“Plasmodium”
Oleh :
Nur Azizah
PO.71.3.203.19.1.027
2021
A. Plasmodium
Plasmodium termasuk kedalam kelas Sporozoa, kelas sporozoa ini mempunyai ciri-
ciri bersel satu ( berukuran mikroskopis ) dan berkembangbiak dengan perantaraan spora-
spora, dari anggota kelas sporozoa ini mempunyai sifat yang sama yaitu :
Bila dilihat dari ordonya, maka plasmodium ini termasuk kedalam Haemosporodia
yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Plasmodium ini bukan hanya menyerang hewan pada daerah tertentu saja seperti
hanya didaerah sedang saja, di daerah panas saja, ataupun didaerah dingin saja, tetapi
plasmodium ini menyerang orang di semua daerah baik daerah panas, daerah sedang
maupun daerah dingin. Dari hasil penelitian Plasmodium sp yang menyerang orang-orang
didaerah subtropis dan derah sedang atau daerah dingin ternyata bersifat fatal daripada jika
menyerang orang-orang dari daerah tropik.
Keparasitan Plasmodium bukan hanya pada sebagian dari hidupnya, seperti hanya
pada waktu mudanya saja, atau pada waktu dewasanya saja yang parasit tetapi
plasmodium ini berparasit pada inang selama hidupnya sebagai parasit.
Plasmodium dapat digolongkan kedalam endoparasit dimana terdapat dalam sel darah
merah dalam saluran darah tetapi stadium-stadium tertentu hidup diluar saluran darah yang
1
tersebut dengan stadium ekstraeritrositer, tetapi masih dalam sel-sel jaringan tubuh. Kita
mungkin mengira hanya kita yang dirugian oleh plasmodium ini, yaitu dengan perantaraan
nyamuk sehingga menyebabkan penyakit malaria, tetapi ternyata nyamuk pun bisa ikut
terkena serangan dari plasmodium ini, Seperti yang dikemukakan oleh Mukayat D.
Brotowidjoyo (1987), bentuk aseksual terdapat sebagai parasit dalam eritrosit manusia dan
burung, bentuk seksual terdapat dalam tubuh nyamuk Anopheles sp, bentuk seksual itupun
hidup sebagai parasit, dan nyamuk dapat mati karena serangan dari plasmodium.
Plasmodium juga disebut parasit stasioner primer, disebut begitu karena plasmodium
selama hidupnya selalu berada dalam tubuh inang. Pada waktu sporulasi suhu badan
penderita malaria meninggi dan menderita malaria bisa terjadi kekurangan darah, hal ini
disebabkan oleh karena plasmodium menyerang dan merusak butir-butir darah merah,
karena itulah maka penderita penyakit malaria kekurangan darah.
B. Klasifikasi
Phylum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoa
Sub kelas : coccidiida
Ordo : Eucoccidides
Sub ordo : Haemosporidiidae
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : Plasmodium falcifarum
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae
Plasmodium ovale
Plasmodium knowlesi
Plasmodium sp.
Morfologi :
Sporosit : besarnya ± 10 mikron, satu inti di tengah
2
Manifestasi klinis :
Demam, splenomegali, anemia
Terapi :
Secara umum terbagi atas :
1) Skizontisida jaringan primer : proguanil, pirimetanin
2) Skizontisida jaringan sekunder : primakuin
3) Skizontisida darah : kina, klorokuin, amodiakuin
4) Gametositosida : primakuin, kina, klorokuin, amodiakuin
5) Sporontosida : primakuin, proguanil
C. Siklus hidup
Siklus hidup Plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus sporogoni (siklus seksual) yang
terjadi pada nyamuk dan siklus skizogoni (siklus aseksual) yang terdapat pada manusia. Siklus ini
dimulai dari siklus sporogoni yaitu ketika nyamuk mengisap darah manusia yang terinfeksi
malaria yang mengandung plasmodium pada stadium gametosit (8). Setelah itu gametosit akan
membelah menjadi mikrogametosit (jantan) dan makrogametosit (betina) (9). Keduanya
mengadakan fertilisasi menghasilkan ookinet (10). Ookinet masuk ke lambung nyamuk
membentuk ookista (11). Ookista ini akan membentuk ribuan sprozoit yang nantinya akan pecah
(12) dan sprozoit keluar dari ookista. Sporozoit ini akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk,
salah satunya di kelenjar ludah nyamuk. Dengan ini siklus sporogoni telah selesai.
Siklus skizogoni terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus eksoeritrositik dan siklus eritrositik.
Dimulai ketika nyamuk menggigit manusia sehat. Sporozoit akan masuk kedalam tubuh manusia
melewati luka tusuk nyamuk (1). Sporozoit akan mengikuti aliran darah menuju ke hati, sehingga
menginfeksi sel hati (2) dan akan matang menjadi skizon (3). Siklus ini disebut siklus
eksoeritrositik. Pada Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae hanya mempunyai satu
siklus eksoeritrositik, sedangkan Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale mempunyai bentuk
hipnozoit (fase dormant) sehingga siklus eksoeritrositik dapat berulang. Selanjutnya, skizon akan
pecah (4) mengeluarkan merozoit (5) yang akan masuk ke aliran darah sehingga menginfeksi
eritrosit dan di mulailah siklus eritrositik. Merozoit tersebut akan berubah morfologi menjadi
tropozoit belum matang lalu matang dan membentuk skizon lagi yang pecah dan menjadi
3
merozoit lagi (6). Diantara bentuk tropozoit tersebut ada yang menjadi gametosit (7) dan
gametosit inilah yang nantinya akan dihisap lagi oleh nyamuk. Begitu seterusnya akan berulang-
ulang terus. Gametosit tidak menjadi penyebab terjadinya gangguan klinik pada penderita
malaria, sehingga penderita dapat menjadi sumber penularan malaria tanpa diketahui (karier
malaria).
D. Jenis Plasmodium
Plasmodium merupakan jenis anggota sporozoa. Ada empat jenis species Plasmodium
yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu plasmodium vivax, plasmodium ovale,
plasmodium malariae, plasmodium falciparum. Berikut ini penjelasannya dan fase hidup
plasmodium :
a. Plasmodium vivax
Penyakit :
Malaria tersiana, malaria vivax
4
Hospes definitif :
Nyamuk Anopheles
Hospes perantara :
Manusia
Morfologi :
– Trofozoit muda : sel darah merah mulai membesar, parasit berbentuk cincin, inti
merah, sitoplasma biru, mulai terdapat titik Schuffner pada eritrosit.
– Trofozoit tua : sitoplasma hampir memenuhi seluruh sel darah merah, pigmen
menjadi semakin nyata (kuning tengguli) masih terdapat vakuol.
– Mikrogametosit : sitoplasma hampir memenuhi seluruh sel darah merah, tidak
terdapat vakuol, inti padat merah biasanya di tepi.
– Skizon muda : inti sudah membelah lebih dari satu, tetapi kurang dari dua belas,
pigmen tersebar
– Skizon tua : inti 12-24, pigmen berkumpul di tengah.
Patologi klinis
Demam, suhu badan dapat mencapai 40,6°C, menggigil, anemia, splenomegali.
Diagnosis
Menemukan parasit Plasmodium vivax pada sediaan darah.
Terapi
Klorokuin, primakuin.
b. Plasmodium malariae
Penyakit :
Malaria kuartana, malaria malariae
Hospes definitif :
Nyamuk anopheles
Hospes perantara :
5
Manusia
Morfologi :
– Trofozoit muda : sel darah merah tidak membesar, berbentik cincin, jarang terlihat
titik Ziemann.
– Bentuk pita : sitoplasma seperti pita, pita melebar, inti membesar, pigmen kasar
tersebar.
– Makrogametosit : sel darah merah tidak membesar, sitoplasma bulat, inti padat,
batas jelas, letak di tepi.
– Mikrogametosit : sel darah merah tidak membesar, sitoplasma bulat, inti difus
ditengah, pigmen kasar tersebar.
– Skizon muda : inti kurang dari delapan, pigmen kasar dan tersebar.
– Skizon tua : inti 8-12 tersusun seperti bunga, pigmen berkumpul ditengah.
Patologi klinis :
Demam tiap hari keempat, splenomegali, anemia. Komplikasi : nefrosis.
Diagnosa :
Menemukan parasit dalam darah
Terapi :
Klorokuin
c. Plasmodium ovale
Penyakit :
Malaria ovale.
Hospes definitif :
Nyamuk Anopheles.
Hospes perantara :
Manusia
6
Morfologi :
Stadium trofozoit : sel darah merah membesar berbentuk lonjong, satu atau kedua
ujung sel darah merah berbatas tidak teratur, terdapat titik james.
Patologi klinis :
Mirip malaria vivax, tetapi penyembuhan spontan dan relaps jarang.
Diagnosis :
Menemukan parasit dalam sediaan darah.
Terapi :
Tanpa pengobatan biasanya sembuh sendiri.
d. Plasmodium falciparum
Penyakit :
Malaria kuartana, malaria falciparum
Hospes definitif :
Nyamuk anopheles
Hospes perantara :
Manusia
Morfologi :
– Trofozoit muda: terdapat dalam darah berbentuk cincin sangat kecil dan halus
dengan ukuran kira-kira 1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk cincin dapat dilihat
dua butir kromatin bentuk pinggir marginal dan bentuk accole sering
ditemukan.
– Skizon muda: terdapat satu atau dua butir pigmen yang menggumpal. Bila
skizon sudah matang, akan mengisi kira-kira 2/3 eritrosit dan membentuk 8-24
7
buah merozoit, dengan jumlah rata-rata 16 buah merozoit. Skizon matang P.
falcifarum lebih kecil daripada skizon matang parasit lain
– Gametosit muda: mempunyai bentuk agak lonjong, kemudian menjadi lebih
panjang atau berbentuk elips, akhirnya mencapai bentuk khas seperti sabit atau
pisang sebagai gametosit matang.
– Makrogametosit:biasanya lebih langsing dan lebih panjang dari
mikrogametosit dan sitoplasmanya lebih biru dengan pulasan
Romanowsky/Giemsa. Intinya lebih kecil dan padat, berwarna merah tua dan
butir-butir pigmen tersebar di sekitar inti.
– Mikrogamtosit: berbentuk lebih lebar dan seperti sosis. Sitoplasmamya biru
pucat atau agak kemerah-merahan dan intinya berwarna merah muda, besar
dan tidak padat, butir-butir pigmen tersebar di sitoplasma sekitar inti.
Patologi klinis :
Demam, menggigil, sakit kepala, mual/muntah, berkeringat malam hari, anoreksia
Diagnosis :
Menemukan parasit dalam sediaan darah.
Terapi :
● Kombinasi obat artemether dan lumefantrine
● Kombinasi artesunate dan amodiaquine
● Kombinasi dihydroartemisinin dan piperaquine
● Kombinasi artesunate, sulfadoxine, dan pyrimethamine
Obat ini diberikan setidaknya selama 3 hari pada penderita dewasa maupun anak-
anak. Sementara untuk wanita hamil pada trimester pertama, maka obat yang
diberikan adalah pil kina ditambah clindamycin selama 7 hari.
e. Plasmodium knowlesi
8
Penyakit :
Malaria knowlesi
Hospes definitif :
Nyamuk anopheles
Hospes perantara :
Manusia
Morfologi :
– Ukuran: tidak membesar
– Bentuk: bulat, tidak berubah
– Tropozoit awal: bentuk cincin dengan sitoplasma padat, kromatin tunggal atau
ganda kadang triple, bercorak, banyak parasit dalam satu eritrosit
– Tropozoit lanjut: sitoplasma padat dan kental, sitoplasma agak amoeboid dan
tidak teratur, bentuk pita, pigmen bervariasi
– Tropozoit dewasa: sitoplasma rapat dan padat, bentuk bulat dengan pigmen
coklat gelap, bentuk pita, tidak amoeboid
– Skizon: memenuhi eritrosit, mengandung maksimal 16 merozoit, merozoit
tersebar tidak merata atau menyerupai anggur, pigmen malaria tersebar atau
membentuk massa tunggal
– Gametosit: bulat, rapat, mengisi seluruh eritrosit, pigmen malaria terbesar atau
menggumpai, bentuk awal sangat mirip dengan tropozoit dewasa.
Patologi klinis :
Demam, sakit kepala, menggigil, nyeri otot dan sendi, lemah, penurunan nafsu
makan, gangguan saluran pernafasan dan saluran cerna. Kadang disertai batuk, nyeri
perut, dan diare. Gejala lain seperti muntah dan sesak nafas sering berkaitan dengan
jumlah parasite yang tinggi dalam darah.
Diagnosis :
Menemukan parasit dalam sediaan darah.
9
Terapi :
Untuk pengobatan, penderita infeksi P. knowlesi dapat diberi obat klorokuin dan
primakuin.
10