis bernanah yang biasanya terjadi pada lutut, pergelangan kaki dan
tangan. Endocarditis yang disebabkan oleh gonococci kurang dikenal namun merupakan
infeksi yang cukup parah. Gonococci kadang dapat menyebabkan meningitis dan infeksi pada
mata orang dewasa; penyakit tersebut memiliki manisfestasi yang sama dengan yang
disebabkan oleh meningococci.

Gonococci yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi relatif
resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang masuk ke dalam aliran darah
dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya resisten terhadap serum tetapi peka
terhadap penisilin dan obat antimikroba lainnya serta berasal dari auksotipe yang
memerlukan arginin, hipoxantin, dan urasil untuk pertumbuhannya

E. MEDIA UNTUK Neisseria gonorrhoeae


1. MEDIA SELEKTIF
Media selektif (selective medium) adalah media yang ditambah zat kimia tertentu yang
bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga dapat mengisolasi
mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada kadar tertentu,
dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi bakteri gram
negatif. Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga
media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Media selektif yang digunakan untuk kuman Neisseria

8
gonorrhoe adalah Thayer Martin, bias juga dengan media Mueller-Hinton. Komposisi
Thayer martin :
a. Vankomisin , media yang mampu menghambat pertumbuhan kuman bentuk coccus
gram (+), meskipun beberapa organisme Gram-positif seperti Lactobacillus dan
Pediococcus secara intrinsik tahan;
b. Colistin , yang ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan kuman bentuk batan
gram (-) , kecuali organisme Neisseria, meskipun beberapa organisme Gram-negatif
lainnya seperti Legionella juga tahan;
c. Nistatin , yang dapat membunuh sebagian jamur .
d. Kotri , yang menghambat organisme Gram-negatif, terutama mengerumuni proteus
koloni Gonnococcus pada media diperkaya (misalnya Mueller-Hinton, modified
Thayer-Martin) berbentuk cembung, berkilau, meninggi dan sifatnya mukoid
berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat
hemolitik.

2. MEDIA TRANSPORT
Media transport adalah perbenihan yang digunakan untuk mengirim specimen dari
satu tempat ke laboratorium. Media transport yang digunakan untuk kuman Neisseria
gonorrhoe adalah Carry and Blair.

3. MEDIA PENYUBUR
Adalah perbenihan yang digunakan untuk memperbanyak bakteri baik yang ada
didalam spesimen. Media penyubur yang digunakan untuk kuman Neisseria gonorrhoe
adalah KPD.

4. MEDIA IDENTIFIKASI
Adalah perbenihan yang hanya dapat ditumbuhi segolongan bakteri saja, sedangkan
bakteri lain nya tidak tumbuh dan dapat dibedakan koloni spesies satu dengan yang
lainnya. Media identifikasi yang digunakan untuk kuman Neisseria gonorrhoe adalah BAP
atau media Agar coklat. Dapat jg menggunakan media gula-gula CTA (Cystine-tryptic
digest agar).

9
F. KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN Neisseria gonorrhoeae
Neisseriae paling baik tumbuh pada kondisi aerob, namun beberapa spesies dapat
tumbuh pada lingkungan anaerob. Mereka membutuhkan syarat pertumbuhan yang
kompleks. Sebagian besar neisseriae memfermentasikan karbohidrat, menghasilkan asam
tetapi bukan gas dan pola fermentasi karbohidratnya merupakan faktor yang membedakan
spesies mereka. Neisseria menghasilkan oksidase dan memberikan reaksi oksidase positif, tes
oksidase merupakan kunci dalam mengidentifikasi mereka. Ketika bakteri terlihat pada kertas
filter yang telah direndam dengan tetrametil parafenilene diamin hidroklorida (oksidase),
neisseria akan dengan cepat berubah warna menjadiungutua.
Gonnococcus paling baik tumbuh pada media yang mengandung substansi organik yang
kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang
mengandung 5% CO2. pertumbuhannya dapat dihambat oleh beberapa bahan beracun dari
media seperti asam lemak dan garam. Organisme dapat dengan cepat mati oleh pengeringan,
penjemuran, pemanasan lembab dan desinfektan. Mereka menghasilkan enzim autolitik yang
dihasilkan dari pembengkakan yang cepat dan lisis in vitro pada suhu 25 C dan pada pH
alkalis.

1. Sifat Pertumbuhan
Neisseria tumbuh paling baik pada kondisi aerob, tetapi beberapa akan tumbuh di
lingkungan anaerob. Bakteri ini memerlukan persyaratan yang rumit untuk dapat
tumbuh. Meningococcus dan gonococcus tumbuh paling baik pada media yang berisi
substansi organic kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, dan protein hewani
serta pada lingkungan dengan CO2 5%. Pertumbuhan bakteri ini dihambat oleh beberapa
unsur toksin medium, misalnya, asam lemak atau garam. Organisme ini dapat dengan
cepat dibunuh dengan pengeringan, sinar matahari, pemanasan lembab, dan banyak
desinfektan. Organisme ini memproduksi enzim autolitik yang menyebabkan
pembengkakan dengan cepat dan lisis in vitro pada suhu 25C dan pada pH basa (Jawetz,
Melnick, dan Adelberg, 2007).

2. Daya tahan
Dalam keadaan kering, bakteri mati dalm 1-2 jam, dan dengan pemanasan basah
suhu 55C bakteri mati dalam 5 menit. Pada pemberian argentum nitrat 1/4000, bakteri

10
mati dalam 2 menit, dan pada biakan pada suhu kamar mati dalam 1-2 hari, sedangkan
biakan pada 37C mati dalam 4-6 hari.
Gonococcus sangat peka terhadap sulfonamide dan penisilin, tetapi cepat resisten
terhadap sulfonamide. Gonococcus dapat mengandung plasmid yang menurunkan sifat
genetic dengan menghasilkan beta-laktamase yang menyebabkan resisten terhadap
penisilin (Tim Mikrobiologi, 2003).

3. Struktur antigen
Neisseria gonorrhoeae secara antigen heterogen dan mampu mengubah struktur
permukaannya in vitro dan mungkin in vivo, untuk menghindari daya tahan tubuh.
Struktur permukaannya adalah sebagai berikut :
a. Pili
Pili adalah tentakel berbentuk rambut yang dapat memanjang hingga beberapa
mikrometer dari permukaan gonoccoci. Perpanjangan tersebut menempel pada sel
inang dan resisten terhadap fagositosis. Mereka terbuat dari sekumpulan protein
pilin (BM 17.000-21.000) Pilin-pilin dari hampir seluruh strain Neisseria
gonorrhoeae secara antigen berbeda-beda dan setiap strain dapat membuat bentuk
pilin yang uni secara antigen.
b. Por
Por membesar hingga mencapai membran sel gonoccoci. Ini terjadi dalam
trimer untuk membentuk pori-pori pada permukaan melalui nutrisi yang masuk ke
dalam sel. Setiap strain gonoccocus hanya menampilkan satu tipe por, tetapi por dari
strain yang berbeda, berbeda pula secara antigen. Pengklasifikasia secara serologis
terhadap por dengan menggunakan reaksi aglutinasi dengan antibodi monoklonal
dapat dibedakan menjadi 18 serovar PorA dan 28 serovar PorB (serotyping hanya
dapat dilakukan berdasarkan referensi laboratorium).
c. Opa
Protein ini berfungsi dalam adhesi gonoccoci dalam koloni dan dalam
penempelan gonoccoci pada sel inang, khususnya sel-sel yang menampilkan antigen
karsinoembrionik (CD 66). Satu porsi dari molekul Opa berada di bagian terluar dari
membrane gonoccoci dan sisanya berada pada permukaan. Setiap strain gonoccocus
dapat menampilkan hingga tiga tipe Opa, dimana masing-masing strain memiliki
lebih dari 10 gen untuk Opa yang berbeda-beda.

11
d. Rmp
Protein ini (BM sekitar 33.000) secara antigen tersimpan di semua gonoccoci.
Protein ini mengubah berat molekulnya pada saat terjadi reduksi. Mereka bergabung
dengan Por pada saat pembentukan pori-pori pada permukaan sel.
e. Lipooligosakarida (LOS)
Berbeda dengan batang enterik gram negatif, pada Gonnococcus LPS tidak
memiliki rantai antigen-O panjang dan disebut dengan lipooligosakarida.
Gonnococcus dapat menampilkan lebih dari satu rantai LOS yang secara antigen
berbeda secara simultan. Toksisitas pada injeksi Gonnococcus sebagian besar
disebabkan oleh efek endotoksin dari LOS. Dalam bentuk perkembangbiakan secara
molekuler, Gonnococcus membuat molekul LOS yang secara struktural mirip
dengan membran sel manusia, yaitu glikosfingolipid.
Struktur glukosa neisseria LOS lainnya, globosid, gangliosid dan laktosid. Tampilan
permukaan Gonnococcus yang sama denga struktur permukaan pada sel manusia
membantu Gonnococcus untuk menghindar dari pengenalan kekebalan (immune
recognition). Neisseria meningtidis dan Haemophilus influenzae membuat banyak
tapi tidak semua struktur LOS yang sama pada Neisseria gonorrhoeae. Biologi dari
ketiga spesies LOS dan beberapa dari spesies neisseriae nonpatogenik adalah sama.
Empat serogrup dari Neisseria meningtidis membuat kapsul asam sialat yang
berbeda, mengindikasikan bahwa mereka juga memiliki pola biosintetik yang
berbeda dari Gonnococcus. Keempat serogrup ini bersialilate dengan LOS-nya
menggunakan asam sialat yang berasal dari kolam endogenus.

4. Isolasi dan Identifikasi bakteri Neisseria gonorrhoeae


Bahan yang digunakan pada pemeriksaan laboratorium untuk Gonococcus adalah
berupa pus atau secret yang diambil dari urethra dan vagina, mata, serviks, prostat,
mukosa, pharyng, rectum, mukosa tenggorokan dan kadang-kadang cairan urine dan
darah bila ada gejala sistemik. Pemeriksaan yang dilakukan :
a. Pemeriksaan langsung dengan pengecatan gram
b. Kultur
c. Biokimia
Hari I :
Pengambilan sampel secret vagina dan urethra.
Secret vagina
12
1) Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2) Menyiapkan alat dan bahan
3) Memasang sampiran
4) Membuka atau menganjurkan pasien menanggalkan pakaian bawah (tetap jaga
privacy pasien)
5) Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6) Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
7) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan
8) Memakai sarung tangan
9) Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan
10) Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan yang dominan sesuai
kebutuhan
11) Menghapuskan sekret vagina pada gelas obyek yang disediakan atau diberikan
pada media transport carry and blair.
12) Membuang kapas lidi dalam keadaan bengkok
13) Memasukkan gelas obyek dalam piring petri atau ke dalam tabung kimia dan
ditutup atau tutup botol media transport,
14) Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke
laboratorium
15) Membereskan alat
16) Melepas sarung tangan
17) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkannya dengan
handuk bersih

Secret urethra
1) Pasien diminta melepaskan celana yang menutupi bagian organ genitalnya dan
diminta untuk tidur tertelentang.
2) Bila pasien tidak disirkumsisi, tariklah preputium kearah pangkal.
3) Dengan pincet, bersihkanlah glans penis dengan kain kasa steril yang dibasahi air
garam fisiologis steril.
4) Buanglah kain kasa bekas pakai ini ke dalam tempat sampah medis. Pincet yang
telah dipakai diamsukkan ke dalam baskom yang berisi chlorin 0,5%.

13
5) Masukkanlah kapas lidi yang telah dibasahi NaCl fisiologis steril sedalam kira-
kira 1 cm sambil diputar untuk membersihkan orificium urthrae ecterna dan
bagian distal dari urethra.
6) Buanglahkapas lidi ini ke tempat sampah medis.
7) Pelan-pelan masukkanlah kapas lidi kedua yang dibasahi air garam fisiologis
steril, kedalam urethra sampai sedalam kira-kira 2 3 cm sambil diputar searah
jarum jam, kemudian sambil memutar, tarik kapas lidi tersebut pelan-pelan
keluar.
8) Sapukanlah melingkar kapas lidi ini pada bagian tengah permukaansatu kaca
benda bersih yang telah disiapkan. Biarkan terletak di meja sampai mengering.
9) Buanglah kapas lidi kedua ini ke dalam tempat sampah medis.
10) Masukkanlah lidi kapas basah ketiga ke dalam urethra sampai sedalam kira-kira
2 3 cm sambil diputar searah jarum jam.
11) Masukkanlah hapusan kapas lidi ketiga ini ke dalam medium transport carry and
blair hingga seluruh bagian kapas terbenam dalam medium.
12) Kemudian patahkanlah lidi tersebut dengan cara membakanya padaapi bunzen
13) Tutuplah botol medium transport dengan rapat dan disegel
14) Berikanlah label yang berisi data penderita pada botol medium tersebut
15) Fiksasilah preparat hapus tadi setelah kering.

Specimen ditanam pada media penyubur KPD atau langsung ditanamkan pada media
Modified Thayer Martin Agar plate.
Specimen yang berasal dari vagina secret diambil dengan swab khusus, digulirkan
pada permukaan agar MTM, biasanya digulirkan dengan bentuk zigzag.
Specimen yang berasal dari urethra secret diambil dengan oze, digores goreskan
pada permukaan agar MTM dengan cara seperti yang digunakan sehari hari.

Hari II :
Pengamatan koloni pada media MTM
Pada media, menghasilkan koloni cembung, tidak berkilau, tidak berpigmen, tidak
hemolisis, mukoid, diameter 1 5 mm.

14
Gambar 2.6 Agar darah
Terhadap koloni tersangka yang ada pada MTM agar dilakukan :
1. Oxidase test
Reagen oksidase (larutan tetra methyl para phenylen diamin dihydrochlorida 0,5-1%)
ditambahkan pada koloni tersangka. Positif bila terjadi perubahan warna dari bening
menjadi ungu
2. Pengecatan gram terhadap koloni yang oxidase positif
Berbentuk seperti biji kopi, tersusun berpasangan (diplococcic), berwarna merah, sifat
gram negative.
Koloni di subculture pada MTM agar plate atau chocolate agar plate, atau BAP,
inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam tanpa atau dengan CO2 untuk proses
identifikasi.

Hari III :
Koloni yang tumbuh pada media subculture dikerjakan :
Penanaman pada media gula gula CTA (Cystine-tryptic digest agar) inkubasi pada suhu
37oC selama 24 jam tanpa atau dengan CO2. Dan pada Natrium Agar inkubasi pada suhu
35oC selama 24 jam.

Hari IV :
Dibaca pertumbuhan pada media gula gula, hasilnya seperti pada table berikut :
Fermentasi gula-gula positif : perubahan warna medium dari merah ke kuning
Fermentasi gula-gula negatif : tidak ada perubahan warna, medium tetap
berwarna merah

15
Pembentukan Asam dari Pertumbuh
an pada
Spesies
natrium
Kuman Glukos Malto Sukros
agar, pada
a se a
35C

N.meningitis + + - -
(meningococc
us)

N.gonorrhoea + - - -
e
(Gonococcus)

N.catarrhalis - - - +
(Branhamella)

N.sisca + + + +

Tabel 2.1 Interpretasi Hasil media gula gula

Gambar 2.7 Hasil pada media Gula - gula

16
G. PENGOBATAN Neisseria gonorrhoeae

Pada semua tipe gonorrhea, pengobatan harus dilakukan dengan tindak lanjut yang
berulang, termasuk pembiakan dari tempat yang terkena. Karena penyakit-penyakit yang
ditularkan secara seksual lainnya dapat diperoleh pada saat yang sama, langkah-langkah
diagnostic yang cocok juga harus dilakukan.

Karena penggunaan penicillin yang sudah meluas, resistensi gonococci terhadap


penicillin juga meningkat, namun karena seleksi dari kromosom yang bermutasi, maka
banyak strain membutuhkan penicillin G dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat
pertumbuhan gonococci tersebut (MIC 2g/mL). N. Gonorrhea yang memproduksi
penicillinase (PPNG, Penicillinase Producing N. gonorrhea) juga meningkat secara meluas.
Resistensi terhadap tetracycline (MIC 2g/mL) secara kromosomal sering ditemui, dengan
40% atau lebih gonococci yang resisten pada tingkat ini. Tingkat resistensi yang tinggi
terhadap tetracycline (MIC 32g/mL) juga terjadi. Resistensi terhadap spectinomycin
seperti halnya resistensi terhadap antimikroba lain Pelayanan Kesehatan Masyarakat AS
merekomendasikan untuk mengobati infeksi genital yang bukan komplikasi dengan
ceftriaxone 125mg secara intramuskular dengan dosis sekali pakai. Terapi tambahan dengan
doxycycline 100mg 2 kali sehari selama 7 hari(per oral) direkomendasikan untuk infeksi
concomitant chlamydia; erythromycin 500mg 4x sehari selama 7 hari (per oral) sebagai
pengganti doxycycline bagi wanita hamil. Modifikasi dari terapi-terapi ini direkomendasikan
untuk jenis infeksi N. gonorrhea yang lain.

Penggunaan sefalosporin generasi ke-3 dalam hal ini seperti seftriakson cukup efektif
dengan dosis 250 mg i.m dan sefoperazon dengan dosis 0,5 sam 1 gram secara i.m.

Dari golongan kuinolon obat yang menjadi pilihan adalah ofloksazin 400 mg,
siprofloksazin 250-500 mg dan norfloksasin 800 mg secara oral.

17
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang merupakan
penyebab infeksi saluran urogenitalis (gonorrhea) . Kuman ini bersifat fastidious dan untuk
tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan terhadap
kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan hidup lama di luar host-nya.
Penularan umumnya terjadi secara kontak seksual dan masa inkubasi terjadi sekitar 25 hari.

Karena gonorrhea ini sangat menular namun seringkali tidak menampakkan gejala-
gejala khusus. Seseorang yang pernah melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu
pasangan sebaiknya memeriksakan dirinya dengan teratur.

Penggunaan kondom dapat mencegah penularan. Selain itu perlu terus waspada, karena
sekali seseorang terinfeksi, tidak berarti selanjutnya ia menjadi kebal atau imun. Banyak
orang terserang gonorrhea ini lebih dari sekali.

Pencegahan jauh lebih baik dan lebih mudah dibandingkan dengan pengobatan. Perlu di
tinjau kembali perilaku seksual sekarang, dan segera meninggalkan perilaku seks yang
beresiko dan tidak bertanggung jawab. Hindarilah berganti pasangan. Kemudian bersikap
setia terhadap pasangan juga merupakan tindakan yang baik untuk pencegahan penyakit ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://wwwgado-gado-hayria.blogspot.co.id/2011/08/makalah-neisseria-gonorrhoeae.html

http://acelco.blogspot.co.id/2015/11/makalah-gonoro.html

19

Anda mungkin juga menyukai