PELAYANAN KEBIDANAN
PROGRAM GIZI
No. Dokumen : No. Revisi :
Tanggal Terbit :
................................ Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Penanggungjawab Program KIA Tgl. Terbit :
dr.Romaida Nainggolan
196712172006042004
A. Persiapan
- Pembina wilayah mengumpulkan buku agenda / laporan bulanan tiap
tanggal 29.
- Data yang dikumpulkan kemudian dikoreksi, apabila ditemukan data
yang salah, langsung ditanyakan ke Binwil.
4. Prosedur B. Pelaksanaan
- Data dimasukkan ke dalam komputer.
- Setelah diolah dimasukkan dalam rekap lap. F/III/GIZI rangkap 2.
- Selanjutnya laporan dikirim ke DKK setiap tanggal 10 bulan
berikutnya.
- Arsip laporan dimasukan MAP arsip F/III/GIZI.
Hasil evaluasi bulanan sebelumnya dan hasil rekapan, bila ditemukan masalah
6. Rujukan dimana petugas Puskesmas tidak bisa menangani maka dilaporkan dan
dikonsultasikan ke Dinas Kesehatan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAYANAN KEBIDANAN
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU
(MP-ASI)
No. Dokumen : No. Revisi :
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
................................ Kepala Puskesmas
Permasalahan Gizi Kurang dan Gizi buruk pada anak balita yang
disebabkan oleh krisis ekonomi, merupakan masalah yang perlu
3. Uraian Umum
ditanggulangi. Salah satu upayanya adalah pemberian makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
A. Persiapan
- Pendataan sasaran oleh Binwil dan Kader
- Petugas gizi merekap hasil sasaran.
- Petugas gizi mengajukan usulan kebutuhan MP-ASI ke DKK
sesuai dengan sasaran.
- Puskesmas menyiapkan tempat / gudang untuk menyimpan MP-
ASI.
- Petugas gudang / gizi menerima dropping MP-ASI dari DKK.
- Petugas gudang / gizi mencatat pada waktu persediaan barang.
B. Pelaksanaan
- Petugas gizi puskesmas mengirim MP-ASI ke desa / Binwil sesuai
4. Prosedur dengan pendataan.
- Binwil mencatat pada buku pencatat MP-ASI.
- Binwil dan Kader mengirim MP-ASI ke sasaran melalui
Posyandu / langsung ke sasaran.
- Binwil mamberikan penjelasan tentang Pemberian MP-ASI ke
sasaran.
- Binwil melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan
distribusi MP-ASI.
- Petugas gizi puskesmas melakukan pemantauan proses
penerimaan dan pendistribusian MP-ASI.
- Petugas gizi melaporkan tentang distribusi MP-ASI ke DKK.
dr.Romaida Nainggolan
196712172006042004
Sebagai pedoman petugas gizi puskesmas dalam Pemberian Tabet Tambah
1. Tujuan
Darah (Fe) pada Bumil dan Bufas
Tablet tambah darah (Fe) sangat penting untuk kesehatan Ibu hamil dan Ibu
3. Uraian Umum
nifas agar tidak terjadi anemia.
A. Persiapan
- Pendataan sasaran ibu hamil dan Bufas
- Melaporkan hasil pendataan ke Seksi Gizi DKK.
B. Pelaksanaan
- Petugas gizi meminta surat pengambilan (SBBK) pada Seksi Gizi.
- Petugas mengambil tablet Fe ke bagian UPTD Instalasi Perbekalan
4. Prosedur Farmasi.
- Tablet Fe disimpan di Gudang Obat Puskesmas.
- Mengisi / mencatat pada kartu stok barang
- SBBK dimasukkan dalam map Arsip SBBK.
- Petugas mengirim tablet Fe pada ruang kamar obat bidan desa yang
ada.
- Petugas menulis pada kartu stok barang.
Vitamin A untuk bayi dan anak balita sangat penting untuk kesehatan mata
3. Uraian Umum dan juga membantu pembentukan daya tahan tubuh terhadap berbagai
penyakit.
A. Persiapan
- Binwil melaksanakan regestrasi vitamin A,umur balita (6-11) bln dan
(12-59) bln pada bulan Januari dan Juli.
- petugas gizi merekap hasil regestrasi dari Binwil.
- Petugas gizi mengajukan usulan kebutuhan kapsul vitamin A sesuai
dengan sasaran, ke DKK.
B. Pelakasanaan
4. Prosedur - Petugas gizi membagi kapsul vitamin A ke Binwil sesuai dengan
regestrasi sasaran.
- Binwil melaksanakan pemberian kapsul vitamin A pada bulan
Februari dan Agustus di Posyandu.
- Diakhir bulan Binwil melaporkan hasil pencapaian pemberian vitamin
A ke Petugas Gizi Puskesmas.
- Selanjutnya Petugas Gizi merekap hasil kegiatan dan dilaporkan ke
DKK pada awal bulan berikutnya.
dr.Romaida Nainggolan
196712172006042004
a. Menerima laporan adanya balita gizi buruk baik dari masyarakat, Kader
maupun Binwil / Nakes
b. Memvalidasi data kesasaran oleh petugas gizi dan Binwil (umur, BB, TB
dan status gizi) dengan melihat indeks BB/U, BB/TB WHO-NCHS.
c. Bersama dengan validasi melakukan pelacakan gizi buruk /penyelidikan
Epidemiologi dengan wawancara dan pengamatan.
4. Prosedur d. Petugas gizi / Binwil merujuk kasus gizi buruk tersebut ke Puskesmas
dengan tujuan mendapatkan diagnosis dari dokter / tenaga medis untuk
mengetahui adanya penyakit penyerta.
e. bila ditemukan penyakit penyerta, maka diberikan pengobatan sesuai
dengan anjurAn dokter, dapat dilakukan rawat jalan maupun rawat inap
sesuai dengan jenis penyakit.
f. Mencatat dan melaporkan kasus gizi buruk ke DKK
Buku Petunjuk Teknis Pelacakan Gizi Buruk Propinsi Jateng th. 1999, Alur
6. Rujukan Kewaspadaan Dini Kasus Gizi buruk kab. KLATEN dan Buku Pedoman Tata
laksana KEP pada anak di Puskesmas dan rumah tangga.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAYANAN KEBIDANAN
PELAKSANAAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU
No. Dokumen : No. Revisi :
Tanggal Terbit :
................................ Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Penanggungjawab Program KIA Tgl. Terbit :
dr.Romaida Nainggolan
196712172006042004
Penimbangan adalah alat atau proses untuk mengetahui berat badan balita
3. Uraian Umum
dalam menentukan status gizi.
dr.Romaida Nainggolan
196712172006042004
Monitoring garam adalah proses kegiatan yang dilakukan secara berkala pada
keadaan (baik jenis maupun mutu, dll) garam Natrium Chlorida (NaCl) yang
dikonsumsi oleh rumah tangga.
3. Uraian Umum
Sasaran rumah tangga yang dimaksud adalah rumah tangga yang mempunyai anak
SD/MI, karena kegiatan tersebut melibatkan peran serta anak didik dan guru UKS
di Sekolah (SD/MI)
A. Persiapan
- Petugas menentukan sampel dengan mengacu pada metodologi yang
- telah disepakati.
- Petugas membuat rencana kegiatan
- Petugas membuat jadwal kegiatan dan surat pemberitahuan pada
- sektor terkait.
- Petugas mengirim surat pemberitahuan ke SD/MI
- Petugas menyampaikan alat dan bahan
B. Pelaksanaan
- Petugas datang ke lokasi yang ditentukan sesuai jadwal
- Petugas menyampaikan maksud dan tujuan.
- Petugas melakukan pemeriksaan garam, yang dibawa murid (sampel),
dengan cara :
1) Petugas mengambil 1 sendok makan garam yang akan diuji. Bila
4. Prosedur
garam berbentuk bata maka harus dihaluskan terlebih dahulu.
2) Petugas meneteskan 2 3 tetes cairan/iodin tes ke permukaan garam
tersebut.
3) Petugas memperhatikan perubahan warna yang terjadi pada garam
setelah ditetesi cairan uji garam beryodium.
4) Petugas membaca hasil dengan kriteria sbb:
Bila garam berubah warna menjadi ungu tua berati garam tersebut
mengandung cukup yodium ( 30 ppm).
Bila berwarna ungu muda atau keputih-putihan berarti garam
tersebut mengandung yodium kurang (< 30 ppm)
Bila tidak berubah warna berarti garam tersebut tidak mengandung
yodium
Setelah selesai pemeriksaan, petugas memberikan informasi
tentang manfaat garam ber yodium pada murid dan guru.
5. Dokumentasi Surat pemberitahuan beserta jadwal dan laporan hasil kegiatan
Buku Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam beryodium di tingkat masyarakat
6. Rujukan
(Depkes RI th 2001).
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAYANAN KEBIDANAN
DISTRIBUSI VITAMIN A TINGKAT POSYANDU
No. Dokumen : No. Revisi :
Tanggal Terbit :
................................ Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Penanggungjawab Program KIA Tgl. Terbit :
dr.Romaida Nainggolan
196712172006042004
dr.Romaida Nainggolan
196712172006042004
A. Persiapan
- Pendataan sasaran berdasarkan pencatatan balita dari kader
- Merekap kebutuhan vitamin A ke desa
B. Pelakasanaan
4. Prosedur - Binwil menerima vitamin A dari petugas gizi
- Mencatat dalam agenda
- Mengirimkan vitamin A ke kader sesuai dengan jadwal
- Mencatat pengeluaran vitamin A tiap-tiap posyandu
- Merekap vitamin A yang keluar se-wilayah desa
dr.Romaida Nainggolan
196712172006042004
3. Uraian Umum PMT adalah Makanan yang diberikan untuk balita dalam perbaikan gizi
balita khususnya untuk balita gizi buruk dan gizi kurang
4. Prosedur 1. Pengumpulan data balita gizi buruk dan gizi kurang dari Binwil.
2. Merekap sesuai dengan kelompok umur.
3. Merencanakan kebutuhan sesuai jumlah balita.
4. Belanja sesuai dengan perencanaan.
5. Pembungkusan sesuai sasaran.
6. Pendistribusian ke Bidan Desa atau Binwil.
7. Penandatanganan berita acara penyerahan.
6. Rujukan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAYANAN KEBIDANAN
PENYULUHAN / SOSIALISASI PENANGGULANGAN GAKY
PADA MASYARAKAT
No. Dokumen : No. Revisi :
Tanggal Terbit :
................................ Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Penanggungjawab Program KIA Tgl. Terbit :
dr.Romaida Nainggolan
196712172006042004
A. Persiapan
- Petugas membuat rencana kegiatan
- Petugas membuat jadwal dan surat pemberitahuan
- Petugas mengirim surat pemberitahuan
B. Pelaksanaan
- Petugas datang kelokasi yang ditentukan sesuai jadwal.
- Petugas menyampaikan maksud dan tujuan.
- Petugas memberikan informasi tentang Program GAKY dan
4. Prosedur
- penanggulanganya.
- Petugas memberi kesempatan untuk tanya jawab / diskusi.
- Petugas membuat dan menyampaikan kesimpulan.
- Petugas berpamitan
C. Umpan balik
Petugas membuat laporan kegiatan kepada atasan (Kepala Puskesmas).
Petugas mengirimkan laporan yang sudah disahkan oleh atasan ke DKK
dan yang berkepentingan.