Anda di halaman 1dari 8

TINEA KORPORIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

dr.Romaida Nainggolan
UPTD PUSKESMAS
196712172006042004
BANDAR
SENEMBAH

1. Pengertian Tinea korporis adalah Infeksi jamur pada daerah perut.


2. Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar petugas kesehatan
di puskesmas RBI dapat melakukan penanganan penderita
dengan Tinea korporis dengan baik dan benar
3. Kebijakan Langkah- langkah Penanganan Tinea korporis wajib sesuai
dengan langkah- langkah SPO ini.
4. Referensi Permenkes No V tahun 2014
5. Prosedur
6. Langkah- Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Langkah Penatalaksanaan
1. Hygiene diri harus terjaga, dan pemakaian
handuk/pakaian secara bersamaan harus dihindari.
2. Untuk lesi terbatas, diberikan pengobatan topikal,
yaitu dengan:
3. Antifungal topikal seperti krim klotrimazol, mikonazol,
atau terbinafin, yang diberikan hingga lesi hilang dan
dilanjutkan 1-2 minggu kemudian untuk mencegah
rekurensi.
4. Untuk penyakit yang tersebar luas atau resisten
terhadap terapi topikal, dilakukan pengobatan
sistemik dengan:
Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g
untuk orang dewasa dan 0,25 0,5 g untuk anak-
anak sehari atau 10-25 mg/kgBB/hari, terbagi
dalam 2 dosis.
Golongan azol, seperti:
Ketokonazol: 200 mg/hari,
Itrakonazol: 100 mg/hari, atau
Terbinafin: 250 mg/hari
Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi
hari setelah makan.

Konseling dan Edukasi


Edukasi mengenai penyebab dan cara penularan penyakit.
Edukasi pasien dan keluarga juga untuk menjaga
hygienetubuh, namun penyakit ini bukan merupakan
penyakit yang berbahaya.

Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila:
1. Penyakit tidak sembuh dalam 10-14 hari setelah
terapi.
2. Terdapat imunodefisiensi.
3. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan
multifarmaka.
7. Bagan Alir
8. Hal-Hal Yang
Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait Pelayanan Umum

10. Dokumen Buku Registrasi, Rekam Medik Pasien


11. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
Historis diberlakukan
Perubahan
PENATALAKSANAAN PASIEN TB MDR

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

dr.Romaida Nainggolan
UPTD PUSKESMAS
196712172006042004
BANDAR
SENEMBAH

Pengertian
Merupakan kegiatan untuk menemukan dan mengidentifikasi dan pasien
yang dicurigai menderita TB-MDR ( suspek TB-MDR ), di fasyankes

Tujuan
Untuk menemukan dan mengidentifikasi suspek TB-MDR diantara
seluruh pasien yang datang berobat di fasyankes

Kebijakan Bahwa prinsip fundamental yang mendasari strategi penemuan kasus TB-
MDR adalah dengan melakukan identifikasi dan pemeriksaan yang
sistematis serta tepat waktu atas para suspek TB-MDR, sehingga dapat
segera dimulai upaya pengobatan

Prosedur
1. Identifikasi pasien suspek TB-MDR dilakukan oleh dokter atau
perawat, di klinik-klinik rawat jalan ( termasuk di klinik DOTS dan di
klinik VCT ) dan di ruang-ruang rawat inap fasyankes

2. Pasien di identifikasi sebagai suspek TB-MDR, apabila mempunyai


gejala sakit TB ( batuk berdahak > 2 minggu ), dengan ataupun
tanpa gejala tambahan ( gejala respiratorik : sesak nafas, nyeri dada,
batuk darah dan atau gejala sistemik : berat badan menurun, malaise,
demam meriang > 1 bulan ), dan memenuhi kriteria di bawah ini :

(1) kasus TB kronik / kasus TB gagal pengobatan kategori-2


(2) kasus TB yang tidak konversi pengobatan kategori-2
(3) kasus TB yang pengobatan non DOTS
(4) kasus TB gagal pengobatan kategori-1
(5) kasus TB yang tidak konversi setelah sisipan pengobatan
kategori-1
(6) kasus TB kambuh ( kategori-1 / kategori-2 )
(7) kasus TB yang kembali pengobatan setelah lalai / default
(8) kontak erat TB-MDR, yaitu seseorang yang tinggal bersama
pasien konfirm TB-MDR, minimal kontak selama > 6 bulan / 6-8
jam per hari
(9) pasien kon-infeksi TB-HIV yang tidak ada perbaikan dengan OAT

3. Identifikasi suspek TB-MDR dilakukan dengan cara :

a. anamnesis mendalam pada pasien dengan keluhan batuk


b. telaah dokumen pengobatan pasien TB di klinik DOTS, rutin 1 x /
bulan
c. telaah dokumen pengobatan pasien TB-HIV di klinik VCT, rutin 1 x
/ bulan

4. Apabila menemukan pasien suspek TB-MDR, maka lakukan edukasi


untuk bersedia dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
5. Dokumentasikan dalam rekam medik pasien

Alur

klinik klinik rawat jalan

DOTSdokumen
telaah / VCT / ruang rawat
anamnesis inap
mendalam

pengobatan, 1 x / bulan pasien keluhan batuk

identifikasi suspek TB-MDR

yaitu : pasien dengan gejala batuk berdahak > 2 minggu

dan memenuhi kriteria :

1. kasus TB kronis / gagal pengobatan kategori-2


2. kasus TB tidak konversi pengobatan kategori-2
3. kasus TB yang diobati non DOTS dan OAT lini-II
4. kasus TB gagal pengobatan kategori-1
5. kasus TB yang tidak konversi setelah pemberian sisipan
pengobatan kategori-1.
6. kasus TB kambuh ( kategori-1 / kategori-2 )
7. kasus TB yang kembali pengobatan setelah lalai / default
8. kontak erat TB-MDR, yaitu seseorang yang berada di satu
suspekruang
TB-MDR bukan 6-8 jam
bersama pasien konfirm TB-MDR, minimal
per hari, selama 6 bulan
9. kasus TB-HIV yang tidak membaik pada pengobatan
suspek TB-MDROAT
edukasi untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut

Unit Terkait
EDUKASI SUSPEK TB-MDR

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

dr.Romaida Nainggolan
UPTD PUSKESMAS
196712172006042004
BANDAR
SENEMBAH

Pengertian

Merupakan kegiatan edukasi pada pasien suspek TB-MDR

Tujuan

Untuk menyiapkan kondisi psikologis pasien suspek TB-MDR tentang


kemungkinan menderita penyakit TB yang lebih berat dan membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut di RS rujukan / RS sub rujukan TB-MDR

Kebijakan
Bahwa diperlukan hubungan dan komunikasi yang baik antara petugas
kesehatan dengan pasien, untuk menyiapkan kondisi psikologis pasien
tentang kemungkinan penyakitnya, melalui mekanisme komunikasi-
informasi-edukasi

Prosedur
1. Edukasi pada pasien suspek TB-MDR, dilakukan oleh dokter, di
klinik-klinik rawat jalan ( termasuk di klinik DOTS dan di klinik VCT )
dan di ruang-ruang rawat inap fasyankes

2. Berikan materi edukasi dalam bentuk tertulis kepada pasien dan


keluarga, berisikan penjelasan tentang :

a. apa itu penyakit TB kebal obat


b. penyebab penyakit TB kebal obat
c. tanda dan gejala penyakit TB kebal obat
d. bahwa penyakit TB kebal obat menular
e. bahwa perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
memastikannya
f. bahwa pasien perlu di rujuk ke RS rujukan / RS sub rujukan TB
kebal obat
g. hal-hal yang harus dilakukan selama menunggu hasil
pemeriksaan
h. biaya pemeriksaan untuk mendiagnosis TB kebal obat

3. Lakukan komunikasi efektif :

a. tunjukkan sikap peduli dan bersahabat melalui tindakan, kata-


kata, intonasi bicara dan kontak mata
b. bicara dengan jelas, gunakan bahasa yang sederhana
c. bertanya dan mendengarkan untuk menilai pemahaman pasien
dan keluarga nya atas penjelasan yang disampaikan
4. Apabila pasien suspek TB-MDR bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut, maka rujuk pasien ke RS rujukan / RS sub
rujukan TB-MDR
5. Apabila suspek TB-MDR tidak bersedia untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut, berikan saran untuk kunjungan ulang apabila keluhan
penyakitnya belum membaik
6. Dokumentasikan penolakan sebagai suspek TB-MDR dalam formulir
pernyataan menolak sebagai suspek TB-MDR ( informed consent ),
berikut alasan penolakan
7. Dokumentasikan dalam rekam medik pasien

Alur
ditemukan suspek TB-MDR

lakukan edukasi tentang

10. apa itu penyakit TB kebal obat


11. penyebab penyakit TB kebal obat
12. tanda dan gejala penyakit TB kebal obat
13. bahwa penyakit TB kebal obat menular
14. bahwa perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
memastikannya, dan bahwa pasien perlu di rujuk ke
RS rujukan / RS sub rujukan TB kebal obat
15. hal-hal yang harus dilakukan selama menunggu hasil
pemeriksaan
16. biaya pemeriksaan

Bila bersedia Dilakukan bila tidak bersedia


pemeriksaan lebih lanjut
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

rujuk ke RS rujukan informed consent

/ RS sub rujukan TB-MDR penolakan


Unit Terkait
MERUJUK PASIEN SUSPEK TB-MDR
DARI FASYANKES

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
dr.Romaida Nainggolan
UPTD PUSKESMAS
196712172006042004
BANDAR
SENEMBAH

Pengertian

Merupakan kegiatan untuk merujuk pasien suspek TB-MDR dari fasyankes ke RS rujukan /
RS sub rujukanTB-MDR

Tujuan

Terlaksananya rujukan pasien suspek TB-MDR dari fasyankes ke RS rujukan / RS sub


rujukan TB-MDR, dengan baik dan benar

Kebijakan
1. Bahwa pasien yang memenuhi salah satu kriteria suspek TB-MDR harus dirujuk ke RS
rujukan / RS sub rujukan TB-MDR untuk prosedur pemeriksan lebih lanjut
2. Bahwa rujukan suspek TB-MDR ke RS rujukan / RS sub rujukan TB-MDR dapat berupa
: rujukan pasien atau rujukan spesimen dahak pasien
3. Bahwa rujukan pasien spesimen TB-MDR dilakukan apabila pasien suspek TB-MDR
mampu melakukan perjalanan ke RS

Prosedur
8. Merujuk pasien suspek TB-MDR dari fasyankes ke RS rujukan / RS sub rujukan TB-
MDR dilakukan oleh dokter fasyankes
9. Pastikan bahwa pasien suspek TB-MDR bersedia untuk di rujuk dengan cara pasien
datang langsung ke ke RS rujukan / RS sub rujukan TB-MDR

10. Siapkan dokumen yang harus di bawa pasien suspek TB-MDR ke RS rujukan / RS sub
rujukan TB-MDR berupa :

a. pengantar rujukan,
b. catatan riwayat pengobatan TB pasien,
c. fotokopi kartu TB-01 pasien ( apabila ada )
d. dokumen lain ( fotokopi kartu : ASKES / JAMKESMAS / JAMKESDA / SKTM )
bagi pasien yang memiliki jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan

11. Jadwalkan tanggal keberangkatan para pasien suspek TB-MDR untuk ke RS rujukan /
RS sub rujukan TB-MDR
12. Beri pasien suspek TB-MDR : 2 ( dua ) pot dahak dan 2 ( dua ) plastik klip, yang bagian
dalam pot nya sudah dibersihkan dengan kassa steril, dan sudah ditulis nama pasien
serta tanda P / S pada bagian luar badan pot

13. Ajarkan pasien suspek TB-MDR cara mengeluarkan dan mengumpulkan dahak yang
baik dan benar :

a. praktek / simulasikan cara mengeluarkan dahak yang baik dan benar


b. dahak dikumpulkan pada tanggal keberangkan yang dijadwalkan
c. dahak pagi adalah dahak pada saat bangun tidur, dahak di tampung di pot dahak
yang diberi tanda ( P ) ;
d. dahak sewaktu adalah dahak 1 jam kemudian, dahak ditampung di pot dahak yang
diberi tanda ( S )
e. setelah pot dahak di isi dengan dahak, tutup pot rapat-rapat
f. bersihkan bagian luar pot dengan air, dan keringkan dengan lap bersih
g. masukkan pot dahak dalam plastik klip, rapatkan klip nya
h. pot dahak yang sudah di plastik klip masukkan ke dalam kantong plastik hitam /
wadah tertutup lain, jangan terpapar sinar matahari, selama perjalanan ke RS
rujukan / RS sub rujukan ( apabila memungkinkan dimasukkan tas )

14. Jelaskan alur rujukan pasien suspek TB-MDR yang berlaku di RS rujukan / RS sub
rujukan TB-MDR, yaitu :

a. membawa dokumen lengkap yang telah disiapkan


b. membawa 2 ( dua ) pot dahak yang telah berisi dahak pagi dan sewaktu, yang
dikemas sesuai ketentuan yang dijelaskan
c. pasien tidak mendaftar di bagian pendaftaran RS
d. pasien harus langsung menuju ke klinik PMDT RS
e. menyerahkan dokumen dan 2 ( dua ) pot dahak ke petugas di klinik PMDT RS
f. pasien harus sudah sampai di RS pagi sebelum jam 09.00
g. pasien berangkat ke RS di antar keluarga ( apabila memungkinkan)
h. pasien menunggu hasil pemeriksaan GX nya ( apabila memungkinkan )

15. Anjurkan pasien suspek TB-MDR untuk kunjungan ulang kontrol di fasyankes secara
rutin sambil menunggu hasil pemeriksaan nya
16. Hubungi petugas contact person klinik PMDT RS rujukan / RS sub rujukan TB-MDR
untuk memastikan apakah pasien sudah sampai RS, dan apabila ternyata pasien belum
sampai di RS maka segera lakukan pelacakan
17. Dokumentasikan data pasien suspek TB-MDR di rekam medik pasien dan di buku
bantu rujukan suspek TB-MDR, serta buat arsip
18. Informasikan rujukan pasien suspek TB-MDR ini ke wasor p2-TB DKK setempat

Alur
ditemukan suspek TB-MDR

lakukan edukasi tentang

17. apa itu penyakit TB kebal obat


18. penyebab penyakit TB kebal obat
19. tanda dan gejala penyakit TB kebal obat
20. bahwa penyakit TB kebal obat menular
21. bahwa perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
memastikannya, dan bahwa pasien perlu di rujuk ke
RS rujukan / RS sub rujukan TB kebal obat
22. hal-hal yang harus dilakukan selama menunggu hasil
pemeriksaan
23. biaya pemeriksaan

bila tidak bersedia


Bila bersedia Dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

rujuk ke RS rujukan informed consent

/ RS sub rujukan TB-MDR penolakan


Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai